A. Latar Belakang
Pada saat anak beranjak remaja, kadang kala orang tua menemukan kesulitan untuk melakukan
komunikasi secara dua arah dengan anak. Masa-masa remaja untuk setiap anak terkadang
mejadi periode yang sulit dan ini dikarenakan anak remaja mulai mengalami beberapa hal
dalam hidupnya seperti mengembangkan identitas mereka sendiri secara individu. Adanya
perubahan biologis dan fisiologis , menghadapi tekanan dari teman sebayanya, mengalami
ketertarikan pada lawan jenis, dan lain sebagainya. Sementara orang tua juga mulai merasakan
besarnya kekhawatiran pada anak remaja mereka, baik terhadap pergaulannya maupun
perkembangan kepribadiannya. Jadi, bagaimanakah cara terbaik untuk mengatasinya?
Pendekatan terhadap orang tua adalah salah cara yang tepat dilakukan. Komunikasi yang
efektif antara orang tua dengan anak-anak sangat penting dilakukan karena akan membuat
hubungan antara orang tua dan anak tetap terjalin dengan baik. Untuk menciptakan komunikasi
yang efektif orang tua perlu memahami karakteristik remaja.
Sebagai seorang perawat, perawat bisa memfasilitasi antara orang tua dan remaja. Perawat bisa
menggali masalah yang dihadapi remaja, dan selanjutnya orang tua bisa diberitahukan cara
mengatasi masalah anaknya. Agar tindakan yang diberikan perawat bisa berjalan lancar,
perawat perlu menerapkan strategi pelaksanaan di setiap tindakan keperawatan. Pada makalah
ini, kami akan membahas mengenai komunikasi terapeutik pada klien remaja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan
menjadi lima pertanyaan.
1. Bagaimana perkembangan komunikasi remaja?
2. Apa tujuan komunikasi remaja?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi remaja?
4. Apa saja teknik komunikasi pada remaja?
5. Bagaimana penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada remaja?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang, tujuan makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. perkembangan komunikasi remaja;
2. tujuan komunikasi remaja;
3. faktor yang mempengaruhi komunikasi remaja;
4. teknik komunikasi remaja;
5. penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada remaja;
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut ini sikap perawat, orang tua, atau orang dewasa lain yang perlu diperhatikan saat
berkomunikasi dengan remaja.
a. Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada mereka untuk
mengekspresikan perasaannya, pikiran, dan sikapnya
b. Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran, dan sikapnya
c. Jangan memotong pembicaraan dan jangan berkomentar atau berespons yang
berlebihan pada saat remaja menunjukkan sikap emosional
d. Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan membantu
untuk menyelesaikan dengan mendiskusikannya
e. Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat remaja, tempat
berbagi cerita suka dan duka
f. Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol, dan bercengkerama
dengan mereka serta sering melakukan makan bersama
Dengan demikian pola pikir dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari anak-anak
menjadi orang dewasa. Anak harus diberi kesempatan untuk belajar memecahkan masalah
secara positif. Apabila anak merasa cemas dan stress, jelaskan bahwa ia dapat mengajak
bicara teman sebayanya dan/atau orang dewasa yang ia percaya terutama orang tua dan
termasuk juga perawat yang selalu bersedia menemani dan mendengarkan keluhannya.
Menghargai keberadaan identitas diri dan harga dirinya merupakan hal yang prinsip untuk
diperhatikan dalam berkomunikasi. Luangkan waktu bersama dan tunjukkan ekspresi
wajah yang bersahabat dengannya, jangan memotong pembicaraan saat ia sedang
mengekspresikan perasaan dan pikirannya, menghargai pandangan remaja serta menerima
perbedaan. Hindari perkataan yang menyinggung harga dirinya, hindari mengkritik atau
menghakimi, hindari pertanyaan yang menyelidiki atau interogasi. Kita harus
menghormati privasinya dan berikan dukungan atas hal yang telah dicapainya secara
positif dengan selalu memberikan reinforcement positif.
B. Tujuan Komunikasi Remaja
Tujuan melakukan komunikasi terapeutik pada klien remaja adalah sebagai berikut.
1. Membangun hubungan yang harmonis dengan remaja
2. Membentuk suasana keterrbukaan dan mendengar
3. Membuat remaja mau berbicara ketika mempunyai masalah
4. Membuat remaja mau mendengar dan menghargai saat mereka berbicara
5. Membantu remaja menyelesaikan masalah
DAFTAR PUSTAKA