DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
1. NI MADE SUWARTINI
2. WAODE MALHAYAT
3. HASLINDA
4. MUHAMMAD IKHSAN
5. HASTATI
Puji dan Syukur kami ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
Dalam makalah ini kami membahas mengenai Konsep Teori dalam Keperawatan menurut
Dorothea E. Orem. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah falsafah dan teori keperawatan.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.
Februari, 2024
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................2
1.3 TUJUAN..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................4
2.1 BIOGRAFI DOROTHEA E. OREM.......................................................4
2.2 DEFINISI KEPERAWATAN..................................................................5
2.3 KEYAKINAN DAN NILAI – NILAI......................................................6
2.4 TUJUAN KEPERAWATAN...................................................................7
2.5 KONSEP UTAMA...................................................................................8
2.6 ASUMSI DASAR...................................................................................12
2.7 PERNYATAAN – PERNYATAAN TEORITIS.....................................12
2.8 PENERAPAN TEORI DOROTHEA E. OREM......................................19
2.9 KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI
DOROTHEA E. OREM..........................................................................23
BAB III PENUTUP...........................................................................................24
3.1 KESIMPULAN........................................................................................24
3.2 SARAN....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
1
Bila kebutuhanya terpenuhi dengan baik maka tidak akan ditemukan masalah,
berbeda dengan orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhanya makan akan
mengalami deficiet.
Orem dengan tegas mencoba mengoptimalkan kemampuan alami setiap
klien dalam memenuhi kebutuhanya. Peran perawat dalam teori merupakan
sebagai agen yang mampu membantu klien dalam mengembalikan peranya
sebagai self care agency. Sistem yang di bangun dari tiga teori utama ini mampu
menghasilkan kolaborasi pelayanan keperwatan yang unik, tidak hanya dari
prosesnya, tapi juga dari hasilnya akan mampu membuat klien mengetahui hal-hal
yang berkaitan dengan penyakitnya.
Teori ini mampu memberikan bentuk asuhan yang harus diberikan pada
klien pada keadaan tertentu. antara klien dan perawat harus memiliki pemahaman
tentang pendangan self-care. Proses yang lebih bertumpu pada pelayanan
terapeutik yang mandiri dengan melibatkan setiap individu agar mampu
melakukannya secara mandiri.
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini, antara lain :
1. Untuk Mengetahui Biografi Dorothea Elizabeth Orem
2. Untuk Mengetahui Konsep Model Keperawatan Dorothea Elizabeth Orem
3. Untuk Mengetahui Model Konsep Keperawatan Dorothea Elizabeth Orem
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Teori Keperawatan Dorothea Elizabeth Orem
2
5. Untuk Mengetahui Teori System Keperawatan Dorothea Elizabeth Orem
6. Untuk mengetahui Ttujuan dari Keperawatan model Dorothea Elizabeth
Orem
7. Untuk mengetahui Bagaimana Aplikasi dari Model Keperawatan
Dorothea Elizabeth Orem
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
termasuk salah seorang yang terpenting diantara orang yang mengembangkan
pandangan dalam bidang Keperawatan.
Beberapa tahun gemilang dalam kehidupan Dorothea Orem:
a. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di departemen kesehatan pada bagian
pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan
keperawatan.
b. Tahun1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali.
c. Tahun 1965 bergabung dengan Universita Katolik di Amerika membentuk
model teori keperawatan komunitas.
d. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan
yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin
keperawatan.
e. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa.
f. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universita Katolik
Amerika tentang teori keperawatan.
g. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang
perawatan diri sendiri dan dipublikasikan dalam keperawatan (Concept of
Pratice tahun 1971)
h. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi
pertama diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
i. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori,
yaitu : Theory self care, theory self care deficit, theory system
keperawatan.
5
penyembuhan dari penyakit, atau cidera, dan mengatasi hendaya yang
ditimbulkannya.
Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki
perempuan dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan akan
terjadi kesakitan atau kematian. Keperawatan berupaya mengatur dan
mempertahankan kebutuhan keperawatan diri secara terus menerus bagi mereka
yang secara total tidak mampu melakukannya. Dalam situasi lain, perawat
membantu klien untuk mempertahankan perawatan diri dengan melakukannya
sebagian, tetapi tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan pada orang yang
membantu klien dengan memberikan instuksi dan pengarahamn secara individual
sehingga secara bertahap klien mampu melakukannya sendiri.
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan
mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan
dasar yang terdiri dari:
a. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.
b. Water (air): pemeliaraan pengambilan air
c. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
d. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
e. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat
dan aktivitas.
f. Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) :
pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
g. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko
pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
h. Promotion of Normality
6
atau trauma atu koping dan efeknya.
b. Sehat
Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutatn self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural
fungsi dan perkembangan.
c. Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care
dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
d. Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup, integritas struktural, fungsi dan
perkembangan
Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s
mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan.
7
a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.
8
7. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
manusia.
8. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia
dalam kelompok social sesuai dengan potensinya
9
perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas dari self-care
atau system dependent-care (ketergantungan perawatan) adalah
meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu tertentu.
10
f. Agent
Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar
pada pasien adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang
berkompeten dan memiliki kewenangan untuk memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.
i. Nursing Agency
Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan kemampuanya
secara terus menerus untuk bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar
pada pasien secara holistik sehingga mereka mampu membuktikan dirinya
bahwa mereka adalah perawat yang berkompeten untuk bisa memberika
pelayanan profesional untuk memenuhi kebutuhan dasar pasie. Beberapa
ktrempilan selain psikomotor yang juga harus dikuasai perawat adala
komunikasi terapetik, ketrampilan intrapersonal, pemberdayaan
11
sumberdaya di sekitar lingkungan perawat dan pasien untuk bisa
memberikan pelayanan yang profesional.
j. Nursing Design
Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan
keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik
adalah perawatan yang profesioanl, mampu berfikir kritis, memiliki dan
menjalankan standar kerja dll.
k. Sistem Keperawatan
Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan
pada satu waktu untuk kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan
pada klien untuk mengetahui dan memenuhi komponen kebutuhan
perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk melindungi serta
mengetahui perkembangan perawatan diri klien
12
kemampuan perawatan diri (self-care agency), faktor yang mempengaruhi
perawatan diri (basic conditioning factors), dan terapi kebutuhan
perawatan diri (therapeutic self-care demand).
Perawatan diri (self-care) adalah pelaksanan aktivitas individu
yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam mempertahankan
hidup, kesehatan dan kesejahteraan. Jika perawatan diri dapat dilakukan
dengan efektif, maka dapat membantu individu dalam mengembangkan
potensi dirinya. (Orem, 1991)
Kemampuan perawatan diri (self-care agency) adalah kemampuan
individu untuk terlibat dalam proses perawatan diri. Kemampuan ini
berkaitan dengan faktor pengkondisian perawatan diri.
Faktor yang mempengaruhi perawatan diri (basic conditioning
factor) yang terdiri dari faktor usia, jenis kelamin, status kesehatan,
orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan, kebiasaan keluarga,
pola hidup, faktor lingkungan dan keadaan ekonomi.
Terapi kebutuhan perawatan diri (therapeutic self-care demand),
yaitu tindakan yang dilakukan sebagai bantuan untuk memenuhi syarat
perawatan diri.
Teori self-care tidak terlepas dari syarat perawatan diri (self-care
requisites), yaitu aspek yang menentukan tingkat pemenuhan perawatan
diri.
Self-care requisites terdiri dari tiga kategori;
1. Universal self-care requisites
Aspek universal ini berhubungan dengan proses hidup atau
kebutuhan dasar manusia, yaitu :
Pemeliharaan kebutuhan udara/oksigen,
Pemeliharaan kebutuhan air,
Pemeliharaan kebutuhan makanan,
Perawatan proses eliminasi dan ekskresi,
Pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat,
Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial,
13
Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan,
Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam
hubungan social.
14
B. The Theory of Self-Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori keperawatan Orem. Teori ini
mengambarkan kapan keperawatan dibutuhkan. Keperawatan diperlukan ketika
individu tidak mampu atau mengalami keterbatasan dalam memenuhi syarat
perawatan diri yang efektif. Keperawatan diberikan jika tingkat kemampuan
perawatan diri lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan perawatan diri atau
kemampuan perawatan diri seimbang dengan kebutuhan namun hubungan deficit
dapat terjadi selanjutnya akibat penurunan kemampuan, peningkatan kualitas dan
kuantitas kebutuhan atau keduanya.
Penjelasan gambar :
Ketika ada kebutuhan untuk merawat diri sendiri dan individu mampu
memenuhi permintaan itu, perawatan diri adalah mungkin. Jika, di sisi lain,
tuntutan lebih besar dari kapasitas individu atau kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan itu, maka akan terjadi ketidakseimbangan dan hal ini disebut
dengan “defisit perawatan diri”.
Teori self care deficit diterapkan bila anak belum dewasa, kebutuhan melebihi
kemampuan perawatan, kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi
untuk masa yang akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan
peningkatan kebutuhan.
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses
penyelesaian masalah, orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya;
bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi
support baik secara fisik atau psikologis, meningkatkan pengembangan lingkungan
16
untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau memberi pendidikan pada orang
lain.
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki berbagai
keterbatasan-keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya. Perawatan yang
diberikan didasarkan kepada tingkat ketergantungan; yaitu ketergantungan total atau
parsial. Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang
dalam bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri.
Sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan mengalami
penurunan/defisit perawatan diri.
Self care adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri.
Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan bila seseorang jatuh pada
kondisi sakit atau kondisi yang melelahkan seperti stress fisik dan psikologis.
Self care deficit terjadi bila agen self care atau orang yang memberikan perawatan
diri baik pada diri sendiri maupun pada orang lain tidak dapat memenuhi kebutuhan
perawatan diri individu dan lebih memberikan self care theraupetic.
Nursing agency menggunakan kegiatan gabungan berarti bahwa kegiatan
perawat perlu dikoordinasi, dilakukan secara serentak atau berhubungan dengan
layanan asuhan keperawatan yang akan diberikan. Seseorang yang melakukan
kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan keperawatan yang
diberikan sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang tepat bagi klien.
3. Supportive-Educative System
Sistem yang mendukung/mendidik yaitu tindakan keperawatan yang bertujuan
untuk memberikan dukungan dan pendidikan agar pasien mampu melakukan
perawatan mandiri. Perawat memberikan pendidikan kesehatan atau
penjelasan untuk memotivasi melakukan self care, tetapi yang melakukan self
care adalah pasien sendiri, misal: mengajarkan pasien merawat lukannya,
mengajarkan bagaimana menyuntik insulin. Diperlukan pada situasi dimana
pasien harus belajar untuk menjalankan ketentuan yang dibutuhkan secara
eksternal atau internal yang ditujukan oleh therapeutic self care, namun tidak
dapat melakukan tanpa bantuan. Metode bantuan diantaranya: tindakan,
panduan, pelajaran, dukungan dan memberikan lingkungan yang membangun.
18
Figure 2.2. Basic nursing systems. (From Orem, D.E.[2001]. Nursing: Concepts of
practice [6th ed., p. 351]. St. Louis: Mosby.)
19
Tahapan tersebut meliputi: diagnosa keperawatan dan persepsi, mendisain sistem
keperawatan dan perencanaan, dan memproduksi dan mengatur sistem keperawatan.
Adapun masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap 1: Diagnosa keperawatan dan persepsi
Pada tahap ini memperjelas mengapa keperawatan dibutuhkan. Analisa dan
interpretasi dalam membuat keputusan mengenai perawatan merupakan bentuk
kegiatan manajemen kasus. Didalam diagnosa keperawatan memerlukan telaahan dan
pengumpulan fakta tentang pasien termasuk self care agent dan therapeutic self-care
demand dan hubungan keduannya sehingga dapat ditetapkan self-care deficit (Orem,
2001). Orem menegaskan bahwa dalam diagnosa keperawatan dan merupakan dasar
tujuan untuk memberikan arahan dalam melakukan tindakan keperawatan dan dalam
pengobatan, kemampuan pasien dan minat keluarga serta bentuk dalam kolaborasi
mempengaruhi tindakan keperawatan yang dilakukan perawat.
Pada tahap ini perawat melakukan pengkajian dan pengumpulan data
berdasarkan enam area yang ditentukan oleh Orem yaitu: Status kesehatan
perorangan, persepsi dokter terhadap kesehatan seseorang, persepsi pasien/individu
berkaitan dengan kesehatan dirinya sendiri, tujuan kesehatan berkaitan dengan
konteks riwayat kesehatan, gaya hidup dan status kesehatan, kebutuhan
pasien/individu terhadap self-care dan integritas/kapasitas pasien/individu melakukan
self-care. Dari data-data dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam area masing-
masing, yaitu: Universal self-care requisites, developmental requisites dan health-
deviation sel-care requisites serta hubungan timbal baliknya. Selain data-data tersebut
penting juga dikumpulkan hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan,
motivasi dan orientasi pasien.
Pada tahap pertama ini, asuhan keperawatan pada teori orem dapat
disimpulkan bahwa perawat harus mengajukan beberapa pertanyaan dan menjawab
hal-hal yang berkaitan dengan: Apakah kebutuhan perawatan therapeutic pasien,
sekarang, dan masa yang akan datang, apakah pasien mempunyai self-care demand
dan untuk memenuhi therapeutic self-care demand-nya, apakah sifat dan alasan hal
tersebut, apakah pasien perlu dibantu untuk menahan diri menggunakan self care,
apakah untuk melindungi perkembagan kemampuan self-care dari tujuan terapetik,
dan apakah potensi pasien untuk menggunakan self-care pada periode yang akan
datang.
20
b. Tahap 2 : Mendesain Sistem Keperawatan dan Perencanaan
Tahap ini merupakan tahap dalam memberikan perawatan pada pasien dan
membuat nursing system yang efisien dan efektif dan menentukan cara-cara yang
benar dalam membantu self care pasien. Tahap ini termasuk mendisain bagaimana
peran pasien dan peran perawat dalam melakukan self care yang dilakukan dalam
memenuhi therapeutic self-care demand, dan mengatur latihan self-care agency,
melindungi dan membantu self care agency.
Sedangkan perencanaan merupakan kegiatan mengarahkan dan cara untuk
mengimplementasikan sistem keperawatan dan berhubungan dengan usaha untuk
mendapatkan aktifitas tertentu saat perawat dengan klien berinteraksi.
21
Perbandingan antara proses keperawatan Orem dengan proses keperawatan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Proses
Proses Keperawatan Dorothea E. Orem
Keperawatan
1. Pengkajian - Diagnosis dan resep; menentukan mengapa keperawatan
2. diperlukan. menganalisis dan menafsirkan-melakukan
penilaian mengenai perawatan
- Desain dari sistem keperawatan dan rencana untuk
pengiriman perawatan
- Produksi dan pengelolaan sistem keperawatan
22
dan hasil kesehatan yang terkait. mengumpulkan bukti-
bukti dalam hasil evaluasi terhadap hasil yang dicapai
ditentukan dalam desain sistem keperawatan
- Tindakan diarahkan oleh komponen etiologi diagnosis
keperawatan
- Evaluasi
b. Kelemahan/Keterbatasan
1. Dalam teori sistem secara umum, sistem dipandang sebagai satu kesatuan,
sementara Orem mendefinisikan sistem sebagai suatu keseluruhan, hal.
2. Kesehatan sering dipandang sebagai sesuatu yang dinamis dan selalu berubah.
3. Teorinya berorientasi pada penyakit.
23
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa semua
manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk
memperolehya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat mengakui
potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan
perawatan dapat menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan. Untuk dapat menerapkan
model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang
mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap
yang terapeutik.
3.2. SARAN
Dengan mengetahui model - model keperawatan yang ada diharapkan perawat bisa
mengetahiu metode mana yang pantas dan harus kita terapkan dalam keadaan dan situasi
tertentu. Jangan sampai salah mengambil metode karena setiap situasi dan kondisi selalu
berubah.
24
DAFTAR PUSTAKA
Altay, Naime and Cavusoglu, Hicran. ( 2013 ). Using Orem’s self-caare model for asthmatic
adolescents, Journal for Specialists in Pediatric Nursing, 18 , 233-242.
Hosseini, H., Torkani, S., Tavakol, K. ( 2013). The effect of community health nurse home
visit on self-care self-efficacy of the elderly living in selected Falavarjan villages in
Iran in 2010, Iranian Jurnal Nursing midwifery Res, 18, 47-53
Merino, J.R., Canut,T.L., Alcaina, M.M., San Juan, A. F., Abad,J.M.H. ( 2014 ).
Psychometric Evaluation of a New Instrument in Spanish to Measure Self-Care
requisites in Patient With Schizophrenia, Perspectives in Psychiatric Care , 50, 93-
101.
Wong, C. L., Ip, W. Y., Choi, K. C., & Lam, L. W. (2015). Examining Self-Care Behaviors
and Their Associated Factors Among Adolescent Girls With Dysmenorrhea : An
Application of Orem ’ s Self-Care Deficit Nursing Theory.Journal of Scholarship
25