Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN DORETHEA OREM
Dosen Pengampu : Ns. Halina Rahayu, M. Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10

ANGGHI OKTAVIANI (221133007)


IRAWAI NOVITA (221133040)
LUTFI SRI WAHYUNI (221133047)
RIKO APRIANTO SIANTURI (2022160171)
ROSALIA SALMA SALFADILA (221133077)
YOLANDA (221133093)

PROFESI NERS KEPERAWATAN PONTIANAK


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
KEMENTRIAN KESEHATAN PONTIANAK
2022/2023
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Keperawatan Model
Konsep Dan Teori Keperawatan Dorethea Orem ”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Pontianak, September 2022

Kelompok 10

i
ii

DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Masalah.............................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6
A. Biografi Dorothea E. Orem...........................................................................6
B. Defenisi Keperawatan...................................................................................8
C. Keyakinan Dan Nilai-Nilai...........................................................................9
D. Tujuan Keperawatan.....................................................................................9
E. Konsep Utama.............................................................................................11
F. Asumsi Dasar..............................................................................................15
G. Pernyataan-Pernyataan Teoritis..................................................................15
H. Kerangka Kerja...........................................................................................24
I. Proses Keperawatan Menurut Teori Dorothea E. Orem.............................28
J. Kekuatan Dan Kelemahan Teori Dorothea E. Orem.................................33
BAB III..................................................................................................................34
PENUTUP.............................................................................................................34
A. Kesimpulan.................................................................................................34
B. Saran............................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya


harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan
demikian perawat harus mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah
dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk
pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap
situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan
dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori
tersebut akan berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan,
misalkan Nightingale menyoroti masalah lingkungan, Henderson lebih
pada pemenuhan kebutuhan dasarnya, selain itu ada juga teori yang
berorientasi pada optimalisasi peran klien dalam proses penyembuhanya.
Semua teori tersebut bersinergi dalam membentuk suatu sistem yang
holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga mampu
memberikan konstribusi dalam memberikan arah asuhan.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model
“self care” yang diperkenalkan oleh  Dorothea E. Orem. Orem
mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971
dimana dia mempublikasikannya dengan judul “Nursing Conceps of
Practice Self Care”. Model ini pada awalnya berfokus pada individu
kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multiperson’s units
(keluarga, kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan
dari tiga hubungan konstruksi teori yang meliputi : teori self care, teori self
care deficit dan teori nursing system. Dalam pandangan orem, bahwa
setiap orang mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya secara mandiri. Tapi pada situasi tertentu kemampuan itu tidak

3
4

bisa tampil, disinilah teori orem akan menjelaskan bahwa, kebutuhan


manusia apapun kondisinya adalah sama, tergantung bagaimana individu
memenuhi kebutuhan itu. Bila kebutuhanya terpenuhi dengan baik maka
tidak akan ditemukan masalah, berbeda dengan orang yang tidak mampu
memenuhi kebutuhanya makan akan mengalami deficiet.
Orem dengan tegas mencoba mengoptimalkan kemampuan alami
setiap klien dalam memenuhi kebutuhanya. Peran perawat dalam teori
merupakan sebagai agen yang mampu membantu klien dalam
mengembalikan peranya sebagai self care agency. Sistem yang di bangun
dari tiga teori utama ini mampu menghasilkan kolaborasi pelayanan
keperwatan yang unik, tidak hanya dari prosesnya, tapi juga dari hasilnya
akan mampu membuat klien mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
penyakitnya.
Teori ini mampu memberikan bentuk asuhan yang harus diberikan
pada klien pada keadaan tertentu. antara klien dan perawat harus memiliki
pemahaman tentang pendangan self-care. Proses yang lebih bertumpu
pada pelayanan terapeutik yang mandiri dengan melibatkan setiap individu
agar mampu melakukannya secara mandiri. 
5

B. Rumusan Masalah

1. Siapa Dorothea Elizabeth Orem?


2. Bagaimana Konsep Model Keperawatan Dorothea Elizabeth
Orem?
3. Apa saja Model Konsep Keperawatan Orem?
4. Apa saja teori Keperawatan Orem?
5. Bagaimana Teori System Keperawatan Orem?
6. Apa tujuan dari Keperawatan model Orem?
7. Bagaimana Aplikasi dari Model Keperawatan Orem?

C. Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum
Untuk Memberikan Pemahaman Tentang Theory “Self Care
Defisit” Oleh Dorothea E. Orem Dalam Lingkup Pelayanan
Keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengetahui Tentang Riwayat Hidup Dorothea E. Orem
b. Untuk MenjelaskanSCecara Umum tentang “Self Care Defisit”
c. Untuk Menjelaskan “Theory Self Care Defisit” Dalam
Lingkup Komponen Paradigma Keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Biografi Dorothea E. Orem


Dorothea Elizabeth Orem lahir pada tahun 1914 di Baltimore,
Maryland. Orem adalah anak terakhir dari dua bersaudara. Dorothea E.
Orem memulai karir keperawatannya sejak terdaftar sebagai siswa di
Providence di Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus
Master tahun 1939 pendidikan keperawatan. Tahun 1945 bekerja di
Universitas Katolik di Amerika sebagai asisten direktur.
Selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat,
perawat tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai
konsultan (1970). Tahun 1958-1959 sebagai konsultan di Departemen
kesehatan pada bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada
proyek pelatihan keperawatan. Tahun 1959 konsep perawatan Orem
dipublikasikan pertama kali. Tahun 1965 Orem bergabung dengan
Universitas Katolik di Amerika membentuk model teori keperawatan
komunitas. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan
keperawatan, yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan
disiplin keperawatan. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa.
Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik
Amerika tentang teori keperawatan. Selanjutnya Orem mengembangkan
konsep keperawatan tentang perawatan diri sendiri dan dipulikasikan
dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971). Tahun 1980
mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama diperluas
pada keluarga, kelompok dan masyarakat. Tahun 1985 mempublikasikan
buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu : Theory self care, theory
self care deficit, theory system keperawatan.
Dorothea E. Orem meninggal pada 22 Juni 2007 di kediamannya di
Savannah, USA. Orem meninggal pada umur 93 tahun. Dunia
keperawatan telah kehilangan seorang ahli dan dianggap sebagai orang

6
7

terpenting serta memiliki wawasan yang sangat luas di bidang


keperawatan. Dalam bidang keperawatan dapat dikatakan bahwa ahli
Keperawatan dari Amerika, Dorothea E Orem, termasuk salah seorang
yang terpenting diantara orang yang mengembangkan pandangan dalam
bidang Keperawatan. Beberapa tahun gemilang dalam kehidupan Dorothea
Orem:
1. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di departemen kesehatan pada
bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek
pelatihan keperawatan.
2. Tahun1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali.
3. Tahun 1965 bergabung dengan Universita Katolik di Amerika
membentuk model teori keperawatan komunitas.
4. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan
keperawatan yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan
disiplin keperawatan.
5. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa.
6. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universita
Katolik Amerika tentang teori keperawatan.
7. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang
perawatan diri sendiri dan dipublikasikan dalam keperawatan
(Concept of Pratice tahun 1971)
8. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi
pertama diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
9. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga
teori, yaitu : Theory self care, theory self care deficit, theory system
keperawatan.
8

B. Defenisi Keperawatan
Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang
menekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem
menggambarkan filosofi tentang kaperawatan dengan cara seperti berikut :
Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia
terhadap tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta
penatalaksanaannya secara terus menerus dalam upaya mempertahankan
kehidupan dan kesehatan, penyembuhan dari penyakit, atau cidera, dan
mengatasi hendaya yang ditimbulkannya.
Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-
laki perempuan dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat
dipertahankan akan terjadi kesakitan atau kematian. Keperawatan
berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan keperawatan diri
secara terus menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu
melakukannya. Dalam situasi lain, perawat membantu klien untuk
mempertahankan perawatan diri dengan melakukannya sebagian, tetapi
tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan pada orang yang membantu
klien dengan memberikan instuksi dan pengarahamn secara individual
sehingga secara bertahap klien mampu melakukannya sendiri.
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam
pandangan mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam
konsep kebutuhan dasar yang terdiri dari:
1. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.
2. Water (air): pemeliaraan pengambilan air
3. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
4. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
5. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara
istirahat dan aktivitas.
6. Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) :
pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi
sosial
9

7. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan


risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
8. Promotion of Normality

C. Keyakinan Dan Nilai-Nilai


Keyakinan Orem tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
1. Individu/Klien
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit
atau trauma atu koping dan efeknya.
2. Sehat
Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care
yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas
structural fungsi dan perkembangan.
3. Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self
care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4. Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan
untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup, integritas struktural, fungsi
dan perkembangan
Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s
mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.

D. Tujuan Keperawatan
Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :
1. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care.
10

3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk


memberikan asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan,
oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan.
4. Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.
5. Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah :
a) Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik
b) Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
c) Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya
yang mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's
yang diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah:
a) Aspek Interpersonal :
hubungan didalam kelurga
b) Aspek Sosial :
hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
c) Aspek Prosedural :
melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi
d) Aspek Tehnis :
mengajarkan kepada keluarga tentang teknik dasar yang dilakukan di
rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
11

E. Konsep Utama
1. Universal Self-Care Requisites
Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri
atau kebebasan merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk
mengenal, memvalidasi dan proses dalam memvalidasi mengenai
anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi dalam lingkaran
kehidupan. Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu :
a) Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara
b) Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
c) Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
d) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan
eksresi
e) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
g) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
manusia.
h) Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia
dalam kelompok social sesuai dengan potensinya
2. Developmental self-care requisites
Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan
lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan
perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan. Tiga hal
yang berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatan diri
adalah:
a) Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri
b) Terlibat dalam pengembangan diri
c) Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi
kehidupan yang mungkin mempengaruhi perkembangan manusia.
(Orem, 1980,p.231)
3. Health deviation self-care requisites
Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit
atau trauma, yang mengalami gangguan patologi, termasuk
12

ketidakmampuan dan penyandang cacat juga yang berada sedang


dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan kesehatan terjadi
sepanjang waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka dalam
menghadapi kondisi sakit sepanjang hidupnya.
Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi
dan psikologi tetapi juga konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri
manusia mengalami gangguan (termasuk retardasi mental atau autisme),
perkembangan individu akan memberikan dampak baik permanen
maupun sementara. Dinegara-negara yang warganya banyak mengalami
gangguan kesehatan, self-care (perawatan diri) digunakan sebagai alat
dalam pengobatan dan terapi kesehatan.
Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan
perawatan diri individu yang merupakan langkah-langkah dalam
perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas dari self-
care atau system dependent-care (ketergantungan perawatan) adalah
meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu
tertentu.
4. Therapeutic self-care demand
Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu
program perawatan dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien
sesuai dengan tanda dan gejala yang ditampilkan oleh pasien. Beberapa
hal yang harus diperhatikan oleh perawat ketika memberikan
pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien diantaranya :
a) Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang
dibutuhkan oleh pasien dan cara pemberian ke pasien
b) Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan
kebutuhan dasar seperti promosi dan pencegahan yang bisa
menunjang dan mendukung pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar
pasien sesuai dengan taraf kemandiriannya.
13

Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar


diantaranya :
1) Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan
lingkunganya yang mengarah pada gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia
2) Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang
bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien,
memanfaatkan segala sumberdaya yang ada disekitar pasien untuk
memberikan pelyenana pemenuhan kebutuhan dasar pasien
semaksimal mungkin.
5. Self Care Agency
Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya
dapat dilakukan pada perawat yang memiliki kemampuan
komprehensif, memahami konsep dasar manusia dan perkembangan
manusia baik secara holistik ( orem, 2001, p. 514)
6. Agent
Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien adalah perawat dengan keahlian dan
ketrampilan yang berkompeten dan memiliki kewenangan untuk
memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.
7. Dependent Care Agent
Dependent care agency merupakan perawat profesional yang
memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam upaya perawatan
pemenuhan kebutuhan dasar pasien termasuk pasien dalam derajat
kesehatan yang masih baik atau masih mampu atau sebagain
memenuhi kebutuhan dasar pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar
tetap menekankan pada kemandirian pasien sesuai dengan tingkat
kemampuannya. Perawatan yang diberikan bisa bersifat promoting,
prevensi dan lain-lain
8. Self Care Deficit
Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya, utamanya pada pasien yang dalam perawatan
14

total care. Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif dan rehabilitatif.


Pemenuhan kebutuhan pasien hampir semunay tergantung pada
pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan
utamanya perawat.
9. Nursing Agency
Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan
kemampuanya secara terus menerus untuk bisa memberikan
pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik sehingga
mereka mampu membuktikan dirinya bahwa mereka adalah perawat
yang berkompeten untuk bisa memberika pelayanan profesional untuk
memenuhi kebutuhan dasar pasie. Beberapa ktrempilan selain
psikomotor yang juga harus dikuasai perawat adala komunikasi
terapetik, ketrampilan intrapersonal, pemberdayaan sumberdaya di
sekitar lingkungan perawat dan pasien untuk bisa memberikan
pelayanan yang profesional.
10. Nursing Design
Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan
asuhan keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien
secara holistik adalah perawata yang profesioanl, mampu berfikir
kritis, memiliki dan menjalankan standar kerja dll.
11. Sistem Keperawatan
Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang
dilakukan pada satu waktu untuk kordinasi dalam melakukan tindakan
keperawatan pada klien untuk mengetahui dan memenuhi komponen
kebutuhan perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk melindungi
serta mengetahui perkembangan perawatan diri klien
15

F. Asumsi Dasar
Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori
keperawatan terkait kebutuhan dasar manusia :
1. Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana
pemenuhannya dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun dari
lingkungan
2. Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya
3. Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa
memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara
profesional

G. Pernyataan-Pernyataan Teoritis
Self-Care Deficit Theory of Nursing yang dikembangkan oleh Dorothea
Orem terdiri dari tiga teori umum yang saling berkaitan, yaitu :
1. The Theory of Self-Care
Untuk memahami tentang teori perawatan diri, perlu dipahami
terlebih dahulu mengenai konsep dasar perawatan diri (self-care),
kemampuan perawatan diri (self-care agency), faktor yang
mempengaruhi perawatan diri (basic conditioning factors), dan terapi
kebutuhan perawatan diri (therapeutic self-care demand).
Perawatan diri (self-care) adalah pelaksanan aktivitas individu
yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam mempertahankan
hidup, kesehatan dan kesejahteraan. Jika perawatan diri dapat
dilakukan dengan efektif, maka dapat membantu individu dalam
mengembangkan potensi dirinya. (Orem, 1991)
Kemampuan perawatan diri (self-care agency) adalah
kemampuan individu untuk terlibat dalam proses perawatan diri.
Kemampuan ini berkaitan dengan faktor pengkondisian perawatan
diri.
16

Faktor yang mempengaruhi perawatan diri (basic


conditioning factor) yang terdiri dari faktor usia, jenis kelamin,
status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem perawatan
kesehatan, kebiasaan keluarga, pola hidup, faktor lingkungan dan
keadaan ekonomi.
Terapi kebutuhan perawatan diri (therapeutic self-care
demand), yaitu tindakan yang dilakukan sebagai bantuan untuk
memenuhi syarat perawatan diri.
Teori self-care tidak terlepas dari syarat perawatan diri
(self-care requisites), yaitu aspek yang menentukan tingkat
pemenuhan perawatan diri. Self-care requisites terdiri dari tiga
kategori;
a) Universal self-care requisites
Aspek universal ini berhubungan dengan proses hidup atau
kebutuhan dasar manusia, yaitu :
1. Pemeliharaan kebutuhan udara/oksigen,
2. Pemeliharaan kebutuhan air,
3. Pemeliharaan kebutuhan makanan,
4. Perawatan proses eliminasi dan ekskresi,
5. Pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat,
6. Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial,
7. Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan,
8. Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam
hubungan social.
b) Developmental self-care requisites
Berbeda dengan universal self-care requisites, developmental self-
care requisites terbentuk oleh adanya:
1. Perbekalan kondisi yang meningkatkan pengembangan,
2. Keterlibatan dalam pengembangan diri,
3. Pengembangan pencegahan dari efek yang mengancam
kehidupan.
17

4. Pengembangan aspek perawatan diri berhubungan dengan pola


hidup individu yang dipengaruhi oleh lingkungan tempat
tinggalnya.

c) Health deviation self-care requisites


Perawatan diri berkaitan dengan penyimpangan
kesehatan. Timbul akibat adanya gangguan kesehatan dan
penyakit. Hal ini menyebabkan perubahan kemampuan
individu dalam proses perawatan diri.
18
19

2. The Theory of Self-Care Deficit


Teori ini merupakan inti dari teori keperawatan Orem.
Teori ini mengambarkan kapan keperawatan dibutuhkan.
Keperawatan diperlukan ketika individu tidak mampu atau
mengalami keterbatasan dalam memenuhi syarat perawatan diri
yang efektif. Keperawatan diberikan jika tingkat kemampuan
perawatan diri lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan
perawatan diri atau kemampuan perawatan diri seimbang dengan
kebutuhan namun hubungan deficit dapat terjadi selanjutnya akibat
penurunan kemampuan, peningkatan kualitas dan kuantitas
kebutuhan atau keduanya.

Penjelasan gambar ketika ada kebutuhan untuk merawat


diri sendiri dan individu mampu memenuhi permintaan itu,
perawatan diri adalah mungkin. Jika, di sisi lain, tuntutan lebih
besar dari kapasitas individu atau kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan itu, mak akan terjadi ketidakseimbangan dan hal ini
disebut dengan “defisit perawatan diri”.
Teori self care deficit diterapkan bila anak belum dewasa,
kebutuhan melebihi kemampuan perawatan, kemampuan
sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang
akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan
peningkatan kebutuhan.
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu
dalam proses penyelesaian masalah, orem memiliki metode untuk
proses tersebut diantaranya; bertindak atau berbuat untuk orang
20

lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support baik secara


fisik atau psikologis, meningkatkan pengembangan lingkungan
untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau memberi
pendidikan pada orang lain.
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai
penerima perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
perawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan-keterbatasan
dalam mencapai taraf kesehatannya. Perawatan yang diberikan
didasarkan kepada tingkat ketergantungan; yaitu ketergantungan
total atau parsial. Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan
antara kemampuan seseorang dalam bertindak/beraktivitas dengan
tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri. Sehingga bila tuntutan
lebih besar dari kemampuan, maka ia akan mengalami
penurunan/defisit perawatan diri.
Self care adalah kemampuan individu untuk melakukan
perawatan diri. Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau
hambatan bila seseorang jatuh pada kondisi sakit atau kondisi
yang melelahkan seperti stress fisik dan psikologis. Self care deficit
terjadi bila agen self care atau orang yang memberikan perawatan
diri baik pada diri sendiri maupun pada orang lain tidak dapat
memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan lebih
memberikan self care theraupetic. Nursing agency menggunakan
kegiatan gabungan berarti bahwa kegiatan perawat perlu
dikoordinasi, dilakukan secara serentak atau berhubungan dengan
layanan asuhan keperawatan yang akan diberikan. Seseorang yang
melakukan kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan tentang
asuhan keperawatan yang diberikan sehingga dapat mengambil
suatu keputusan yang tepat bagi klien.
3. The Theory of Nursing System
Nursing system adalah bagian dari pertimbangan praktek
keperawatan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan koordinasi
untuk mencapai kebutuhan perawatan diri (self-care demand)
21

pasiennya dan untuk melindungi dan mengontrol


latihan/pengembangan dari kemampuan perawatan diri pasien
(self-care agency).
Orem (1991) mengidentifikasi tiga klasifikasi dari sistem
keperawatan berdasarkan kemampuan pasien dalam mencapai
syarat pemenuhan perawatan diri.
a) Wholly Compensatory System
Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh
merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan
kompensasi penuh kepada pasien disebabkan karena
ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
keperawatan secara mandiri.
Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh
dibutuhkan ketika perawat harus menjadi peringan bagi
ketidakmampuan total seorang pasien dalam hubungan
kegiatan merawat yang membutuhkan tindakan penyembuhan
dan manipulasi. Perawat mengambil alih pemenuhan
kebutuhan self caresecara menyeluruh kepada pasien yang
tidak mampu, misal: pada pasien koma atau pasien bayi.
b) Partly Compensatory System
Sistem penyeimbang sebagian yaitu sistem
keperawatan dalam memberikan perawatan diri kepada pasien
secara sebagian saja dan ditujukan pada pasien yang
memerlukan bantuan secara minimal.
Perawat mengambil alih beberapa aktifitas yang tidak
dapat dilakukan oleh pasien dalam memenuhi kebutuhan self
care-nya, dijalankan pada saat perawat dan pasien menjalankan
intervensi perawatan atau tindakan lain yang melibatkan tugas
manipulatif atau penyembuhan, misal: pasien usia lanjut,
pasien stroke dengan kelumpuhan.
22

c) Supportive-Educative System
Sistem yang mendukung/mendidik yaitu tindakan
keperawatan yang bertujuan untuk memberikan dukungan dan
pendidikan agar pasien mampu melakukan perawatan mandiri.
Perawat memberikan pendidikan kesehatan atau penjelasan
untuk memotivasi melakukan self care, tetapi yang
melakukan self care adalah pasien sendiri, misal:
mengajarkan  pasien merawat lukannya, mengajarkan
bagaimana menyuntik insulin. Diperlukan pada situasi dimana
pasien harus belajar untuk menjalankan ketentuan yang
dibutuhkan secara eksternal atau internal yang ditujukan
oleh therapeutic self care, namun tidak dapat melakukan tanpa
bantuan. Metode bantuan diantaranya: tindakan, panduan,
pelajaran, dukungan dan memberikan lingkungan yang
membangun.
23

Tabel 2.2. Basic nursing systems. (From Orem, D.E.[2001]. Nursing:


Concepts of practice [6th ed., p. 351]. St. Louis: Mosby.)
24

H. Kerangka Kerja
Self care Kategori self care Self care Self care Nursing action
Requisites Requistes agent deficit
Universal  Cairan ( ) Elf care Mandiri :
 Makanan Mandiri agency  Support perawatan
 Proseseliminasi ( ) Parsial < self diri

 Istirahat dan ( ) Total care  Pengaturan latihan


tidur demand dan

 Interaksi sosial Untuk pengembangan


setiap self care agency
 Pencegahan dari
kategori
bahaya
self care Parsial :
 Peningkatan
reguisites Nurse action :
fungsi dan
perkembangan  Menentukan

manusia kebutuhan self


care pasien
 Membantu
keterbatasan self
care pasien
 Membantu pasien
sesuai kebutuhan

Pasien action :
 Mengenali
kebutuhan self
care dirinya
 Meregulasi self
care agency
 Menerima
perawatan dan
bantuan dari
25

perawat
Total
 Memenuhi
kebutuhan
terapetik self care
pasien
 Menkompensasi
ketidakmampuan
paien dalam
pemenuhan
kebutuhan self
care
 Memberikan
support dan
melindungi pasien

Developmental  Mempertahanka Mandiri Mandiri :


n kondisi Partial  Support perawatan
lingkungan Total diri
 Yang  Pengaturan latihan
mendukung dan
perkembangan pengembangan
 Pencegahan dari self care agency
kondisi yang
mengancam Parsial :
perkembangan Nurse action :
normal  Menentukan
kebutuhan self
care pasien
 Membantu
keterbatasan self
care pasien
26

 Membantu pasien
sesuai kebutuhan

Pasien action :
 Mengenali
kebutuhan self
care dirinya
 Meregulasi self
care agency
 Menerima
perawatan dan
bantuan dari
perawat
Total
 Memenuhi
kebutuhan
terapetik self care
pasien
 Menkompensasi
ketidakmampuan
paien dalam
pemenuhan
kebutuhan self
care
 Memberikan
support dan
melindungi pasien

Health  Pencarian Mandiri :


deviation terhadap  Support perawatan
bantuan medis diri
 Kesadaran  Pengaturan latihan
27

terhadap potensi dan


masalah yang pengembangan
muncul akibat self care agency
dari pengobatan
atau perawatan Parsial :
 Modifikasi Nurse action :
konsep atau  Menentukan
gambaran diri kebutuhan self
 Penyesuaian care pasien
gaya hidup yang  Membantu
dapat keterbatasan self
mendukung care pasien
perubahan status  Membantu pasien
kesehatan. sesuai kebutuhan

Pasien action :
 Mengenali
kebutuhan self
care dirinya
 Meregulasi self
care agency
 Menerima
perawatan dan
bantuan dari
perawat
Total
 Memenuhi
kebutuhan
terapetik self care
pasien
 Menkompensasi
ketidakmampuan
28

paien dalam
pemenuhan
kebutuhan self
care
 Memberikan
support dan
melindungi pasien

I. Proses Keperawatan Menurut Teori Dorothea E. Orem


Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan
pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien. Pada
pelaksanaan asuhan keperawatan terdapat pendekatan dan metode utama
yang digunakan yaitu metode memecahkan masalah secara ilmiah yang
selanjutnya dikenal sebagai proses keperawatan (nursing process).
Proses keperawatan yang dijelaskan oleh Orem mempunyai tiga
tahap proses keperawatan yang dikenal sebagai kegiatan proses teknologi
dari praktek keperawatan. Tahapan tersebut meliputi: diagnosa
keperawatan dan persepsi, mendisain sistem keperawatan dan
perencanaan, dan memproduksi dan mengatur sistem keperawatan.
Adapun masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap 1: Diagnosa keperawatan dan persepsi
Pada tahap ini memperjelas mengapa keperawatan
dibutuhkan. Analisa dan interpretasi dalam membuat keputusan
mengenai perawatan merupakan bentuk kegiatan manajemen kasus.
Didalam diagnosa keperawatan memerlukan telaahan dan
pengumpulan fakta tentang pasien termasuk self care agent dan
therapeutic self-care demand dan hubungan keduannya sehingga
dapat ditetapkan self-care deficit (Orem, 2001). Orem menegaskan
bahwa dalam diagnosa keperawatan dan merupakan dasar tujuan
untuk memberikan arahan dalam melakukan tindakan keperawatan
dan dalam pengobatan, kemampuan pasien dan minat keluarga serta
29

bentuk dalam kolaborasi mempengaruhi tindakan keperawatan yang


dilakukan perawat.
Pada tahap ini perawat melakukan pengkajian dan
pengumpulan data berdasarkan enam area yang ditentukan oleh Orem
yaitu: Status kesehatan perorangan, persepsi dokter terhadap
kesehatan seseorang, persepsi pasien/individu berkaitan dengan
kesehatan dirinya sendiri, tujuan kesehatan berkaitan dengan konteks
riwayat kesehatan, gaya hidup dan status kesehatan, kebutuhan
pasien/individu terhadap self-care dan integritas/kapasitas
pasien/individu melakukan self-care. Dari data-data dikumpulkan dan
dikelompokkan ke dalam area masing-masing, yaitu: Universal self-
care requisites, developmental requisites dan health-deviation sel-
care requisites serta hubungan timbal baliknya. Selain data-data
tersebut penting juga dikumpulkan hal-hal yang berkaitan dengan
pengetahuan, ketrampilan, motivasi dan orientasi pasien.
Pada tahap pertama ini, asuhan keperawatan pada teori orem
dapat disimpulkan bahwa perawat harus mengajukan beberapa
pertanyaan dan menjawab hal-hal yang berkaitan dengan: Apakah
kebutuhan perawatan therapeutic pasien, sekarang, dan masa yang
akan datang, apakah pasien mempunyai self-care demand dan untuk
memenuhi therapeutic self-care demand-nya, apakah sifat dan alasan
hal tersebut, apakah pasien perlu dibantu untuk menahan diri
menggunakan self care, apakah untuk melindungi perkembagan
kemampuan self-care dari tujuan terapetik, dan apakah potensi
pasien untuk menggunakan self-care pada periode yang akan datang.
2. Tahap 2 : Mendisain sistem keperawatan dan perencanaan
Tahap ini merupakan tahap dalam memberikan perawatan pada
pasien dan membuat nursing system yang efisien dan efektif dan
menentukan cara-cara yang benar dalam membantu self care pasien.
Tahap ini termasuk mendisain bagaimana peran pasien dan peran
perawat dalam melakukan self care yang dilakukan dalam memenuhi
30

therapeutic self-care demand, dan mengatur latihan self-care agency,


melindungi dan membantu self care agency.
Sedangkan perencanaan merupakan kegiatan mengarahkan
dan cara untuk mengimplementasikan sistem keperawatan dan
berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan aktifitas tertentu saat
perawat dengan klien berinteraksi.
3. Tahap 3: Memproduksi dan manajemen sistem keperawatan
Di dalam tahap ketiga ini, perawat bekerja untuk
menghasilkan dan mengatur sistem keperawatan. Perawat selama
berinteraksi dengan pasien, dapat melakukan perencanaan dan
kontrol, dan tahap ini mengatur sistem keperawatan serta
menghasilkan kegiatan yang terencana untuk memenuhi
therapeutic self-care demand dan mengatur latihan dan
pengembangan kemampuan akan self-care. Kegiatan-kegiatan
tersebut meliputi: membatu, menuntun, mengarahkan, menstimulus
minat, mendukung, meregulasi, mengkoordinasi dan memonitor
tugas self-care sehingga sistem perawatan dapat berjalan dengan
optimal.
31

Perbandingan antara proses keperawatan Orem dengan proses keperawatan


dapat dilihat pada tabel berikut:
Proses Keperawatan Proses Keperawatan Orem
1. Pengkajian Diagnosis dan resep; menentukan mengapa
2.  keperawatan diperlukan. menganalisis dan
menafsirkan-melakukan penilaian mengenai
perawatan
- Desain dari sistem keperawatan dan rencana untuk
pengiriman perawatan
- Produksi dan pengelolaan sistem keperawatan

Langkah – 1 Pengumpulan data di enam area:


1. Status kesehatan seseorang
2. Persepsi dokter tentang status kesehatan
seseorang
3. Persepsi individu tentang status
kesehatannya
4. Tujuan kesehatan dalam konteks
sejarah hidup, gaya hidup, dan status kesehatan
5. Kebutuhan untuk perawatan diri
6. Kemampuan individu untuk melakukan
perawatan diri
2. Diagnosa Keperawatan dan Langkah ke – 2 :
Perencanaan beserta Rasional - Perawat mendesain sistem yang menyeimbangkan
secara keseluruhan atau sebagian, atau suportif-
edukatif.
- Membawa sebuah organisasi yang baik dari
komponen perawatan diri pasien terapi 'tuntutan
- Pemilihan kombinasi cara untuk membantu yang
lebih efektif dan efisien dalam menyeimbangkan/
mengatasi defisit perawatan diri pada pasien
3. Implementasi dan Evaluasi Langkah ke – 3 :
32

- Perawat membantu pasien atau keluarga dalam hal


perawatan diri untuk mencapai kesehatan dan
dijelaskan dan hasil kesehatan yang terkait.
mengumpulkan bukti-bukti dalam hasil evaluasi
terhadap hasil yang dicapai ditentukan dalam desain
sistem keperawatan
- Tindakan diarahkan oleh komponen etiologi
diagnosis keperawatan
- Evaluasi
33

J. Kekuatan Dan Kelemahan Teori Dorothea E. Orem


1. Kekuatan
a) Menyediakan dasar yang komprehensif untuk praktik keperawatan
b) Memiliki utilitas untuk keperawatan profesional di bidang
kurikulum keperawatan keperawatan praktik, administrasi
keperawatan pendidikan, dan penelitian keperawatan
c) Menentukan saat keperawatan diperlukan
d) Pendekatan perawatan diri nya adalah kontemporer dengan konsep
promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan

2. Kelemahan/Keterbatasan
a) Dalam teori sistem secara umum, sistem dipandang sebagai satu
kesatuan, sementara Orem mendefinisikan sistem sebagai suatu
keseluruhan, hal.
b) Kesehatan sering dipandang sebagai sesuatu yang dinamis dan
selalu berubah.
c) Teorinya berorientasi pada penyakit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan
sebagaimana disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan bahwa
perawat harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat
dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat
dan benar. Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep
atau teori keperawatan yang sesuai dengan karakteristik klien dapat
memberikan asuhan keperawatan yang relevan .
Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai
makna bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan
self care dan mereka mempunyai hak untuk memperolehya sendiri
kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat mengakui
potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada
tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat
bantuan yang akan diberikan. Untuk dapat menerapkan model
konsep atau teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan
dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan
sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang
therapeutik.
B. Saran
Dengan mengetahui model - model keperawatan yang ada
diharapkan perawat bisa mengetahiu metode mana yang pantas dan
harus kita terapkan dalam keadaan dan situasi tertentu. Jangan
sampai salah mengambil metode karena setiap situasi dan kondisi
selalu berubah.

34
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R., & Tomey, A.M. 2006. Nursing theory: utilization and
application. Third edition. St. Louis: Mosby Elsevier, Inc.
Alligood, M.R., & Tomey, A.M. (2006). Nursing theory: utilization and
application. Third edition. St. Louis: Mosby Elsevier, Inc.
Hartweg, D.L. 1991. Dorothea Orem: self-care deficit theory. Newbury Park,
California: Sage Publications, Inc.
Orem, Dorothea. 2007. Dorothea Elizabeth Orem Made Nursing Theory.
“Exciting, Realistic, and Usable”. www. Diosav.org. Diunduh 12
September 2022
Parker, M.E. 1990. Nursing theories in practice. New York: National League for
Nursing.
Tomey, A,M. 2006. Nursing theorists and their work,6th edition. St, Louis, Missouri;
C.V. Mosby Company

35

Anda mungkin juga menyukai