Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGKAJIAN KEPERAWATAN BERDASARKAN

ROY’S ADAPTATION MODEL

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Ns. Yunie Armiyanti, M. Kep, Sp.Kep.MB

DISUSUN OLEH :

1. Lisvi Aprilia Putri_G2A022089


2. Diah Ayu Wulandari_G2A022090
3. Syafira Nur Intani Amar_G2A022091
4. Ananda Badi’atul Firdaus_G2A022092
5. Rachma Anggita Sari_G2A022094
6. Maya Sri Utami_G2A022095
7. Sherli Amalia Putri_G2A022096
8. Tata Citra Laurensia_G2A022098
9. Tia Nurhayati_G2A022100
10. Halimah Tusa’diyah_G2A022101

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Pengkajian
Keperawatan Berdasarkan Roy’s Adaption Model. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan sejumlah pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Ns. Yunie Armiyanti, M. Kep, Sp.Kep.MB selaku pengampu mata kuliah Proses
Keperawatan dan Berpikir Kritis S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Semarang.
2. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat.

Semarang, 21 Maret 2023

Penulis

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN.............................................................................3
A. Pengertian Roy’s Adaptation Model...............................................................................3
B. Kapan dan Area mana Model Pengkajian Teori Callista Roy.......................................4
C. Komponen Pengkajian Teori Callista Roy......................................................................5
D. Contoh Format Pengkajian Teori Callista Roy...............................................................7
E. Artikel Penelitian Penggunaan Model Pengkajian Callista Roy....................................7
F. Kelebihan dan Kelemahan Model Pengkajian Callista Roy.........................................10
BAB III.....................................................................................................................................12
SIMPULAN dan SARAN........................................................................................................12
A. SIMPULAN..................................................................................................................12
B. SARAN.........................................................................................................................12
LAMPIRAN.............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan
yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan
sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan
yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model konseptual
keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan
keperawatan.
Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila
didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan
dan diimplementasikan di dalam praktek keperawatan. Asuhan keperawatan
merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan masalah
keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk
penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana
dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan
diagnosa, perencanaan, implimentasi tindakan, dan evaluasi.
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta
theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut
diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai
yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Level ke
empat dari teori tersebut (metatheory) adalah teori dengan level tertinggi dan
dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”, pada
level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge tentang body of
knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti metamatematika
(Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004).

B. Tujuan
 Tujuan Umum
Agar Mahasiswa/I Memahami tentang Teori Keperawatan Callista Roy

1
 Tujuan khusus
 Agar Mahasiswa/i mengetahui Teori Keperawatan Menurut Callista Roy
 Agar Mahasiswa/i mengetahui Kapan dan Dimana Model Keperawatan Teori
Keperawatan Callista Roy bisa dipakai
 Agar Mahasiswa/i mengetahui,Isi dan Komponen Pengkajian Model
Keperawatan Teori Callista Roy
 Agar Mahasiswa/i mengetahui Format Pengkajian Model Keperawatan Teori
Callista Roy
 Agar Mahasiswa/I dapat menambah ilmu dengan membaca artikel terkait
Pengkajian Model Keperawatan Teori Callista Roy
 Agar Mahasiswa/i mengetahui Kelebihan dan Kelemahan Pengkajian Model
Keperawatan Teori Callista Roy

2
BAB II

TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Roy’s Adaptation Model


Model keperawatan adaptasi Roy adalah model yang memandang manusia
sebagai suatu sistem adaptasi mulai dari tingkatan individu itu sendiri sampai ke
adaptasi dengan lingkungan. Teori ini menjelaskan proses keperawatan yang
bertujuan membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan
fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan interdependensi selama sehat
sakit (MarrinerTomery, 1994 dan Rofikoh, 2014).
Sister Calista Roy mengembangkan model adaptasi dalam keperawatan pada
tahun 1964. Model ini banyak di gunakan sebagai falsafah dasar dan model
konsep dalam pendidikan keperawatan. Model adaptasi Roy adalah system model
yang esensial dalam keperawatan. Roy menjelaskan bahwa manusia adalah
makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Dalam memenuhi
kebutuhan manusia selalu di hadapkan berbagai persoalan yang kompleks. Dalam
menghadapi persoalan tersebut Roy mengemukakan teori adaptasi. Penggunaan
koping atau mekanisme pertahanan diri, berespon melakukan peran dan fungsi
secara optimal untuk memelihara integritas diri keadaan lingkungan sekitarnya
dalam suatu rentang kontinu sehat – sakit.
Sumber- sumber yang mendukung perkembangan teori ini : Didasari dari teori
adaptasi Helson, yang mengatakan bahwa respon adaptive adalah fungsi yang
muncul ketika ada stimulus dan level adaptasi.. Stimulus adalah setiap factor yang
mengakibatkan sebuah respon. Stimulus dapat muncul dari lingkungan internal
maupun eksternal.
Setelah mengembangkan teorinya, Roy mempresentasikan teori tersebut pada
praktek keperawatan, riset dan pendidikan keperawatan. Selain itu pengembangan
model konseptual C.Roy di kontribusi oleh Lebih dari 1500 mahasiswa di fakultas
di mana C.Roy bekerja. Pemerintah Amerika saat itupun sangat mendukung
perkembangan teori ini, diantaranya dengan menyediakkan 100. 000 perawat di
USA disiapkan untuk praktek menggunakan teori ini.

3
B. Kapan dan Area mana Model Pengkajian Teori Callista Roy
 Kapan Model Pengkajian Teori Callista Roy di pakai
Salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi keperawatan adalah
dengan mengembangkan salah satu model pelayanan keperawatan yang
sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. Model keperawatan Roy,
dikenal dengan model “adaptasi”dimana Roy memandang setiap manusia
pasti mempunyai potensi untuk dapat beradaptasi terhadap stimulus baik
stimulus internal maupun eksternal dan kemampuan adaptasi ini dapat
dilihat dari berbagai tingkatan usia.Aplikasi proses keperawatan menurut
konsep teori Roy di Rumah Sakit telah banyak diterapkan.
Model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy adalah perawat bisa
mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi
fisiologis, konsep diri, mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain
itu perawat juga bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu
stimulus fokal, konektual dan residual, sehingga diagnosis yang dilakukan
oleh perawat bisa lebih lengkap dan akurat.
Melalui penerapan dari teori adaptasi Roy, perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu,
tentang hal-hal yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme
koping dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress.

 Dimana Model Pengkajian Teori Callista Roy digunakan


Roy menyatakan bahwa area yang paling tepat ialah area lingkungan
kesehatan karena kondisi tersebut dapat menunjang faktor dari lingkungan
internal dan eksternal,yang mengakibatkan terhadap perkembangan diri dari
perilaku seseorang dan suatu kelompok.
Model pengkajian teori Calista roy dapat digunakan dalam berbagai
asuhan keperawatan. Contohnya pada :
a. Konsep asuhan keperawatan adaptasi model teori keperawatan roy
pada ibu hail trimester III

4
b. Konsep asuhan keperawatan komunitas
c. Penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan asma bronchial
melalui pendekatan teoru sr. Calista roy diruang HCU
d. Asuhan keperawatan pada bayi dengan sepsis neonatorum
menggunakan pendekatan teori Calista roy diruang NICU
e. Aplikasi teori model Calista roy dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien dengan kista ovarium

C. Komponen Pengkajian Teori Callista Roy


Empat Elemen utama dari teori Roy adalah : Manusia sebagai penerima
asuhan keperawatan, Konsep lingkungan, Konsep sehat dan Keperawatan.
Dimana antara keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain
karena merupakan suatu sistem.
1. Manusia
Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena manusialah
yang menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu individu, keluarga,
kelompok maupun masyarakat, yang dipandang sebagai “Holistic Adaptif
System”. Dimana “Holistic Adaptif System “ ini merupakan perpaduan antara
konsep sistem dan konsep adaptasi.
a. Konsep Sistem
Roy memandang manusia sebagai mahluk holistik yang dalam sistem
kehidupannya akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, dimana diantara
keduanya akan terjadi pertukaran informasi, “matter” dan energi. Adapun
karakteristik sistem menurut Roy adalah input, output, control dan feed back
b. Konsep Adaptasi
Output dalam sistem adaptasi ini berupa respon perilaku individu yang
dapat dikaji oleh perawat baik secara objektif maupun subjektif. Respon
perilaku ini dapat menjadi umpan balik bagi individu maupun lingkungannya.
Roy mengkategorikan output dari sistem adaptasi ini berupa respon adaptif
dan respon inefektif. Respon adaptif dapat meningkatkan integritas individu
sedangkan respon inefektif tidak dapat mendukung untuk pencapaian tujuan
perawatan individu.

5
Roy menggunakan istilah mekanisme koping untuk menggambarkan
proses kontrol individu dalam sistem adaptasi ini. Beberapa koping ada yang
bersifat genetik seperti : WBC (sel darah putih) sebagai benteng pertahanan
tubuh terhadap adanya kuman, sedangkan beberapa koping lainnya ada yang
merupakan hasil belajar seperti : menggunakan antiseptik untuk
membersihkan luka. Dalam mekanisme kontrol ini, Roy menyebutnya dengan
istilah “Regulator” dan “Cognator”. Transmitter dari sistem regulator berupa
kimia, neural atau sistem saraf dan endokrin, yang dapat berespon secara
otomatis terhadap adanya perubahan pada diri individu. Respon dari sistem
regulator ini dapat memberikan umpan balik terhadap sistem cognator. Proses
kontrol cognator ini sangat berhubungan dengan fungsi otak dalam hal fungsi
persepsi atau memproses informasi, pengambilan keputusan dan emosi.

2. Lingkungan
Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu merupakan elemen
dari lingkungan, menurut Roy. Lingkungan didefinisikan oleh Roy adalah “
Semua kondisi, keadaan dan pengaruh-pengaruh disekitar individu yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu dan kelompok “(Roy and
Adrews, 1991 dalam Nursing Theory : 260) . Dalam hal ini Roy menekankan agar
lingkungan dapat didesign untuk meningkatkan kemampuan adaptasi individu
atau meminimalkan resiko yang akan terjadi pada individu terhadap adanya
perubahan.

3. Sehat
Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being and
becoming an integrated and whole person”. Integritas individu dapat ditunjukkan
dengan kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh, reproduksi dan
“mastery”. Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan individu dengan cara meningkatkan respon adaptifnya.

4. Keperawatan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan menurut Roy
adalah meningkatkan respon adaptif individu dan menurunkan respon inefektif
individu, dalam kondisi sakit maupun sehat. Selain meningkatkan kesehatan di

6
semua proses kehidupan, keperawatan juga bertujuan untuk mengantarkan
individu meninggal dengan damai. Untuk mencapai tujuan tersebut, perawat harus
dapat mengatur stimulus fokal, kontekstual dan residual yang ada pada individu,
dengan lebih menitikberatkan pada stimulus fokal, yang merupakan stimulus
tertinggi.

D. Contoh Format Pengkajian Teori Callista Roy


 Terlampir

E. Artikel Penelitian Penggunaan Model Pengkajian Callista Roy


a) Judul Artikel
“Aplikasi Teori Model Calista Roy Dalam Pemberian Asuhan
Keperawatan Pada Ny. S Dengan Kista Ovarium Di Sukamaju Kota
Bengkulu”
b) Peneliti/Tahun penelitian
Peneliti : Ita Susianti
Tahun peneliti 2017
c) Hasil Penelitian
Aplikasi teori Calista Roy dalam pemberian asuhan keperawatan pada Ny
S dengan kista ovarium. Dalam Bab ini, penulis akan membahas meliputi
segi pengkajian, diagnosa, perencanaan keperawatan, implementasi
keperawatan, dan evaluasi keperawatan mengenai kasus yang penulis
angkat.
 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari
berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien. Pada saat pengumpulan data, penulis tidak
menemukan banyak kendala karena Ny. S dan keluarga sangat
kooperatif yang ditunjang dengan terbinanya kepercayaan antara
penulis dengan Ny. S beserta keluarga. Ny. S juga memberikan
informasi yang lengkap dan jelas sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan penulis. Dalam pengkajian keperawatan ini difokuskan
pada teori Calista Roy pada saat pengkajian didapatkan data hasil:

7
Nadi: 84x /menit, Suhu: 36,20C, Pernafasan: 20x /menit, Tensi
darah: 140 / 90, konjunctiva anemis, klien sering merasa pusing, BU
5x /menit, terdapat pengeluaran darah pervaginam, bentuk abdomen
asimetris, terdapat benjolan di abdomen dekstra, klien mengeluh
nyeri pada perut bagian bawah, nyeri dirasakan klien seperti melilit
– lilit, panas pada bokong selama ±4jam secara terus menerus
dengan skala ±10 (sakit sekali), klien mengatasinya dengan
mengelus – elus bokongnya. Menurut pengembangan teori Roy
pengkajian dilakukan yaitu oksigenasi: menggambarkan pola
penggunaan oksigen berhubungan dengan respirasi, dan sirkulasi,
Nutrisi: menggambarkan pola penggunaan nutrisi untuk
memperbaiki kondisi tubuh dan perkembangan, eliminasi:
menggambarkan pola eliminasi, aktivitas dan istirahat:
menggambarkan pola fisiologis kulit, rasa/senses: menggambarkan
fungsi sensoris perceptual berhubungan dengan panca indra, cairan
dan elektrolit: menggambarkan pola fisiologis penggunaan cairan
dan elektrolit, fungsi neurologis: menggambarkan pola kontrol
neurologis, pengaturan dan intelektual, fungsi endokrin:
menggambarkan pola kontrol dan pengaturan termasuk respon stress
dan system reproduksi, pengkajian konsep diri, pengkajian fungsi
peran (sosial) dan pengkajian interdependensi
 Diagnose Keperawatan
Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan
intervensi keperawatan, untuk mencapai hasil yang merupakan
tanggung jawab perawat. Pada asuhan keperawatan Ny. S dengan
kista ovarium ditemukan diagnosa keperawatan. Sedangkan masalah
– masalah keperawatan yang muncul pada klien Ny. S pada saat
melakukan asuhan keperawatan antara lain :gangguan rasa nyaman
nyeri berhubungan dengan adanya masa di perut bawah, gangguan
volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
adanya perdarahan, gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake tidak adekuat. Roy mendefenisikan
untuk menyusun diagnosa keperawatan, menggunakan tipologi
diagnosa yang dikembangkan oleh roy dan berhubungan dengan 4

8
mode adaptif. Jadi peningkatan adaptasi dalam tiap 4 cara
menyesuaikan diri yaitu: fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran
dan interpendensi. Harapan terhadap peningkatan integritas adaptasi
dan berkontribusi terhadap kesehatan manusia, kualitas hidup dan
kematian yang bermanfaat. Tujuan keperawatan diraih ketika
stimulus vokal berada didalam suatu area tingkatan adaptasi
manusia, dan ketika stimulus vokal tersebut tidak ada dalam area,
manusia dapat membuat suatu penyesuaian diri atau respon efektif.
 Intervensi
Dalam penyusunan perencanaan keperawatan, penulis melakukan
sesuai dengan diagnosa yang telah diprioritaskan yaitu komponen
tujuan, kriteria dan rencana keperawatan. Dalam menentukan
intervensi keperawatan pada pasien penulis menyusun sesuai dengan
apa yang dibutuhkan pasien, dimodifikasi sesuai kondisi, usia,
emosi, status sosial, kebudayaan, dan kapasitas intelektual pasien.
Pada penetapan tujuan dan rencana tindakan perawat akan
memfasilitasi Ny. S dalam melakukan penanganan pada masalah
kista ovarium yang meliputi:Gangguan Rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan adanya masa di perut bawah Gangguan volume
cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya
perdarahan, gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake tidak adekuat. Menurut Roy intervensi
keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah atau
memanipulasi simulasi fokal, kontekstual, dan residual.
Pelaksanaannya juga ditujukan kemampuan klien dalam koping
secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi pada
klien, sehingga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi
meningkat. Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian
kondisi yang optimal, dengan menggunakan koping yang
konstruktif. Tujuan jangka panjang harus dapat menggambarkan
penyelesaian masalah adaptif dan ketersediaan energi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut (mempertahankan, pertumbuhan,
reproduksi). Tujuan jangka pendek mengidentifikasi harapan
perilaku klien setelah manipulasi stimulus fokal, kontekstual dan

9
residual pelayanan pada orang – orang. Lebih spesifik dia
mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu dan praktek dari
peningkatan adaptasi untuk meningkatkan kesehatan sebagai tujuan
untuk mempengaruhi kesehatan secara positif. Keperawatan
meningkatkan adaptasi individu dan kelompok dalam situasi yang
berkaitan dengan kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan
menggambarkan lebih spesifik perkembangan ilmu keperawatan dan
praktek keperawatan yang berdasarkan ilmu keperawatan tersebut.
Dalam model tersebut, keperawatan terdiri dari tujuan keperawatan
dan aktivitas keperawatan.

F. Kelebihan dan Kelemahan Model Pengkajian Callista Roy


a. Kelebihan Model Pegkajian Callista Roy
Dalam model toeri aplikasi Roy, kelebihan yang dimiliki terletak pada
teori praktek dan model adaptasi nya dimana seorang perawat dapat
melakukan suatu pengkajian dan menegakkan diagnose lebih akurat
khususnya pada pasien dengan gangguan jiwa. Dengan teori ini, perawat
dapat menegtahui factor resipitasi dan factor predisposisi dari masalah
yang dihadapi pasien yang akan dijelaskan sebagai berikut :
A. Perawat mampu mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus
fisiologis adaptasemode, konsep diri, peran adaptasimode dan
ketergantungan adaptasemode
B. Perawat mampu mengkaji stressor yang dihadapi pasien baik stimulus
vocal maupun kontekstual yang merupakan factor presipitasi dari
masalah pasien dan stimulus residual yang pada dasarnya merupakan
factor predisposisi dari masalah pasien
Dalam hal tersebut, perawat mampu melakukan pengkajian hingga
menegakkan suatu diagnose yang lebih lengkap dan akurat, dimana dalam
praktiknya perawat tidak hanya mampu mengintervensi pada factor
presipitasi dan factor predisposisi dari masalah yang dihadapi pasien.
Sehingga, dalam hal ini perawat dapat mencegah pasien dalam masalah
resiko dan gangguan jiwa, meningkatkan individu yang sehat agar tidak
mengalami masalah resiko dan gangguan jiwa. Selain itu, dengan
mengaplikasikan teori adaptasi Roy ini perawat dalam asuhannya mampu

10
lebih memahami tentang proses adaptasi yang terjadi pada individu yang
dimulai dari adanya stimullus atau stressor yang dapat menjadikan
individu mengalami stress, proses mekanisme koping dan effector sebagai
upaya individu dalam mengatasi stressor, sehingga dalam tujuannya
penetrapan model tersebut dapat membantu individu terhadap perubahan
baik dalam kebutuhan fisiologis konsep diri, fungsi peran, maupun
hubungan interdependensi selama sehat-sakit. Dalam praktik keperawatan
khusunya keperawatan jiwa, berdasarkan penelitian penerapan
assertiveness training efektif dalam meningkatkan pencegahan perilaku
kekerasan dimana pengkajian dalam penerapan tersebut menggunakan
pendekatan model adaptasi Roy.
b. Kelemahan Model Pengkajian Callista Roy
Keleman dari adaptasi roy ini berfokus pada sasaranya. Model adaptasi
ini hanya berfokus dalam proses adaptasi dan bagaimana pemecahan
masalah pasien dengan menggunakan proses keperawatan tanpa
menjelaskan sikap caring terhadap pasien, padahal perawat tanpa sikap
caring akan menimbulkan stessor pada pasienya. Oleh karena itu perlunya
penerapan perilaku caring perawat untuk menunjang model adaptasi
tersebut, dimana caring akan menjadi sangat penting dalam membina
hubungan interpersonal antara perawat dengan pasienya (Tomey &
Alligood,2006).

11
BAB III

SIMPULAN dan SARAN

A. SIMPULAN
Roy menyampaikan bahwa model keperawatan adaptasi menurut beliau adalah model
yang memandang manusia sebagai suatu sistem adaptasi mulai dari tingkatan individu itu
sendiri sampai ke adaptasi dengan lingkungan. Roy juga menjelaskan bahwa manusia itu
adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh dalam memenuhi kebutuhan
manusia selalu di hadapkan berbagai persoalan yang kompleks. Model keperawatan Roy juga
dikenal dengan model “adaptasi”dimana Roy memandang setiap manusia pasti mempunyai
potensi untuk dapat beradaptasi terhadap stimulus baik stimulus internal maupun eksternal
dan kemampuan adaptasi ini dapat dilihat dari berbagai tingkatan usia. Aplikasi proses
keperawatan menurut konsep teori Roy di Rumah Sakit telah banyak diterapkan. Roy juga
menyatakan bahwa area yang paling tepat ialah area lingkungan kesehatan karena kondisi
tersebut dapat menunjang faktor dari lingkungan internal dan eksternal,yang mengakibatkan
terhadap perkembangan diri dari perilaku seseorang dan suatu kelompok.
Adapun empat elemen utama dari teori Roy adalah : Manusia sebagai penerima
asuhan keperawatan, Konsep lingkungan, Konsep sehat dan Keperawatan. Dimana antara
keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain karena merupakan suatu
sistem.Kelebihan teori ini yaitu yang dimiliki terletak pada teori praktek dan model adaptasi
nya dimana seorang perawat dapat melakukan suatu pengkajian dan menegakkan diagnose
lebih akurat.Sedangkan kelemahan dari adaptasi roy ini berfokus pada sasaranya. Model
adaptasi ini hanya berfokus dalam proses adaptasi dan bagaimana pemecahan masalah pasien
dengan menggunakan proses keperawatan tanpa menjelaskan sikap caring terhadap pasien.

B. SARAN

Secara umum pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari setiap


konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu membandingkan
teori dan model praktik yang sesuai dengan ilmu keperawatan itu sendiri sehingga
tidak bertentangan dengan etika, norma dan budaya. Secara khusus, perawat harus

12
mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau sakit. Perawat
mampu mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal, kontektual, maupun
residual stimuli dengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah
adaptasi. Perawat harus mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien
mengantisipasi perubahan melalui penguatan regulator, kongnator dan mekanisme
koping yang lain. Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu pasien agar
tetap mampu mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga.
Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana
meningkatkan respon adaptifnya akibat adanya perubahan lingkungan baik internal
maupun external.
Bagi mahasiswa diharapkan mampu untuk mempelajari serta memahami
model konsep dan teori keperawatan Roy sekaligus pula dapat menerapkanya dalam
dunia keperawatan dan mampu membandingkan teori dan model praktik yang sesuai
dengan ilmu keperawatan itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika, norma
dan budaya.

13
LAMPIRAN

Format Pengkajian Teori Callista Roy


A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama :.........................................................................................
Jenis kelamin : L/P
Umur....................................Tahun
Dx medis :.........................................................................................
Agama :.........................................................................................
Pendidikan :.........................................................................................
Pekerjaan :.........................................................................................
Suku :.........................................................................................
Alamat :.........................................................................................

2. Pengkajian Tahap Pertama


a. Fisiologi
1) Oksigenasi dan Ventilasi
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
2) Nutrisi
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
3) Eliminasi
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
4) Aktivitas
…………………………………………………………………
………………………………………………………………....
5) Istirahat
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
6) Sense
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
7) Cairan, elektrolit, dan keseimbangan asam basa

14
…………………………………………………………………
………………………………………………………………....
8) Fungsi neurologis
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
9) Endokrin
…………………………………………………………………
………………………………………………………………....
b. Konsep diri
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
c. Fungsi Peran
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
d. Ketergantungan
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
3. Pengkajian Tahap Kedua
a. Mode fisiologi
Perilaku Klien Stimulus fokal Stimulus Stimulus
kontekstual residual

b. Konsep diri
Perilaku Klien Stimulus fokal Stimulus Stimulus
kontekstual residual

c. Fungsi peran

15
Perilaku Klien Stimulus fokal Stimulus Stimulus
kontekstual residual

d. Interdependensi
Perilaku Klien Stimulus fokal Stimulus Stimulus
kontekstual residual

4. Pemeriksaan penunjang / pemeriksaan diagnostic


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

16
C. RENCANA DAN TINDAKAN KEPERAWATAN
No. Dx Tujuan Intervensi

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No. Dx Implementasi Evaluasi

17
DAFTAR PUSTAKA

Amidos, J. (2018, November 1). ResearchGate. Retrieved from researchgate.net:


https://www.researchgate.net/publication/347208243_Teori_Dan_Model_Adaptasi
_Sister_Calista_Roy_Pendekatan_Keperawatan
Erwina, I. (2012). NERS Jurnal Keperawatan. Aplikasi Model Adaptasi Roy pada Klien Resiko
Perilaku Kekerasan dengan Penerapan Asertiveness Training di RS Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor, 66-74.
Susianti, I. (2017). UPTD Puskesmas Padang Serai Kota Bengkulu. APLIKASI TEORI MODEL
CALISTA ROY DALAM PEMBERIAN ASUHAN, 45-47.
Umy. (2014, Maret 3). Repository. Retrieved from repository.umy.ac.id:
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/25163/BAB%20II.pdf?seq
uence=3&isAllowed=y

18

Anda mungkin juga menyukai