Anda di halaman 1dari 17

Model Konsep Teori Keperawatan Orem

Fasilitator : Novita Fajriyah, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh:

1. Asmaus Shofiyah H. (2211040)


2. Indah Luthfiatus S. (2211039)
3. Ingrid Prima F. (2211041)
4. Jifta GDO Wuner (2211042)
5. Kurnia Eka Dwi A. (2211043)

PROGAM STUDI D- III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ADI HUSADA SURABAYA

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpah rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul “Model
Konsep Teori Keperawatan Orem”, untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Konsep Dasar
Keperawatan”. Selain itu, makalah ini juga memiliki tujuan untuk menambah wawasan
tentang model konsep teori keperawatan orem bagi para pembaca maupun penulisnya. Dan
dalam penyusunan makalah ini pula, kelompok kami berusaha sebaik mungkin untuk
mendapatkan sumber- sumber informasi, baik dari artikel, jurnal maupun buku- buku yang
telah di rekomendasikan oleh rekan- rekan ataupun website terpercaya.
Kami ucapkan terima kasih kepada ibu Novita Fajriyah, S.Kep., Ns., M.Kep. sebagai
dosen mata kuliah dan kepada rekan- rekan kelompok kami serta semua yang sudah
membantu dalam penulisan makalah ini. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan maklah, dan kami juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
pertimbangan makalah.

Surabaya, 23 September 2022

Kelompok 8
DAFTAR ISI
MODEL KONSEP TEORI KEPERAWATAN OREM 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB 1 PENDAHULUAN 4

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN (umum & khusus)

BAB 2 TINJAU TEORI 5

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN 13

3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA 14

LEMBAR KONSULTASI 15

LEMBAR PENILAIAN 16
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus
dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian
perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam mengidentifikasi
fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan
ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain
dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan
dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan
kebutuhan.
Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan Model
Self Care (perawatan diri) memberikan pengertian jelas bahwa bentuk
pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat
dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan
mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan
sehat dan sakit, yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri
sendiri. Hubungan interpersonal dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan
sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan sekedar hubungan
interpesonal. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan
conten (isi pesan) melainkan juga menentukan relationship (hubungan).

1.2 Rusan Masalah


1. Menjelaskan Biografi Dorothea Orem
2. Menjelaskan Teori Keperawatan Menurut Dorothea Orem
3. Menjelaskan Keyakinan dan Nilai-Nilai Dorothea Orem
4. Menjelaskan Asumsi Dasar Dorothea Orem
5. Menjelaskan Proses Perawatan Menurut Dorothea Orem
6. Menjelaskan Tujuan dan Praktek Keperawatan Dorothea Orem
7. Menjelaskan Hubungan Teori dengan Paradigma Keperawatan

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Biografi Dorothea Orem
2. Mengetahui Teori Keperawatan Menurut Dorothea Orem
3. Mengetahui Keyakinan dan Nilai-Nilai Dorothea Orem
4. Mengetahui Asumsi Dasar Dorothea Orem
5. Mengetahui Proses Perawatan Menurut Dorothea Orem
6. Mengetahui Tujuan dan Praktek Keperawatan Dorothea Orem
7. Mengetahui Hubungan Teori dengan Paradigma Keperawatan
BAB 2 TINJAU TEORI

2.1 Biografi Orem

Dorothea Elizabeth Orem, lahir 15 Juli 1914 di Baltimore, Maryland. Dikenal sebagai salah
satu ahli teori keperawatan terkemuka di Amerika, dan dikenal sebagai penteori defisit
perawatan diri.

Dorothea Elizabeth Orem mengawali kariernya di bidang keperawatan saat menerima gelar
diplom di Providence Hospital School of Nursing ( Washington) pada tahun 1934. Kemudian
meraih gelar sarjana (B.S.) di Catholic University of America pada tahun 1939. Pada tahun
1946, Orem meraih gelar master keperawatan (M.S.) di Catholic University of America.

Selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staff perawat, perawat tugas pribadi,
pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai konsultan pada tahun (1970). Selanjutnya,
Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri sendiri dan
dipublikasikan dalam keperawatan (Concept of Practice) pada tahun 1971. Pada tahun 1985,
Orem mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang 3 teori, yaitu :

1. Theory self care


2. Theory self care deficit
3. Theory nursing system
(Alex. (n.d)) dan (Kurniadi, D. 2020)

2.2 Sejarah Terciptanya Teori

Dorothea Elizabeth Orem, pada tahun 1958 - 1960 bekerja pada proyek pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan perawat praktisi, keingintahuan Orem terangsang : Apakah
masalah keperawatan itu? Upaya menjawab pertanyaan tersebut tertuang pada bukunya yang
berjudul "Guides for Developing Curricula for the Education of Practical Nurses".

Kemudian mengembangkan konsep keperawatan dan perawatan diri. Dalam mengembangkan


Teori keperawatan Defisit Perawatan (SCDNT), pematangan konsep ini dilakukan sendiri
dan kadang bersama rekannya. Buku Dorothea Elizabeth Orem yang lain adalah Nursing
Concepts of Practice.

Awalnya, Orem mengakui bahwa keperawatan adalah terdepan sebagai bidang praktik, maka
diperlukan sebuah tubuh pengetahuan keperawatan yang terstruktur dan terorganisasi. Dari
tahun 1950an ketika pertama kali ia menyampaikan definisi keperawatan sampai menjelang
kematiannya, ia mengejar pengembangan struktur teoritis yang akan berfungsi sebagai
kerangka pengorganisasian untuk tubuh pengetahuan seperti itu.

Hingga akhirnya, Dorothea Orem meninggal dunia pada tahun 2007. Persembahan oleh
rekan-rekan terdekat Dorothea Orem ditampilkan dalam jurnal resmi IOS, tentang Self-Care,
Dependent-Care Nursing (SCDCN).(Kurniadi, D. 2020)
2.3 Model Konsep Keperawatan Orem

Menurut Orem model keperawatan dikenal sebagai Model Self Care. Model ini
memberi pengertian bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksaan
kegiatan dapat dilakukan secara individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dan memiliki
tujuan mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat
dan sakit. Model keperawatan ini berkembang sejak tahun 1959-2001.

Model Self Care ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam keperawatan
diantaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas kemampuan. Self care didasarkan
atas kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan sebagai pedonan dalam
tindakan.

Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan mengenai pemenuhan


kebutuhan dasar. Orem membagi dalam konsep kebutuhan dasar yang terdiri dari :

1. Udara : menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida


2. Water (air) : pemeliharaan pengambilan air
3. Food (makanan) : pemeliharaan dalam mengonsumsi makanan
4. Elimination (eliminasi) : pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
5. Rest and Activity (istirahat dan kegiatan) : keseimbangan anatara istirahat dan
aktifitas
6. Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) : pemeliharaan
dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi social
7. Hazard Prevention (pencegahan resiko) : kebutuhan akan pencegahan resiko pada
kehidupan manusia dalam keadaan sehat
8. Promotion of Normality

Konsep keperawatan Orem mendasari peran perawat dalam memenuhi kebutuhan


perawatan dari klien untuk menerapkan kemandirian dan kesehatan yang optimal, Orem
mengembangkan teori yang saling berhubungan yaitu teori “Self Care Deficit”, Teori “Self
Care”, dan teori “Nursing System”, ketiga teori tersebut berfokus pada manusia
menyeimbangkan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya dengan merawat diri mereka
sendiri. (Alex.(n.d))

1. Teori Self Care Deficite

Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan, Keperawatan


dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya
secara terus menerus. Inti dari teori adalah penerima perawatan yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan keperawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan dalam mencapai taraf
kesehatannya, perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat ketergantungan, yaitu
ketergantungan total atau parsial. Deficit perawatan diri menjelaskan hubungan antar
kemampuan seseorang dalam bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang
perawatan diri, sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan mengalami
penurunan deficit perawat diri.

2. Teori Self Care

Teori Self Care adalah tindakan yang matang dan mementingkan orang lain yang
mempunyai potensi untuk berkembang, serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki
agar dapat menggunakan secara tepat, nyata dan Valid untuk mempertahankan fungsi dan
berkembang dengan stabil dalam perubahan lingkungan, Self Care digunakan untuk
mengontrol atau faktor external dan internal yang mempengaruhi aktifitas seseorang untuk
menjalankan fungsinya dan berperanan untuk mencapai kesejahteraannya.

Teori self care meliputi :

a. Self Care merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan oleh
individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan
serta kesejahteraan.
b. Self Care Agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan
diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan
dan lain-lain.
c. Theurapetic Self Care Demand tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri
yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk
perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang
tepat.
d. Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan
pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan
dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi tubuh.
Self Care Reuisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Universal Self Care Requisites
(kebutuhan universal manusia yang merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self
Care Requisites (kebutuhan yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health
Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).
(Alex.(n.d))

3. Teori Nursing Sistem

Sistem keperawatan, ketika perawat menentukan, mendesain, dan menyediakan


perawatan yang mengatur individu dan mencapai pemenuhan kebutuhan perawatan diri.
Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan diantaranya:

a. Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Copensatory System ).Merupakan suatu


tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien
dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara
mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi
serta adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.
b. Sistem Bntuan Sebagian (Partially Compensatory System).Merupakan siste dalam
pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien
yang memerlukan bantuan secara minimal. Contoh: perawatan pada pasien post
operasi abdomen di mana pasien tidak memiliki kemampuan untuk melakukan
perawatan luka.
c. Sistem Supportif dan Edukatif. Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien
yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien mampu
melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh: pemberian
sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memelukan informasi pada pengaturan
kelahiran.(Mishbah, M.J. 2017)

2.4 Teori Keperawatan Menurut Orem

Adalah teori yang menguraikan secara jelas Bagaimana kebutuhan perawatan diri
pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang
mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan pasien dalam melakukan perawatan Mandiri.

Salah satu Model Konseptual Model Keperawatan Teori Orem adalah kemampuan
seseorang untuk merawat diri sendiri sehingga tercapai kemandirian untuk mempertahankan
kesehatan. Dalam teori ini, Orem menggaris bawahi tentang bagaimana kebutuhan self care
klient dapat dipenuhi oleh perawat, klien atau keduanya. Apabila ada self care dificit yaitu
defisit antara Apa yang bisa dilakukan dan apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan
fungsi optimum di sinilah keperawatan diperlukan.

Teori self care berprinsip pada usaha menolong atau membantu pasien individu yang
tidak mampu untuk terlibat dalam tindakan self care yang memerlukan kemandirian dan
ambulansi yang terkontrol serta penatalaksanaan medis untuk menahan diri dari aktivitas,
perawat dan klien kita melakukan tindakan care baik maupun perawat mempunyai peran yang
besar dalam pelaksanaan tindakan perawat untuk melakukan tindakan self care terapeutik
yang diperlukan berorientasi secara eksternal atau internal tapi tidak bisa melakukan tanpa
bantuan.

Hasil akhir tindakan menurut Orem adalah adanya peran perawat sebagai pendidik
atau konsultan dalam meningkatkan kemampuan klien sehingga dapat diharapkan
kemandirian pasien berangsur-angsur dapat terwujud.

3 Prinsip dalam keperawatan diri sendiri :

1. Perawatan diri yang bersifat holistik, seperti kebutuhan oksigen, air, nutrisi,
eliminasi, aktivitas dan istirahat
2. Perawatan mandiri yang harus dilakukan sesuai dengan tumbuh kembang manusia
3. Perawatan mandiri yang harus dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau
penyakit

Dalam teori Orem (1991) ada 5 area aktivitas keperawatan yaitu :


1. Masuk kedalam dan memelihara hubungan antara perawat dengan pasien
denganindividu, keluarga, kelompok, sampai pasien dapat melegitimasi
rencanakeperawatan.
2. Menentukan kapan dan bagaimana pasien dapat di bantu melalui keperawatan.
3. Bertanggung jawab atas permintaan pasien keinginan dan kebutuhan untuk
kontrakdan dibantu perawat.
4. Menjelaskan, memberikan dan melindungi pasien secara langsung dalan
bentukkeperawatan.
5. Mengkoordinasi dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-hari
pasienatau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan
edukasiyang dibutuhkan atau yang akan diterima

• Self care agency, merupakan suatu kemampuan individu Dalam melakukan perawatan
diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan
lain-lain

• Self care dificit, merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana
segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan yang dibutuhkan oleh anak
yang belum dewasa atau kebutuhan yang melebihi kemampuan Serta adanya perkiraan
penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care baik
secara kualitas. ((n.p.). 2012)

2.5 Keyakinan Dan Nilai - Nilai

Keyakinan Orem’s tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

a. Klien Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/trauma atau
coping dan efeknya.
b. Sehat Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan
perkembangan.
c. Lingkungan Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self
care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
d. Keperawatan Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan
untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup integritas structural, fungsi dan
perkembangan berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s
mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan.(Niswa, K., Budiman, M.E.A., Septiadi, R.,. 2013)

2.6 Asuhan Keperawatan Menurut Dorothea Orem

Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi
kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan teori self
care (perawatan diri).

Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang
sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self care mereka. Orem
mengklasifikasikan dalam 3 kebutuhan, yaitu:

1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal): kebutuhan yang
umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus kehidupannya seperti kebutuhan
fisiologis dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi,
aktivitas, istirahat, sosial, dan pencegahan bahaya. Hal tersebut dibutuhkan manusia
untuk perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap lingkungan, dan
lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.
2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan):
kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan manusia dan proses
perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi selama variasi tahap dalam siklus
kehidupan (misal, bayi prematur dan kehamilan) dan kejadian yang dapat
berpengaruh buruk terhadap perkembangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan
proses perkembangan sepanjang siklus hidup.
3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan
kesehatan): kebutuhan yang berhubungan dengan genetik atau keturunan,kerusakan
struktur manusia, kerusakan atau penyimpanngan cara, struktur norma, penyimpangan
fungsi atau peran dengan pengaruhnya, diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur
beserta pengaruhnya, dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang
untuk melakukan self care.

Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu:

1. Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki kebutuhan umum akan
pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan untuk mengelola kondisi
kehidupan yang menyokong proses hidup, pembentukan dan pemeliharaan integritas
structural, serta pemeliharaan dan peningkatan integritas fungsional.
2. Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim hingga pematangan ke
dewasaan memerlukan pembentukan dan pemeliharaan kondisi yang meningkatkan
proses pertumbuhan dan perkembangan di setiap periode dalam daur hidup.
3. Kerusakan genetik maupun perkembangan dan penyimpangan dari struktur normal
dan integritas fungsional serta kesehatan menimbulkan beberapa
persyaratan/permintaan untuk pencegahan, tindakan pengaturan untuk mengontrol
perluasan dan mengurangi dampaknya.

Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantuangan


atau kebutuhan klien dan kemampuan klien. Oleh karena itu ada 3 tingkatan dalam asuhan
keperawatan mandiri, yaitu:
1. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan
dilakukan karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi (sistem pengganti
keseluruhan).
2. Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan (sistem
pengganti sebagian).
3. Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (sistem
dukungan/pendidikan).(Niswa, K., Budiman, M.E.A., Septiadi, R.,. 2013)

2.7 Tujuan Keperawatan Menurut Model Orem’S

Tujuan keperawatan pada model Orem’s secara umum adalah :

1. Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini
berarti menghilangkan self care deficit.
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self
care.
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan
depenent (dependent care) jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self
care deficit apapun dihilangkan.

Jika ketiganya diatas tidak ada yang tercapai, perawat secara langsung dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan self care klien.

Tujuan kepewatan pada model Orem’s yang diterapkan kedalam praktek keperawatan
keluarga /komunitas adalah :

1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara therapeutik.
2. Menolong klien bergerak kearah tindakan-tindakan asuhan mandiri.
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada Model Orem’s yang diterapkan pada
praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah :

1. Aspek Interpersonal Hubungan didalam keluarga


2. Aspek Sosial Hubungan keluarga dengan masyarakat di sekitarnya.
3. Aspek Prosedural Melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi.
4. Aspek Tehnis Mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan
dirumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.(Niswa, K., Budiman,
M.E.A., Septiadi, R.,. 2013)

2.8 Kelemahan Dan Kelebihan Teori Orem

1. kelemahan teori Orem


Teori orem berpendapat bahwa kesehatan bersifat statis namun dalam kenyataan kegiatan itu
bersifat dinamis dan selalu berubah. Selain itu Orem menekankan individu untuk memenuhi
kebutuhan perawatannya sendiri tanpa adanya ketergantungan pada orang lain, tetapi ketika
seorang klien sakit maka kemampuan keperawatan dirinya sendiri dalam memenuhi
kebutuhannya akan berkurang akibat suplai kebutuhan yang akan terpenuhi akan tidak
optimal.(Aswan, M.F. 2019)

2. Kelebihan

Pada model keperawatan ini memberikan pelayanan pada tiap individu yang terganggu
kondisinya sakit yang pasien alami. Serta perawat memberikan Serta perawat Memberikan
motivasi kepada seorang klien untuk memenuhi kebutuhan nya sendiri (self care) tanpa
adanya ketergantungan pada orang lain, sehingga pasien secara mandiri mengerti melakukan
perawatan diri untuk mencapai kesehatan yang optimal.(Aswan, M.F. 2019)

2.9 Paradigma keperawatan menurut Orem

Model Orem membahas dengan jelas individu dan berfokus pada diri dan perawatan
diri. Namun seseorang dianggap paling eksklusif dalam konteks ini, sedangkan kompleksitas
perawatan manusia dan tindakan manusia tidak dipertimbangkan. Dalam hal ini model
tersebut berada dalam kategori yang didefinisikan sebagai paradigma total, bahwa manusia
dianggap sebagai sejumlah kebutuhan perawatan diri.

Ide ini juga terdapat dalam model tersebut, namun dibahas dalam kaitannya dengan
perawatan diri. Alasannya bahwa jika individu dalam keadaan sehat mereka dapat memenuhi
sendiri deficit perawatan diri yang mereka alami. Sebaliknya jika mereka sakit atau cedera,
orang tersebut bergeser dari status agens perawtan diri menjadi status pasien atau penerima
asuhan. Penyamaan sehat dengan perawatan diri dalam hal ini berarti sehat sakit tidak
dibahas dalam konsep yang berbeda. Akan timbul masalah disini jika orang yang sehat tidak
dapat melakukan perawatan untuk dirinya sendiri.

Model ini membahas dengan cara yang jelas dan sistematik sifat dari keperawatan
dan kerangka kerja untuk memberikan asuhan keperawatan. Harus diketahui bahwa hal
tersebut ditampilkan dalam bentuk pendekatan mekanistik berdasarkan pendekatan supportif-
edukatif, kompensasi partial, dan kompensasi total. Pendekatan tersebut merupakan
pendekatan langsung yang dapat ditatalaksanakan. ((n.p.). 2012)
BAB 3 KESIMPULAN & SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan Model konsep Menurut Dorothea E. Orem setiap individu


dituntut untuk mampu melakukan perawatan diri (self care) secara Mandiri untuk
memenuhi kebutuhan dasar agar dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh
dari penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya, tetapi
pelaksanaaan perawatan diri berdasarkan tingkat kemampuan setiap individu seperti
faktor usia atau perkembangan, contohnya bayi dan lansia termasuk kelompok
individu yang tidak dapat melakukan perawatan diri sendiri sedangkan dewasa yang
masih memiliki kemampuan dapat melakukan perawatan secara mandiri. salah
satunya seorang individu atau komunitas harus mampu merawat dirinya ketika
mereka mengalami sakit. Teori ini sangat bagus untuk di jadikan pedoman bagi
perawat, agar klien tidak selalu bergantung pada perawat.

3.2 Saran

Mahasiswa diharapkan lebih menambah pengetahuan tentang sejarah-sejarah


keperawatan agar dapat mengetahui secara Luas tentang Keperawatan sehingga
dapat mambantu dalam proses pembelajaran dan tindakan-tindakan yang akan kita
lakukan Instansi.Seorang pasien harus juga mampu menjadi perawat bagi dirinya
sendiri ketika telah mendapat edukasi dari seorang perawat untuk merawat dirinya.
DAFTAR PUSTAKA

Deby Kurniadi, Teori Keperawatan Dorothea E. Orem, Maret 24, 2020.


Muhammad Jamal Mishbah, Teori Keperawatan Keluarga Menurut Dorothea E. Orem, Maret
17, 2017.
Aswan, M.F. 2019. D kelemahan dan kelebihan teori orem.
Anonim, 2011, Teori Keperawatan Dorothea Orem. Gorontalo, November 30,2011
Alx Johyunjae. Model Konsep dan Teori Keperawatan Dorothea Orem.
Andriyanti, Liya. (2018). Aplikasi Teori Dorothy Orem Dalam Pembelajaran Asuhan
Keperawatan Pada NyY Dengan Kasus Infeksi Post Secto Cesaria Di Rumah Sakit Kota
Bengkulu.
Carpenito, Linda Juall. 2000. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan.Jakarta: EGC.
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2007.Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.
Megah Andriany, 2007 Aplikasi Teori Orem pada Tuna Wisma
Richa Noprianty, S.Kep., Ners., MPH. DLL. Pengetahuan Teori Keperawatan dan
Kebidanan dalam Melaksanakan Asuhan Kepada Pasien pada Masa Pandemic Covid 19.
November 2021.
DAFTAR PROSES BIMBINGAN MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

NAMA MAHASISWA/ NIM :

1. Ingrid Prima Fhudiani (2211041)


2. Kurnia Eka Dwi Ariyanto (2211043)
3. Jifta GDO Wuner (2211042)
4. Indah Luthfiatus Sholicha (2211039)
5. Asmaus Shofiyah Huda (2211040)

JUDUL MAKALAH: Model Konsep Teori Keperawatan Orem

No Hari, Bahan Catatan Nama Paraf


Tangggal Bimbingan Pembimbing Mahasiswa Pembimbing
yang
Konsultasi
1

5
PENILAIAN TUGAS

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

KELOMPOK: Kelompok 8

ANGGOTA KELOMPOK:

1. Ingrid Prima Fhudiani (2211041)


2. Kurnia Eka Dwi Ariyanto (2211043)
3. Jifta GDO Wuner (2211042)
4. Indah Luthfiatus Sholicha (2211039)
5. Asmaus Shofiyah Huda (2211040)

N ASPEK YANG DINILAI NILAI NILAI


O
Konsultasi Makalah & Video Edukasi ( 30%)
1. Frekuensi konsultasi (minimal 3x) 1-5
2. Respon perbaikan terhadapt umpan balik yang diberikan 1-10
selamakonsultasi
3. Kekompakan kelompok selama konsultasi 1-5
4. Kemampuan penelusuran referensi 1-5
Print out Makalah (20%)
5. Ketepatan waktu mengumpulkan tugas (mak. 1hari sebelum 1-5
presentasi)
6. Kelengkapan komponen makalah dan video edukasi 1-10
7. Penggunaan Daftar pustaka APA style 1-5
Penyusunan Slide Presentasi (20%)
8. Jelas dan konsisten, sederhana dan inovatif 1-10
9. Tulisan menggunakan font yang mudah dibaca jika 1-5
diperlukan didukung dengan gambar yang relevent
Performa Presentasi (30%)
10. Bahan komunikatif 1-5
11. Penguasaan materi 1-10
12. Penguasaan audiemsi 1-5
13. Pengendalian waktu (10menit presentasi + 15 menit diskusi 1-5
14. Kejelasan dan ketajaman pemaparan 1-10
15. Penguasaan media presentasi 1-5
JUMLAH

Surabaya, ………………………
Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai