Anda di halaman 1dari 16

TUGAS FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

Dosen Pengampu : Ns. Kanthi Suratih, M. Kes

MAKALAH TEORI KEPERAWATAN MENURUT OREM

DISUSUN OLEH:

1) Annastya Kusmantara Putri (202040326)


2) Balqis Nur Adilah (202040240)
3) Dea Fitriani (202040275)
4) Melisa Putri Adelia (202040330)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan
rahmat_Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Makalah Teori Keperawatan Menurut Orem”, disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
falsafah dan teori keperawatan, jurusan Ilmu Keperawatan Universitas Duta Bangsa
Surakarta.

            Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis berterimakasih kepada dosen


pembimbing mata kuliah ini yaitu Ns. Kanthi Suratih, M. Kes yang telah membimbing,
memotifasi dan mendampingi kami dalam pembelajaran.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak
untuk menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

            Surakarta, 18 September 2020

                                                                  

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................... i

Kata Pengantar.............................................................................................................. ii

Daftar Isi.........................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

 Latar Belakang............................................................................................... 1
 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
 Tujuan ............................................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN

 Latar belakang Dorothea Orem..................................................................... 2


 Definisi Keperawatan.................................................................................... 2
 Keyakinan dan nilai nilai. ............................................................................. 3
 Konsep Utama. ..............................................................................................3
 Asumsi Dasar.................................................................................................5
 Pernyataan Teoritis........................................................................................6
 Praktek Keperawatan Kelurga Dengan Kasus Diabetes Mellitus..................7

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan..................................................................................................................... 10

Saran................................................................................................................................11

Daftar pustaka................................................................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh


dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir
logis dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak
bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi
klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan
dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.

Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut akan berorientasi pada
satu bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan Nightingale menyoroti masalah
lingkungan, Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan dasarnya, selain itu ada juga teori
yang berorientasi pada optimalisasi peran klien dalam proses penyembuhanya. Semua teori
tersebut bersinergi dalam membentuk suatu sistem yang holistik dengan penjelasan masalah
yang detail, sehingga mampu memberikan konstribusi dalam memberikan arah asuhan.

2.Rumusan masalah

Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik,
memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang
mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih
model keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan
aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.
2. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang
melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.

3. Tujuan Masalah

1. Memberikan pemahaman tentang Theory “Self Care Defisit” oleh Dorothea E. Orem
dalam lingkup pelayanan keperawatan
2. Menjelaskan Riwayat hidup Dorothea E. Orem
3. Menjelaskan secara umum tentang “Self Care Defisit”
4. Menjelaskan “Theory Self Care Defisit” dalam lingkup komponen paradigm
keperawatan
1

BAB II

PEMBAHASAN

1. Latar Belakang Dorothea Orem

Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika.


Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana
keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir
profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat
pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun
1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia
mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia
pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada
tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.

2. Definisi Keperawatan

Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan pada


kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem menggambarkan filosofi tentang
kaperawatan dengan cara seperti berikut : Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada
kebutuhan manusia terhadap tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta
penatalaksanaannya secara terus menerus dalam upaya mempertahankan kehidupan dan
kesehatan, penyembuhan dari penyakit, atau cidera, dan mengatasi hendaya yang
ditimbulkannya.

Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki perempuan dan anak-
anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan akan terjadi kesakitan atau kematian.
Keperawatan berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan keperawatan diri secara
terus menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu melakukannya. Dalam situasi lain,
perawat membantu klien untuk mempertahankan perawatan diri dengan melakukannya
sebagian, tetapi tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan pada orang yang membantu
klien dengan memberikan instuksi dan pengarahamn secara individual sehingga secara
bertahap klien mampu melakukannya sendiri. Dalam pemahaman konsep keperawatan
khususnya dalam pandangan mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam
konsep kebutuhan dasar yang terdiri dari:

 Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan


 Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
 Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat dan aktivitas.
 Air (udara) :pemeliharaan dalam pengambilan udara. Water (air) : pemeliharaan
pengambilan air.
 Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) :pemeliharaan dalam
keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
 Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko pada
kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
 Promotion of Normality
2

3. Keyakinan dan Nilai-Nilai

Keyakinan Orem tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

 Individu/Klien
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan self
care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.

 Sehat
Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang berperan untuk
mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.

 Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat
termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.

 Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu
individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang
mencakup, integritas struktural, fungsi dan perkembangan
Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s mengembangkan konsep
modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

4. Konsep Utama

 Universal Self-Care Requisites

Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau kebebasan merawat
diri dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan proses dalam
memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi dalam lingkaran
kehidupan. Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu :

1. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara


2. Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
3. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
4. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
7. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia.
8. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok
social sesuai dengan potensinya

 Developmental self-care requisites


Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat
mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus
kehidupan. Tiga hal yang berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatan diri adalah:

1. Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri


2. Terlibat dalam pengembangan diri

3. Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi kehidupan yang
mungkin mempengaruhi perkembangan manusia. (Orem, 1980,p.231)

 Health deviation self-care requisites

Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau trauma, yang
mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan dan penyandang cacat juga yang
berada sedang dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan kesehatan terjadi sepanjang
waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka dalam menghadapi kondisi sakit
sepanjang hidupnya.

Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi dan psikologi tetapi juga
konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri manusia mengalami gangguan (termasuk retardasi
mental atau autisme), perkembangan individu akan memberikan dampak baik permanen
maupun sementara. Dinegara-negara yang warganya banyak mengalami gangguan kesehatan,
self-care (perawatan diri) digunakan sebagai alat dalam pengobatan dan terapi kesehatan.

Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan perawatan diri individu yang
merupakan langkah-langkah dalam perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan.
Kompleksitas dari self-care atau system dependent-care (ketergantungan perawatan) adalah
meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu tertentu.

 Therapeutic self-care demand

Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program perawatan dengan
tujuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai dengan tanda dan gejala yang ditampilkan
oleh pasien. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat ketika memberikan
pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien diantaranya :

 Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh
pasien dan cara pemberian ke pasien

 Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan dasar seperti


promosi dan pencegahan yang bisa menunjang dan mendukung pasien untuk memenuhi
kebutuhan dasar pasien sesuai dengan taraf kemandiriannya.

Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar diantaranya :

a) .Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan lingkunganya yang
mengarah pada gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
b) Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa dipakai untuk
memenuhi kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala sumberdaya yang ada
disekitar pasien untuk memberikan pelyenana pemenuhan kebutuhan dasar pasien
semaksimal mungkin.

 Self Care Agency

Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat dilakukan pada perawat
yang memiliki kemampuan komprehensif, memahami konsep dasar manusia dan
perkembangan manusia baik secara holistik ( orem, 2001, p. 514)

 Agent

Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien
adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang berkompeten dan memiliki
kewenangan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.

 Dependent Care Agent

Dependent care agency merupakan perawat profesional yang memiliki tanggung jawab
dan tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan kebutuhan dasar pasien termasuk
pasien dalam derajat kesehatan yang masih baik atau masih mampu atau sebagain memenuhi
kebutuhan dasar pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar tetap menekankan pada
kemandirian pasien sesuai dengan tingkat kemampuannya. Perawatan yang diberikan bisa
bersifat promoting, prevensi dan lain-lain

 Self Care Deficit

Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, utamanya
pada pasien yang dalam perawatan total care. Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif dan
rehabilitatif. Pemenuhan kebutuhan pasien hampir semuanya tergantung pada pelayanan
keperawatan yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan utamanya perawat.

 Nursing Agency

Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan kemampuanya secara terus


menerus untuk bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik
sehingga mereka mampu membuktikan dirinya bahwa mereka adalah perawat yang
berkompeten untuk bisa memberika pelayanan profesional untuk memenuhi kebutuhan dasar
pasie. Beberapa ktrempilan selain psikomotor yang juga harus dikuasai perawat adala
komunikasi terapetik, ketrampilan intrapersonal, pemberdayaan sumberdaya di sekitar
lingkungan perawat dan pasien untuk bisa memberikan pelayanan yang profesional.

 Nursing Design

Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan keperawatan yang bisa
memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik adalah perawata yang profesioanl, mampu
berfikir kritis, memiliki dan menjalankan standar kerja dll.

 Sistem Keperawatan
Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan pada satu waktu untuk
kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien untuk mengetahui dan
memenuhi komponen kebutuhan perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk melindungi
serta mengetahui perkembangan perawatan diri klien

5. Asumsi Dasar

Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan terkait
kebutuhan dasar manusia :

 Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya dipengaruhi


dari faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan
 Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya
 Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan pelayanan
pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara profesional

6. Pernyataan-Pernyataan Teoristis

Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan
individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam
kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori
Self Care, di antaranya:

1) Theory of nursing system

Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh perawat, oleh pasien itu
sendiri atau kedua–duanya. Sistem keperawatan didesain berupa sistem tindakan yang
dilakukan oleh perawat untuk melatih/ meningkatkan self agency seseorang yang mengalami
keterbatasan dalam pemenuhan self care. Terdapat tiga tingkatan/kategori sistem keperawatan
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan self care pasien sebagai berikut :

 Wholly Compensatory system (Sistem Bantuan Penuh)

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada
pasien dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara
mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi serta
adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.

 Partially Compensatory System (system bantuan sebagian)

Merupakan system dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian. tindakan
pemenuhan kebutuhan sebagian dilakukan oleh perawat dan sebagian lagi oleh pasien sendiri.
Perawat menyediakan kebutuhan self care akibat keterbatasan pasien, membantu pasien
sesuai indikasi yang dibutuhkan. Biasanya dilakukan pada pasien – pasien dengan
keterbatasan gerak, dan lain-lain

 Supportif-Educative System
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan
pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini
dilakukan agara pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memelukan
informasi pada pengaturan kelahiran.

2) Self Care Defisit

Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala perencanaan
keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang

pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus. Self
care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan
dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian
masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat
untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan
pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik
pada orang lain.

3) Teori Self Care

Merupakan hubungan antara therapeutic self care demands dengan kekuatan self care
agency yang tidak adekuat. Kemampuan Self Care Agency lebih kecil dibandingkan dengan
therapeutic self care demands sehingga self care tidak terpenuhi. Kondisi ini menentukan
adanya kebutuhan perawat (nursing agency) melalui sistem keperawatan.

a. Nursing Agency (Agen keperawatan)

Nursing agency adalah karakteristik orang yang mampu memenuhi status perawat dalam
kelompok – kelompok sosial. Tersedianya perawatan bagi individu laki – laki, wanita, dan
anak atau kumpulan manusia seperti keluarga – keluarga, memerlukan agar perawat memiliki
kemampuan khusus yang memungkinkan mereka memberikan perawatan yang akan
menggantikan kerugian atau bantuan dalam mengatasi turunan kesehatan atau hubungan antar
perawatan mandiri – kesehatan atau perawatan dependen deficit bagi orang lain. Kemampuan
khusus yang merupakan agen keperawatan.

b. Self care agency (Agen perawatan diri)

Self care agency adalah kekeuatan individu yang berhubungan dengan perkiraan dan esensial
operasi – operasi produksi untuk perawatan mandiri.

c. Therapeutik self care demand (Permintaan perawatan diri)

Self care demand adalah totalitas upaya –upaya perawatan diri sendiri yang ditampilkan
untuk beberapa waktu agar menemukan syarat–syarat perawatan mandiri dengan cara
menggunakan metode–metode yang valid dan berhubungan dengan perangkat–perangkat
operasi atau penanganan.

7. Aplikasi Konsep Self Care Orem Dalam Praktek Keperawatan Kelurga Dengan
Kasus Diabetes Mellitus

 Kasus
Keluarga Tn. H terdiri dari seorang ibu berusia 35 tahun, ayah beruasi 38 tahun, dan 2 anak
yang berusia 10 tahun dan 8 tahun. Anak yang berusia 10 tahun menderita penyakit Asthma.
Pada saat kunjungan rumah perawat mendapatkan data bahwa ibu sulit memenuhi therapeutic
self care demand pada anak yang sakit dan merawat anak yang sehat dan tidak mampu
melakukan perawatan yang selayaknya / seharusnya.

Tn H berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang seharusnya ,tetapi tidak mampu untuk
memenuhi perawatan anggota keluarganya. Ny. H memiliki pengalaman yang kurang dalam
mempertahankan intake makanan yang adekuat, kemudian keseimbangan antara istirahat dan
aktifitas, dan keseimbangan antara solitude ( kesepian ) dan interaksi social. Hasilnya
keluarga ini tidak dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarganya.

Tn. H tidak dapat berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan dependen care anak – anaknya
atau membantu istrinya untuk memenuhi self care. Fungsi keluarga ini mengalami gangguan
karena situasi dependen care dan self care.

 Pengkajian

Faktor Personal

Nama : kelurga Tn H, Usia : 38 th, Sex : laki –laki, Budaya : suku jawa, Status perkawinan :
kawin, Agama : Islam, pekerjaan : wiraswasta

1.Universal Self Care

        Tempat tinggal : rumah sendiri dengan ukuran 5 x 13 m, kamar 2 ruang keadaan rumah
cukup rapi makanan : kurang dapat memberikan intake yang adekuat , ketidakseimbangan
antara istirahat dan aktifitas. Sosialisasi : kurang berinteraksi dengan lingkungan

2.Developmental Self Care

Keluarga dengan anak usia sekolah yang salah satunya menderita penyakit kronisTahap
tumbuh kembang anak usia sekolah terganggu Peran sebagai orang tua terganggu dalam
memenuhi kebutuhan anggota keluargaFungsi sosialisasi terganggu

3.Health Deviations

        Keluarga tidak mampu merawat anak yang sakit asthma.Keluarga tidak mampu
memenuhi kebutuhan anak sakit seperti : nutrisi, istirahat, sosialisasi

4.Self Care Deficits


        Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

5.Intervensi

        Tujuannya adalah terpenuhinya kebutuhan seluruh anggota   keluarga seperti: nutrisi,
istirahat dan aktifitas, sosialisasi dan meningkatnya kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit.

6.Rencana Tindakan

Tingkatkan motivasi, pengetahuan dan ketrampilan keluarga melalui:

 Manajemen nutrisi
 Monitoring aktifitas dan istirahat
 Monitoring social interaksi

 Manajemen koping keluarga


 Pendidikan kesehatan tentang penyakit asma: pengertian, penyebab/pencetus
kekambuhan, penanganan saat kambuh di rumah.
9

BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan                  

Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan teori lain tidaklah saling
bertentangan, melainkan saling berkaitan. penggunaan teori keperawatan memungkinkan
perbaiakan pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas. keperawatan dalam menghadapi
tangtangan di masa depan haruslah memiliki sebuah model dan pandangan sendiri tentang
disiplin ilmunya. keperawatan yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu kesehatan berusaha
menampilkan sebuah cabang ilmu yang berbeda dari ilmu kesehatan yang lainya.

Orem dengan Self-Care Dependent-Care Nursing teori nya mencoba memberikan pelayanan


keperawatan dengan memunculkan potensi dari tiap klien yang terganggu karena kondisi
sakitnya. teori orem menjelaskan bahwa proses keperawatan akan terjadi ketika kemampuan
klien dalam memenuhi kondisnya yang terganggu. dalam teori ini disebutkan bahwa
kemampuan seseorang dalam memberikan pealayanan tergadap dirintya sendiri itu akan di
pengaruhi oleh kebutuhan dasar tang dependen, artinya kebutuhan dasar manusia akan terap
porsi kebutuhanya dalam kondisi apapun seorang klien. selain kebutuhan self care juga di
pengaruhi self care agency, yaitu kekempuan seseorang untuk memenuhi kebutuhanya
sendiri. hal ini tifdak bersipat dependen, artinya  kemampuan ini kan terganggu bila keadaan
tubuh dei klien terganggnu. mislanya sakit. bila ini terjadi maka kemampuan diri sendiri
dalam memenuhi kebutuhanya akan berjurang, akibatnya suplai kebutuhan yang harsusnya
terpenuhi akan tidak optimal. keadaan seperti ini yang akana menjadi permasalahan dalam
teori ini. disaat seperti ini maka yang diperluakan adalah nursing agency,maksudnya disaat
self care agency tidak mampu memenuhi kebutuhanya maka perawat yang bertindak sebagai
nursing Agency harus mampu memberikan bantuan pada klien tapi lebih pada sisi self care
agency nya.maksudnya tidak langsung diberikan pemenuhan kebutuhanya, tapi melalui
optimalisasi kemampuan klien itu sendiri.

Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang menekankan pada
kemampuan keluarga untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai
kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Menurut Orem
bukanlah suatu proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.

Model Konseptual Orem mengembangkan Teori Self Care melalui 3 (tiga) teori yang


berkaitan , yaitu : Self care, Self Care Deficitdan Nursing System. Ketiga teori ini
dihubungkan oleh 6 (enam) konsep sentral yaitu : self care, self care agency, self care
therapeutic demand, self care deficits, nursing agency dan nursing system serta di lengkapi
dengan 1 (satu) konsep perifer yaitu basic conditioning factor ( factor kondisi dasar)

Penerapan Teori Orem dalam proses keperawatan keluarga di lakukan melalui 3 (tiga)
langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus, mendesain nursing system dan perencanaan
untuk pemberian perawatan dan pengontrolan.

10

Kekuatan yang paling utama dari teori Orem ini adalah pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga dilakukan dengan efektif dan efisien karena terlebih dahulu melihat kemampuan self
care yang dimiliki oleh keluarga tersebut.

Sedangkan kelemahannya adalah perlu adanya pengetahuan dan teknologi keperawatan yang
baik dan terstandarisasi guna pelaksanaan teori ini secara komprehensif dan holistik.

 Saran

Penerapan teori orem pada berbagai tatanan pelayanan kesehatanharus terus


dikembangkan dan ditingkatkan menjadi beberapa teorikeperawatan yang penerapanya sesuai
dengan kondisi pasien. Model teori Dorothea E. Orem dapat diaplikasikan pada
praktek keperawatan pada semua unit pelayanan kesehatan baik di rumah sakit,klinik,
puskesmas, keluarga, komunitasa, maupun jiwa tergantung padaareanya dan sasaran
pasiennya.

Pada pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien, diperlukanadanya self-care agent yang
membantu pasien tidak mampu sehinggakebutuhan perawatan diri klien tetap terpenuhi
meskipun dalam kondisisakit Kami sebagai penulis makalah ini menyatakan siapapun yang
membaca makalah ini dapat memahami pengertian dan memahami model dan konsep dari
Teori Konseptual Keperawatan Dorothea E. Orem.

              Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menciptakan pemilihihan kepemimpinan


yang baik,dan semoga makalah ini memberikan dorongan, semangat, bahkan pemikiran para
pembaca,dengan makalah ini menjadi pedoman kaidah yang baik.

Demikianlah penjelasan tentang Teori Konseptual Keperawatan Dorothea E. Orem, bila


kiranya ada salah dalam penulisan kata-kata kami mohon maaf, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bgi kita semua.
11

Daftar Pustaka

1. http://kapukpkusolo.blogspot.com/2011/01/teori-konseptual-keperawatan-dorothea-
ea-RS-PKU-Muhammadiyah-solo.html
2. http://sailormanyahya.wordpress.com/wp-admin/mahasiswa-Keperawatan-
Universitas-Borneo-Tarakan
3. A.Aziz Alimul Hidayat (2004), Pengantar konsep dasar keperawatan salemba medika,
jakarta
12

Anda mungkin juga menyukai