Anda di halaman 1dari 23

Teori Konsep Model Keperawatan Dorothea E.

Orem

Oleh :

Kelompok I

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN BALI

PRODI ILMU KEPERAWATAN

2016

i
KELOMPOK
Kelas A

1. Ni Made Airi Iwasaki 15C11414


2. Ni Nyoman Depilistiani 15C11426
3. Ni Komang Rahayu Astini 15C11453
4. A.A.Sagung Epik Anggareni 15C11457

Kelas B

1. Ni Kadek Ena Dwipayani 15C11495


2. Ida Ayu Gita Septi Dwi Utami 15C11496
3. Ni Putu Wisma Ekawati 15C11534

Kelas C

1. Kadek Awan Mertha Nugraha 15C11541


2. Pande Made Fitawijamari 15C11558
3. Ni Putu Putri Rastiti 15C11581
4. Ni Nyoman Trisnayanti 15C11593

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Teori Konsep Model Keperawatan Dorothea E. Orem ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Denpasar , 1 Oktober 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KELOMPOK ........................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan ...............................................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan .............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3


2.1. Biografi Dorothea E. Orem ................................................................................................3
2.2. Konsep Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem ............................................................4
2.2.1. Pengertian ............................................................................................................................ 4
2.2.2. Model Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem ........................................................... 4
2.3. Keyakinan dan nilai – nilai konsep utama teori Orem .......................................................7
2.4. Aplikasi Model Keperawatan Dorothea E. Orem ...............................................................8
2.4.1. Model Konsep Dorothea Orem ............................................................................................ 8
2.4.2. Proses Keperawatan........................................................................................................... 12
2.4.3. Proses keperawatan menurut Dorothea Orem................................................................. 13

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 17


3.1. Kesimpulan ...................................................................................................................... 17
3.2. Saran ............................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi


oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu
berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia.

Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan keterampilan berfikir kritis harus


dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain degan menggunakan model-model
keperawatan dalam proses keperawatan. Dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan.

Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik,
memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang
mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam
memilih model keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :

 Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup
dan aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.
 Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi
yang melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.

Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep
keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan
judul "Nursing Conceps of Practice Self Care".

1
Model ini pada awalnya berfokus pada individu, kemudian edisi kedua tahun
1980 dikembangkan pada multi person's unit (keluarga, kelompok dan komunitas) dan
pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari 3 hubungan konstruksi teori yang meliputi :

1. Teori self care


2. Teori self care deficit, dan
3. Teori nursing system

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaiamanakah penjelasan biografi Dorothea Orem?


1.2.2. Bagaiamanakah konsep teori keperawatan Dorothea Orem?
1.2.3. Apasajakah keyakinan dan nilai-niali utama konsep Dorothea Orem?
1.2.4. Bagaimana aplikasi teori Dorothea Orem dalam keperawatan?

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Menjawab rumusan masalah


1.3.2. Memenuhi syarat penilaian tugas Keperawatan Dasar di Stikes Bali
1.3.3. Menjabarkan lebih rinci mengenai teori Dorothea Orem

1.4. Manfaat Penulisan

1.4.1. Menambah informasi bagi pembaca


1.4.2. Meningkatkan pemahaman pembaca dalam teori Dorothea Orem

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Biografi Dorothea E. Orem

Dorothea Elizabeth Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan


terkemuka diAmerika. Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914.
Beliau wafat pada tanggal 22 Juli 2007 di Skidaway. Selama hidupnya, beliau pernah
mengikuti pendidikan Diploma (1903), kemudian meanjutkan pendidikannya di
Providence School of Nursing di Washington DC dan mendapatkan gelar B.S.NE,
kemudian melanjutkan pendidikannya lagi di Catholic University of America di
Washington DC dan mendapatkan gelar M.S.NE. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus
Master tahun 1939 pendidikan keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik
di Amerika selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat, perawat
tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan
dan sebagai konsultan (1970).

Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di


Departemen kesehatan pada bagian pendidikan
kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek
pelatihan keperawatan. Tahun 1959 konsep
perawatan Orem dipublikasikan pertama kali.
Tahun 1965 bergabung dengan Universitas
Katolik di Amerika membentuk model teori
keperawatan komunitas. Tahun 1968 membentuk
kelompok konferensi perkembangan
keperawatan, yang menghasilkan kerja sama
tentang perawatan dan disiplin keperawatan
Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa. Tahun 1980 mendapat gelar
penghargaan dari alumni Universitas Katolik Amerika tentang teori keperawatan

3
Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri
sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971).Tahun 1980
mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama diperluas pada keluarga,
kelompok dan masyarakat.Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang
tiga teori, yaitu ; Theory self care, theory self caredeficit, theory system keperawatan.

2.2. Konsep Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem

2.2.1. Pengertian

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah :

"Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu


sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's, 1980).

Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self
care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila
tidak mampu.

2.2.2. Model Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem

Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan


menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self
Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :

1. Self Care

Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai
dengan kebutuhan. Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan

4
oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan
keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan.

Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam
memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar
pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan
terapi. Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan
universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan.

Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang Thenepeutic sesuai
dengan kebutuhan Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh
seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan
keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan.

Perawatan diri sendiri merupakan aktivitas yang praktis dari seseorang dalam
memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar
pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem
mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal,
persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan.

Penekanan teori self care secara umum :

a. Pemeliharaan intake udara


b. Pemeliharaan intake air
c. Pemeliharaan intake makanan
d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
h. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensinya.

5
2. Self Care Deficit

Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang
menggambarkan kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan
keperawatan pada saat perawatan yang dibutuhkan.

Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu
atau keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif.

Teori self care deficit diterapkan bila :

1. Anak belum dewasa


2. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
3. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang
akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan
kebutuhan.

3. Nursing system

Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi
oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan
berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas
"Self Care".

Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :

a. The Wholly compensatory system


Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untukklien yang tidak mampu
mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
b. The Partly compensantory system
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak
karena sakit atau kecelakaan.
c. The supportive - Educative system

Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk


dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri Metode bantuan yaitu dengan

6
perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima metode
bantuan yang meliputi :

- Acting atau melakukan sesuatu untuk klien


- Mengajarkan klien
- Mengarahkan klien
- Mensupport klien
- Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.

2.3. Keyakinan dan nilai – nilai konsep utama teori Orem

Keyakinan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

1. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau
trauma atu koping dan efeknya.
2. Sehat : kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutatn self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas struktural fungsi
dan perkembangan.
3. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan
self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi dan
perkembangan.

7
2.4. Aplikasi Model Keperawatan Dorothea E. Orem

2.4.1. Model Konsep Dorothea Orem

Model konsep Dorothea Orem terfokus pada selfcare dan kebutuhan perawatan
diri klienuntuk mempertahankan kehidupan, kesehatan, perkembangan, dan
kesejahteraan. Ada 3 prinsip dalam keperawatan diri sendiri yaitu:

 Perawatan diri yang bersifat holistik, seperti kebutuhan oksigen, air, nutrisi,
eliminasi, aktivitas dan istirahat.
 Perawatan mandiri yang harus dilakukan sesuai dengan tumbuh kembang
manusia.
 Perawatan mandiri yang harus dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau
penyakit.

Dalam teori Orem (1991) ada 5 area aktifitas keperawatan yaitu:

 Masuk kedalam dan memelihara hubungan antara perawat dengan pasien dengan
individu , keluarga, kelompok, sampai pasien dapat melegitimasi rencana
keperawatan.
 Menentukan kapan dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan.
 Bertanggung jawab atas permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan untuk
kontak dan dibantu perawat.
 Menjelaskan,memberikan dan melindungi pasien secara langsung dalam bentuk
keperawatan.

Mengkoordinasi dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-hari


pasien atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasi
yang dibutuhkan atau yang akan diterima.

8
1) Teori Self Care

Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu memahami konsep
self care, selfcare agency, basic conditioning factor dan kebutuhan self care therapeutik.
Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan
membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan.
Jika self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk
integritas struktur dan fungsi manusiadan erat kaitannya dengan perkembangan manusia.

Self care agency adalah kemampuan manusia atau kekuatan untuk melakukan self
care. Kemampuan individu untuk melakukan self care dipengaruhi oleh basic
conditioning factor seperti; umur, jenis kelamin, status perkembangan, status kesehatan,
orientasi social budaya, sistem perawatan kesehatan (diagnostik, penatalaksanaan,
modalitas), sistem keluarga, pola kehidupan, lingkungan serta ketersediaan sumber.

Kebutuhan self care therapeutik (Therapeutic self care demand) adalah


merupakan totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan self caredengan menggunakan metode yang valid yang berhubungan dengan
tindakan yang akan dilakukan.

Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care
requisite. Orem mengidentifikasikan tiga katagori self carerequisite :

b. Universal meliputi: udara, air, makanan dan eliminasi, aktifitas dan


istirahat, privasi, sosialisi dan interaksi sosial, pencegahan resiko,
peningkatan kesehatan, kesejahteraan dan potensi diri.
c. Developmental, lebih khusus dari universal dihubungkan dengan kondisi
yang meningkatkan proses pengembangan siklus kehidupan seperti;
pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh dan kehilangan rambut.

9
d. Perubahan kesehatan (Health Deviation) berhubungan dengan akibat
terjadinya perubahan struktur normal dan kerusakan integritas individu
untuk melakukan self care akibat suatu penyakit atau injury.

2) Teori Self Care Deficit

Merupakan hal utama dari teori general keperawatan menurut Orem. Dalam teori
ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada kasus ketergantungan) tidak
mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Keperawatan diberikan
jika kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau adanya
ketergantungan. Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam
membantu self care:

a. Tindakan untuk atau lakukan untuk oranglain.


b. Memberikan petunjuk dan pengarahan.
c. Memberikan dukungan fisik dan psychologis.
d. Memberikan dan memelihara lingkunganyang mendukung pengembangan personal.
e. Pendidikan perawat dapat membantu individu dengan menggunakan beberapa atau
semua metode tersebut dalam memenuhi self care.

3) Teory Nursing System

Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan
kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care defisit, self care agency dan
kebutuhan self care therapeutik maka keperawatan akan diberikan. Nursing agency
adalah suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan untuk orang-orang yang telah
didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat melakukan, mengetahui dan membantu
orang lain untuk menemukan kebutuhan selfcare terapeutik mereka, melalui pelatihan
dan pengembangan self care agency. Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi nursing
system yaitu:

a. Wholly Compensatory system

Suatu situasi dimana individu tidak dapat melakukan tindakan self care, dan
menerima selfcare secara langsung serta ambulasi harus dikontrol dan pergerakan

10
dimanipulatif atau adanya alasan-alasan medis tertentu. Ada tiga kondisi yang
termasuk dalam kategori ini yaitu: tidak dapat melakukan tindakan self care misalnya
koma, dapat membuat keputusan, observasi atau pilihan tentang self care tetapi tidak
dapat melakukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, tidak mampu membuat
keputusan yang tepat tentang self carenya.

b. Partly compensatory nursing system

Suatu situasi dimana antara perawat dan klien melakukan perawatan atau tindakan
lain dan perawat atau pasien mempunyai peran yang besar untuk mengukur
kemampuan melakukan selfcare.

c. Supportive educative system

Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar membentuk internal
atau externalself care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa bantuan. Hal ini juga
dikenal dengan supportive developmental sistem.

11
2.4.2. Proses Keperawatan
Dalam melaksanakan proses keperawatan seorang perawat profesional dituntut
mampu menjalin komunikasi terapeutik dalam setiap tahap proses keperawatan. Berikut
merupakan tahap komunikasi terapeutik:

 Pre Interaksi / Persiapan


o Mengeksplorasi perasaan dan kesiapan diri perawat.
o Mengumpulkan data pasien.
o Merencanakan pertemuan pertama dengan pasien.
o Orientasi
o Memberikan salam pada pasien
o Memperkenalkan diri
o Melakukan validasi data
o Menjelaskan peran perawat dan pasien
o Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
o Menjelaskan tujuan
o Melakukan kontrak waktu, topik dan tempat
o Mempersiapkan pasien

 Tahap Kerja
o Melakukan aplikasi proses keperawatan dengan tepat
o Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
o Terminasi
o Melakukan evaluasi tujuan
o Memberikan reinforcement positif
o Merencanakan tindak lanjut dengan pasien
o Melakukan kontrak berikutnya
o Mengakhiri kegiatan dengan baik
o Berpamitan

12
2.4.3. Proses keperawatan menurut Dorothea Orem

1) Tahap Pengkajian
a. Pengkajian data dasar (nama, umur, sex, status kesehatan, status
perkembangan, orientasi sosio-kultural, riwayat diagnostik dan
pengobatan, faktor sistem keluarga), Pola hidup, Faktor lingkungan.
b. Observasi status kesehatan klien Untuk menemukan masalah
keperawatan berdasarkan self-care defisit,maka perawat perlu
melakukan pengkajian kepada klien melalui observasi berdasarkan
klasifikasi tingkat ketergantungan klien yang terdiri dari Minimal Care,
Partial Care, Total Care.
c. Pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis. Secara rinci
pengembangan teori Orem mengenai kebutuhan dasar adalah sebagai
berikut:

 Pemenuhan kebutuhan udara/oksigen.


 Pemeliharaan kebutuhan air/cairan.
 Pemeliharaan kebutuhan makanan/nutrisi.
 Perawatan proses eliminasi dan ekskresi.
 Pemeliharaan keseimbangan aktifitas dan istirahat.
 Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial.
 Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan, kesehatan, dan
kesejahteraan.
 Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam hubungan
sosial.

13
Aplikasi Self Care: Pengkajian
 Pengkajian data dasar (nama, umur, sex, status kesehatan, status
perkembangan, orientasi sosio-kultural, riwayat diagnostik dan
pengobatan, faktor sistem keluarga); Pola hidup; Faktor lingkungan.
 Observasi status kesehatan klien Untuk menemukan masalah
keperawatan berdasarkan self-care defisit, maka perawat perlu
melakukan pengkajian kepada klien melalui observasi berdasarkan
klasifikasi tingkat ketergantungan klien yang terdiri dari Minimal Care,
Partial Care, Total Care

Pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis yang terdiri dari


pemenuhan kebutuhan oksigen, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,,
gangguan mengunyah, gangguan menelan, pemenuhan kebutuhan eliminasi
/pergerakan bowel, urinary, excrements, menstruasi, pemenuhan kebutuhan
aktivitas dan istirahat

2) Tahap Diagnosa

Diagnosa keperawatan sesuai dengan self care defisit yang dialami oleh
klien. Mengacu pada diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan
kemungkinan. Teori Orem masih lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun
diagnosa dapat dikembangkan ke masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar
yang dikembangkan Maslow.

3) Tahap Intervensi

Dibuat sesuai dengan dignosa keperawatan, berdasarkan self care demand


dan meningkatkan kemampuan self care. Membuat nursing system : Wholly
compensatory, Partly compensatory, atau supportive-educative.Membuat metode
yang sesuai untuk membantu klien.

14
4) Tahap Implementasi

Merumuskan,memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-


orang terdekat dalam bantuan keperawatan.

 Membimbing dan mengarahkan.


 Memberi dukungan fisik dan psikologis
 Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung
perkembangan individu
 Pendidikan
 Berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan
kontak bantuan keperawatan.
 Kalaborasi, pelimpahan wewenamg.
 Melibatkan anggota masyarakat.
 Lingkungan
5) Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan yang
telah dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan keperawatan
tercapai atau belum. Menilai keefektifan tindakan perawatan dalam:
meningkatkan kemampuan self care, memenuhi kebutuhan self care, dan
menurunkan self care deficitnya.

Aplikasi Self Care: Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan


yang telah dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan keperawatan
tercapai atau belum. Menilai keefektifan tindakan perawatan dalam: meningkatkan
kemampuan self care, memenuhi kebutuhan self care, dan menurunkan self care
deficitnya.

 Tahap Pertama, pengumpulan data pada 6 area yaitu : status kesehatan


individu; persepsi dokter tentang status kesehatan individu; persepsi
individu tentang kesehatannya sendiri; tujuan kesehatan dalam konteks

15
latarbelakang kehidupan individu, gaya hidup, dan status kesehatannya;
kebutuhan individu terhadap perawatan diri/self care:
kapasitasindividuuntukmelakukan self care.
 Tahap kedua perawat menentukan tingkat ketergantungan individu, dimana
perawat dapat menetapkan apa yang akan dilakukan untuk membantu
individu/klien.
 Tahap ketiga melakukan tindakan keperawatan berdasarkan pada
komponen diagnosa.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang menekankan pada
kemampuan keluarga untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai
kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Menurut Orem
bukanlah suatu proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.

Model Konseptual Orem mengembangkan Teori Self Care melalui 3 (tiga) teori
yang berkaitan , yaitu : Self care, Self Care Deficit dan Nursing System. Ketiga teori
ini dihubungkan oleh 6 (enam) konsep sentral yaitu : self care, self care agency, self
care therapeutic demand, self care deficits, nursing agency dan nursing system serta di
lengkapi dengan 1 (satu) konsep perifer yaitu basic conditioning factor ( factor kondisi
dasar).Penerapan Teori Orem dalam proses keperawatan keluarga di lakukan melalui 3
(tiga) langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus, mendesain nursing system dan
perencanaan untuk pemberian perawatan dan pengontrolan.Kekuatan yang paling
utama dari teori Orem ini adalah pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dilakukan
dengan efektif dan efisien karena terlebih dahulu melihat kemampuan self care yang
dimiliki oleh keluarga tersebut.Sedangkan kelemahannya adalah perlu adanya
pengetahuan dan teknologi keperawatan yang baik dan terstandarisasi guna
pelaksanaan teori ini secara komprehensif dan holistik.

Model keperawatan yang dikembangakan oleh Orem sangat patut diterapkan.


Mengingat kompleksnya bidang keperawatan saat ini. Model ini akan terus mengalami
adaptasi terhadap situasi dunia keperwatan itu sendiri. Perincian aplikasi teori Orem
ini telah banyak digunakan dalam praktik keperawatan. Dengan teori yang relevan dan
adaptif teori Orem akan tetap digunakan dan diterapkan dalam bidang keperawatan.

17
3.2. Saran
1. Pemahaman mengenai teori Dorothea Orem merupakan modal awal utnuk
terjun dalam dunia keperawatan
2. Semakin paham akan teori tersebut akan menjadi tolak ukur kinerja
perawat untuk menyeimbankan antara praktik dengan toeri
3. Keelusifan dunia perawat membuat teori ini harus diterapkan untuk
pengkajian yang lebih baik dan dalam
4. Pendokukementasian pada proses keperawatan merupakan hal penting
yang wajib dilakukan untuk menjadi tameng saat ada tanggung gugat
5. Perawat hendaknya menjadi flexible, ramah, dan lebih baik setelah
memahami teori ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Perry, Patricia A. Potter and Anne G. 2010. Fundamental of nursing . Singapore : Elsevier, 2010.
Vol. 7.

Delaune SC,. Ladner PK, Fundamental of nursing, standard and practice, 2nd edition, Thomson,
NY, 2002

George B. Julia , Nursing Theories- The base for professional Nursing Practice , 3rd ed.
Norwalk, Appleton & Lange.

Reed PG, The force of nursing theory guided- practice. Nurs Sci Q. 2006 Jul;19(3):225
Pollard, M. (2007). The theory of self-care deficit: A student paper. UTC School of Nursing.

Orem, D. (2001). Nursing concepts of practice (6edition). St. Louis: Mosby.

19

Anda mungkin juga menyukai