Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN I

KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KLIEN DENGAN TINGKAT


PENGETAHUAN RENDAH ATAU GANGGUAN KOGNITIF

Disusun Oleh :

KELOMPOK 9

1. TIAN NOPITA SARI (1711311001)


2. PUTRI RAHMADINI (1711311011)
3. WULANDARI ASTAGINA (1711312001)
4. SYAFRIDA WULANDARI (1711312007)
5. SITI RAHMAH (1711312023)
6. ILDA YUNANDA (1711312011)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa ,
karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Komunikasi Terapeutik Terhadap Klien dengan
Tingkat Pengetahuan Rendah atau gangguan kognitif”. Pada makalah ini kami
tampilkan hasil diskusi kami, kami juga mengambil beberapa kesimpulan dari
hasil diskusi yang kami lakukan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah


membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini, diantaranya:
1. Yang terhormat Bpk. Feri Fernandes, M.Kep., Sp. Kep J. sebagai dosen mata
kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan I.
2. Pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam pelaksanaan maupun proses
penyelesaian makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran. Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun pembahasan dalammakalah ini, sehingga belum begitu
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan tersebut
sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 17 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................1
1.3 Tujuan ................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN ......................................................................................3

2.1 Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Terapeutik .......................................3

2.2 Bentuk Komunikasi ............................................................................................3

2.3 Pengertian Gangguan Kognitif atau Pengetahuan Rendah ................................4

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan rendah ..................................4

2.5 Tingkat Domain Pengetahuan ............................................................................6

2.6 Teknik Komunikasi dengan Klien Tingkat Pengetahuan Rendah atau


Gangguan Kematangan Kognitif..............................................................................7

BAB III : ROLEPLAY ............................................................................................8

BAB IV : PENUTUP .............................................................................................13

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................13


3.2 Saran .................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang
memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan
meningkatkan kontak dengan orang lain. Seringkali orang berpikir bahwa
komunikasi adalah hal yang mudah. Namun sebenarya adalah proses yang
kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan
individu bersosialisasi dengan orang lain dah lingkungan sekitar.
Komunikasi pada pasien berkebutuhan khusus memerlukan teknik dan
perhatian yang khusus pula. Perawat harus waspada terhadap perubahan fisik,
psikologi, emosi, dan social yang mempengaruhi pola komunikasi. Misalnya pada
pasien dengan gangguan kognitif atau pasien yang berpengetahuan rendah. Setiap
manusia memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Pengetahuan tersebut
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menerima pesan atau mengirim
pesan, misalnya memilih kata atau diksi, menentukan saat pesan harus
disampaikan, serta mengembangkan berbagai teknik komunikasi verbal dan non
verbal. Bagi komunikan, pengetahuan penting untuk menginterpretasikan pesan
yang disampaikan oleh komunikator, sekaligus untuk memberi umpan balik pada
pemberi pesan. Maka dari itu komuniksi pada pasien yang rendah pengetahuan
akan membutuhkan teknik khusus untuk berkomunikasi agar pesan yang ingin di
sampaikan dapat tersampaikan dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi dan komunikasi terapeutik ?
2. Apa saja bentuk komunikasi ?
3. Apa pengertian gangguan kognitif atau pengetahuan rendah ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengetahuan rendah?
5. Bagaimana tingkat domain pengetahuan ?
6. Bagaimana teknik komunikasi dengan kliien pengetahuan rendah atau
klien yang mengalami gangguan kognitif ?
7. Roleplay
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi dan komunikasi terapeutik
2. Untuk mengetahui bentuk komunikasi
3. Untuk mengetahui pengertian gangguan kognitif atau pengetahuan rendah
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pengetahuan rendah
5. Untuk mengetahui tingkat domain pengetahuan
6. Untuk mengethaui teknik komunikasi dengan kliien pengetahuan rendah
atau klien yang mengalami gangguan kognitif
7. Roleplay
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Terapeutik

Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang


memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan
meningkatkan kontak dengan orang lain (Potter & Perry, 2005).

Jadi komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari


seseorang kepada orang lain.

Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat yang menggunakan


pendektan terencana mempelajari klien. Proses memfokuskan kepada klien namun
direncanakan dan dipimpin oleh seseorang yang professional (Kaltner, Schwecke,
dan Bostrom, 1991). Komunikasi terapeutik mengembangkan hubungan
interpersonal antara klien dan perawat. Proses ini merupakan kemampuan khusus,
karena perawat harus memperhatikan pada berbagai interaksi dan tingkah laku
non verbal.

2.2 Bentuk Komunikasi

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal meliputi kata-kata yang diucapkan maupun yang ditulis.


Kata-kata adalah media yang digunakan untuk mengekspresikan idea atau
perasaan, menimbulkan respon emosional, atau menggambarkan objek, observasi,
kenangan, atau kesimpulan. Kata-kata juga dapat digunakan untuk menyampaikan
makna yang tersembunyi, menguji minat orang lain atau tingkat kepedulian untuk
mengekspresikan kecemasan atau rasa takut.

2. Komunikasi Non-Verbal

Tindakan seringkali dapat mengatakan lebih banyak dari kata-kata.


Komunikasi non-verbal adalah transmisi pesan tanpa menggunakan kata-kata, dan
merupakan salah satu cara yang terkuat bagi seseorang untuk mengirimkan pesan
kepada orang lain. Misalnya, gerakan tubuh memberikan makna yang lebih jelas
daripada kata-kata.

2.3 Pengertian Gangguan Kognitif / Pengetahuan Rendah

Fungsi kognitif adalah kemampuan untuk memberikan alasan, mengingat,


persepsi, orientasi, memperhatikan, serta memberikan keputusan (Stuart dan
Laraia, 1998). Sehingga gangguan kognitif merupakan respon maladaptive yang
ditandai dengan adanya gangguan daya ingat, disorientasi, inkoheren, salah
persepsi, penurunan perhatian serta sukar berpikirsecara logis. Gangguan ini
membuat individu berada dalam kebingungan, tidak mampu memahami suatu
pengalaman dan tidak mampu menghubungkan kejadian saat ini dengan kejadian
yang lampau.

Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan


pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak
seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul
ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Rendah

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Notoatmodjo


diantaranya adalah pendidikan, pengalaman, informasi, umur/usia, soial dan
ekonomi, dan budaya. Tapi ada beberapa faktor yang kadang kala membuat kita
lupa akan faktor yang menyebabkan seseorang memiliki pengetahuan rendah.
Berikut faktor yang mempengaruhi pengetahuan rendah.

1. Faktor Eksternal
a. Pendidikan yang rendah

Pendidikan yang rendah akan mengakibatkan seseorang memiliki


pengetahuan yang rendah. Pendidikan merupakan salah satu institusi yang mana
seseorang didik, dilatih dan dibekali berbagi ilmu yang relevan dengan kehidupan
manusia itu sendiri. Bilamana seseorang memiliki bekal pendidikan yang rendah
akan menyebabkan seseorang mengalami keterbelakangan wawasan, cara berpikir
dan tidak memiliki ketrampilan yang dibutuhkan dalam masyarakat atau dunia
pekerjaan pada umumnya.

b. Pengalaman yang rendah

Pengalaman yang rendah juga berimbas pada seseorang memiliki


pengetahuan yang rendah. Penyebabnya pengalaman memiliki peran penting
dalam mendidik seseorang untuk berfikir, dan bentidak sesuai dengan apa yang
pernah terjadi sebelumnya. Bilamana seserang memiliki pengalaman yang rendah
maka pengetahuan yang dimiliki juga akan rendah

c. Rendahnya informasi

Informasi merupakan sebuah pesan dari pengirim kepada penerima,


informasi ini sangat diperlukan dalam rangka menciptakan pemikiran, hal yang
baru, ide, kreatifitas dan isu yang terbaru dalam hal dunia. Bila seseorang kurang
memiliki informasi yang baru maka orang tersebut akan mengalami
keterbelakangan dalam kehidupanya. Dan kemajuan yang dimiliki akan tidak
tumbuh dengan baik.

d. Lingkungan yang tidak mendukung

Lingkungan yang tidak mendukung juga akan menghalangi seseorang


memiliki pengetahuan yang rendah. lingkungan merupakan tempat beriteraksinya
seseorang dalam hal komunikasi dan bergaul dalam masyarakat, jika komunikasi
dan interaksi dalam masyarakat mengalami gangguan sangat dimungkinkan
pengetahuan mengalami kekurangan dan orang akan mengalami kemunduran
dalam hidupnya.

2. Faktor Internal
a. Kesadaran pribadi kurang
Kesadaran dalam mempengaruhi pengetahuan sangat penting mengingat
seseorang bila tidak menyadari untuk memiliki keingginan tumbuh dan maju
orang tersebut akan mengalami keterlambatan dalam hal pengetahuan baik secara
wawasan, pemikiran dan kemajuan dalam bidang lainya. Orang semacam ini
tergolong orang introvet alias orang yang tidak memiliki kertampilan bergaul
dalam masyarakat.
b. Intelgensi (IQ) kurang
Kekurangan dalam hal intelegensi akan menyebabkan pengetahuan kurang.
hal ini disebabkan daya pikir dan daya tangkap yang dimiliki seseorang kurang,
sehingga menghambat dalam proses berpikir dan bertindak. Poses berpikir dan
bertindak ini berawal dari pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.

c. Rendahnya motivasi pribadi


Rendahnya motivasi pribadi akan menyebabkan seseorang akan mengalami
kekurangan dalam hal pengetahuan. Motivasi rendah disebabkan oleh adanya
keingginan pribadi individu yang kurang konsisten dan kuat dalam mendapatkan
sesuatu hal dalam hidupnya supaya bisa. Penyebab lain adalah dorongan dari
keluarga atau teman sejawat yang kurang sehingga ada kalanya seseorang tidak
tahu dalam suatu hal yang berkaitan dengan pengatahuan.

2.5 Tingkat Domain Pengetahuan


a. Tahu (know).
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya.
b. Memahami (comprehension).
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar.
c. Aplikasi.
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
d. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
dan ada kaitannya dengan yang lain.
e. Sintesis.
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.
f. Evaluasi.
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.6 Teknik Komunikasi dengan Klien Tingkat Pengetahuan Rendah atau


Gangguan Kematangan Kognitif
Berbagai kondisi dapat mengakibatkan gangguan kematangan kognitif,
antara lain akibat penyakit :
a. Retardasi mental
b. Sindrom down
c. Atau pun situasi social, misalnya pendidikan yang rendah, kebudayaan
yang primitive, dan lain sebagainya.

Dalam berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan kematangan


kognitif atau klien yang berpengetahuan rendah sebaiknya perawat
memperhatikan prinsip komunikasi bahwa komunikasi dilakukan dengan
pendekatan komunikasi efektif yaitu mengikuti kaidah sesuai kemampuan audiens
(Capability of audience) sehingga komunikasi dapat berlangsung lebih efektif.

Teknik-teknik komunikasi dengan klien tingkat pengetahuan rendah atau


gangguan kematangan kognitif yaitu ?

1. Bicara dengan tema yang jelas dan terbatas


2. Hindari penggunaan istilah, guanakan kata pengganti yang mudah di
mengerti, gambar, ataupun symbol-simbol.
3. Nada bicara yang relative datar dan pelan
4. Bila perlu lakukan pengulangan, tanyakan kembali pesan untuk
memastikan maksud pesan sudah di terima
5. Hati-hati dalam menggunakan komunikasi non-verbal karena dapat
menimbulkan interpretasi yang beda pada klien
BAB III

ROLEPLAY

Peran :

1. Ilda Yunanda sebagai Narator


2. Wulandari Astagina sebagai Istri
3. Putri Rahmadani sebagai Suami
4. Syafrida Wulandari sebagai Dokter
5. Siti Rahmah sebagai Perawat 1
6. Tian Nopita Sari sebagai Perawat 2

PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien
Ny. Wulan seorang ibu muda yang baru memiliki bayi dan tidak tahu cara
merawat bayi ketika bayi diare. Ny. Wulan putus sekolah ketika dia kelas
2 SMP, lalu menikah.
2. Diagnose keperawatan
Kurangnya pengetahuan Ny. Wulan tentang pemberian pertolongan
pertama pada bayi yang diare
3. Tujuan Khusus
Klien mendapat educasi serta dapat memahami tentang diare pada bayi
dan pertolongan pertama pada bayi ketika diare
4. Tindakan Keperawatan
a. Perawat membina hubungan saling percaya
b. Perawat menjelaskan tentang diare dan cara menangani diare pada bayi
Kasus :

Ny. Wulan adalah seorang ibu muda, dia putus sekolah saat kelas 2 SMP dan
lalu menikah. Dan sekarang Ny. Wulan sedang berada di rumah sakit
karena menunggu anak bayinya yang sedang dirawat di rumah sakit karena
diare. Ny. wulan membawa bayinya kerumah sakit ketika bayinya sudah 4
hari diare di rumah. Dia tidak tahu bahwa diare bisa menyebabkan bayinya
dalam keadaan bahaya, Ny. wulan berpikir bahwa diare adalah hal yang
biasa dan akan sembuh dengan sendirinya. Akhirnya Ny. wulan
memutuskan untuk membawa bayinya kerumah sakit karena saran dari
tetangganya. Ketika dibawa kerumah sakit bayinya dalam kondisi yang
sangat lemas karena kekurangan cairan.

Dokter setelah melakukan tindakan kepada bayi Ny. Wulan ….

Suami : bagaimana dok keadaan anak saya ?

Ny. Wulan : (menangis karena merasa bersalah)

Dokter : saat ini keadaan anak bapak dan ibu masih sangat lemah karena
kekurangan cairan, kita akan terus pantau perkembangan anak
bapak dan ibu.

Perawat 1 : iya ibu sekarang tenangkan dulu pikirannya ya bu, kita akan
lakukan yang terbaik untuk anak ibu, dan jangan lupa terus
berdo’a supaya anaknya cepat sembuh ya bu..

Ny. Wulan : baik sus (sambil menangis)

Perawat 1 : kalau begitu kami permisi dulu ya bu, nanti akan ada perawat
yang datang untuk menyampaikan sesuatu ya pak, bu.

Suami : iya dok, sus.

Beberapa saat setelah dokter dan perawat satu pergi, perawat 2 datang ke
ruangan tempat anak Ny. Wulan di rawat untuk memberikan edukasi
kepada Ny. Wulan dan Suaminya
1. Fase Orientasi

Perawat 2 : permisi (sambil mengetuk pintu)

Ny. Wulan : iya, silahkan masuk

Perawat 2 : selamat pagi pak, buk. Saya perawat Tian yang berdinas pada
pagi hari ini, terimakasih ibu dan bapak telah mempercayakan
kami untuk membantu mengatasi masalah ibu dan bapak.

Suami : iya sus, saya juga terimakasih.

Perawat 2 : bagaimana perasaan ibu dan bapak saat ini ?

Ny. Wulan : perasaan saya sus ? saya merasa takut dan cemas sus dengan
keadaan anak saya. Saya khawatir

Perawat 2 : iya ibu, saya mengerti. Kalau bapak bagaimana ?

Suami : ya, saya juga cemas sus, saya tidak pernah menyangka kalau anak
saya akan dirawat dirumah sakit.

Perawat 2 : baik pak bu, saya mengerti, sebagai orang tua pasti sangat
khawatir dan sedih ketika melihat anaknya sakit.

Saat ini saya akan mengumpulkan data terkait dengan masalah


yang ibu hadapi, waktunya kurang lebih 15-20 menit dan
tempatnya disini saja ya pak bu ?

Suami : iya sus

2. Fase Kerja

Perawat 2 : jadi pak, bu. Tolong jelaskan bagaimana asal mula


permasalahannya

Ny. Wulan : jadi anak saya mulai diare 4 hari yang lalu. Dan saya tidak tahu
bahwa diare itu bisa menjadi sesuatu yang sangat berbahay, saya
berpikir bahwa diare itu akan sembuh dengan sendirinya.
Perawat 2 : ohh begitu ya bu, jadi ibu tidak tahu bahwa diare itu sebenarnya
bisa mengancam kehidupan ya bu..

Ny. Wulan : iya sus

Perawat 2 : lalu tindakan pengobatan apa yang ibu lakukan selama anak ibu
diare ?

Ny.Wulan : tidak ada sus, saya pikir itu akan sembuh dengan sendirinya

Perawat 2 : kalau bapak bagaimana ? tindakan apa yang telah di lakukan


selama anaknya sakit ?

Suami : tidak ada sus, saya menyerahkan segala urusan anak kepada istri
saya sus.

Perawat 2 : kenapa begi bapak ?

Suami : karena menurut saya memang itu lah tugas seorang istri

Perawat 2 : hmmm… kalau menurut saya pak, menjaga kesehatan anak itu
merupakan tanggung jawab kedua orang tua, bukan hanya tugas
ayah, atau pun hanya tugas ibuny.

Suami : baik sus

Perawat 2 : sebenarnya diare itu tidak menjadi berbahaya jika ditangani


dengan tepat . jadi jika seorang anak diare, harus selalu ingat
bahwa mereka akan butuh cairan elektrolit lebih , jadi selalu jaga
kebutuhan cairannya tercukupi terutama cairan elektrolitnya, bisa
dengan membuat larutan gula dan garam, atau dengan memberi
oralit sesuai dengan resep dokter, jangan lupa untuk selalu di beri
ASI, apabila keadaan anak tidak membaik baru kita bawa
kerumah sakit ya pak bu. Jadi jangan di biarkan saja ya pak bu.

Ny. Wulan : ohh begitu sus, saya sekarang mengerti


3. Fase Terminasi

Perawat 2 : bapak dan ibu bagaimana perasaannya setelah dilakukan educasi


atau pembelajaran ?

Ny. Wulan : saya merasa lebih tenang sus, karena saya sudah tahu tentang apa
yang harus saya lakukan jika anak saya terserang diare lagi.

Suami : benar itu sus

Perawat 2 : itu bagus sekali, berarti bapak dan ibu dari tidak tahu menjadi
tahu ya, jadi ibu harus mencoba saran yang saya kasih tadi ya bu
ketika anak ibu nanti terserang diare lagi. Dan untuk sekarang
yang harus ibu lakukan juga pantau cairan si anak ya pak bu, dan
tanggung jawab tentang kesehatan anak itu adalah tanggung
jawab bersama ya pak bu.

Suami : iya sus

Ny. Wulan : iya sus, saya mengerti

Perawat 2 : sampai disini ada pertanyaan ?

Ny. Wulan dan Suami : tidak sus

Perawat 2 : bisa ulangi lagi hasil pembicaraan kita tadi ?

Ny. Wulan : diare akan jadi bahaya apabila tidak di tangani dengan cepat
karena kekurangan cairan. Kalau anak diare beri oralit sesuai
resep dokter atau buat sendiri seperti larutan garam dan gula,
pokoknya jaga cairan tubuh si anak. Dan tanggung jawab anak itu
adalah tanggung jawab kami berdua sebagai orang tua.

Perawat 2 : iya, bagus sekali ibu, kalau begitu saya permisis dulu ya pak bu,
saya akan kembali lagi nanti 2 jam setelah ini untuk memeriksa
keadaan anak ibu.

Ny. Wulan : iya sus, terimakasih banyak sus.


BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari seseorang


kepada orang lain. Setiap manusia memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.
Orang yang memiliki tingkat pengetahuan rendah atau memiliki gangguan
kematangan kognitif akan sulit dalam menerima, mengingat dan memahami pesan
yang akan disampaikan. Maka dari itu dibutuhkan teknik dalam melakukan
komunikasi dengan klien yang memiliki tingkat pengetahuan rendah ataupun yang
memiliki gangguan kematangan kognitif.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Potter, P.A. & Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep,Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Alih Bahasa: Yusmin Asih,
dkk. Jakarta: EGC.
Tamsuri, Anas. 2006. Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta : EGC

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan#Referensi

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7350/BAB%20II.pdf?seq
uence=6&isAllowed=y

Sujarwo, Rony. 2012. “Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Rendah”.


Terdapat pada : https://gununglaban.wordpress.com/2012/03/30/faktor-yang-
yang-mempengaruhi-pengetahuan-rendah/ . diakses pada tanggal 15 April 2018.

Andrianto, Jerry. 2013. “Komunikasi dengan Kelompok Kebutuhan Khusus”.


Terdapat pada : http://populeritas.blogspot.co.id/2013/03/komunikasi-dengan-
kelompok-kebutuhan.html . diakses pada tanggal 15 April 2018.

Anda mungkin juga menyukai