Disusun Oleh :
1. Anne Nursyaputri (P27220020051)
2. Arneta Lengga Deya Aryanto (P27220020052)
3. Asnawati Rosita (P27220020053)
Kelas 1B
D3 KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA
2021
BAB I
KONSEP KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA
Oleh sebab itu orang tua harus mau belajar dan berubah dalam cara
berbicara dan cara mendengar.
a. Pada remaja, pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa.
b. Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa
Diluar keluarga dan terbuka terhadap perawat.
c. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya.
d. Beri support penuh perhatian.
e. Jangan melakukan intrupsi.
f. Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran.
g. Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi)
1. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung
secara efektif.
2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung
secara efektif.
3. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi. Bila komunikan bersifat
pasif/ tertutup maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif.
4. Usia tumbuh kembang status kesehatan anak
Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia
agar komunikasi tersebut berlangsung secara efektif.
5. Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat
tersampaikan ke komunikan dengan baik.
6. Lingkungan
2. Setting tempat
Di Ruang Aster No.6 Rumah Sakit Husada Utama, dengan denah sebagai
berikut:
3. Skenario
Pasien barnama Nn. A umur 19 tahun, sebagai Mahasiswa masuk
Rumah Sakit Husada Utama didiagnosa medis gangguan kebutuhan
cairan (dehidrasi ) stadium sedang. Perawat telah membuat janji dengan
klien untuk pertemuan pertama di ruangan klien pada hari senin tanggal
31 Maret 2021, pada pukul 08.00 WIB.
Keluarga : “Iya dik, gak papa. Ini kan demi kesembuhan adik.
Kalau adik gak sembuh-sembuh nanti gabisa ikut UAS gimana?”
Setelah dirawat selama tiga hari keadaan pasien mulai membaik, kadar
cairan dalam tubuh pasien sudah tampak normal.
Perawat : “Sudah tiga hari semenjak dirawat dirumah sakit ini dan
keadaan kesehatan mbak Anne sudah mulai pulih kembali. Bagaimana
mbak apakah masih merasa gelisah dan merasa haus lagi ?
-SELESAI-
1. Fase pra-interaksi
a. Evaluasi diri
Dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri, seperti
apakah saya memandang individu secara stereotip? Bagaimana
pengalaman interaksi saya dengan pasien? Bagaimana saya
menghadapi pasien yang sedang marah, sedih, dan kecewa?
Bagaimana respon saya selanjutnya jika menghadapi pasien yang
diam dan menolak berbicara?
b. Mengumpulkan data pasien untuk menemukan berbagai informasi
seperti kondisi maupun perkembangannya.
c. Rencana interaksi pertama dengan pasien
Mempersiapkan rencana percakapan, teknik komunikasi, dan
teknik observasi selama percakapan berlangsung.
2. Fase interaksi
Fase orientasi:
a. Salam terapeutik
Selamat pagi. Perkenalkan nama saya suster Arneta (sambil
tersenyum). Saya seorang mahasiswa Akademi Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Surakarta yang sedang bertugas diruang mbak,
dan nantinya saya yang akan bertanggung jawab selama mbak dirawat
di rumah sakit ini. Untuk memperlancar pengobatan mbak
disini, boleh saya tahu nama mbak siapa? Mbaknya senang dipanggil
apa? Oh,kalau begitu saya panggil mbak Anne saja ya? (sambil
tersenyum ramah).
b. Evaluasi/validasi
Maaf mbak, apakah sebelumnya mbak sudah pernah berobat?
Dimana? dan diberi obat apa?
c. Kontrak topik, waktu, tempat
Kita disini akan berbincang-bincang dan saya akan melakukan
pemeriksaan, waktunya kurang lebih selama 20 menit, apakah mbak
Anne setuju?”
Fase kerja:
Apa yang menyebabkan mbak Anne sampai dirawat disini ? Oh,
jadi sudah tiga minggu terakhir mbak Anne sudah merasakan gejala
tersebut. Kalau boleh saya tahu, kegiatan mbak akhir-akhir ini apa?
Apakah itu menyebabkan kelelahan? Wah, sepertinya mbak Anne ini
mahasiswa yang rajin ya. Untuk mengetahui keluhan-keluhan yang mbak
Anne rasakan, saya akan melakukan pengukuran suhu tubuh dan tekanan
darah kepada mbak Anne!” (Perawat menjelaskan tentang tindakan yang
akan dilakukan). Mbak tenang saja ya, selama saya periksa !”(Perawat
menyiapkan alat). Baiklah mbak saya akan memeriksa suhu tubuh mbak,
maaf ya mbak, bisa bajunya dibukakan sedikit, sebelumya ketiak mbak
dilap dulu ya. Mau dilap sendiri atau saya yang mengelapnya? Oh mau lap
sendiri, Ini mbak tissue nya. Sini mbak biar saya saja yang
membuangkannya, baiklah mbak saya akan meletakkan thermometer ini
pada ketiak mbak, dan tolong tangan kiri mbak memegang bahu kanan
sambil menunggu hasilnya saya akan melakukan pemeriksaan tekanan
darah mbak, tolong singsingkan lengan bajunya mbak (perawat melakukan
pemeriksaan TD pasien) sekarang saya akan memeriksa nadi, maaf jika
nantinya saya akan memegang tangan mbak (perawat memeriksa nadi
serta pernapasan pasien).
Fase terminasi:
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Selamat siang mbak, bagaimana keadaan mbak ? masih ingat
dengan saya mbak ? Bagaimana mbak, apakah mbak menyetujui
dengan rencana tindakan yang akan saya lakukan? yang bertujuan
untuk mempercepat proses penyembuhan mbak atau mbak ada
keperluan lain ?
b. Tindak lanjut klien
Setelah saya melakukan diskusi dengan tim kesehatan, sesuai
dengan masalah penyakit mbak, saya akan memberikan obat dari
dokter untuk menjaga daya tahan tubuh mbak, serta saya akan
melakukan pemasangan infus agar kebutuhan cairan mbak dapat
terpenuhi, selain itu mbak diharapkan untuk banyak-banyak minum air
mineral dan makan buah-buahan.
c. Kontrak yang akan datang yaitu topik, waktu, tempat
Kalau begitu, kita sudah sepakat untuk melakukan tindakan
tersebut, saya harap mbak dapat bekerja sama. Sekitar 15 menit lagi
saya akan kembali lagi.
DAFTAR PUSTAKA