Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

MODEL KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN JIWA ( MODEL


STRESS ADAPTASI ROY)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu : Tajudin, S.Kep, MM


Di susun Oleh :
Kelompok 4
1. Aisyah (171440101)
2. Juwita Maharani (171440109)
3. Nabila Amelia (171440114)
4. Nurrahmadina (171440117)
5. Shella Oktavia (171440125)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
BANGKA BELITUNG
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya
lah kami dapat m
enyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul
Model Konseptual dalam Keperawatan Jiwa ( Model Stess Adaptasi Roy ) dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah ll (KMB ll).
Dalam penulisan makalah ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah meng-anugerahkan kesehatan kepada kami semua
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
2. Bapak Tajudin, S.Kep, MM yang telah membimbing kami dalam penulisan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
maupun isi dalam makalah ini. Namun kami berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan pembaca mengenai Model Konseptual dalam Keperawatan
Jiwa ( Model Stess Adaptasi Roy). Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.

Pangkalpinang, 17 Februari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Definisi Model Konseptual Keperawatan ............................................... 3
B. Model Konseptual dalam Keperawatan Jiwa ( Model Stress Adaptasi
Roy ) ........................................................................................................ 4
C. Kelebihan Model Stress Adaptasi Roy .................................................... 8
D. Kekurangan dan Perbaikan Model Adaptasi Roy ................................... 9
BAB III ................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ............................................................................................ 11
B. Saran ...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, yang berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia.
Keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan individu dan kelompok
dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri Keperawatan
merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang respon manusia
terhadap penyakit, pengobatan dan perubahan lingkungan yang dapat
menimbulkan suatu fenomena. Fenomena tersebut dapat diatasi perawat
dengan mengaplikasikan berbagai konsep model dan teori keperawatan yang
dimilikinya. Selain itu dengan mengaplikasikan teori dan konsep model
keperawatan, perawat dapat mengetahui apa tindakan keperawatan yang harus
dilakukan dan alasan mengapa tindakan keperawatan tersebut dilakukan
Aplikasi teori dan konsep model keperawatan dapat diterapkan diberbagai
cabang ilmu keperawatan, baik di keperawatan dasar, keperawatan klinik,
maupun keperawatan komunitas. Di keperawatan jiwa sendiri salah satu teori
dan konsep model keperawatan yang dapat diterapkan adalah Model Adaptasi
Roy.
Model Adaptasi Roy menggambarkan manusia sebagai sistem terbuka dan
sistem adaptif yang akan merespons terhadap kejadian atau perubahan-
perubahan yang terjadi pada lingkungan baik yang internal maupun external.
Respons yang ditimbulkan tersebut dapat berupa respon adaptif dan
maladaptif, sesuai dengan mekanisme koping yang digunakan pasien dalam
menghadapi stressor yang dihadapinya. Roy juga memandang lingkungan
sebagai kondisi internal maupun eksternal yang dapat diatur dan dimanipulasi
perawat dalam rangka membantu pasien memulihkan diri.

1
Kegiatan keperawatan diarahkan pada penciptaan lingkungan yang
memungkinkan terjadinya penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Selain itu
kegiatan keperawatan juga diharapkan dapat mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan proses adaptasi klien terhadap stimulus ke arah
yang lebih positif. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang lebih baik
tentang teori dan aplikasi Model Adaptasi Roy.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Model Konseptual Keperawatan?
2. Bagaimana Model Konseptual dalam Keperawatan Jiwa ( Model Stress
Adaptasi Roy) ?
3. Apakah Kelebihan dari Model Stress Adaptasi Roy ?
4. Apakah Kekurangan dan Perbaikan dari Model Stress Adaptasi Roy ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari Model Konseptual Keperawatan.
2. Untuk mengetahui Bagaimana Model Konseptual dalam Keperawatan
Jiwa ( Model Stress Adaptasi Roy ).
3. Untuk mengetahui Apakah Kelebihan dari Model Stress Adaptasi Roy.
4. Untuk mengetahi Apakah Kekurangan dan Perbaikan dari Model Stress
Adaptasi Roy.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Model Konseptual Keperawatan
Banyak ahli mendefiniskan mengenai model konseptual seperti berikut
ini: Model konseptual memberikan keteraturan untuk berfikir, mengobservasi
dan menginterpretasi apa yang dilihat, memberikan arah riset untuk
mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk menjawab fenomena dan
menunjukkan pemecahan masalah (Christensen & Kenny, 2009, hal. 29).
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya.
Model konseptual keperawatan merupakan petunjuk bagi perawat
untuk mendapatkan informasi agar perawat peka terhadap apa yang terjadi
pada suatu saat dengan dan tahu apa yang harus perawat kerjakan (Brockopp,
1999, dalam Hidayati, 2009).Marriner-Tomey (2004, dalam Nurrachmah,
20100 menjelaskan bahwa, model konseptual keperawatan telah memperjelas
kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan dengan melibatkan empat
konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua
adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi
juga meerupakan sumber pendukung bagi individu. Ketiga adalah Kesehatan
menjelaskan tentang rentang sehat-sakit sepanjang siklus mulai konsepsi
hingga kematian. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen
penting dalam perannya sebagai faktor penentu meningkatnya keseimbangan
kehidupan seseorang (klien). Lebih lanjut Tomey mengatakan, konseptualisasi
keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial
yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk
lingkungan fisiknya. Cara pandang dan fokus penekanan pada skema
konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti
penekanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek
komplementer.
Tujuan dari model konseptual keperawatan (Ali, 2001, hal. 98) :
a. Menjaga konsistensi pemberian asuhan keperawatan.

3
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan
bagi setiap anggota tim keperawatan.
B. Model Konseptual Dalam Keperawatan Jiwa ( Model Stress Adaptasi
Roy)
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi
landasan dalam melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983). Lebih
spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan praktik
berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap
kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif.
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan
yang utuh untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan
dan berespons terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika
stressor terjadi dan individu tidak dapat menggunakan “koping” secara efektif
maka individu tersebut memerlukan perawatan.Tujuan keperawatan adalah
meningkatkan interaksi individu dengan lingkungan, sehingga adaptasi dalam
setiap aspek semakin meningkat.Komponen-komponen adaptasi mencakup
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan.
Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan. Didalamnya
menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasi mengambarkan
proses koping terhadap stressor dan produk akhir dari koping. Proses adaptasi
termasuk fungsi holistic bertujuan untuk mempengaruhi kesehatan secara
positif yang pada akhirnya akanmeningkatkan integritas. Proses adaptasi
termasuk didalamnya proses interaksi manusia dengan lingkunganyang terdiri
dari dua proses. Bagian pertama dari proses ini dimulai dengan perubahan
dalam lingkungan internal dan eksternal yang membutuhkan sebuah respon.
Perubahan tersebut dalam model adaptasi Roy digambarkan sebagai stressor

4
atau stimulus fokal dan ditengahi oleh factor-faktor konstektual dan residual.
Stressor menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress.
Bagian kedua adalah mekanisme koping yang dirangsang untuk
menghasilkan respon adaptif dan inefektif.Produk adaptasi adalah hasil dari
proses adaptasi dan digambarkan dalam istilah kondisi yang meningkatkan
tujuan-tujuan manusia yang meliputi : kelangsungan hidup, pertumbuhan,
reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi akhir ini adalah
kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi peningkatan dan
penurunan respon-respon. Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh
adaptasi yang lain, sehingga dinamik equilibrium manusia berada pada tingkat
yang lebih tinggi. Jarak yang besar dari stimulus dapat disepakati dengan
suksesnya manusia sebagai sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi
mengarah pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau
sehat. Adaptasi kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang
masuk dan tingkatan adaptasi
Model Adaptasi Roy berasumsi bahwa dasar ilmu keperawatan adalah
pemahaman tentang proses adaptasi manusia dalam menghadapi situasi
hidupnya. Roy mengidentifikasikan 3 aspek dalam model keperawatannya
yaitu: pasien sebagai penerima layanan keperawatan, tujuan keperawatan dan
intervensi keperawatan. Masing-masing aspek utama tersebut termasuk
didalamnya konsep keperawatan, manusia, sehat-sakit, lingkungan dan
adaptasi. Konsep adaptasi diasumsikan bahwa individu merupakan sistem
terbuka dan adaptif yang dapat merespon stimulus yang datang baik dari
dalam maupun luar individu (Roy & Andrews, 1991 dalam Araich, 2001).
Dengan Model Adaptasi Roy, perawat dapat meningkatkan penyesuaian diri
pasien dalam menghadapi tantangan yang berhubungan dengan sehat-sakit,
meningkatkan penyesuaian diri pasien menuju adaptasi dan dalam
menghadapi stimulus. Kesehatan diasumsikan sebagai hasil dari adapatasi
pasien dalam menghadapi stimulus yang datang dari lingkungan.
Dalam Model Adaptasi Roy juga terdapat proses keperawatan yang
dimulai dari mengkaji prilaku dan faktor faktor yang mempengaruhi,

5
mengidentifikasi masalah, menetapkan tujuan . dan mengevaluasi hasil Peran
perawat adalah memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
memanipulasi stimulus yang datang dari lingkungan yang akhirnya
menimbulkan koping yang positif sebagai hasil dari adaptasi dan respon
negatif dideskripsikan sebagai respon yang yang maladaptif (Tolson &
McIntosh, 1996 dalam Araich, 2001).
Adaptasi mempertimbangkan adanya biologis adaptasi mode dan
psikososial adaptasi mode. Psikososial adaptasi mode termasuk konsep diri,
fungsi peran, dan interdependen. Keempat adaptasi mode tersebut saling
berhubungan. Biologis dan fisiologis adaptasi mode berfokus pada kebutuhan
dasar yang menjaga integritas anatomi dan fisiologis individu. Stimulus yang
datang dari lingkungan baik internal maupun eksternal dikategorikan tiga
yaitu: stimulus fokal, kontekstual dan residul. Stimulus fokal adalah
perubahan atau situasi yang segera berakibat terhadap individu seperti stress,
trauma atau sakit.
Stimulus kontekstual adalah stimulus lain yang berpengaruh terhadap
stimulus fokal contoh lingkungan keluarga, stimulus residual adalah
karakteristik, nilai, sikap individu yang berkembang dari pengalaman masa
lalu seperti nilai, pengalaman dan sifat (Tolson & McIntosh dalam Araich,
2001).
Dalam proses adaptasi, kesehatan adalah hasil dari adaptasi manusia
terhadap stimulus yang dihadapinya, dan merupakan proses yang terjadi dan
terintegrasi serta menggambarkan hubungan antara individu dengan
lingkungan. Sedangkan adaptasi itu sendiri merupakan proses dan hasil dari
apa yang dipikirkan dan dirasakan individu sebagai individu dan kelompok,
dengan menggunakan kesadaran dan pilihan untuk membuat integrasi antara
individu dengan lingkungan. Respon yang timbul dalam proses adapatasi
dapat berupa respon adaptif dan respon inefektif. Respon adaptif merupakan
peningkatan integritas tujuan dari individu dalam hidup, pertumbuhan,
reproduksi, penguasaan dan transformasi individu dan lingkungan. Sedangkan

6
respon yang tidak efektif merupakan respon yang tidak berkontribusi dalam
pencapaian integritas individu.
Dalam proses adaptasi juga terdapat mekanisme koping dan juga sub
sistem regulator dan cognator. Regulator merupakan respon yang timbul
secara otomatis terhadap stimulus berupa proses syaraf, kimia dan sistem
endokrin. Cognator merespon melalui respon cognitif dan melalui saluran
emosi dan kognitif yaitu persepsi dan proses informasi, belajar, keputusan dan
emosi. Selain itu prilaku dikatakan sebagai aksi dan reaksi yang timbul baik
internal dan eksternal dalam keadaan yang spesifik. Tujuan perawatan adalah
meningkatkan adapatasi dengan mengatur stimulus lingkungan. Manajemen
keperawatan pada asuhan keperawatan pada pasien termasuk: meningkatkan,
mengurangi, mempertahankan, mengubah yang berhubungan dengan stimulus
fokal dan kontekstual yang relevan. Tujuan tindakan keperawatan adalah
meningkatkan adaptasi, yang berkontribusi terhadap kesehatan, kualitas
kehidupan dan kematian yang bermartabat.
Proses keperawatan berdasarkan Model Adaptasi Roy adalah metode
pemecahan masalah pasien dengan mengidentifikasi stimulus dan mengkaji
fungsi dari adaptasi mode. Dalam proses keperawatan ada 2 level pengkajian
yaitu pengkajian prilaku pasien dan pengkajian stimulus yang mengakibatkan
prilaku pasien. Langkah pertama proses keperawatan adalah pengkajian
prilaku. Prilaku yang dikaji adalah 4 adaptasi mode yaitu fisiologis, konsep
diri, fungsi peran dan interdependen. Fisiologis Adaptasi Mode adalah proses
fisik dan kimiawi dan prilaku yang menyinggung aspek fisik
individu.Terdapat 5 kebutuhan yaitu oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas
dan istirahat dan proteksi. Perawat harus mempelajari proses yang normal.
Konsep diri adaptasi mode merupakan gabungan dari keyakinan dan perasaan
tentang dirinya pada suatu waktu. Fokusnya adalah aspek psikologis dan
spiritual individu. Fungsi peran adaptasi mode adalah harapan tentang
pekerjaan dan posisi individu terhadap posisi pekerjaan lainnya. Dasar
kebutuhan adalah integritas sosial, untuk mengetahui hubungan satu dengan
lainnya. Interdependen adapatasi mode adalah prilaku yang menyinggung

7
tentang hubungan interpenden antara individu dan kelompok. Dasar
kebutuhannya adalah perasaan aman dalam suatu hubungan.
Level kedua pengkajian adalah menganalisis 3 tipe stimulus yang
mempengaruhi prilaku yang inefektif, terdiri dari stimulus fokal, konntekstual
dan residual. Langkah perawat selanjutnya adalah menetapkan dianosa
keperawatan yang berupa pernyataan yang menginterpretasikan data tentang
status adaptasi individu, termasuk prilaku dan stimulus yang relevan. Setelah
itu perawat menentukan tujuan keperawatan yang meliputi pernyataan yang
jelas tentang kriteria hasil dari pemberian perawatan. Selanjutnya perawat
melakukan intervensi keperawatan yang menentukan bantuan yang diberikan
pada individu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Langkah terakhir
adalah evaluasi keperawatan yang merupakan penilaian terhadap efektifitas
dari intervensi keperawatan.
C. Kelebihan Model Stress Adaptasi Roy
Model Adaptasi Roy telah menggambarkan tahapan–tahapan dalam proses
keperawatan yang lengkap. Berdasarkan teori Roy, tahapan proses
keperawatan dimulai dari 2 level pengkajian , diagnosa keperawatan, tujuan
tindakan keperawatan, intervensi keperawatan dan evaluasi keperawatan.
Kelebihan proses keperawatan berdasarkan Model Adaptasi Roy ini adalah
pada tahap 2 level pengkajian yang harus dilakukan perawat.
Pengkajian keperawatan dimulai dengan; level 1) perawat mengkaji respon
prilaku pasien terhadap stimulus yaitu fisiologis adaptasi mode, konsep diri
adaptasi mode, peran adaptasi mode dan ketergantungan adaptasi mode, level
2) perawat mengkaji stressor yang dihadapi pasein yaitu stimulus fokal &
kontekstual ( yang pada dasarnya merupakan faktor presipitasi dari masalah
yang dihadapi pasien) dan stimulus residual (yang pada dasarnya merupakan
faktor predisposisi dari masalah yang dihadapi pasien), sehingga pengkajian
yang dilakukan perawat lebih lengkap dan perawat dapat menegakkan
diagnosa lebih akurat dari pengkajian tersebut.
Di tatanan keperawatan jiwa sendiri, pendekatan yang digunakan pada
Teori Adaptasi Roy ini sangat bermanfaat ketika perawat melakukan asuhan

8
keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa, resiko gangguan dan sehat
jiwa. Dengan teori ini, perawat tidak hanya dapat mengintervensi tanda dan
gejala tapi juga dapat mengetahui & memberikan intervensi pada faktor
presipitasi dan faktor predisposisi dari masalah yang dihadapi pasien.
Sehingga perawat dapat mencegah pasien mengalami masalah resiko dan
gangguan jiwa, mengatasi masalah resiko dan gangguan jiwa dan
meningkatkan individu yang sehat agar tidak mengalami masalah resiko dan
gangguan jiwa.
Selain itu, dengan Teori Adaptasi Roy ini, perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan dapat lebih memahami tentang proses adaptasi yang
terjadi pada individu, yang dimulai dari adanya stimulus/stressor yang dapat
menjadikan individu mengalami stress, proses mekanisme koping (kognator
dan regulator) dan effektor sebagai upaya individu mengatasi stressor dan
terakhir timbulnya respon prilaku individu terhadap stressor yang
dihadapinya. Teori ini hampir mirip dengan Teori Stress Adaptasi Stuart-
Laraia yang ada di keperawatan jiwa.
D. Kekurangan dan Perbaikan Model Stress Adaptasi Roy
Masukan dan perbaikan untuk Model Adaptasi Roy adalah untuk lebih
menjabarkan hubungan antara mekanisme koping: kognator dalam
meningkatkan adaptasi serta hubungannya dengan 4 adaptasi mode. Selain itu
perlu penjabaran lebih lanjut tentang hubungan adaptasi dengan kesehatan. Di
praktek klinis, perlu dikaji lebih lanjut bagaimana perawat dapat membantu
individu ke arah yang positif dengan menggunakan Model adaptasi Roy misal:
ketika memberikan asuhan keperawatan pada pasien-pasien dengan pemulihan
kognitif / pasien dengan trauma / cedera kepala (Tiedman, 1996 dalam Araich,
2001).
Selain itu Model Adaptasi Roy merupakan model keperawatan yang
komplex dengan konsep dan mempunyai hubungan antar konsep-konsep.
Sehingga perlu diklarifikasi kembali tentang: Overlaping yang terjadi pada
psikososial adaptif mode yaitu pada konsep diri, fungsi peran dan
interdependen. Konsep diri terdiri dari 5 komponen, salah satunya adalah

9
fungsi peran. Bagaimana perawat dapat membedakan antara konsep diri,
fungsi peran dan ketergantungan?
Ketika menilai prilaku adaptif dan maladaptif, ada banyak faktor yang
dapat mempengaruhi penilaian tersebut, salah satunya adalah sistem nilai yang
dianut perawat Kata adaptasi tidak secara umum menyampaikan pengertian
tentang pertumbuhan (Lancester, 1992 dalam Araich, 2001).
Model Adaptasi Roy lebih berfokus pada proses adaptasi pasien dan
bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan proses
keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan prilaku caring
perawat ketika melakukan asuhan keperawatan. Pada prinsipnya pemecahan
masalah pasien sangat penting dalam keperawatan, tetapi prilaku caring juga
sangat diperlukan ketika memberikan asuhan keperawatan pada pasien, karena
bisa saja seorang perawat yang tidak mempunyai prilaku caring akan menjadi
stressor baru bagi pasiennya.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model Adaptasi Roy berasumsi bahwa dasar ilmu keperawatan adalah
pemahaman tentang proses adaptasi manusia dalam menghadapi situasi
hidupnya. Roy mengidentifikasikan 3 aspek dalam model keperawatannya
yaitu: pasien sebagai penerima layanan keperawatan, tujuan keperawatan dan
intervensi keperawatan. Masing-masing aspek utama tersebut termasuk
didalamnya konsep keperawatan, manusia, sehat-sakit, lingkungan dan
adaptasi. Konsep adaptasi diasumsikan bahwa individu merupakan sistem
terbuka dan adaptif yang dapat merespon stimulus yang datang baik dari
dalam maupun luar individu (Roy & Andrews, 1991 dalam Araich, 2001).
Dengan Model Adaptasi Roy, perawat dapat meningkatkan penyesuaian diri
pasien dalam menghadapi tantangan yang berhubungan dengan sehat-sakit,
meningkatkan penyesuaian diri pasien menuju adaptasi dan dalam
menghadapi stimulus. Kesehatan diasumsikan sebagai hasil dari adapatasi
pasien dalam menghadapi stimulus yang datang dari lingkungan
B. Saran
Penulis menyarankan agar pembaca dapat mempelajari makalah yang
telah dibuat sebaik mungkin. Dengan harapan pembaca ataupun khususnya
calon tenaga kesehatan nantinya dapat mengerti hal-hal yang berhubungan
dengan Model Konseptual dalam Keperawatan Jiwa. Dan untuk perawat
diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada klien.
Dengan melakukan tindakan keperawatan yang tepat setidaknya kita bisa
membantu proses kesembuhan klien. Penulis juga menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini namun penulis berharap
makalah ini dapat membantu pembaca dalam memahami tentang Model Stress
Adaptasi Roy.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nurhalimah. 2016. Modul bahan Ajar Cetak keperawatan Jiwa.


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Keperawatan-Jiwa-Komprehensif.pdf
http://keperawatanjiwa28.blogspot.com/2012/12/konsep-model-calista-roy-dan-
aplikasi.html

12

Anda mungkin juga menyukai