Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


“TEORI CALLISTA ROY”

Dosen Pembimbing : Monika Sawitri P, S.Kep.,Ns,M.Kep

Disusun Oleh :
1. Alifta Mauliana (222402023)
2. Elsa Agustina (222402013)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB


JOMBANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah yang kami sampaikan adalah “Konsep Dasar Keperawatan Teori
Callista Roy”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Bu Monika Sawitri P, S.Kep.,Ns,M.Kep selaku dosen mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saranyang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi saya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumya.

Jombang, 23 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................…........................................................….ii
DAFTAR ISI..................................................................…........................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................…....................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................…........................................5
1.3 Tujuan Penulisan...........................................…….....................................5
1.4 Manfaat Penulisan...............................................…...................................5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................…......................6
2.1 Biodata Callista Roy.............................................................…...................5
2.2 Sumber Teoritis Callista Roy.........................................……...........……..7
2.3 Teori Adaptasi Callista Roy....................................................................….8
2.4 Paradigma Keperawatan.....................................................................…...11
2.5 Konsep Dasar Model Keperawatan Callista Roy...........................….…..12
BAB III PENUTUP.......................................................................................…….....13
3.1 Simpulan.............................................................................……………...13
3.2 Saran……………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................…......….14

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu.
Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang
berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari disiplin ilmu.
Model konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan para ahli
keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari paradigma keperawatan.
Hal ini memungkinkan perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja
dengan batas kewenangan sebagai perawat. Perawat perlu memahami konsep
dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan atau
filosofi dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja dalam riset keperawatan.
Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih
dianggap profesi yang kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang
menjanjikan dalam hal finansial. Oleh karena itu keperawatan harus berusaha
keras untuk menunjukkan pada dunia luar, di luar dunia keperawatan bahwa
keperawatan juga bisa sejajar dengan profesi – profesi lain. Tugas ini akan
terasa berat bila perawat-perawat Indonesia tidak menyadari bahwa eksistensi
keperawatan hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras perawat itu sendiri
untuk menunjukkan profesionalismenya dalam memberikan pelayanan
kesehatan terutama pelayanan keperawatan baik kepada individu, keluarga
maupun masyarakat Salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi
keperawatan adalah dengan mengembangkan salah satu model pelayanan
keperawatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. Model
keperawatan Roy, dikenal dengan model “adaptasi” dimana Roy memandang
setiap manusia pasti mempunyai potensi untuk dapat beradaptasi terhadap
stimulus baik stimulus internal maupun eksternal dan kemampuan adaptasi ini
dapat dilihat dari berbagai tingkatan usia. Aplikasi proses keperawatan
menurut konsep teori Roy di Rumah Sakit telah banyak diterapkan namun
sedikit sekali perawat yang mengetahui dan memahami bahwa tindakan
keperawatan tersebut telah sesuai. Bahkan perawat melaksanakan asuhan
keperawatan tanpa menyadari sebagian tindakan yang telah dilakukan pada
klien adalah penerapan konsep teori Roy.
Oleh karena itu, kami memandang perlu untuk mengetahui dan
mengkaji lebih jauh tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan
teori Sister Callista Roy di lapangan atau rumah sakit, sehingga dapat

4
diketahui apakah teori Roy dapat diaplikasikan dengan baik dalam pelayanan
keperawatan atau asuhan keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Teori yang dibuat Callista Roy?
b. Bagaimana paradigma keperawatan menurut Callista Roy ?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui Teori yang dibuat Callista Roy.
b. Mengetahui paradigma keperawatan (klien ,keperawatan, kesehatan,
lingkungan)
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Penulis
Memenuhi salah satu tugas kelompok sebagai mahasiswa dalam mata
kuliah Konsep Dasar Keperawatan dan menambah wawasan terkait teori
yang dibuat Callista Roy.
b. Bagi Pembaca
Dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang Konsep Dasar
Keperawatan dan praktik atau aplikasi dalam kehidupan sehari hari.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biodata Callista Roy

Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet.Roy
dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima
Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan
Magister Saint in Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of California
LosAngeles.

Roy memulai pekerjaan dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964
ketika dia lulus dari University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar
dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model
konsep keperawatan. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka
konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori sistem.
Roy menambahkan kerja adaptasi dari Helsen tahun 1964, seorang ahli fisiologis –
psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan
respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat
adaptasi yang di butuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga
jenis stimulus yaitu : focal stimuli, konsektual stimuli dan residual stimuli.

Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan


terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsepkonsep tersebut, Roy juga
mengadaptasi nilai “ Humanisme” dalam model konseptualnya berasal dari konsep
A.H. Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Roy
humanisme dalam keperawatan adalah keyakinan, terhadap kemampuan koping
manusia dapat meningkatkan derajat kesehatan.
Sebagai model yang berkembang, Roy menggambarkan kerja dari ahli-ahli lain
di area adaptasi seperti Dohrenwend (1961), Lazarus (1966), Mechanic (1970) dan
Selye (1978). Setelah beberapa tahun, model ini berkembang menjadi sebagai suatu
kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Tahun

6
1970, model adaptasi keperawatan diimplementasikan sebagai dasar kurikulum sarjana
muda keperawatan di Mount Saint Mary’s College. Sejak saat itu lebih dari 1500 staf
pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk mengklarifikasi, menyaring, dan
memperluas model. Penggunaan model praktek juga memegang peranan penting untuk
klarifikasi lebih lanjut dan penyaringan model.
Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survey penelitian pada tahun
1976-1977 menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model adaptasi.
Perkembangan model adaptasi keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan
profesionalismenya. Secara filosofi Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan,,
dan nilai kemanusiaan, pengalaman klinisnya telah membantu perkembangan
kepercayaannya itu dalam keselarasan dari tubuh manausia dan spirit. Keyakinan
filosofi Roy lebih jelas dalam kerjanya yang baru pada model adaptasi keperawatan.
2.2 Sumber Teoritis Callista Roy
Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahakan kerja
adaptasi dari Harry Helson (1964) seorang ahli fisiologis dan psikologis. Untuk
memulai membangun pengertian konsepnya, Herry Helson mengartikan respon
adaptif sebagai fungsi datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi
yang meliputi:
1. Stimulus fokus terhadap individu
2. Rangsangan kontekstual yaitu rangsangan lain yang berkontribusi pada efek
stimulus lokal
3. Rangsangan sisa yaitu faktor lingkungan yang efeknya tidak jelas dalam
situasi tertentu.
Teori Helson dikembangkan dari penyusaian tingkat zona yang
menentukan stimulus-stimulus akan mendatang respon hal yang positif maupun
negatif. Sesuai dengan teori Helson, adaptasi adalah proses yang berdampak
positif terhadap perubahan lingkungan.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan
pandangan terhadap manusia sebagai sistem adaptif. Dengan teori adiptif Helson
Roy mengembangkan dan memperluas model dengan konsep dan teori dari
Dohrenwend, Lazarus, Mechanic, dan Selye. Roy memberikan kredit spesial ke
Driver penulis, subdivisi garis besar dari kejujuran sendiri dan Martinez serta
Sato, identitas keduanya umum dan stimuli sangat mempengaruhi mode. Rekan
kerja lainnya juga menguraikan konsep-konsep tersebut. Poush-Tedrow dan Van
Landingham membuat kontribusi pada mode interdependensi, dan Radell
membuat kontribusi pada mode fungsi peran.

7
Setelah Roy mengembangkan teorinya, Roy mempresentasikan
sebagai kerangka kerja praktik keperawatan, penelitian dan pendidikan. Sejak itu
lebih dari 1.500 mahasiswa dan dosen terbantu untuk mengklarifikasi, menyaring
dan memperluas model. Dia mempresentasikan model sebagai kerangka
kurikulum untuk khalayak yang besar di Konferensi Pendidik Perawat 1977 di
Chicago. Tahun 1987diperkirakan lebih dari 100.000 perawat di Amerika Serikat
dan Kanada siap berlatih menggunakan model Roy.
Dalam pengantar keperawatan Model Adaptasi Roy membahas konsep
diri dan mode identitas kelompok. Dia dan rekan-rekannya mengutip karya
Coombs dan Snygg mengenai konsistensi diri dan faktor-faktor utama yang
mempengaruhi konsep diri. Teori interaksi sosial dikutip untuk memberikan
dasar teoritis. Sebagai contoh, Roy mencatat bahwa Cooley berteori bahwa
persepsi diri dipengaruhi oleh persepsi tanggapan orang lain, yang disebut “kaca
diri yang mencari”. Dia menunjukkan bahwa Mead memperluas ide dan
berhipotesis bahwa penggunaan penilaian diri sendiri yang umum lainnya.
Gardner dan Erickson mendukung pendekatan pengembangan Roy.
2.3 Teori Adaptasi Callista Roy
Teori Callista Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus
sebagai informasi, bahan atau energi dari lingkungan yang menimbulkan respon
yang dibagi dalam tiga tingkatan yaitu : input, proses dan output.
1. Input
Input atau masukan terdiri dari stimulus dan level adaptasi.
Stimulus terdiri dari :
a. Stimulus Vokal
Stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang efeknya segera,
misal infeksi.
b. Stimulus Kontekstual
Stimulus lain yang dialami seseorang baik internal maupun eksternal yang
mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif
dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana dapat
menimbulkan respon negatif pada stimulus vokal, seperti anemia.
c. Stimulus Residual
Ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi yang ada tetapi
sukar untuk diobservasi meliputi kepercayaan, sikap, sifat individu
berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses belajar
untuk toleransi. Misal pengalaman nyeri pada pinggang ada yang toleransi
tetapi ada yang tidak.

8
2. Proses
Roy mengembangkan proses internal seseorang sebagai sistem adaptasi
dengan menetapkan sistem efektor, yaitu empat mode adaptasi meliputi :
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan intrependensi.
a. Mode fungsi fisiologi
Berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy
mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi
untuk mempertahankan integritas,yang dibagi menjadi dua bagian, mode
fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari lima kebutuhan dan fungsi
fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari empat bagian.
a) Oksigenasi
Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi,
pertukaran gas dan transpor gas.
b) Nutrisi
Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan utuk mempertahankan
fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri.
c) Eliminasi
Ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal.
d) Aktivitas dan Istirahat
Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan untuk
mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan
semua komponen-komponen tubuh.
e) Proteksi (perlindungan)
Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen
(kulit, rambut, dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari
infeksi, trauma dan perubahan suhu.
f) The sense (perasaan)
Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan seseorang
berinteraksi dengan lingkungan. Sensasi nyeri penting dipertimbangkan
dalam pengkajian perasaan.
g) Cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit,
asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif
fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
h) Fungsi Saraf (neurologis)
Hubungan neurolis merupakan bagian integral dari regulator kopling
mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan

9
mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang
baik untuk mengatur aktifitas organ-organ tubuh.
i) Fungsi Endokrin
Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis,
untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin
mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari
regulator koping mrkanisme.
b. Konsep Diri
Berhubungan dengan psikososial dengan menekankan spesifik pada aspek
psikososial dan spiritual manusia. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua
komponen yaitu :
a. The physical self yaitu bagaiamana seseorang memandang dirinya
berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan
pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah
operasi, amputasi atau hilang kemempuan seksualitas.
b. The personal self yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral
etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan
atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.
c. Mode Fungsi Peran
Mengenal pola-pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya
dengan orang lain yang dicerminkan dalan peran primer, sekunder dan
tersier fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya di
masyarakat sesuai kedudukannya.
d. Mode Interdependensi
Bagian akhir mode yang dijabarakan oleh Roy fokusnya adalah interaksi
untuk saling memberi dan menerima cinta atau kasih sayang dan perhatian
saling menghargai. Interpendensi yaitu keseimbangan antara
ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan
orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk
melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependesi dapat diihat dari
keseimbangan antara dua mnilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
3. Output
Output dari sebuah sistem adalah perilaku yang dapat diamati, diukur atau
secara subyetif dapat dilaporkan baik dari dalam maupun luar. Perilaku ini
merupakan umpan balik dari sistem. Roy mengkategorikan output sistem
sebagai respon yang adaptif atau respon yang tidak evektif atau maladaptif.

10
Respon adaptif dapat meningkat integritas seseorang yang secara keseluruhan
dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu melaksanakan tujuannya yang
berkenaan dengan kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi dan
keunggulan. Sedangkan respon yang mal adaptif perilaku yang tidak
mendukung tujuan ini.
2.4 Paradigma Keperawatan
1.Manusia (klien)
Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena
manusilah yang menjadi penerima asuhan keperawatan baik individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat yang dipandang sebagai ”holistic
adaptif system”. Dimana holistic adaptif system ini merupakan perpaduan
antara konsep sistem dan konsep adaptasi.
2.Lingkungan
Lingkungan didefinisikan Roy sebagai semua kondisi, keadaaan dan
pengaruh-pengaruh disekitar individu yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku individu dan kelompok. Dalam hal ini Roy
menekankan agar lingkungan dapat didesign untuk meningkatkan
kemampuan adaptasi individu atau meminimalkan resiko yang akan terjadi
pada individu terhadap adanya perubahan.
3.Sehat
Roy mendefinisikan sehat sebagai integritas individu yang ditunjukkan
dengan kemampuan mempertahankan diri, tumbuh, reproduksi dan
penguasaan. Asuhan keperawatan menurut model Roy bertujuan
meningkatkan kesehatan individu dengan cara meningkatkan respon
adaptifnya.
4. Keperawatan
Tujuan keperawatan menurut Roy adalah meningkatkan respon adaptif
individu dan menurunkan respon inefektif individu, dalam kondisi sakit atau
sehat. Selain meningkatkan kesehatan di semua proses kehidupan,
keperawatan juga bertujuan untuk mengantarkan individu meninggal dengan
damia. Untuk mencapai tujuan tersebut, perawat harus dapat mengatur
stimulus fokal, kontekstual dan residual yang ada pada individu, dengan
lebih menitik beratkan pada stimulus fokal, yang merupakan stimulus
tertinggi.

11
2.5 Konsep Dasar Keperawatan Callista Roy
Roy mengembangkan konsep model keperawatan, berdasararkan tiga konsep
asumsi dasar, yaitu :
a. Asumsi dari teori sistem
Sistem adalah suatu kesatuan yang dihubungkan karena fungsinya
sebagai kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya ketergantungan dari setiap
bagian bagian. Sistem terdiri dari proses input, output, control, dan umpan
balik.
b. Asumsi dari teori Helson
Perilaku adaptasi adalah berfungsinya stimulus dan derajat adaptasi
yang dapat berpengaruh terhadap stimulus vokal, kontekstual dan residual.
c. Asumsi dari teori Humanisme
Manusia sebagai makhluk yang holistik mempunyai kekuatan yang
kreatif. Menurut Roy, humanisme dalam keperawatan adalah keyakinan
terhadap kemampuan koping manusia terharap derajat kesehatan.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Callista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet.
Roy dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles California. Model
keperawatab Roy, dikenal dengan model adaptasi dimana Roy memandang
setiap manusia pasti mempunyai potensi untuk dapat beradaptasi terhadap
stimulus baik stimulus internal maupun eksternal dan kemampuan adaptasi ini
dapat dilihat dari berbagai tingkat usia.
3.2 Saran
Secara umum pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari
setiap konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu
membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan ilmu keperawatan itu
sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika, norma dan budaya. Secara
khusus, perawat harus mampu mengambil tindakan untuk memanipulasi stimulu
fokal, kontektual, maupun residual stimulu dengan melakukan analisaa sehingga
stimulu berada pada daerah adaptasi. Perawat harus mampu bertindak untuk
mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan melalui pengutan regulator,
kongnator dan mekanisme koping yang lain.
Pada suatu sehat, perawat berperab untuk membantu pasien agar tetap
mampu mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga.
Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana
meningkatkan respon adaptifnya akibat adanya perubahan lingkungan baik
internal maupun eksternal.

13
DAFTAR PUSTAKA

Pardede, Jek Amidos. 2018. Teori dan Model Adaptasi Sister Calista Roy:
Pendekatan Keperawatan. Diambil dari :
https://www.researchgate.net/publication/347208243_Teori_Dan_Model_Adaptasi_S
ister_Calista_Roy_Pendekatan_Keperawatan pada September 2022.

14

Anda mungkin juga menyukai