Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEORI CALLISTA ROY’S ADAPTATION

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan

Dosen Pengampu : Hartono.,SKep.Ners,MSc

Disusun oleh :

Kelompok 5

1. Arneta Lengga Deya Aryanto (P27220020052)


2. Esya Okta Bias Paradise (P27220020065)
3. Oktavia Azizah Kurniasari (P27220020078)
4. Vera Yunita Febriyanti (P27220020091)
Kelas 1B

D3 KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga makalah teori adaptasi Callista
Roy ini dapat kami selesaikan.

Teori adaptasi Callista Roy ini bertujuan untuk memberikan laporan


kepada dosen atau mahasiswa yang bersangkutan. Dalam makalah ini disajikan
informasi mengenai hasil diskusi yang telah kami lakukan mengenai teori dari
tokoh yang telah ditentukan.

Tentunya, tidak ada gading yang tidak retak, makalah ini tentu masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran selalu penulis harapkan agar
menjadi pedoman di masa yang akan datang. Akhir kata kami ucapkan banyak
terima kasih.

Surakarta, 20 September 2020

Penyusun,

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 3
2.1 Pengertian Teori Adaptasi Callista Roy ................................................. 3
2.2 Sumber Teori Adaptasi Callista Roy ..................................................... 4
2.3 Model Konsep Adaptasi Callista Roy .................................................... 5
2.4 Tindakan Keperawatan berdasarkan Teori Adaptasi Callista Roy ........ 11
BAB III PENUTUP .............................................................................................14
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................14
3.2 Saran ........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan sebagai salah satu profesi yang sampai saat ini masih
dianggap profesi yang kurang eksis, kurang professional, bahkan kurang
menjanjikan dalam hal finansial. Oleh karena itu keperawatan harus bekerja
eras untuk menunjukkan pada dunia luar, diluar dunia keperawatan bahwa
keperawatan juga bias sejajar dengan profesi-profesi lain.
Keperawatan sebagai profesi memenuhi syarat sebagai profesi keilmuan
karena mempunyai body of knowledge yang jelas. Paradigma keperawatan
dijadikan dasar pembentukan model konseptual akhirnya memunculkan teori-
teori keperawatan. Teori keperawatan berkembang dan diterapkan dalam
praktek klinik keperawatan, penelitian, dan pendidikan. Salah satu konseptual
model keperawatan yang dimaksud adalah konseptual model dari Sister
Callista Roy tentang Adaptation model.
Model konseptual Roy mengacu pada ide-ide global mengenai individu,
kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang
spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan
yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu
disiplin ilmu. 
Model konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan para ahli
keperawatan tentang keperawatan yang bertolak belakang dari paradigma
keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan
perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan
sebagai seorang perawat. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai
kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek
keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja
dalam riset keperawatan.

1
2

Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan pandangan


ahli dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah model adaptasi Roy. Roy
dalam teorinya menjelaskan empat macam elemen esensial dalam adaptasi
keperawatan , yaitu : manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan.
Model adaptasi Roy menguraikan bahwa bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya dengan cara memepertahankan perilaku secara
adaptif karena menurut Roy, manusia adalah makhluk holistic yang memiliki
sistem adaptif yang selalu beradaptsi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian dari teori adaptasi Callista Roy?
2. Bagaimana sumber teori adaptasi Callista Roy?
3. Bagaimana model konsep adaptasi Callista Roy?
4. Bagaimana tindakan keperawatan berdasarkan teori adaptasi Callista Roy?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian teori adaptasi Callista Roy.
2. Mengetahui sumber teori adaptasi Callista Roy.
3. Mengetahui model konsep adaptasi Callista Roy.
4. Mengetahui tindakan keperawatan berdasarkan teori adaptasi Callista Roy.

.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Teori Adaptasi Callista Roy

Teori adaptasi menurut Roy merupakan salah satu teori tentang bagaimana
menerapkan asuhan keperawatan yang berfokus pada kemampuan adaptasi klien.
Teori ini termasuk salah satu teori yang mudah diaplikasikan sehingga banyak
digunakan dalam penerapan asuhan keperawatan. Teori Roy dalam
pelaksanaannya menyentuh hamper semua aspek kehidupan baik secara fisik,
konsep diri, fungsi peran, dan interdepensi (Roy, 1991). Roy menganggap klien
mempunyai daya adaptasi dalam mengatasi masalahnya. Perawat dalam teori Roy
dituntut untuk mengkaji kemampuan adaptasi klien dan perawat membantu klien
untuk beradaptasi terhadap perubahan termasuk perubahan yang terjadi dalam
tubuh klien.

Oleh karena itu, kelompok memandang perlu untuk mengetahui dan


mengkaji lebih jauh tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan
teori Sister Roy di lapangan atau rumah sakit, sehingga dapat diketahui apakah
teori Roy dapat diaplikasikan dengan baik dalam pelayanan keperawatan/asuhan
keperawatan. Sedangkan model keperawatan adaptasi Roy adalah model yang
memandang manusia sebagai suatu sistem adaptasi mulai dari tingkatan individu
itu sendiri sampai ke adaptasi dengan lingkungan. Teori ini menjelaskan proses
keperawatan yang bertujuan membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap
perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan
interdependensi selama sehat sakit (Marriner Tomery, 1994 dan Rofikoh, 2014).

Model adaptasi Roy menguraikan bahwa bagaimana individu mampu


meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif
karena menurut Roy, manusia adalah makhluk holistic yang memiliki sistem
adaptif yang selalu beradaptasi. Model ini menjelaskan bahwa manusia memiliki

3
4

sistem adaptasi terhadap berbagai stimulus atau stressor yang masuk. Model
Adaptasi Roy (RAM) hadir sebagai desain bahwa respon perilaku dapat
dihubungkan dengan cara tiga rangsangan: fokal, kontekstual, dan residual; proses
kontrol atau mekanisme koping merupakan proses penterjemahan stimulus dan
dapat diakses melalui sistem regulator dan kognator untuk individu, dan melalui
stabilizer dan inovator subsistem untuk kelompok. Hasil dari proses adaptasi akan
menghasilkan respon adaptive atau maladaptive. Tanggapan adaptif individu /
kelompok, yang berfungsi untuk mempertahankan adaptasi individu dan
perubahan lingkungan dan akhirnya meningkatkan kesehatan, kemudian dinilai
dalam empat mode adaptif: fisiologis, identitas konsep diri-kelompok, fungsi
peran, dan interdependensi (Whittemore & Roy 2002, Pearson et al. 2005, Roy
2009 dalam Akyil dan Erguney 2012).

2.2 Sumber Teori Adaptasi Callista Roy

           Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi


dari Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai
membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif
sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang
dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus
yaitu :

1. Focal stimuli : Individu segera menghadap

2. Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan


efek Dari focal stimuli.

3. Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan.

Teori Helson dikembangkan dari penyesuaian tingkat zona yang mana


menentukan stimulus akan mendatangkan respon hal yang positif maupun negatif.
Sesuai dengan teori Helson, adaptasi adalah proses yang berdampak positif
terhadap perubahan lingkungan.
5

Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan


terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori adaptif Helson Roy
mengembangkan dan memperluas model dengan konsep dan teori dari
Dohrenwed,R.S. Latarus, N.Malaznik, D.Mechanic dan H.Selye. Roy memberi
kredit spesial ke Driever penulis, Subdivisi garis besar dari kejujuran sendiri dan
Martinez serta Sarto, identitas keduanya umum dan stimuli sangat mempengaruhi
mode. Teman sekerja lain konsepnya juga rumit yaitu M.Poush dan J.Van
Landingham dalam keadaan saling bergantung dan B. Randa untuk fungsi aturan
mode.

Setelah mengembangkan teorinya Roy mengembangkan model sebagai suatu


kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian.
Sejak itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk
mengklasifikasi, menyaring dan memperluas model. Penggunaan model praktek
juga memegang peranan penting untuk penyaringan model. Perkembangan model
keperawatan dipengaruhis oleh latar belakang Roy dan profesionalismenya. Roy
mempercayai kemampuan bawaan, tujuan dan nilai kemanusiaan. Pengalaman
klinisnya membantu perkembangan kepercayaan dari tubuh manusia dan
spiritnya.

2.3 Model Konsep Adaptasi Callista Roy

Empat elemen penting yang termasuk dalam model adaptasi keperawatan


adalah : (1) manusia; (2) Lingkungan; (3) kesehatan; (4) keperawatan. Unsur
keperawatan terdiri dari dua bagian yaitu tujuan keperawatan dan aktivitas
keperawatan, juga termasuk dalam elemen penting pada konsep adaptasi.

1. Manusia

Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif.


Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistic sebagai satu
kesatuan yang mempunyai input, control, output, dan proses umpan balik. Proses
control adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara adaptasi.
6

Lebih spesifik manusia di definisikan sabagai sebuah sistem adaptif dengan


aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat
cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan
interdependensi.

Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu


sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat
dengan perubahan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan
dalam istilah karakteristik sistem, Jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang
saling berhubungan antar unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit
fungsional untuk beberapa tujuan. Sebagai suatu sistem manusia juga dapat
digambarkan dengan istilah input, proses control dan umpan balik serta output.

Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima
masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri.
Input atau stimulus termasuk variable satandar yang berlawanan yang umpan
baliknya dapat dibandingkan. Variabel standar ini adalah stimulus internal yang
mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari rentang stimulus manusia yang
dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasanya dilakukan.

Proses kontrol manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme


koping yang telah diidentifikasi yaitu : Subsistem regulator dan Subsistem
kognator. Subsistem regulator dan Subsistem kognator adalah digambarkan
sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu :
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.

Berikut penjelasan dari ke-4 efektor cara adaptasi tersebut:

1. Mode Fungsi Fisiologi


Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya.
Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus
dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua
7

bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5


kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri
dari 4 bagian yaitu :
1) Menurut Vairo,1984, Oksigenasi adalah kebutuhan tubuh
terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas
dan transpor gas(Roy 1991).
2) Menurut Servonsky,1984, Nutrisi adalah mulai dari proses
ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi,
meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang
injuri. (Roy 1991).
3) Menutut Servonsky,1984, Eliminasi adalah ekskresi hasil dari
metabolisme dari instestinal dan ginjal. (Roy 1991)
4) Menurut Cho,1984, Aktivitas dan istirahat adalah kebutuhan
keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan
untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki
dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Roy,
1991).
5) Menurut Sato,1984,Proteksi/ perlindungan adalah sebagai dasar
defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen
( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi
proteksi dari infeksi, trauma,dan perubahan suhu. (Roy 1991).
6) Menurut Driscoll,1984, The Sense/perasaan merupakan
penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau
memungkinkan seseorang berinteraksi dengan
lingkungan.Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam
pengkajian perasaan.(Roy, 1991).
7) Menurut Parly,1984, Cairan dan elektrolit merupakan
keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air,
elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi
sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat
menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Roy 1991).
8

8) Menurut Robertson,1984, Fungsi syaraf/neurologis merupakan


bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang.
Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan
mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi
kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh
(Roy, 1991).
9) Menurut Howard & Valentine, Fungsi endokrin merupakan
Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan
fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi
fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang
signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator
koping mekanisme (Roy,1991).
2. Mode Konsep Diri
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan
spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari
konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain
persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut
Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal
self.
1) The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang
dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran
tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat
merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang
kemampuan seksualitas.
2) The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal
diri, moral-etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan
cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat
dalam area ini.
3. Mode fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola - pola interaksi sosial seseorang
dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran
9

primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang


dapat memerankan dirinya di masyarakat sesuai kedudukannya.
4. Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan
oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan
menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling
menghargai.Interdependensi yaitu keseimbangan antara
ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk
dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan
orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif
untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat
dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan
menerima.
2. Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar
manusia. Lingkungan merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai
sistem yang adaptif sama halnya lingkungan sebagai stimulus eksternal
dan internal. Lebih lanjut stimulus itu dikelompokkan menjadi tiga jenis
stimulus yaitu : fokal, konstektual, dan residual.Lebih luas lagi lingkungan
didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan disekitar dan mempengaruhi
keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu atau
kelompok.
3. Kesehatan
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses
menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan.
Integritas atau keutuhan manusia menyatakan secara tidak langsung bahwa
kkesehatan atau kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapan atau
kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi
Integritas adalah sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang
sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk
10

penekanan pada kondisi sehat sejahtera. Adaptasi yang bebas energi dari
koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespon terhadap
stimulus yang lain. Hal ini adalah pembebasan energi yang
menghubungkan konsep adaptasi dan kesehatan. Bagian pertama dari
proses ini dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal dan
eksternal yang membutuhkan sebuah respon. Bagian-bagian stressor
menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress.
Bagian kedua adalah mekanisme koping yang merangsang untuk
menghasilkan respon adaptif dan inefektif. Kondisi akhir ini adalah
kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi peningkatan dan
penurunan respon-respon. Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh
adaptasi, sehingga dinamik equilibrium manusia berada pada tingkat yang
lebih tinggi. Jarak yang besar dari stimulus dapat disepakati dengan
suksesnya manusia sebagai sistem adaptif.Jadi peningkatan adaptasi
mengarah pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera
atau sehat. Adaptasi kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli
yang masuk dan tingkatan adaptasi.
4. Keperawatan
Roy (1983) menggambarkan keperawatan sebagai disiplin ilmu
dan praktek. Sebagai ilmu, keperawatan mengobservasi,
mengklasifikasikan dan menghubungkan proses yang secara positif
berpengaruh pada status kesehatan. Sebagai disiplin, praktek, keperawatan
menggunakan pendekatan pengetahuan untukmenyediakan pelayanan pada
orang-orang. Lebih spesifik dia mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu
da praktek dari peningkatan adaptasi untuk meningkatkan kesehatan
sebagai tujuan untuk mempengaruhi kesehatan secara positif. Keperawatan
adalah berhubungan dengan manusia sebagai satu kesatuan yang
berinteraksi dengan perubahan lingkungan dan tanggapan terhadap
stimulus internal dan eksternal yang mempengaruhi adaptasi. Ketika
stressor yang tidak biasa atau koping mekanisme yang lemah membuat
upaya manusia yang biasa menjadi koping yang tidak efektif, manusia
11

memerlukan seorang perawat. Jadi peningkatan adaptasi dalam tiap empat


cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis,konsep diri,fungsi peran, dan
interdependensi. Dorongan terhadap peningkatan integritas adaptasi dan
berkontribusi terhadap kesehatan manusia, kualitas hidup dan kematian
dengan damai. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada
dalam suatu area dengan tingkatan adaptasi manusia.

2.4 Tindakan Keperawatan berdasarkan Teori Adaptasi Callista Roy

Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat dalam


mengembangkan proses keperawatan. Elemen dalam proses keperawatan menurut
Roy meliputi pengkajian tahap pertama dan kedua, diagnosa, tujuan, intervensi,
dan evaluasi, langkah-langkah tersebut sama dengan proses keperawatan secara
umum.

1. Pengkajian

Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian, yaitu


pengkajian tahap I dan pengkajian tahap II.

1) Pengkajian Perilaku

Pengkajian perilaku(Behavior Assessment) merupakan tuntutan bagu


perawat untuk mengetahui respon pada manusia sebagai sistem adaptif.
Data spesifik yang dikumpulkan oleh perawat melalui proses observasi,
pemeriksaan dan keahlian wawancara. Menurut Martinez, faktor yang
mempengaruhi respon adaptif meliputi, genetic, jenis kelamin, tahap
perkembangan, obat-obatan, alcohol, merokok, konsep diri, fungsi peran,
ketergantungan, pola interaksi social, mekanisme koping dan gaya hidup,
stres fisik dan emosi, budaya, dan lingkungan fisik(Martinez dikutip oleh
Nursalam, 2003). Terdapat 4 model respon adaptif perilaku, yaitu :
12

a) Pengkajian Fisiologis

Perilaku respon fisiologis yang menjadi perhatian pengkajian perawat,


yaitu oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, intergritas
kulit, rasa/senses, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis, dan fungsi
endokrin.

b) Pengkajian Konsep Diri

Pengkajian konsep diri menggambarkan atau mengidentifikasi tentang


pola nilai, kepercayaan emosi yang berhubungan dengan ide sendiri.

c) Pengkajian Fungsi Peran

Pengkajian fungsi peran(sosial) yaitu menggambarkan atau


mengidentifikasi tentang pola interaksi sosial seseorang berhubungan
dengan orang lain akibat dari peran ganda.

d) Pengkajian Interdependensi

Pengkajian interdependensi yaitu menggambarkan atau


mengidentifikasi pola nilai manusia, kehangatan, cinta, dan memiliki.

2) Pengkajian Stimulus

Dalam fase pengkajian ini perawat mengumpulkan data tentang stimulus


fokal, kontektual dan residual yang dimiliki pasien. Proses ini
mengklarifikasi penyebab dari masalah dan mengklarifikasi faktor-faktor
kontektual(faktor presipitasi) dan faktor residual(faktor predisposisi)
yang berhubungan erat dengan penyebab. Menurut Julia B.George
stimulus yang berpengaruh, yaitu budaya, keluarga, fase perkembangan,
intergritas dari cara-cara penyesuaian(model adaptif), efektifitas
kognator, dan pertimbangan lingkungan(Julia B.George, 1995).

2. Perumusan diagnosa keperawatan

Roy mendefinisikan 3 metode untuk menyusun diagnosa keperawatan :


13

1) Menggunakan tipologi diagnosa yang dikembangkan oleh Roy dan


berhubungan dengan 4 model adaptif.

2) Menggunakan diagnosa dengan pernyataan/mengobservasi dari perilaku


yang tampak dan berpengaruh tehadap stimulusnya.

3) Menyimpulkan perilaku dari satu atau lebih adaptif mode yang


berhubungan dengan stimulus yang sama, yaitu berhubungan.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah


atau memanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Pelaksanaannya
ditujukan kepada kemampuan klien dalam koping secara luas, supaya stimulus
secara keseluruhan dapat terjadi pada klien, sehinga total stimuli berkurang dan
kemampuan adaptasi meningkat. Tujuan intervensi keperawatan adalah untuk
mencapai kondisi yang optimal, dengan menggunakan koping yang konstruktif.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan merubah atau


memanipulasi fokal, kontektual dan residual stimuli dan juga memperluas
kemampuan koping seseorang pada zona adaptasi sehinga total stimuli berkurang
dan kemampuan adaptasi meningkat.

5. Evaluasi

Penilaian terakhir dari proses keperawatan berdasarkan tujuan


keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan
didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang ditetapkan, yaitu
terjadinya adaptasi pada individu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ada tiga tipe teori keperawatan yaitu : terpusat pada keterikatan, timbal
balik dan out come. Model penyesuaian roy dikelomppokan dalam teori out come
ditegaskan oleh penulisnya sebagai “ konsep artikulasi yang baik dari seseorang
sebagai pasien dan perawat dalam mekanisme luar yang beraturan “ roy dalam
mengaplikasikan konsep-konsepnya yang berasal dari system dan disesuaikan
kepada pasien yang telah mempersembahkan artikulasinya untuk perawat dalam
menggunakan peralatan untuk praktik, pendidikan, dan penelitian.

Konsep-konsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa


berarti individu, keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing
sebagai sistem adaptasi holistik. Roy memandang person secara menyeluruh atau
holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi
pertukaran informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan
lingkungannya akan menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal.
Dalam menghadapi perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya
dan selalu beradaptasi ) dan proses kontribusi perawat terhadap ilmu pengetahuan
dan seni merawat

3.2  Saran

Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari


setiap konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu
membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan ilmu keperawatan itu
sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika, norma dan budaya.

14
15

Secara khusus, perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien


pada situasi sehat atau sakit . Perawat dapat mengambil tindakan untuk
memanipulasi stimuli fokal, kontextual maupun residual stimuli dengan
melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat harus
mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan melalui
penguatan regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain.

Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu pasien agar tetap
mampu mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga.
Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana
meningkatkan respon adaptif.

Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat


adanya perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Misalnya,
seseorang yang mengalami kecacatan akibat amputasi karena kecelakaan. Perawat
perlu mempersiapkan pasien untuk menghadapi realita. Dimana pasien harus
mampu berespon secara adaptif terhadap perubahan yang terjadi didalam dirinya.
Kehilangan salah satu anggota badan bukanlah keadaan yang mudah untuk
diterima. Jika perawat dapat berperan secara maksimal, maka pasien dapat
bertahan dengan melaksanakan fungsi perannya secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2015. “Mengenal Sister Callista Roy melalui Konsep Model


Adaptasinya”. (online). (http://nursingscience-
2008.blogspot.com/2015/01/mengenal-sister-callista-roy-melalui.html, diakses
pada 11 September 2020)

Negara, Girindra. 2017. “Apakah yang dimaksud dengan Teori The Roy
Adaptation Model?”. (online). (https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-
dengan-teori-the-roy-adaptation-model/5213, diakses pada 13 September 2020)

Anonymous. 2016. “Konsep dan Teori Calista Roy”. (online).


(http://makalahkdk.blogspot.com/, diakses pada 15 September 2020)

Rifais, Deni. 2014. “Makalah Callista Roy Adaptation Model”. (online).


(http://denirifais.blogspot.com/2014/12/makalah-callista-roy-adaptation-
model.html, diakses pada 15 September 2020)

Sumiartha, I Made, dkk. 2017. "Makalah Tentang Aplikasi Tindakan


Keperawatan Terkait Adaptasi Pada Anak Hospitalisasi Dengan Pendekatan Teori
Keperawatan Calista Roy". Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mataram. (online).
(https://id.scribd.com/document/366625224/APLIKASI-TEORI-CALLISTA-
ROY-DALAM-PROSES-KEPERAWATAN-doc, diakses 18 September 2020).

Laeli, Faojiah, dkk. 2018. "Model Konsep Dan Teori Keperawatan Sister Callista
Roy". Stikes Harapan Bangsa Purwokerto. (online).
(https://www.academia.edu/36218578/MODEL_KONSEP_DAN_TEORI_KEPE
RAWATAN_SISTER_CALLISTA_ROY, diakses 18 September 2020).

Bagoess, Hartsant Cjah. 2011. “Makalah Callista Roy”. (online).


(http://hartsant.blogspot.com/2011/11/makalah-callista-roy.html?m=1, diakses
pada 19 September 2020)

16
17

Picassa, Salamun. 2012. “Makalah Roy Adaptation Model”. Akademi


Keperawatan Pemerintah Daerah Kabupaten Pidie. (online).
(https://www.academia.edu/31825321/Makalah_Roy_Adaptation_Model, diakses
pada 20 September 2020)

Anda mungkin juga menyukai