Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MAKALAH FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

TEORI DOROTHEA OREM

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

1. NI MADE SUWARTINI
2. WAODE MALHAYAT
3. HASLINDA
4. MUHAMMAD IKHSAN
5. HASTATI

YAYASAN KARYA KESEHATAN KENDARI


STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI
PRODI KEPERAWATAN
T.A 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik

Dalam makalah ini kami membahas mengenai Konsep Teori dalam Keperawatan menurut
Dorothea E. Orem. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah falsafah dan teori keperawatan.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.

Februari, 2024

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................2
1.3 TUJUAN..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................4
2.1 BIOGRAFI DOROTHEA E. OREM.......................................................4
2.2 DEFINISI KEPERAWATAN..................................................................5
2.3 KEYAKINAN DAN NILAI – NILAI......................................................6
2.4 TUJUAN KEPERAWATAN...................................................................7
2.5 KONSEP UTAMA...................................................................................8
2.6 ASUMSI DASAR...................................................................................12
2.7 PERNYATAAN – PERNYATAAN TEORITIS.....................................12
2.8 PENERAPAN TEORI DOROTHEA E. OREM......................................19
2.9 KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI
DOROTHEA E. OREM..........................................................................23
BAB III PENUTUP...........................................................................................24
3.1 KESIMPULAN........................................................................................24
3.2 SARAN....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus
dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian
perawat harus mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan
mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan
dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara
lain dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan
dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan
kebutuhan.
Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, semua teori tersebut akan
berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan Nightingale
menyoroti masalah lingkungan, Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan
dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi pada optimalisasi peran klien
dalam proses penyembuhanya. Semua teori tersebut bersinergi dalam membentuk
suatu sistem yang holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga
mampu memberikan konstribusi dalam memberikan arah asuhan.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model “self
care” yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model
konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya
dengan judul “Nursing Conceps of Practice Self Care”. Model ini pada awalnya
berfokus pada individu kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada
multiperson’s units (keluarga, kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga
sebagai lanjutan dari tiga hubungan konstruksi teori yang meliputi : teori self care,
teori self care deficit dan teori nursing system. Dalam pandangan orem, bahwa
setiap orang mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya
secara mandiri. Tapi pada situasi tertentu kemampuan itu tidak bisa tampil,
disinilah teori orem akan menjelaskan bahwa, kebutuhan manusia apapun
kondisinya adalah sama, tergantung bagaimana individu memenuhi kebutuhan itu.

1
Bila kebutuhanya terpenuhi dengan baik maka tidak akan ditemukan masalah,
berbeda dengan orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhanya makan akan
mengalami deficiet.
Orem dengan tegas mencoba mengoptimalkan kemampuan alami setiap
klien dalam memenuhi kebutuhanya. Peran perawat dalam teori merupakan
sebagai agen yang mampu membantu klien dalam mengembalikan peranya
sebagai self care agency. Sistem yang di bangun dari tiga teori utama ini mampu
menghasilkan kolaborasi pelayanan keperwatan yang unik, tidak hanya dari
prosesnya, tapi juga dari hasilnya akan mampu membuat klien mengetahui hal-hal
yang berkaitan dengan penyakitnya.
Teori ini mampu memberikan bentuk asuhan yang harus diberikan pada
klien pada keadaan tertentu. antara klien dan perawat harus memiliki pemahaman
tentang pendangan self-care. Proses yang lebih bertumpu pada pelayanan
terapeutik yang mandiri dengan melibatkan setiap individu agar mampu
melakukannya secara mandiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun Rumusan masalah dalam makalah ini meliputi :
1. Siapa Dorothea Elizabeth Orem?
2. Bagaimana Konsep Model Keperawatan Dorothea Elizabeth Orem?
3. Apa saja Model Konsep Keperawatan Orem?
4. Apa saja teori Keperawatan Orem?
5. Bagaimana Teori System Keperawatan Orem?
6. Apa tujuan dari Keperawatan model Orem?
7. Bagaimana Aplikasi dari Model Keperawatan Orem?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini, antara lain :
1. Untuk Mengetahui Biografi Dorothea Elizabeth Orem
2. Untuk Mengetahui Konsep Model Keperawatan Dorothea Elizabeth Orem
3. Untuk Mengetahui Model Konsep Keperawatan Dorothea Elizabeth Orem
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Teori Keperawatan Dorothea Elizabeth Orem

2
5. Untuk Mengetahui Teori System Keperawatan Dorothea Elizabeth Orem
6. Untuk mengetahui Ttujuan dari Keperawatan model Dorothea Elizabeth
Orem
7. Untuk mengetahui Bagaimana Aplikasi dari Model Keperawatan
Dorothea Elizabeth Orem

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. BIOGRAFI DOROTHEA E. OREM

Dorothea Elizabeth Orem lahir pada tahun 1914 di Baltimore, Maryland.


Orem adalah anak terakhir dari dua bersaudara. Dorothea E. Orem memulai karir
keperawatannya sejak terdaftar sebagai siswa di Providence di Washington DC.
Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus Master tahun 1939 pendidikan
keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik di Amerika sebagai
asisten direktur.
Selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat, perawat
tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai konsultan (1970).
Tahun 1958-1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian
pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan keperawatan.
Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali. Tahun 1965
Orem bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk model teori
keperawatan komunitas. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi
perkembangan keperawatan, yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan
dan disiplin keperawatan. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa.
Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik
Amerika tentang teori keperawatan. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep
keperawatan tentang perawatan diri sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan
(Concept of Pratice tahun 1971). Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang
berisi tentang edisi pertama diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu :
Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.
Dorothea E. Orem meninggal pada 22 Juni 2007 di kediamannya di
Savannah, USA. Orem meninggal pada umur 93 tahun. Dunia keperawatan telah
kehilangan seorang ahli dan dianggap sebagai orang terpenting serta memiliki
wawasan yang sangat luas di bidang keperawatan. Dalam bidang keperawatan
dapat dikatakan bahwa ahli Keperawatan dari Amerika, Dorothea E Orem,

4
termasuk salah seorang yang terpenting diantara orang yang mengembangkan
pandangan dalam bidang Keperawatan.
Beberapa tahun gemilang dalam kehidupan Dorothea Orem:
a. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di departemen kesehatan pada bagian
pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan
keperawatan.
b. Tahun1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali.
c. Tahun 1965 bergabung dengan Universita Katolik di Amerika membentuk
model teori keperawatan komunitas.
d. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan
yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin
keperawatan.
e. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa.
f. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universita Katolik
Amerika tentang teori keperawatan.
g. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang
perawatan diri sendiri dan dipublikasikan dalam keperawatan (Concept of
Pratice tahun 1971)
h. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi
pertama diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
i. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori,
yaitu : Theory self care, theory self care deficit, theory system
keperawatan.

2.2 DEFINISI KEPERAWATAN DOROTHEA E. OREM


Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang
menekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem
menggambarkan filosofi tentang keperawatan dengan cara seperti berikut :
Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap
tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta penatalaksanaannya secara
terus menerus dalam upaya mempertahankan kehidupan dan kesehatan,

5
penyembuhan dari penyakit, atau cidera, dan mengatasi hendaya yang
ditimbulkannya.
Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki
perempuan dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan akan
terjadi kesakitan atau kematian. Keperawatan berupaya mengatur dan
mempertahankan kebutuhan keperawatan diri secara terus menerus bagi mereka
yang secara total tidak mampu melakukannya. Dalam situasi lain, perawat
membantu klien untuk mempertahankan perawatan diri dengan melakukannya
sebagian, tetapi tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan pada orang yang
membantu klien dengan memberikan instuksi dan pengarahamn secara individual
sehingga secara bertahap klien mampu melakukannya sendiri.
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan
mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan
dasar yang terdiri dari:
a. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.
b. Water (air): pemeliaraan pengambilan air
c. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
d. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
e. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat
dan aktivitas.
f. Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) :
pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
g. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko
pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
h. Promotion of Normality

2.3 KEYAKINAN DAN NILAI – NILAI


Keyakinan Orem tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
a. Individu/Klien
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit

6
atau trauma atu koping dan efeknya.
b. Sehat
Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutatn self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural
fungsi dan perkembangan.
c. Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care
dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
d. Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup, integritas struktural, fungsi dan
perkembangan
Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s
mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan.

2.4 TUJUAN KEPERAWATAN DOROTHEA E. OREM


Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :
a. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
b. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care.
c. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk
memberikan asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh
karenanya self care deficit apapun dihilangkan.
d. Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.

Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek


keperawatan keluarga / komunitas adalah :

7
a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's


yang diterapkan pada praktek keperawatan keluaga/komunitas adalah:
a. Aspek interpersonal : hubungan didalam keluraga
b. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
c. Aspek prosedural : melatih keterampilan dasar keluarga sehingga
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi
d. Aspek tekhnis : mengajarkan kepada keluarga tentang teknik dasar
yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara
benar.

2.5 KONSEP UTAMA TEORI DOROTHEA E. OREM


a. Universal Self-Care Requisites
Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau
kebebasan merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk
mengenal, memvalidasi dan proses dalam memvalidasi mengenai anatomi
dan fisiologi manusia yang berintegrasi dalam lingkaran kehidupan.
Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu :
1. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara
2. Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
3. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
4. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan
eksresi
5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social

8
7. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
manusia.
8. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia
dalam kelompok social sesuai dengan potensinya

b. Developmental self-care requisites


Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan
dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup
seseorang atau tingkat siklus kehidupan. Tiga hal yang berhubungan
dengan tingkat perkembangan perawatan diri adalah:
1. Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri
2. Terlibat dalam pengembangan diri
3. Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi
kehidupan yang mungkin mempengaruhi perkembangan manusia.
(Orem, 1980,p.231)

c. Health deviation self-care requisites


Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau
trauma, yang mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan
dan penyandang cacat juga yang berada sedang dirawat dan menjalani
terapi. Adanya gangguan kesehatan terjadi sepanjang waktu sehingga
mempengaruhi pengalaman mereka dalam menghadapi kondisi sakit
sepanjang hidupnya.
Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi
dan psikologi tetapi juga konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri
manusia mengalami gangguan (termasuk retardasi mental atau autisme),
perkembangan individu akan memberikan dampak baik permanen maupun
sementara. Dinegara-negara yang warganya banyak mengalami gangguan
kesehatan, self-care (perawatan diri) digunakan sebagai alat dalam
pengobatan dan terapi kesehatan.
Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan
perawatan diri individu yang merupakan langkah-langkah dalam

9
perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas dari self-care
atau system dependent-care (ketergantungan perawatan) adalah
meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu tertentu.

d. Therapeutic self-care demand


Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program
perawatan dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai
dengan tanda dan gejala yang ditampilkan oleh pasien.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat ketika memberikan
pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien diantaranya :
1. Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang
dibutuhkan oleh pasien dan cara pemberian ke pasien
2. Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan
kebutuhan dasar seperti promosi dan pencegahan yang bisa
menunjang dan mendukung pasien untuk memenuhi kebutuhan
dasar pasien sesuai dengan taraf kemandiriannya.
Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar
diantaranya :
1. Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan
lingkunganya yang mengarah pada gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia
2. Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang
bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien,
memanfaatkan segala sumberdaya yang ada disekitar pasien untuk
memberikan pelyenana pemenuhan kebutuhan dasar pasien
semaksimal mungkin.

e. Self Care Agency


Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat dilakukan
pada perawat yang memiliki kemampuan komprehensif, memahami
konsep dasar manusia dan perkembangan manusia baik secara holistik
( orem, 2001, p. 514)

10
f. Agent
Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar
pada pasien adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang
berkompeten dan memiliki kewenangan untuk memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.

g. Dependent Care Agent


Dependent care agency merupakan perawat profesional yang memiliki
tanggung jawab dan tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan
kebutuhan dasar pasien termasuk pasien dalam derajat kesehatan yang
masih baik atau masih mampu atau sebagain memenuhi kebutuhan dasar
pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar tetap menekankan pada
kemandirian pasien sesuai dengan tingkat kemampuannya. Perawatan
yang diberikan bisa bersifat promoting, prevensi dan lain-lain

h. Self Care Deficit


Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya, utamanya pada pasien yang dalam perawatan total care.
Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif dan rehabilitatif. Pemenuhan
kebutuhan pasien hampir semunay tergantung pada pelayanan
keperawatan yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan utamanya perawat.

i. Nursing Agency
Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan kemampuanya
secara terus menerus untuk bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar
pada pasien secara holistik sehingga mereka mampu membuktikan dirinya
bahwa mereka adalah perawat yang berkompeten untuk bisa memberika
pelayanan profesional untuk memenuhi kebutuhan dasar pasie. Beberapa
ktrempilan selain psikomotor yang juga harus dikuasai perawat adala
komunikasi terapetik, ketrampilan intrapersonal, pemberdayaan

11
sumberdaya di sekitar lingkungan perawat dan pasien untuk bisa
memberikan pelayanan yang profesional.

j. Nursing Design
Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan
keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik
adalah perawatan yang profesioanl, mampu berfikir kritis, memiliki dan
menjalankan standar kerja dll.

k. Sistem Keperawatan
Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan
pada satu waktu untuk kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan
pada klien untuk mengetahui dan memenuhi komponen kebutuhan
perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk melindungi serta
mengetahui perkembangan perawatan diri klien

2.6 ASUMSI DASAR TEORI DOROTHEA E. OREM


Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori
keperawatan terkait kebutuhan dasar manusia :
a. Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya
dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan
b. Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya
c. Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan
pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara profesional

2.7 PERNYATAAN – PERNYATAAN TEORITIS


Self-Care Deficit Theory of Nursing yang dikembangkan oleh Dorothea
Orem terdiri dari tiga teori umum yang saling berkaitan, yaitu :
A. The Theory of Self-Care
Untuk memahami tentang teori perawatan diri, perlu dipahami
terlebih dahulu mengenai konsep dasar perawatan diri (self-care),

12
kemampuan perawatan diri (self-care agency), faktor yang mempengaruhi
perawatan diri (basic conditioning factors), dan terapi kebutuhan
perawatan diri (therapeutic self-care demand).
Perawatan diri (self-care) adalah pelaksanan aktivitas individu
yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam mempertahankan
hidup, kesehatan dan kesejahteraan. Jika perawatan diri dapat dilakukan
dengan efektif, maka dapat membantu individu dalam mengembangkan
potensi dirinya. (Orem, 1991)
Kemampuan perawatan diri (self-care agency) adalah kemampuan
individu untuk terlibat dalam proses perawatan diri. Kemampuan ini
berkaitan dengan faktor pengkondisian perawatan diri.
Faktor yang mempengaruhi perawatan diri (basic conditioning
factor) yang terdiri dari faktor usia, jenis kelamin, status kesehatan,
orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan, kebiasaan keluarga,
pola hidup, faktor lingkungan dan keadaan ekonomi.
Terapi kebutuhan perawatan diri (therapeutic self-care demand),
yaitu tindakan yang dilakukan sebagai bantuan untuk memenuhi syarat
perawatan diri.
Teori self-care tidak terlepas dari syarat perawatan diri (self-care
requisites), yaitu aspek yang menentukan tingkat pemenuhan perawatan
diri.
Self-care requisites terdiri dari tiga kategori;
1. Universal self-care requisites
Aspek universal ini berhubungan dengan proses hidup atau
kebutuhan dasar manusia, yaitu :
 Pemeliharaan kebutuhan udara/oksigen,
 Pemeliharaan kebutuhan air,
 Pemeliharaan kebutuhan makanan,
 Perawatan proses eliminasi dan ekskresi,
 Pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat,
 Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial,

13
 Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan,
 Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam
hubungan social.

2. Developmental self-care requisites


Berbeda dengan universal self-care requisites, developmental self-
care requisites terbentuk oleh adanya:
 Perbekalan kondisi yang meningkatkan pengembangan,
 Keterlibatan dalam pengembangan diri,
 Pengembangan pencegahan dari efek yang mengancam
kehidupan.
Pengembangan aspek perawatan diri berhubungan dengan pola
hidup individu yang dipengaruhi oleh lingkungan tempat
tinggalnya.

3. Health deviation self-care requisites


Perawatan diri berkaitan dengan penyimpangan kesehatan. Timbul
akibat adanya gangguan kesehatan dan penyakit. Hal ini
menyebabkan perubahan kemampuan individu dalam proses
perawatan diri.

14
B. The Theory of Self-Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori keperawatan Orem. Teori ini
mengambarkan kapan keperawatan dibutuhkan. Keperawatan diperlukan ketika
individu tidak mampu atau mengalami keterbatasan dalam memenuhi syarat
perawatan diri yang efektif. Keperawatan diberikan jika tingkat kemampuan
perawatan diri lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan perawatan diri atau
kemampuan perawatan diri seimbang dengan kebutuhan namun hubungan deficit
dapat terjadi selanjutnya akibat penurunan kemampuan, peningkatan kualitas dan
kuantitas kebutuhan atau keduanya.

Penjelasan gambar :
Ketika ada kebutuhan untuk merawat diri sendiri dan individu mampu
memenuhi permintaan itu, perawatan diri adalah mungkin. Jika, di sisi lain,
tuntutan lebih besar dari kapasitas individu atau kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan itu, maka akan terjadi ketidakseimbangan dan hal ini disebut
dengan “defisit perawatan diri”.

Teori self care deficit diterapkan bila anak belum dewasa, kebutuhan melebihi
kemampuan perawatan, kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi
untuk masa yang akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan
peningkatan kebutuhan.
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses
penyelesaian masalah, orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya;
bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi
support baik secara fisik atau psikologis, meningkatkan pengembangan lingkungan
16
untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau memberi pendidikan pada orang
lain.
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki berbagai
keterbatasan-keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya. Perawatan yang
diberikan didasarkan kepada tingkat ketergantungan; yaitu ketergantungan total atau
parsial. Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang
dalam bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri.
Sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan mengalami
penurunan/defisit perawatan diri.
Self care adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri.
Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan bila seseorang jatuh pada
kondisi sakit atau kondisi yang melelahkan seperti stress fisik dan psikologis.
Self care deficit terjadi bila agen self care atau orang yang memberikan perawatan
diri baik pada diri sendiri maupun pada orang lain tidak dapat memenuhi kebutuhan
perawatan diri individu dan lebih memberikan self care theraupetic.
Nursing agency menggunakan kegiatan gabungan berarti bahwa kegiatan
perawat perlu dikoordinasi, dilakukan secara serentak atau berhubungan dengan
layanan asuhan keperawatan yang akan diberikan. Seseorang yang melakukan
kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan keperawatan yang
diberikan sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang tepat bagi klien.

C. The Theory of Nursing System


Nursing system adalah bagian dari pertimbangan praktek keperawatan yang
dilakukan oleh perawat berdasarkan koordinasi untuk mencapai kebutuhan perawatan
diri (self-care demand) pasiennya dan untuk melindungi dan mengontrol
latihan/pengembangan dari kemampuan perawatan diri pasien (self-care agency).
Orem (1991) mengidentifikasi tiga klasifikasi dari sistem keperawatan
berdasarkan kemampuan pasien dalam mencapai syarat pemenuhan perawatan diri.
1. Wholly Compensatory System
Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh merupakan suatu tindakan
keperawatan dengan memberikan kompensasi penuh kepada pasien
disebabkan karena ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
keperawatan secara mandiri.
17
Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh dibutuhkan ketika perawat
harus menjadi peringan bagi ketidakmampuan total seorang pasien dalam
hubungan kegiatan merawat yang membutuhkan tindakan penyembuhan dan
manipulasi. Perawat mengambil alih pemenuhan kebutuhan self caresecara
menyeluruh kepada pasien yang tidak mampu, misal: pada pasien koma atau
pasien bayi.

2. Partly Compensatory System


Sistem penyeimbang sebagian yaitu sistem keperawatan dalam memberikan
perawatan diri kepada pasien secara sebagian saja dan ditujukan pada pasien
yang memerlukan bantuan secara minimal.
Perawat mengambil alih beberapa aktifitas yang tidak dapat dilakukan oleh
pasien dalam memenuhi kebutuhan self care-nya, dijalankan pada saat perawat
dan pasien menjalankan intervensi perawatan atau tindakan lain yang
melibatkan tugas manipulatif atau penyembuhan, misal: pasien usia lanjut,
pasien stroke dengan kelumpuhan.

3. Supportive-Educative System
Sistem yang mendukung/mendidik yaitu tindakan keperawatan yang bertujuan
untuk memberikan dukungan dan pendidikan agar pasien mampu melakukan
perawatan mandiri. Perawat memberikan pendidikan kesehatan atau
penjelasan untuk memotivasi melakukan self care, tetapi yang melakukan self
care adalah pasien sendiri, misal: mengajarkan pasien merawat lukannya,
mengajarkan bagaimana menyuntik insulin. Diperlukan pada situasi dimana
pasien harus belajar untuk menjalankan ketentuan yang dibutuhkan secara
eksternal atau internal yang ditujukan oleh therapeutic self care, namun tidak
dapat melakukan tanpa bantuan. Metode bantuan diantaranya: tindakan,
panduan, pelajaran, dukungan dan memberikan lingkungan yang membangun.

18
Figure 2.2. Basic nursing systems. (From Orem, D.E.[2001]. Nursing: Concepts of
practice [6th ed., p. 351]. St. Louis: Mosby.)

2.8 PENERAPAN TEORI DOROTHEA E. OREM DALAM KEPERAWATAN


Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek
keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien. Pada pelaksanaan asuhan keperawatan
terdapat pendekatan dan metode utama yang digunakan yaitu metode memecahkan masalah
secara ilmiah yang selanjutnya dikenal sebagai proses keperawatan (nursing process).
Proses keperawatan yang dijelaskan oleh Orem mempunyai tiga tahap proses
keperawatan yang dikenal sebagai kegiatan proses teknologi dari praktek keperawatan.

19
Tahapan tersebut meliputi: diagnosa keperawatan dan persepsi, mendisain sistem
keperawatan dan perencanaan, dan memproduksi dan mengatur sistem keperawatan.
Adapun masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap 1: Diagnosa keperawatan dan persepsi
Pada tahap ini memperjelas mengapa keperawatan dibutuhkan. Analisa dan
interpretasi dalam membuat keputusan mengenai perawatan merupakan bentuk
kegiatan manajemen kasus. Didalam diagnosa keperawatan memerlukan telaahan dan
pengumpulan fakta tentang pasien termasuk self care agent dan therapeutic self-care
demand dan hubungan keduannya sehingga dapat ditetapkan self-care deficit (Orem,
2001). Orem menegaskan bahwa dalam diagnosa keperawatan dan merupakan dasar
tujuan untuk memberikan arahan dalam melakukan tindakan keperawatan dan dalam
pengobatan, kemampuan pasien dan minat keluarga serta bentuk dalam kolaborasi
mempengaruhi tindakan keperawatan yang dilakukan perawat.
Pada tahap ini perawat melakukan pengkajian dan pengumpulan data
berdasarkan enam area yang ditentukan oleh Orem yaitu: Status kesehatan
perorangan, persepsi dokter terhadap kesehatan seseorang, persepsi pasien/individu
berkaitan dengan kesehatan dirinya sendiri, tujuan kesehatan berkaitan dengan
konteks riwayat kesehatan, gaya hidup dan status kesehatan, kebutuhan
pasien/individu terhadap self-care dan integritas/kapasitas pasien/individu melakukan
self-care. Dari data-data dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam area masing-
masing, yaitu: Universal self-care requisites, developmental requisites dan health-
deviation sel-care requisites serta hubungan timbal baliknya. Selain data-data tersebut
penting juga dikumpulkan hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan,
motivasi dan orientasi pasien.
Pada tahap pertama ini, asuhan keperawatan pada teori orem dapat
disimpulkan bahwa perawat harus mengajukan beberapa pertanyaan dan menjawab
hal-hal yang berkaitan dengan: Apakah kebutuhan perawatan therapeutic pasien,
sekarang, dan masa yang akan datang, apakah pasien mempunyai self-care demand
dan untuk memenuhi therapeutic self-care demand-nya, apakah sifat dan alasan hal
tersebut, apakah pasien perlu dibantu untuk menahan diri menggunakan self care,
apakah untuk melindungi perkembagan kemampuan self-care dari tujuan terapetik,
dan apakah potensi pasien untuk menggunakan self-care pada periode yang akan
datang.

20
b. Tahap 2 : Mendesain Sistem Keperawatan dan Perencanaan
Tahap ini merupakan tahap dalam memberikan perawatan pada pasien dan
membuat nursing system yang efisien dan efektif dan menentukan cara-cara yang
benar dalam membantu self care pasien. Tahap ini termasuk mendisain bagaimana
peran pasien dan peran perawat dalam melakukan self care yang dilakukan dalam
memenuhi therapeutic self-care demand, dan mengatur latihan self-care agency,
melindungi dan membantu self care agency.
Sedangkan perencanaan merupakan kegiatan mengarahkan dan cara untuk
mengimplementasikan sistem keperawatan dan berhubungan dengan usaha untuk
mendapatkan aktifitas tertentu saat perawat dengan klien berinteraksi.

c. Tahap 3: Memproduksi dan Manajemen Sistem Keperawatan


Di dalam tahap ketiga ini, perawat bekerja untuk menghasilkan dan mengatur
sistem keperawatan. Perawat selama berinteraksi dengan pasien, dapat melakukan
perencanaan dan kontrol, dan tahap ini mengatur sistem keperawatan serta
menghasilkan kegiatan yang terencana untuk memenuhi therapeutic self-care demand
dan mengatur latihan dan pengembangan kemampuan akan self-care. Kegiatan-
kegiatan tersebut meliputi: membatu, menuntun, mengarahkan, menstimulus minat,
mendukung, meregulasi, mengkoordinasi dan memonitor tugas self-care sehingga
sistem perawatan dapat berjalan dengan optimal.

21
Perbandingan antara proses keperawatan Orem dengan proses keperawatan dapat
dilihat pada tabel berikut:

Proses
Proses Keperawatan Dorothea E. Orem
Keperawatan
1. Pengkajian - Diagnosis dan resep; menentukan mengapa keperawatan
2. diperlukan. menganalisis dan menafsirkan-melakukan
penilaian mengenai perawatan
- Desain dari sistem keperawatan dan rencana untuk
pengiriman perawatan
- Produksi dan pengelolaan sistem keperawatan

Langkah – 1 Pengumpulan data di enam area:


1. Status kesehatan seseorang
2. Persepsi dokter tentang status kesehatan seseorang
3. Persepsi individu tentang status kesehatannya
4. Tujuan kesehatan dalam konteks sejarah hidup, gaya hidup,
dan status kesehatan
5. Kebutuhan untuk perawatan diri
6. Kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri
2. Diagnosa Langkah ke – 2 :
Keperawatan - Perawat mendesain sistem yang menyeimbangkan
dan secara keseluruhan atau sebagian, atau suportif-
Perencanaan edukatif.
beserta - Membawa sebuah organisasi yang baik dari komponen
Rasional perawatan diri pasien terapi 'tuntutan
- Pemilihan kombinasi cara untuk membantu yang lebih
efektif dan efisien dalam menyeimbangkan/ mengatasi
defisit perawatan diri pada pasien
3. Implementasi Langkah ke – 3 :
dan Evaluasi - Perawat membantu pasien atau keluarga dalam hal
perawatan diri untuk mencapai kesehatan dan dijelaskan

22
dan hasil kesehatan yang terkait. mengumpulkan bukti-
bukti dalam hasil evaluasi terhadap hasil yang dicapai
ditentukan dalam desain sistem keperawatan
- Tindakan diarahkan oleh komponen etiologi diagnosis
keperawatan
- Evaluasi

2.9 KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI DOROTHEA E. OREM


a. Kekuatan
1. Menyediakan dasar yang komprehensif untuk praktik keperawatan
2. Memiliki utilitas untuk keperawatan profesional di bidang kurikulum
keperawatan keperawatan praktik, administrasi keperawatan pendidikan, dan
penelitian keperawatan
3. Menentukan saat keperawatan diperlukan
4. Pendekatan perawatan diri nya adalah kontemporer dengan konsep promosi
kesehatan dan pemeliharaan Kesehatan

b. Kelemahan/Keterbatasan
1. Dalam teori sistem secara umum, sistem dipandang sebagai satu kesatuan,
sementara Orem mendefinisikan sistem sebagai suatu keseluruhan, hal.
2. Kesehatan sering dipandang sebagai sesuatu yang dinamis dan selalu berubah.
3. Teorinya berorientasi pada penyakit.

23
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana disampaikan


dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat harus memahami apa yang harus dilakukan
secara tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar.
Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang sesuai
dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan .

Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa semua
manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk
memperolehya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat mengakui
potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan
perawatan dapat menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan. Untuk dapat menerapkan
model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang
mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap
yang terapeutik.

3.2. SARAN

Dengan mengetahui model - model keperawatan yang ada diharapkan perawat bisa
mengetahiu metode mana yang pantas dan harus kita terapkan dalam keadaan dan situasi
tertentu. Jangan sampai salah mengambil metode karena setiap situasi dan kondisi selalu
berubah.

24
DAFTAR PUSTAKA

Altay, Naime and Cavusoglu, Hicran. ( 2013 ). Using Orem’s self-caare model for asthmatic
adolescents, Journal for Specialists in Pediatric Nursing, 18 , 233-242.

Berbiglia, V. A. (2011). The Self-Care Deficit Nursing Theory as a


Curriculum Conceptual Framework in Baccalaureate Education, Journals of
Nursing Science

Hartweg, D. L. (2016). A Concept Analysis of Normalcy within Orem ’ s Self-


Care Deficit Nursing Theory, journal of Nursing Vol 22 No. 1: 4–14.

Hosseini, H., Torkani, S., Tavakol, K. ( 2013). The effect of community health nurse home
visit on self-care self-efficacy of the elderly living in selected Falavarjan villages in
Iran in 2010, Iranian Jurnal Nursing midwifery Res, 18, 47-53

Merino, J.R., Canut,T.L., Alcaina, M.M., San Juan, A. F., Abad,J.M.H. ( 2014 ).
Psychometric Evaluation of a New Instrument in Spanish to Measure Self-Care
requisites in Patient With Schizophrenia, Perspectives in Psychiatric Care , 50, 93-
101.

Peterson, H. (2016). Self-care Curriculum in College Social Work Programs.St. Catherine


University. http://sophia.stkate.edu/msw_pappers

Wong, C. L., Ip, W. Y., Choi, K. C., & Lam, L. W. (2015). Examining Self-Care Behaviors
and Their Associated Factors Among Adolescent Girls With Dysmenorrhea : An
Application of Orem ’ s Self-Care Deficit Nursing Theory.Journal of Scholarship

25

Anda mungkin juga menyukai