Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karenadengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan modul “Teori Keperawatan Menurut
Dorothea Orem” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Penulis sangat berharap
modul ini dapat berguna dalam rangkamenambah wawasan serta pengetahuan penulis tentang Teori
Keperawatan Menurut Dorothea Orem.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalamtugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang penulisharapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan
demiperbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yangsempurna tanpa sarana
yang membangun.
Semoga modul sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
modul yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis maupun orang yang ikut membacanya.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Langsa, 07 Desember 2022

Penulisa

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN............................................................................................................................................1
TUJUAN UMUM.............................................................................................................................................1
PEMBAHASAN..............................................................................................................................................3
A. Biografi Dorothea Elizabeth Orem....................................................................................................3
B. Pengertian Self care...........................................................................................................................5
C. Teori Sistem Keperawatan Orem......................................................................................................5
D. Keyakinan dan Nilai-Nilai.................................................................................................................8
E. Tujuan Keperawatan pada Model Orem’s.........................................................................................9
F. Aplikasi Model Keperawata Orem..................................................................................................10
LATIHAN SOAL...........................................................................................................................................14
RANGKUMAN.............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................18

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Dorothea Elizabeth Orem................................................................................................3


Gambar 2. Family Nursing Theory....................................................................................................10

iii
PENDAHULUAN

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar
keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis, dan
kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk
pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain
degan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan. Dan tiap model dapat
digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik, memerlukan
pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang mempengaruhi situasi klien.
Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model keperawatan yang tepat
untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan
2. aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.
3. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang
melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model Self care yang diperkenalkan
oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun
1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of Practice Self care".
Model ini pada awalnya berfokus pada individu kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan
pada multi person's unit (keluarga, kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan
dari 3 hubungan konstruksi teori yang meliputi :
1. Teori self care
2. Teori Self care deficit, dan
3. Teori nursing system

TUJUAN UMUM
Dapat memahami dan melaksanakan proses keperawatan dengan baik melalui model
konseptual teori orem yang menitik berat pada Self care (perawatan diri) seacar mandiri guna
mempertahankan status kesehatan klien serta dapat berkomunikasi dengan baik pada pasien dalam
melaksanakan proses keperawatan

1
TUJUAN KHUSUS
1. Mengenal siapa Dorothea Orem.
2. Mengenal konsep-konsep kaperawatan Dorothea Orem.
3. Mengetahui model konsep keperawatan dari Dorothea Orem.
4. Mengetahui teori-teori keperawatan dari Dorothea Orem.
5. Mengetahui Teori System Keperawatan Orem.
6. Mengetahui Tujuan Keperawatan Model Orem.
7. Mempelajari dan mengaplikasi dari Model Keperawatan Orem.

2
PEMBAHASAN

A. Biografi Dorothea Elizabeth Orem


Gambar 1.
Dorothea Elizabeth Orem

Dorothea Elizabeth Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka. Di Amerika.
Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914. Beliu wafat pada tanggal 22 Juli
2007 di Skidaway. Selama hidupnya, beliau pernah mengikuti pendidikan Diploma (1903),
kemudian melanjutkan pendidikannya di Providence School of Nursing di Washington DC dan
mendapatkan gelar B.S.NE, kemudian melanjutkan pendidikannya lagi di Catholic University of
America di Washington DC dan mendapatkan gelar M.S.NE. ia memperoleh gelar sarjana
keperawatan pada tahun 1939 dan Master keperawatan pada tahun 1945.
Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui
kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualitas keperawatan. Ia pertama kali
mempublikasikan ide-idenya dalam "keperawatan : Konsep praktik" pada tahun 1971, yang kedua
pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995. Tahun paling awal dalam keperawatan Dorothea
Orem dihabiskan dalam praktek di Providence Hospital, Washington, DC (1934- 1936) dan St
John's hospital, Lowell Massachusetts (1936-1937). Setelah menerima gelar tinggi, Orem berfokus
terutama pada pengajaran, penelitian dan administrasi. Dia menjabat sebagai direktur Rumah Sakit

3
Providence sekolah keperawatan di Detroit, Michigan 1945-1948, dimana ia juga mengajar ilmu
biologi dan keperawatan (1939- 1941).
Di universitas Katolik Amerika, Orem menjabat sebagai Asisten Profesor (1959-1964),
Associate professor (1964- 1970) dan Dekan fakultas Keperawatan (1965-1966). Sebagai konsultan
kurikulum, orem bekerja dengan sekolah, departemen dan divisi keperawatan di universitas-
universitas dan perguruan tinggi termasuk The University of Alberta, George Brown College Seni
Terapan dan Teknologi, Universitas Southern Mississippi, Georgetown University, menjelma Word
College, El Paso Komunitas College, Medical College of Virginia dan Washington Lembaga
Teknis. Dia juga menjabat sebagai konsultan kurikulum untuk Dinas pendidikan. Pada tahun 1971
diterbitkan orem Perawatan: Konsep Praktek, kerja
Dimana dia menguraikan teori keperawatan, deficit perawatan Diri teori ilmu keperawatan.
Keberhasilan kerja ini dan teori itu menyajikan didirikannya orem sebagai seorang ahli teori
terkemukan praktek keperawatan dan pendidikan. Dia juga menjabat sebagai ketua dari Konferensi
pembangunan keperawatan Group, dan pada tahun 1973 di edit kerja kelompok dalam buku konsep
formalisasi di keperawatan. Dia menulis surat- surat lainnya dan selama 1970-an dan 1980-an
berbicara di berbagai konferensi dan lokakarya diseluruh dunia.
International Orem Society didirikan untuk mendorong penelitian dan pengembangan lebih
lanjut dari teori orem tentang menyusui. Selama hidupnya, Dorothea orem menerima penghargaan
untuk kontribusi ke bidang keperawatan, termasuk gelar kehormatan dari Universitas Georgetown
menjelma Word college, Illnois Wesleyan University, dan University of Missouri-Columbia. Dia
dilantik menjadi American Academy of Nursing, dan menerima penghargaan dari Liga Nasional
untuk perawatan dan Sigma Theta Tau Perawatan Honor Society.
Beberapa tahun gemilang dalam kehidupan Dorothea Orem:
1. Tahun 1958-1959 sebagai konsultan di departemen kesehatan pada bagian pendidikan
kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan keperawatan.
2. Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali.
3. Tahun 1965 bergabung dengan Universita Katolik di Amerika membentuk model teori
keperawatan komunitas.
4. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan yang menghasilkan
kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan.
5. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa.
6. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universita Katolik Amerika tentang teori
keperawatan.

4
7. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri sendiri dan
dipublikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971)
8. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama diperluas pada
keluarga, kelompok dan masyarakat.
9. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, Theory self care,
theory Self care deficit, theory system yaitu keperawatan.

B. Pengertian Self care


Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah:
"Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai
dengan keadaan, baik sehat maupun sakit" (Orem's, 1980).
Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan- kebutuhan Self care
dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.

C. Teori Sistem Keperawatan Orem


Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self care Deficit of Nursing. Dari
teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu:
1. Self care
Teori Self care meliputi :
a. Self care agency
Merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri yang dapat
dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. Perawatan diri sendiri
adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue
sesuai dengan keadaan dan keberadaannya, keadaan kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri
sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya serta
mempertahankan kehidupannya.
b. Theurapetic Self care Demand
Tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang
dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat
dalam tindakan yang tepat.

5
c. Self care Requisites
Kebutuhan Self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan
diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam
upaya mempertahankan fungsi tubuh. Self care Requisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1) Universal Self care Requisite
Keperluan Self care universal ada pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi
kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia.
Universal Self care requisite yang dimaksudkan adalah:
a) Pemeliharaan kecukupan intake udara 2) Pemeliharaan kecukupan intake air
b) Pemeliharaan kecukupan intake makanan
c) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
d) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
e) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
f) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
g) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai
dengan potensinya.
2) Developmental Self care requisite
Terjadi hubungan dengan tingkat perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat
mereka tinggal, yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus
kehidupan.
3) Health Deviation Self care requisite
Timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan- kebutuhan yang
menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam
perilaku self care

2. Self care Deficit


Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang menggambarkan kapan
keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan yang
dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau
keterbatasan dalam melakukan Self care yang efektif. Teori Self care deficit diterapkan bila:
a. Anak belum dewasa
b. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan

6
c. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang akan datang,
kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah,
orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain,
sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk
pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan- keterbatasan dalam
mencapai taraf kesehatannya. Perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat ketergantungan;
yaitu ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan antara
kemampuan seseorang dalam bertindak beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan
diri. Sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan mengalami penurunan/defisit
perawatan diri.

3. Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self care" pasien dapat dipenuhi oleh perawat,
pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self care"
dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self care". Orem mengidentifikasikan klasifikasi
Nursing System:
a. The Wholly compensatory system (system bantuan secara penuh)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien
dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang
memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi
gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma
b. The Partly compensantory system (system bantuan sebagian)
Merupakan system dalam pemberian perawatan dirir sendiri secara sebagian saja dan
ditunjukan kepeda pasien yang memerlukan bantuan secara minimal. Contoh perawatan pada pasien
post operasi abdomen dimana pasien tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan luka
c. The supportive - Educative system
Merupakan system bantuan yang diberiakn pada pasien yang membutuhkan dukungan
pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. System ini
dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan pada pasien yang dilakukan

7
pembelajaran. Contoh pemberian system ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan
informasi pada pengaturan kelahiran.
d. Metode bantuan.
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima metode bantuan yang
meliputi:
1) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
2) Mengajarkan klien
3) Mengarahkan klien
4) Mensupport klien
5) Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.
Untuk melaksanakan hal tersebut, lima area utama untuk praktek keperawatan di
diskripsikan sebagai berikut:
1) Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat - klien dengan ndividu, keluarga atau
kelompok sampai klien dapat diizinkan pulang dari perawatan.
2) Menetapkan jika dan bagaimana klien dapat dibantu melalui perawatan.
3) Merespon keperluan klien, keinginannya dan kebutuhannya untuk kontak dengan perawat
dan asisten.
4) Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan keperawatan dan kehidupan sehari-hari klien,
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan atau diterima, atau pelayanan social dan penyuluhan
yang dibutuhkan atau yang diterima.

D. Keyakinan dan Nilai-Nilai


Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah:
1. Klien
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus memperthankan Self care
untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
2. Sehat
Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan Self care yang berperan untuk
mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.
3. Lingkungan
tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan Self care dan perawat
termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4. Keperawatan

8
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu,
keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan Self care yang mencakup integritas
struktural, fungsi dan perkembangan.
Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem's mengembangkan konsep modelnya
hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksana anasuhan keperawatan

E. Tujuan Keperawatan pada Model Orem’s


Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah:
1. Menurunkan tuntutan Self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti
menghilangkan Self care deficit.
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care.
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan dependen
jika Self care tidak memungkinkan, oleh karenanya Self care deficit apapun dihilangkan.
4. Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan Self care klien.
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan
keluarga/komunitas adalah:
1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik
2. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan
secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang diterapkan pada
praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah:
1. Kelebihan:
a) Aspek interpersonal: hubungan didalam kelurga
b) Aspek sosial: hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
c) Aspek prosedural: melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi
d) Aspek tehnis: mengajarkan kepada keluarga tentang teknik dasar yang dilakukan di rumah,
misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
2. Kekurangan:
Teori memandang bahawa kesehatan itu bersifat statis padahal kesehatan individu itu lebih
bersifat dinamis dan sering berubah. Pada teori ini juga terlihat menempatkan pasien dalam sistem

9
mencangkup kapasitas individu untuk gerakan fisik. Ketika seseorang sakit maka kemampuan nya
untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri akan berkurang sehingga harus di bantu untuk pemenuhan
tersebut. Tetapi dalam teori orem ini menekankan untuk individu melakukan pemenuhan kebutuhan
nya sendiri dengan tanpa keberuntungan terhadap orang lain, sehingga membuat suplai pemenuhan
kebutuhan pasien tidak optimal dan bisa menghambat penyembuhan pasien.

F. Aplikasi Model Keperawata Orem


Gambar 2.
Family Nursing Theory

Aplikasi model keperawatan orem dapat dilihat contoh kasus berikut:


1. Kasus:
Ny. M. (48 tahun), TB: 160 cm, BB: 70 Kg. Menikah selama 25 tahun dan janda sejak 6 bulan
yang lalu. Ia seorang perokok, sehari menghabiskan 1 1⁄2 bungkus, Ny. M dan suaminya menikmati
aktifitas sosial seperti main bridge dan koleksi barang-barang antik. Sejak suaminya meningal ia
tidak lagi melakukan aktifitas karena kurangnya keinginan minat. Akhir-akhir ini dia tidak
10
melakukan latihan secara teratur dan makan makanan fast food selama jam kerjanya dan bekerja 12
jam / hari serta makan hingga larut malam sebelum waktu istirahat.Ibu Ny. M meninggal karena
stroke dan bapaknya meninggal karena serangan jantung saat usianya 50 tahun.

2. Hasil pemeriksaan:
a. Tanda-tanda vital: ID: 138/85 mm Hg. N: 92 x/mnt, P: 30 x/mnt. Suhu F. Laboratorium:
cholesterol dalam darah 280 mg/dl.
b. Dokter menganjurkan untuk menurunkan berat badan sekitar 20 kg tetapi mengingat bahwa dia
memiliki pengetahuan yang tidak adekuat tentang dasar-dasar nutrisi dan tidak mempunyai
motivasi untuk menurunkan berat badan, dia diramalkan kemungkinan menderita serangan
jantung.

3. Pengkajian (Assessment)
Perawat mengumpulkan data meliputi 6 area, yaitu:
a. Status kesehatan perseorangan.
b. Pandangan dokter terhadap kesehatan individu
c. Pandangan individu terhadap kesehatan dirinya.
d. Tujuan kesehatan dalam konteks riwayat kehidupan, gaya hidup dan status kesehatan.
e. Memenuhi syarat personal untuk self care.
f. Kapasitas individu untuk melakukan self care.

4. Pengumpulan data
Pengumpulan data meliputi pengetahuan individual, keterampilan, motivasi dan orientasi.
Dalam tahap ini perlu mencari jawaban terhadap pertanyaan di bawah ini:
a. Terapi apakah yang dibutuhkan untuk perawatan saat ini dan yang akan datang.
b. Apakah klien mempunyai kekurangan dalam memenuhi self care.
c. Jika ada, apa alasan dan latar belakang terjadinya kekurangan untuk self care.
d. Haruskah klien ditolong supaya tidak melakukan self care atau melindungi dengan segala
kemampuan perkembangan self care untuk tujuan terapi.
e. Apakah yang menjadi potensial klien untuk melakukan self care dimasa yang akan datang.

5. Analisa Kasus
a. Personal faktor

11
Umur 48 tahun, perempuan, suku bangsa Italia, Janda, agama katolik, TB.160 Cm, BB: 70 Kg,
pekerjaan staf pengajar di Universitas.
b. Kategori kebutuhan universal self care
1) Menampakkan tidak adekuatnya intake udara, air dan makanan, konsumsi jumlah kalori
yang dibutuhkan, kolesterol 280 Mg/dl, makan sampai larut malam, banyak mengkonsumsi
lemak.
2) Ny. M. memperlihatkan ketidak seimbangan ativitas dan istirahat serta latihan, berkeja 12
jam/hari.
3) Merokok 1 1⁄2 bungkus perhari, mengkonsumsi makanan siap saji, penurunan interaksi
sosial.
4) Riwayat keluarga Ibu Ny. M meninggal karena stroke, ayah meninggal karena serangan
jantung pada usia 50 tahun.
5) Ny. M kurang pengetahuan tentang faktor-faktor risiko dan gangguan fungsi
kardiovaskuler.
c. Kategori Developmetal Self care
1) Tidak punya suami (widowed)
2) Kurangnya aktivitas social
d. Kategori Health Deviation
Risiko terjadi penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan kegemukan, perokok, peningkatan
kolesterol, kurangnya latihan dan riwayat keluarga.
e. Masalah medis dan perencanaan
Diagnosa obesitas dengan risiko untuk terjadi penyakit kardiovaskuler dan rendahnya motivasi
untuk menurunkan berat badan. Anjuran Dokter Memonitor kolesterol dan tanda-tanda vital,
menurunkan intake kolesterol dan meningkatkan latihan.
f. Self care deficit
Pengetahuan dasar dan gaya hidup Ny. M dapat mening katkan risiko untuk serangan jantung
atau stoke.

6. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
Risiko gangguan fungsi kardiovaskuler berhubungan dengan kurang pengetahuan klien yang
dimanifestasikan dengan gaya hidup dan risiko serangan jantung atau stroke.
b. Rencana keperawatan

12
Tujuan:
Menurunkan risiko terjadinya gangguan kardiovaskuler. Design Nursing System:Support-
Education (Pendidikan Kesehatan)
Metode Batuan:
Memberikan pedoman, support, mengajarkan dan ketentuan pengembangan lingkungan.
Implementasi:
Sepakati bersama untuk mencapai tujuan menurunkan kolesterol.
1) Ny. M. mempunyai kemauan untuk memelihara diet makanan harian tiap 3 hari.
2) Ny. M. mempunyai kemauan untuk mempelajari kolesterol dan pengaruhnya terhadap
fungsi kasdiovaskuler
3) Ny. M. mempunyai kemauan untuk mengetahui kandungan kolesterol dalam fast foods.
4) Ny. M mempunyai kemauan untuk mempelajari jenis makanan rendah kolesterol dan
bagaimana menurunkan kadar kolesterol.
5) Menganalisa bersama makanan sehari-hari dan bagaimana mengkonsumsikannya.
6) Menentukan bersama menu makanan.

7. Evaluasi
a. Apakah Ny. M mengerti tentang gaya hidupnya dan risiko terjadinya serangan jantung atau
stroke?
b. Apakah Ny. M. telah memilih jenis makanan rendah kolesterol.
c. Apakah kadar kolesterol Ny. M. sudah turun (normal).
d. Apakah Ny. M. mengalami penurunan self care dificit. e. Apakah support educative system
efektif dalam meningkatkan self care pada Ny. M.

13
LATIHAN SOAL

1. Sebuah keluarga dengan kusta akan menimbulkan masalah kesehatan dalam keluarga tersebut,
dari contoh fenomena yang diambil dari kasus keluarga dengan kusta maka diagnosis keluarga
sesuai dengan P (problem yang mengacu pada NANDA) dan E (etiologi yang mengacu
pada tugas kesehatan keluarga menurut teori Baylon dan Maglaya) yang dapat
ditemukan adalah..
Jawaban:
Defisit perawatan diri (personal hygiene kurang) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

2. Tn. J (50 th ) didiagnosis Diabetes Melitus tipe 2 (Diabetes Tidak Tergantung Pada Insulin).
Dia memiliki riwayat hipertensi dan seorang perokok berat (30 batang/hari). Perawatan yang
dapat diberikan kepada Tn. J berdasarkan model keperawatan Orem adalah…
Jawaban:
1) Udara (educative/supportif). Perawatan harus mampu memberikan penjelasan Tn. J (50
tahun) tentang hubungan penyakit Hipertensi dengan merokok yaitu menghisap udara yang
mengandung zat kimia aktif dari rokok.
2) Air (enducative/supportif). Perawat harus mampu meyakinkan adanya hydration-rist yang
cukup dari polidipsia (sering haus) yang memicu Hiperglicemia (kadar gula yang tinggi
dalam darah).
3) Activity and rest (adecative/supportif). Perawat menginformasikan pada pasien tentang
kegiatan aktivitas yang cocok untuk pasien Diabetes Melitus.
4) Elimination (educative/supportif) klien membutuhkan monitoring bagaimana melakukan
Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK).
5) Food (portial compensatory). Perawat menganjurkan atau mengatur pola diet yang cocok
untuk pasien dengan Hipertensi dan mengalami Diabetes Melitus serta mengontrol gula
darah setelah makan.
6) Solitude and social interaction (partial compensatory) interaksi sosial dengan perawat
dapat memberikan perubahan interaksi dengan tingkah sosial yang mengarah pada perilaku
yang adaptif (baik).
7) Hazard prevention (partial compensatory). Perawat memberikan pendidikan pada pasien
tentang kelebihan dan kekurangan pengobatan yang akan diambil oleh pasien pada
penyakit yang dialaminya saat ini.
14
8) Promote Normality (partial compensatory). Perawat diharapkan dapat membantu pasien
untuk mengembalikan diri pada kehidupan normal pasien, sehingga menjadi normal
kembali.

3. Klien dewasa dengan diabetes militus menurut teori self care Orem dipandang sebagai individu
yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup,
memelihara kesehatan dan mencapai kesejahteraan.
Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor internal (dari dalam
diri individu) dan eksternal (dari luar diri individu), faktor internal meliputi usia, tinggi badan,
berat badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan dan pekerjaan. Adapun faktor
luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakan dimana klien tinggal.
Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat kontinun atau
berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang sejahtera. Klien
membutuhkan tiga kebutuhan self care berdasarkan teori Orem yaitu:
Jawaban:
1) Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri secara menyeluruh) kondisi yang
seimbang.
2) Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan) fungsi klien
sesuai dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien dengan Diabetes Melitus antara
lain menimbulkan peningkatan dalam rasa haus, peningkatan selera makan, keletihan,
kelemahan, luka pada kulit yang lama penyembuhannya, infeksi vagina atau pandangan
pada mata berakibat mata kabur.
3) Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan)
penyimpangan kesehatan seperti adanya Sindrom Hipergilkemik (kumpulan penyakit
akibat peningkatan kadar gula dalam darah) yang dapat menimbulkan kehilangan cairan
dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi (tekanan darah rendah) perubahan sensorik (perubahan
pada indera perasa), kejang-kejang, takikardi (frekuensi jantung yang meningkat) dan
hemiparesis (kelumpuhan separu badan). Klien Diabetes Melitus akan mengalami
penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi kerharmonisan
pasangan dalam melakukan hubungan intim (misal infeksi vagina dan bagian tubuh
lainnya).
4) Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang di alami oleh klien dengan
Diabetes Melitus menurut Orem disebut dengan self care-deficit. Menurut Orem peran

15
perawat dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu untuk merawat
dirinya sendiri dan mengklasifisikannya sesuai dengan klafisikasi kemampuan klien.

4. Teori model keperawatan yang menekankan pada kemampuan individu untuk memenuhi
kebutuhan perawatan dirinya tanpa ada ketergantungan dengan orang lain (mandiri) adalah….
a. Virginia Henderson
b. Dorothea Orem
c. Leininger
d. Watson
e. Calista Roy

5. Kensep kesehatan meurut teori Dorothea Orem adalah…


a. Konsep yang penting dalam perawatan transkultural
b. Suatu keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan
c. Sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis
d. Kesehatan adalah kualitas dari kehidupan dan dasar dari fungsi manusia
e. Suatu keadaan sehat secara fisik, psikologis, interpersonal dan social

16
RANGKUMAN

Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana disampaikan dimuka
maka dapat disimpulkan bahwa perawat harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat
dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan
dengan pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang sesuai dengan karakteristik klien
dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan.
Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah: Suatu pelaksanaan kegiatan yang
diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit.
Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa semua manusia
mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk memperolehya
sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk
berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat
menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan. Untuk dapat menerapkan model konsep atau teori
keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori
keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang therapeutik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Chinn Peggy L, et al (1987), Theory and Nursing, The C.V. Mosby Company, St
Louis Fitzpatrick, JJ dan Whall, All (1989). Conceptual Models of Nursing : Analysis and
Application. Appleton & Lange, California.
George, JB (1995). Nursing Theories: The Base for Professional Nursing Practice. Appleton &
Lange. California.
Marriner Ann, (1986) Nursing Theorist and Their Work, The C.V. Mosby Company St Louis.
Orem, DE (2001). Nursing Concept of Practice. The C.V. Mosby Company. St Louis

18
Fadillah Agustina (P00320222052)
Safinatul Ahzar (P00320222071)

19

Anda mungkin juga menyukai