Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PRAKTIKUM KELOMPOK 5

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA


Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Keperawatan
Dosen Pengampu: Siti Khatijah,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :
1. Anne Nursyaputri (P27220020051)
2. Arneta Lengga Deya Aryanto (P27220020052)
3. Asnawati Rosita (P27220020053)
Kelas 1B

D3 KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA
2021
BAB I
KONSEP KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik pada Remaja


Komunikasi merupakan bagian penting dalam membangun hubungan yang
terapeutik terhadap klien. Melalui komunikasi akan terjalin rasa percaya, kasih
sayang, dan sebagainya. Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan
kabar atau berita (informasi) antara dua orang atau lebih dengan cara efektif,
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Silvia, 2014).
Dalam praktik keperawatan istilah komunikasi sering digunakan pada aspek
pemberian terapi pada klien, sehingga istilah komunikasi banyak dikaitkan dengan
istilah terapeutik atau dikenal dengan komnikasi terapeutik. Juniarsih (2019)
mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah hubungan antara konselor dan
klien untuk membantu klien mengatasi gangguan psikologis dan memperoleh
pengalaman belajar bersama untuk memperbaiki emosional klien.
Menurut Abdurrahim Sm (2013), masa remaja merupakan masa transisi dari
masa anak-anak menuju masa dewasa dan identik dengan masa pencarian jati diri
yang di tandai dengan peralihan perubahan fisik serta di ikuti dengan peralihan
perubahan emosi atau kejiwaan yang masih sangat tidak stabil dan rentan dengan
tindakan-tindakan negatif.. Oleh karena itu, remaja merupakan seseorang yang
membutuhkan suatu perhatian khusus yang dapat dipenuhi dengan cara
komunikasi baik secara verbal ataupun non verbal sehingga menumbuhkan
kepercayaan dan tujuan komunikasi dapat tercapai.

B. Prinsip Komunikasi pada Remaja


Menurut Alpin, dkk (2016), prinsip dalam berkomunikasi dengan remaja
dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut:
1. Cara Membangun Hubungan yang Harmonis dengan Remaja
Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi. Dalam
berkomunikasi, orang tua ingin segera membantu menyelesaikan masalah
remaja, ada hal-hal yang orang tua yang sering lakukan, seperti :
a. Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan.
b. Merasa tau lebih banyak dari pada remaja.
c. Cenderung memberi arahan dan nasihat.
d. Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya
terjadi dan yang dialami remaja.
e. Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan
pendapat.
f. Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami
remaja dan memahaminya.
g. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa
yang harus dilakukan terhadap remaja.

2. Kunci pokok berkomunikasi dengan remaja


Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua terhadap anaknya
yang beranjak dewasa seperti :
a. Mendengar supaya remaja mau berbicara.
b. Menerima dahulu perasaan remaja.
c. Bicara supaya didengar.

Oleh sebab itu orang tua harus mau belajar dan berubah dalam cara
berbicara dan cara mendengar.

3. Mengenal Diri Remaja


a. Pahami Perasaan Remaja
Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang
disebabkan karena orang tua kurang dapat memahami perasaan
anaknya yang diajak bicara.Agar komunikasi dapat lebih efektif orang
tua perlu meningkatkan kemampuannya dan mencoba memahami
perasaan anak sebagai lawan bicara.
b. Bagaimana memahami perasaan remaja
Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu
perasaan dan ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami
masalah, agar ia merasa nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan
dengan orang tua. Orang tua akan lebih mengerti apa yang sebenarnya
dirasakan remaja.

4. Membuat Remaja Mau Berbicara pada Orang Tua saat Menghadapi


Masalah dan Membantu Remaja Menyelesaikan Masalah.
a. Pesan kamu dan pesan saya
Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat
perilaku anak terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak
cenderung tidak membedakan antara anak dan perilakunya sehingga
membuat anak merasa disalahkan, direndahkan dan di sudutkan.
Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua
sebagai akibat perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap
perilaku mempunyai akibat terhadap orang lain. Melalui pesan saya
akan mendorong semangat anak, mengembangkan keberaniannya,
sehingga anak akan merasa nyaman.
b. Menentukan masalah siapa
Ketika menghadapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah,
kita perlu mengetahui masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan
karena :
1. Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan
semua masalah.
2. Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam
memecahkan masalahnya sendiri.
3. Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang
lain.
4. Anak perlu belajar mandiri.
5. Setelah mengetahui masalah siapa maka akibatnya siapa yang
punya masalah harus bertanggung jawab untuk
menyelesaikannya.Bila masalah itu adalah masalah remaja maka
tekhnik yang digunakan adalah mendengar aktif.

C. Komunikasi Terapeutik pada Remaja

Menurut Krisdayanti, dkk (2016), dalam melakukan komunikasi pada remaja,


perawat perlu memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh
kembang remaja, cara berkomunikasi dengan anak remaja, metode
berkomunikasi dengan anak remaja. Peran orang tua dalam membantu proses
komunikasi dengn remaja sehingga bisa di dapatkan informasi yang benar dan
akurat.

a. Pada remaja, pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa.
b. Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa
Diluar keluarga dan terbuka terhadap perawat.
c. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya.
d. Beri support penuh perhatian.
e. Jangan melakukan intrupsi.
f. Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran.
g. Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi)

D. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Remaja

Menurut Silvia (2014), factor yang mempengaruhi komunikasi pada remaja


antara lain sebagai berikut:

1. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung
secara efektif.
2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung
secara efektif.
3. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi. Bila komunikan bersifat
pasif/ tertutup maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif.
4. Usia tumbuh kembang status kesehatan anak
Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia
agar komunikasi tersebut berlangsung secara efektif.
5. Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat
tersampaikan ke komunikan dengan baik.
6. Lingkungan

E. Teknik Komunikasi pada Remaja

Menurut Irwanda (2019), komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang


penting dalam menjaga hubungan dengan remaja, melalui komunikasi ini pula
perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri
remaja yang selanjutnya dapat diambil dalam menentukan masalah keperawatan.
Beberapa cara yang digunakan dalam berkomunikasi dengan remaja, antara lain :

1. Melalui orang lain atau pihak ketiga


Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam
menumbuhkan kepercayaan diri remaja, dengan menghindari secara
langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung
yang sedangberada disamping anak. Selain itu dapat digunakan dengan
cara memberikan komentar tentang sesuatu.
2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat
mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi
cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan, yang akan diekspresikan melalui tulisan.
3. Memfasilitas
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi
anak atau respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam
memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak
boleh dominan , tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan yang
disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan
mereflisikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan yang jelek pada
anak remaja tersebut.
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta
anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan
yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukan persaan
dan pikiran anak pada saat itu.
5. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan
atau mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa
situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai
dengan pendapat anak remaja.
6. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan
perasaan sakit pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih
dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan
perasaan sakitnya.
7. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada
keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada
remaja yang jengkel, marah dan diam.
BAB II

ROLEPLAY KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA

A. Skenario Komunikasi Terapeutik pada Remaja


1. Pembagian Peran
Arneta Lengga Deya Aryanto (Perawat)
Asnawati Rosita (Keluarga Pasien + Narator)
Anne Nursyaputri (Pasien)

2. Setting tempat
Di Ruang Aster No.6 Rumah Sakit Husada Utama, dengan denah sebagai
berikut:

3. Skenario
Pasien barnama Nn. A umur 19 tahun, sebagai Mahasiswa masuk
Rumah Sakit Husada Utama didiagnosa medis gangguan kebutuhan
cairan (dehidrasi ) stadium sedang. Perawat telah membuat janji dengan
klien untuk pertemuan pertama di ruangan klien pada hari senin tanggal
31 Maret 2021, pada pukul 08.00 WIB.

Perawat : “Selamat pagi ”.(sambil tersenyum)


Keluarga : “Selamat pagi sus”.(Pasien diam dan terlihat lemah )
Perawat : “Perkenalkan nama saya suster Arneta (sambil
tersenyum). Saya seorang mahasiswa Akademi Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Surakarta yang sedang bertugas diruang mbak, dan nantinya
saya yang akan bertanggung jawab selama mbak dirawat di rumah sakit
ini. Oh...iya mbak, untuk mempermudah dan memperlancar proses
pengobatan mbak disini, boleh saya tahu nama mbak siapa?” (sambil
tersenyum).
Pasien : (Pasien hanya diam sambil meringis).
Keluarga : “Namanya Anne Nursyaputri”.(sambil tersenyum
ramah).
Perawat : “Mbaknya senang dipanggil apa?”
Pasien : ( Pasien tidak menjawab).
Keluarga : “Biasanya dipanggil Anne Sus..”.
Perawat : “Oh, Kalau begitu saya panggil Mbak Anne saja ya”.
(sambil tersenyum ramah).
Pasien : (Pasien mengangguk).
Perawat : “Hmm,Mbak ini siapanya mbak Anne ya?”
Keluarga : “Oh saya kakaknya Sus.” (sambil tersenyum).
Perawat : “Hmm..Terima kasih atas informasinya mbak, dengan
tahu siapa nama mbak Anne, jadi saya enak memanggilnya. Mbak Anne,
mbak sekarang berada di Rumah Sakit Husada Utama Ruangan Aster
No.6, semoga mbak merasa nyaman selama disini.” (sambil tersenyum).
Pasien : (Pasien tersenyum).
Keluarga : “Iya, Sus.” (sambil tersenyum ramah)
Perawat : “Maaf mbak, apakah sebelumnya mbak sudah pernah
berobat? dimana? dan diberi obat apa?”
Pasien : “Saya belum pernah berobat.”
Perawat : “Kalau begitu kita disini akan berbincang-bincang dan
saya akan melakukan pemeriksaan, waktunya kurang lebih selama 20
menit, apakah mbak Anne setuju?”
Pasien : “Iya suster.”
Perawat : “Jadi sekarang mbak Anne bisa menceritakan, apa yang
menyebabkan mbak Anne sampai dirawat disini?.”
Pasien : “Begini sus, sebenarnya saya ini sudah lama sejak tiga
minggu terakhir ini saya merasa lemas, rasanya saya ingin minum terus
dan penglihatan saya agak kabur.”
Perawat : “Oh, jadi sudah tiga minggu terakhir mbak Anne sudah
merasakan gejala tersebut.”
Pasien : “Ya sus.”
Perawat : “Kalau boleh saya tahu, kegiatan mbak akhir-akhir ini
apa? Apakah itu menyebabkan kelelahan? ”
Pasien : “Satu bulan ini sebelum saya UAS, saya sedang banyak
mengerjakan tugas sus, jarang tidur, paling-paling cuman tidur 2-3 jam per
hari, makan dan minum pun sering lupa.”
Perawat : “Wah, sepertinya mbak ini mahasiswa yang rajin ya.
Untuk mengetahui keluhan-keluhan yang mbak Anne rasakan, saya akan
melakukan pengukuran suhu tubuh dan tekanan darah kepada mbak
Anne!” (Perawat menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan).
Pasien : (Pasien hanya menganggukkan kepala).
Perawat : “Mbak tenang saja ya, selama saya periksa !”(Perawat
menyiapkan alat). Baiklah mbak saya akan memeriksa suhu tubuh mbak,
maaf ya mbak, bisa bajunya dibukakan sedikit,sebelumya ketiak mbak
dilap dulu ya. Mau dilap sendiri atau saya yang mengelapnya?
Pasien : “Biar saya sendiri sus.”
Perawat : “Ini mbak tissue nya.”
Pasien : “Sudah sus, tissue nya dibuang kemana sus ?
Perawat : Sini mbak biar saya saja yang membuangkannya, baiklah
mbak saya akan meletakkan thermometer ini pada ketiak mbak, dan tolong
tangan kiri mbak memegang bahu kanan sambil menunggu hasilnya saya
akan melakukan pemeriksaan tekanan darah mbak, tolong singsingkan
lengan bajunya mbak (perawat melakukan pemeriksaan TD pasien)
sekarang saya akan memeriksa nadi, maaf jika nantinya saya akan
memegang tangan mbak (perawat memeriksa nadi serta pernapasan
pasien).
Perawat : Baiklah saya sudah melakukan pemeriksaaan pada mbak
Anne, hasil yang saya dapatkan adalah TD : 100/60 mmhg, N : 140
X/menit, RR: 24 X/menit, dan T : 37◦c. Baiklah terima kasih atas waktu
yang mbak berikan kepada saya serta kerja samanya, saya permisi dulu,
nanti pada pukul 12.00 WIB saya akan kembali lagi keruangan mbak.
Keluarga : “Iya sus, terimakasih.”

Setelah dilakukan diskusi dengan tim kesehatan lainnya, Nn. A yang


mendapat diagnosa medis mengalami “gangguan keseimbangan
cairan”, maka selanjutnya akan diberikan tindakan farmakologi dengan
memberikan beberapa vitamin, serta peningkat daya tahan tubuh. Serta
menetukan agar dapat memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh pasien.
Siang harinya ............

Perawat : “Selamat siang mbak, bagaimana keadaan mbak ? masih


ingat dengan saya mbak ?”
Pasien : “Masih sama kayak tadi sus.”
Perawat : “Setelah saya melakukan diskusi dengan tim kesehatan,
sesuai dengan masalah penyakit mbak, saya akan memberikan obat dari
dokter untuk menjaga daya tahan tubuh mbak, serta saya akan melakukan
pemasangan infus agar kebutuhan cairan mbak dapat terpenuhi, selain itu
mbak diharapkan untuk banyak-banyak minum air mineral dan makan
buah-buahan. Bagaiman mbak, apakah mbak menyetujui dengan rencana
tindakan yang akan saya lakukan ? yang bertujuan untuk mempercepat
proses penyembuhan mbak atau mbak ada keperluan lain ?”
Pasien : “Baiklah jika tindakan tersebut menurut suster yang
terbaik bagi diri saya, saya akan menyetujuinya.
Keluarga : “Iya sus, lakukan yang terbaik untuk adik saya.”

Perawat : “Kalau begitu, kita sudah sepakat untuk melakukan


tindakan tersebut, saya harap mbak dapat bekerja sama. Sekitar 15 menit
lagi saya akan kembali lagi.”

Sesuai dengan kontrak yang telah dilakukan, perawat melakukan


implementasi atas rencana tindakan yang akan diberikan kepada Nn L
pada hari senin pukul 12.15 WIB.

Perawat : “Selamat siang mbak, sesuai dengan kesepakatan kita tadi


saya akan melakukan tindakan pemasangan infus, apakah mbak sudah
siap? dan apakah mbak ada keperluan lainya ?”

Pasien : “Saya takut sus, saya belum pernah diinfus. ”

Perawat : “Tenang saja mbak, mbak tidak perlu takut, sakitnya


cuman sebentar kok.”

Keluarga : “Iya dik, gak papa. Ini kan demi kesembuhan adik.
Kalau adik gak sembuh-sembuh nanti gabisa ikut UAS gimana?”

Pasien : “Emmm iya iya aku mau.”

Perawat : “Saya mohon kerja samanya dalam melakukan


pemasangan infus nantinya.”

Pasien : “Baiklah suster.”


Perawat : “Baiklah mbak saya akan melakukan pemasangan infuse,
maaf ya mbak agak sakit sedikit.” (perawat menusukkan jarum infuse ke
tangan pasien).

Pemasangan infuspun selesai.........

Perawat : “Sudah selesai mbak, terimakasih atas kerjasamanya.”

Pasien : “Suster, apakah saya bisa kembali normal saat sebelum


sakit ? saya takut sebab tetangga saya ada yang sudah meninggal gara-gara
penyakit ini.”

Perawat : “Saya mengerti apa yang mbak rasakan, betapa


khawatirnya mbak. Mbak tidak usah khawatir. Kami tim kesehatan akan
berusaha semaksimal mungkin untuk proses penyembuhan mbak, mbak
banyak-banyak berdo’a kita serahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha
Esa.”

Pasien : “Ya sus, saya sekarang sudah optimis untuk sembuh.”

Keluarga : “Nah gitu kan bagus dek.”

Perawat : “Bagus mbak, dengan bersikap optimis pasti akan cepat


sembuh.”

Pasien : “Terimakasih sus.”

Setelah dirawat selama tiga hari keadaan pasien mulai membaik, kadar
cairan dalam tubuh pasien sudah tampak normal.

Perawat : “Selamat pagi mbak, bagaimana keadaan mbak?”


Pasien : “Sudah mulai membaik sus.”

Perawat : “Sudah tiga hari semenjak dirawat dirumah sakit ini dan
keadaan kesehatan mbak Anne sudah mulai pulih kembali. Bagaimana
mbak apakah masih merasa gelisah dan merasa haus lagi ?

Pasien : "Iya sus………. Saya tidak merasa keluhan itu lagi,


sekarang badan saya sudah lebih segar.”

Perawat : “Karena keadaan mbak sudah mulai membaik, mbak


mulai hari ini sudah mulai bisa beristirahat di rumah, walau pun mbak
sudah boleh pulang ke rumah bukan berarti mbak sudah sembuh total,
mbak harus rajin-rajn kontrol kerumah sakit dan meminum obat yang
telah diberikan dan mbak harus banyak-banyak minum terutama di pagi
hari.

Pasien : “Iya sus.”

Perawat : “Baiklah mbak, jika sudah mengerti apa yang harus


dilakukan sekarang mbak boleh berkemas-kemas untuk pulang. Terima
kasih atas kerjasamanya dalam proses keperawatan selama dirawat
dirumah sakit. Oh ya semoga nanti UAS nya lancar dan mendapatkan IP
bagus ya.”

Pasien : “Iya sus, aamiin. Terima kasih kembali sus.”

-SELESAI-

B. Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Remaja

1. Fase pra-interaksi
a. Evaluasi diri
Dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri, seperti
apakah saya memandang individu secara stereotip? Bagaimana
pengalaman interaksi saya dengan pasien? Bagaimana saya
menghadapi pasien yang sedang marah, sedih, dan kecewa?
Bagaimana respon saya selanjutnya jika menghadapi pasien yang
diam dan menolak berbicara?
b. Mengumpulkan data pasien untuk menemukan berbagai informasi
seperti kondisi maupun perkembangannya.
c. Rencana interaksi pertama dengan pasien
Mempersiapkan rencana percakapan, teknik komunikasi, dan
teknik observasi selama percakapan berlangsung.

2. Fase interaksi
Fase orientasi:
a. Salam terapeutik
Selamat pagi. Perkenalkan nama saya suster Arneta (sambil
tersenyum). Saya seorang mahasiswa Akademi Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Surakarta yang sedang bertugas diruang mbak,
dan nantinya saya yang akan bertanggung jawab selama mbak dirawat
di rumah sakit ini. Untuk memperlancar pengobatan mbak
disini, boleh saya tahu nama mbak siapa? Mbaknya senang dipanggil
apa? Oh,kalau begitu saya panggil mbak Anne saja ya? (sambil
tersenyum ramah).
b. Evaluasi/validasi
Maaf mbak, apakah sebelumnya mbak sudah pernah berobat?
Dimana? dan diberi obat apa?
c. Kontrak topik, waktu, tempat
Kita disini akan berbincang-bincang dan saya akan melakukan
pemeriksaan, waktunya kurang lebih selama 20 menit, apakah mbak
Anne setuju?”

Fase kerja:
Apa yang menyebabkan mbak Anne sampai dirawat disini ? Oh,
jadi sudah tiga minggu terakhir mbak Anne sudah merasakan gejala
tersebut. Kalau boleh saya tahu, kegiatan mbak akhir-akhir ini apa?
Apakah itu menyebabkan kelelahan? Wah, sepertinya mbak Anne ini
mahasiswa yang rajin ya. Untuk mengetahui keluhan-keluhan yang mbak
Anne rasakan, saya akan melakukan pengukuran suhu tubuh dan tekanan
darah kepada mbak Anne!” (Perawat menjelaskan tentang tindakan yang
akan dilakukan). Mbak tenang saja ya, selama saya periksa !”(Perawat
menyiapkan alat). Baiklah mbak saya akan memeriksa suhu tubuh mbak,
maaf ya mbak, bisa bajunya dibukakan sedikit, sebelumya ketiak mbak
dilap dulu ya. Mau dilap sendiri atau saya yang mengelapnya? Oh mau lap
sendiri, Ini mbak tissue nya. Sini mbak biar saya saja yang
membuangkannya, baiklah mbak saya akan meletakkan thermometer ini
pada ketiak mbak, dan tolong tangan kiri mbak memegang bahu kanan
sambil menunggu hasilnya saya akan melakukan pemeriksaan tekanan
darah mbak, tolong singsingkan lengan bajunya mbak (perawat melakukan
pemeriksaan TD pasien) sekarang saya akan memeriksa nadi, maaf jika
nantinya saya akan memegang tangan mbak (perawat memeriksa nadi
serta pernapasan pasien).

Fase terminasi:
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Selamat siang mbak, bagaimana keadaan mbak ? masih ingat
dengan saya mbak ? Bagaimana mbak, apakah mbak menyetujui
dengan rencana tindakan yang akan saya lakukan? yang bertujuan
untuk mempercepat proses penyembuhan mbak atau mbak ada
keperluan lain ?
b. Tindak lanjut klien
Setelah saya melakukan diskusi dengan tim kesehatan, sesuai
dengan masalah penyakit mbak, saya akan memberikan obat dari
dokter untuk menjaga daya tahan tubuh mbak, serta saya akan
melakukan pemasangan infus agar kebutuhan cairan mbak dapat
terpenuhi, selain itu mbak diharapkan untuk banyak-banyak minum air
mineral dan makan buah-buahan.
c. Kontrak yang akan datang yaitu topik, waktu, tempat
Kalau begitu, kita sudah sepakat untuk melakukan tindakan
tersebut, saya harap mbak dapat bekerja sama. Sekitar 15 menit lagi
saya akan kembali lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahim Sm, Umar. 2013. “Teknik Komunikasi Trainer Lembaga


Pengembangan Sumber Daya Insani Dalam Mengatasi Kenakalan
Siswa/Siswi Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Medan”, (online),
(http://repository.uinsu.ac.id/1103/4/BAB%20I%20.pdf).

Alpin, dkk. 2016. “Komunikasi Terapeutik pada Remaja”, (online),


(https://nurseisthebestprofession.blogspot.com/2016/07/makalah-
komunikasi-terapeutik-pada.html?m=1).

Gunawan, Ari. 2015. “Komunikasi Terapeutik pada Remaja”, (online), (http://ari-


gunawan1996.blogspot.com/2015/12/komunikasi-terapeutik-pada-
remaja.html?m=1).

Irwanda, 2019. “Komunikasi Terapeutik pada Remaja”, (online),


(https://id.scribd.com/document/427072535/Komunikasi-Terapeutik-Pada-
Remaja).

Juniarsih, R A Amelia. 2019. “Peran Komunikasi Terapeutik Konselor Adiksi


dalam Mengatasi Gangguan Perilaku Pecandu Narkoba di Yayasan Intan
Maharani Palembang”, (online), (http://repository.radenfatah.ac.id/4595/).
Krisdayanti, Eka, dkk. 2016. “Komunikasi Terapeutik pada Remaja”, (online),
(https://id.scribd.com/document/371569200/Makalah-Komunikasi-Pada-
Usia-Remaja).

Permata, Diah. 2014. “Roleplay Komunikasi Terapeutik pada Remaja”, (online),


(https://id.scribd.com/doc/213051513/Roleplay-Komunikasi-Terapeutik-
pada-Remaja-doc).

Silvia, Stela Sela. 2014. “Komunikasi Tumbuh Kembang Remaja”, (online),


(https://www.academia.edu/11485381/Komunikasi_Tumbuh_Kembang_R
emaja).

Anda mungkin juga menyukai