Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN

MENURUT DOROTHEA E. OREM


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Falsafah dan Teori Keperawatan yang
dibina oleh :
Risna Yekti Mumpuni, S.Kep., Ns

Kelompok 2 :

1. Dinda Rizki Dwi M 1714314201010


2. Rani Wahyu Siswati 1714314201021
3. Ariska Febiandini 1714314201003
4. Rahmad Bali Edy 1714314201020
5. Isak dan Hajianur ??

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
JL. Simpang Candi Panggung No. 133, Lowokwaru. Malang
Tahun Ajaran 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul ” Konsep Dan Teori Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem”
tanpa halangan apapun. Selama proses penyusunan makalah ini saya banyak
memperoleh dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Pihak-
pihak tersebut adalah sebagai berikut :
1. Risna Yekti Mumpuni, S.Kep., Ns selaku dosen mata kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan
arahan dan bimbingan dalam menyusun makalah.
2. Bapak dan Ibu dosen STIKES Maharani Malang yang telah memberikan
berbagai ilmu dan keterampilan kepada kami sebagai bekal masa depan.
3. Orang tua kami yang selalu mendoakan dan mendukung.
4. Teman-teman di STIKES Maharani Malang yang senantiasa mendukung dalam
penyusunan makalah.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan di STIKES Maharani Malang tahun pelajaran 2017/2018. Saya
menyadari bahwa tiada hal yang sempurna di dunia ini. Untuk itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Malang, 20 Maret 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II ...................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 3
2.1 Biografi Dorothea E. Orem .................................................................................... 3
2.2 System Keperawatan dan Teori Keperawatan Menurut Orem ......................... 4
2.3 Model Keperawatan Orem secara umum ........................................................... 11
2.4 Teori Orem dan Proses Keperawatan ................................................................. 14
2.5 Kekuatan Dan Kelemahan Teori Orem .............................................................. 15
BAB III................................................................................................................................... 17
RINGKASAN JURNAL ....................................................................................................... 17
BAB IV ................................................................................................................................... 22
PENUTUP.............................................................................................................................. 22
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 22
B. Saran .......................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori keperawatan didefiniskan sebagai konseptualisasi beberapa aspek realitas
keperawatan yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena, menjelaskan
hubungan- hubungan antar fenomena, memprediksi risiko-risiko dan menetapkan
asuhan keperawatan (Afaf Ibrahim Meleis, 1997).
Di dunia keperawatan banyak fenomena dan masalah yang terjadi yang sulit
untuk dijelaskan dan diselesaikan. Namun, keperawatan memiliki teori-teori
keperawatan yang bisa digunakan untuk menjelaskannya dan memberi solusi yang
tepat untuk menyelesaikannya. Para ahli teori keperawatan mengemukakan berbagai
solusi yang bisa diterapkan di berbagai lingkup keperawatan. Teori-teori tersebut terus
dikembangkan sehingga akan lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan
keperawatan.
Salah satu ahli teori yang cukup terkenal dan teorinya banyak digunakan dalam
tatanan pelayanan keperawatan adalah Dorothea Orem. Dalam teori self care-nya ia
menganggap bahwa perawatan diri merupakan suatu kegiatan membentuk kemandirian
individu yang akan meningkatkan taraf kesehatannya. Sehingga bila mengalami defisit,
ia membutuhkan bantuan dari perawat untuk memperoleh kemandiriannya kembali.
Teori ini merupakan suatu pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk
meningkatkan kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri dan bukan
menempatkan klien pada posisi bergantung karena self care merupakan perilaku yang
dapat dipelajari.
Teori Dorothea Orem merupakan teori yang cukup menarik untuk dikaji dan
dibahas karena termasuk teori yang cukup banyak digunakan dalam aplikasi praktik
keperawatan dan penulis tertarik untuk menelaah teori ini, dimana ia hanya berfokus
pada lingkup praktik keperawatan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Biografi Dorothea E. Orem
2. Menjelaskan teori yang dikemukakan Oleh Dorothea Orem meliputi : Teori Self
Care,Teori Self Care Deficit, Teori Nursing System.
3. Menjelaskan model keperawatan Orem’s secara umum.
4. Menjelaskan perbedaan Teori Orem dan Proses Keperawatan
5. Menjelaskan kekuatan dan kelemahan Teori Orem

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar dapat mengetahui biografi Dorothea E. Orem.
2. Untuk mengetahui teori Dorothea Orem yang meliputi : Teori Self Care, Teori
Self Care Deficit, Teori Nursing System.
3. Agar dapat mengetahui model keperawatan orem’ s secara umum.
4. Agar bisa mengetahui perbedaan antara Teori Orem dan Proses Keperawatan
5. Agar bias mengetahui kekuatan dan kelemahan Teori Orem

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biografi Dorothea E. Orem


Dorothea E. Orem pendidikan sekolah perawatan di rumah sakit Providence di
Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus Master tahun 1939 pendidikan
keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik di Amerika selama perjalanan
kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat, perawat tugas pribadi, pendidik,
administrasi keperawatan dan sebagai konsultan (1970).
1. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian
pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan keperawatan
2. Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali
3. Tahun 1965 bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk
model teori keperawatan komunitas
4. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan, yang
menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan

3
5. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa
6. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik
Amerika tentang teori keperawatan
7. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri
sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971).
8. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama
diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
9. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu ;
Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi


oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu
berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon
manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus
dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model
keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan.

Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut akan
berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan Nightingale
menyoroti masalah lingkungan, Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan dasarnya,
selain itu ada juga teori yang berorientasi pada optimalisasi peran klien dalam proses
penyembuhanya. Semua teori tersebut bersinergi dalam membentuk suatu sistem yang
holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga mampu memberikan
konstribusi dalam memberikan arah asuhan.

2.2 System Keperawatan dan Teori Keperawatan Menurut Orem


 Teori system keperawatan:
Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan
diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang di dasari pada orem’s yang

4
mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan pasien dalam melakukan perawatan
mandiri. Sistem pelayanan keperawatan orem’s di antaranya yaitu :

1. Sistem bantuan secara penuh

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan


secara penuh pada pasien di karenakan ketidakmampuan pasien dalam
memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan
dalam pergerakan, pengontrolan, dan ambulasi. Contohnya, pemberian
bantuan pada pasien koma (penurunan kesadaran akibat penyakit).

2. Sistem bantuan sebagian

Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri sendiri secara


sebagian saja dan di tujukan kepada pasien yang memerluka bantuan secara
minimal seperti pada pasien yang post operasi abdomen dimana pasien ini
mempunyai kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan
tetapi butuh pertolongan perawat dalam melakukan perawatan luka.

3. Sistem Suportif dan Edukatif

Merupakan sistem bantuan yang di berikan pada pasien yang


membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. Contoh pemberian pendidikan
kesehatan pada ibu dan bapak yang memerlukan informasi tentang
pengaturan kelahiran anak dengan menggunakan alat mencegah pembuahan.

Model OREM ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam keperawatan di
antaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas kemampuan. Didasarkan atas
kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan di jadikan sebagai bagian dari
kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan manusia menurut MASLOW dalam kebutuhan
masyarakat yaitu bahawa setiap manusia memiliki lima dasar kebutuhan dasar yaitu:

1. Kebutuhan fisiologis (makan dan minum)


2. Aman dan nyaman

5
3. Cinta dan kasih saying
4. Harga diri
5. Aktualisasi diri.

 Teori keperawatan:

Pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri
bagaimana mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan
kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya
(Orem, 1971).

Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap


orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu
individu memenuhi kabutuhan hidup, memlihara kesehatan dan kesejahteraannya, oleh
karena itu teori ini dikenal sebagai Self Care (perawatan diri) atau Self Care Defisit
Teori. Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia, dan
orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas Self Care mereka.
Pandangan Teori orem’s dalam tatanan pelayanan keperawatan di tujukan kepada
individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam
kebutuhannya.Hasil penelitian menunjukan bahwa pasien tingkat Self-care tinggi atau
rendah dapat menyebabkan kejadian komplikasi yang di tujukan melalui hubungan
yang rendah dan pasti.Peran perawat adalah sebagai advokat dan edukator dalam
melindungi hak pasien dan memberikan informasi tentang pentingnya penerapan self-
care dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menajdi simbol-simbol yang nyata sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori itu sendiri merupakan sekelelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses,peristiwa atau bukti secara
langsung.Teori keperawatan menurut Barnum tahun 1990 merupakan usaha-usaha
untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan .Melalui teori

6
keperawatan dapat dibedakan apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktifitas
lainnya. Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dan struktur
keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka
bekerja dalam batas kewenangan sebagi seorang perawat .Model konsep keperawatan
ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Mengingat dalam model
praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai
yang mendasari sebuah model , adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam
memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan
keterampilan dalam hal ini dibutuhkan perawat dalam mengembangkan tujuannya.
Model konsep dan teori keperawatan dorothea orem (teori orem) Model konsep
menurut dorothea orem yang dikenal dengan model self care memberikan pengertian
jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan
dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan
mempertahankan kehidupan , kesehatan , kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat
dan sakit , yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang keperawatan diri sendiri .
Model self care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam
keperawatan diantaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas kemampuan.
Self care didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan
sebagi pedoman dalam tindakan, setiap manusia menghendaki adanya self care dan
sebagai bagian dari kebutuhan dasar manusia, seorang mempunyai hak dan tanggung
jawab dalam perawatan diri sendiri dan orang lain dalam memelihara kesejahteraan .
self care juga dalam pandangan tentang teori dan konsep keperawatan, orem
mempunyai pandangan bahwa teori dan konsep dilakukan untuk mereflesikan antara
individu dengan lingkungan, menggambarkan apa yang mereka lakukan, menggunakan
kreasi dalam berfikir dan berkomunikasi serta dalam melakukan perbuatan seharusnya
sesuai dengan diri dan lingkungan sehingga dalam prakteknya orem menggunakan
langkah dalam proses keperawatan dengan menggunakan diagnosis dan
perintah,menentukan mengapa keperawatan dibutuhkan, menganalisis dan
menginterprestasikan dengan membuat keputusan,merancang sitem perawatan dengan

7
merencanakan perawatan sesuai dengan sistem perawatan yang
dibutuhkan,mengusahakan dalam pengaturan dan pengontrolan perawatan yanga kan
diberikan dalam memenuhi keterbatasan perawatan diri sendiri , mengatasi masalah
keterbatasan serta mempertahankan dan menjaga kemampuan pasien dalam perawatan
diri .

 Deskripsi Konsep Sentral Orem


1. Manusia :
Suatu kesatuan yang dipandang sebagai berfungsi secara biologis simbolik dan sosial
serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/perawatan mandiri untuk
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan
keperawatan mandiri terkait dengan
a. Udara
b. Air
c. Makanan
d. Eliminasi
e. Kegiatan dan istirahat
f. Interaksi social
g. Pencegahan terhadap bahaya kehidupan
h. Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia

2. Masyarakat/lingkungan : Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem


terintegrasi dan interaktif

3. Kesehatan : Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang
berkembang dan berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik,
psikologik, interpersonal dan sosial. Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan
tentang kondisi persepsi individu terhadap keberadaannya. Kesejahteraan
merupakan suatu kedaan dicirikan oleh pengalaman yang menyenangkan dan
berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual, gerakan untuk memenuhi

8
ideal diri seseorang dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan
berhubungan dengan kesehatan, keberhasilan dalam usaha dan sumber yang
memadai.

4. Keperawatan : Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan


sepenuhnya atau sebagian pada bayi, anak dan orang dewasa, ketika mereka orang
tua, mereka wali atau orang dewasa lain yang bertanggung jawab terhadap
pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi mampu merawat atau mengasuh
atau mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditujukan untuk menolong sesama.
Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja dan mempunyai
tujuan suatu fungsi yang dilakukan perawat karena memiliki kecerdasan, serta
tindakan yang memungkinkan pemulihan kondisi secara manusiawi pada manusia
dan lingkungannya.

 Pengertian Keperawatan Mandiri (self care)


Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah : "Suatu pelaksanaan
kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi
kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai
dengan keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's, 1980).
Self-care (perawatan diri) merupakan perubahan tingkah laku secara lambat dan
terus menerus di dukung atas pengalaman sosial sebagai hubungan interpersonal
(hubungan antara satu dengan individu lain), hubungan interpersonal dimana ketika
kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan conten (isi pesan) melainkan juga menetukan hubungan. Self-care ini
akan meningkatkan harga diri seseorang dan dapat mempengaruhi dalam perubahan
(konsep diri). Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar, OREM membagi dalam kebutuhan dasar yang
terdiri dari pemeliharaan dalam pengambilan udara (oksigenasi) yang mempunyai tiga
tahap dalam proses oksigenasi yaitu, ventilasi (proses keluar dan masuknya udara ke
dalam pernafasan), perfusi dan difusi.

9
Sehingga pada dasarnya hal ini di yakini bahwa semua manusia itu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan
kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu. Teori self-care berprinsip pada usaha
menolong atau membantu pasien individu yang tidak mampu untuk terlibat dalam
tindakan selt-care yang memerlukan kemandirian dan ambulansi yang terkontrol serta
penatalaksanaan medis untuk menahan diri dari aktivitas- aktivitas, perawat dan klien
melakukan tindakan care baik maupun perawat mempunyai peran yang besar dalam
pelaksanaan tindakan perawatan untuk melakukan tindakan selt-care terapeutik yang
di perlukan berorientasi secara eksternal atau internal tetapi tidak bisa melakukannya
tanpa bantuan. Hasil akhir tindakan keperawatan menurut OREM adalah adanya peran
perawat sebagai pendidik atau konsultan dalam meningkatkan kemampuan klien
sehingga di harapkan kemandirian pasien berangsur-angsur dapat terwujud. Ada 3
prinsip dalam keperawatan diri sendiri yaitu :

1. Perawatan diri yang bersifat holistik, seperti kebutuhan oksigen,air,nutrisi,


eliminasi, aktivitas dan istirahat.
2. Perawatan mandiri yang harus di lakukan sesuai dengan tumbuh kembang
manusia.
3. Perawatan mandiri yang harus di lakukan karena adanya masalah kesehatan
atau penyakit. Dalam teori OREM (1991)

Ada 5 area aktivitas keperawatan yaitu :

1. Masuk kedalam dan memelihara hubungan antara perawat dengan pasien


dengan individu, keluarga, kelompok, sampai pasien dapat melegitimasi
rencana keperawatan.
2. Menentukan kapan dan bagaimana pasien dapat di bantu melalui keperawatan.
3. Bertanggung jawab atas permintaan pasien keinginan dan kebutuhan untuk
kontrak dan dibantu perawat.
4. Menjelaskan, memberikan dan melindungi pasien secara langsung dalam
bentuk keperawatan.

10
5. Mengkoordinasi dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-hari
pasien atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan
edukasi yang dibutuhkan atau yang akan diterima.

2.3 Model Keperawatan Orem secara umum


A. Teori Sistem Keperawatan Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan
menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care
Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :

1. Self Care
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai
dengan kebutuhan perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan
oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue atau bertahap sesuai dengan
keadaan dan keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri
sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara
kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli
self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga
kategori / persyaratan self care yaitu: persyaratan universal, persyaratan pengembangan
dan persyaratan kesehatan.
1) Persyaratan Universal self care requisite yaitu keperluan self care universal dan
ada pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses
kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal
requisite yang dimaksudkan adalah :
a. Pemeliaharaan kecukupan intake udara
b. Pemeliharaan kecukupan intake cairan
c. Pemeliaharaan kecukupan makanan
d. Pemeliaharaan keseimbangan antara aktifitas dan istirahat

11
e. Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan
kesejahteraan manusia
f. Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi.
g. Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang
dan keinginan seseorang untuk menjadi normal.
2) Developmental self care requisite/persyataran pengembangan : terjadi
berhubungn dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana
tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau
tingkat siklus kehidupan.
3) Health deviation self care requisite/persyaratan kesehatan : timbul karena
kesehatan yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi
nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam
perilaku self care.

2. Self Care Deficit


Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang
menggambarkan kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan
keperawatan pada saat perawatan yang dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus
ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam melakukan
self care yang efektif
 Teori self care deficit diterapkan bila:
a. Anak belum dewasa
b. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
c. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang
akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan
kebutuhan.

12
3. Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi
oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan
berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas
"Self Care".
 Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
a. The Wholly compensatory system
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu
mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap
rangsangan.
b. The Partly compensantory system
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan
gerak karena sakit atau kecelakaan.
c. The supportive - Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk
dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.

4. Metode bantuan :
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima metode
bantuan yang meliputi :
1. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
2. Mengajarkan klien
3. Mengarahkan klien
4. Mensupport klien
5. Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.

B. Tujuan Teori Keperawatan Orem


Tujuan keperawatan pada model Orem’s secara umum adalah :
1. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini
berarti menghilangkan self care deficit.

13
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan
self care.
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan
asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care
deficit apapun dihilangkan.
Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan self care klien. Tujuan keperawatan pada model Orem's yang
diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah :
1. Menolong klien dalam hal ini keluarga berperan untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik
2. Menolong klien bergerak kearah tindakan-tindakan asuhan mandiri
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang diterapkan
pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah :
1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga
2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi
4. Aspek teknis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

2.4 Teori Orem dan Proses Keperawatan


Menurut Orem (1991), proses keperawatan adalah istilah yang digunakan oleh
perawat untuk menunjukkan proses profesional-teknologi dari tindakan keperawatan
beserta proses perencanaan dan evaluasi Perbandingan antara proses keperawatan
Orem dengan proses keperawatan
Orem (1991) menjelaskan tiga tahap proses keperawatan yaitu:
1. Step 1 : Diagnosa dan resep keperawatan

14
Tahap ini menjelaskan mengapa keperawatan diperlukan. Analisa dan
interprestasi membuat keputusan tentang perawatan dini, juga memberikan
manajemen kasus. “Diagnosa keperawatan penting untuk pemeriksaan dan
pengumpulan data tentang kemampuan pasien dalam perawatan diri dan kebutuhan
akan terapi perawatan diri serta hubungan antara keduanya” (Orem, 1991, hal. 270)
2. Step 2 : Merancang system keperawatan dan merencanakan pelaksanaan
perawatan diri.
Merancang system keperawatan yang efektif dan efisien menghasilkan data
yang valid tentang kondisi pasien. Rancangan ini termasuk peran dari perawat dan
pasien dalam hubungan melakukan self care, mengatur kebutuhan terapi
perawatan diri , melindungi pengembangan kemampuan perawatan diri. ( Orem,
1991)
3. Step 3 : Produksi dan manajemen sistem keperawatan (Planning and Controlling).
Pengaturan system keperawatan dihasilkan ketika berinteraksi dengan pasien
secara terus menerus untuk mencapai kemampuan terapi perawatan diri yang telah
ditentukan dan mengatur kemampuan untuk mengembangkan perawatan diri. Di
tahap ini, tindakan perawat adalah menghasilkan dan mengatur system
keperawatan. (Orem, 1991)

2.5 Kekuatan Dan Kelemahan Teori Orem


Teori Orem menyediakan dasar yang komprehensif untuk tindakan keperawatan.
Teori ini dapat digunakan dalam keperawatan profesional pada area pendidikan,
tindakan klinis, administrasi, riset, dan system informasi keperawatan.
Kekuatan umum yang dimiliki teori ini adalah aplikasinya untuk pelaksanaan
praktek keperawatan sebagai pekerja klinik baru. Konsep self-care, nursing system,
dan self-care deficit mudah dipahami oleh mahasiswa keperawatan dan dapat
dikembangkan dengan ilmu pengetahuan dan penelitian.
Kelemahan dari model Orem adalah ia berpendapat bahwa kesehatan bersifat statis,
namun dalam kenyataannya kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu berubah. Kesan

15
lain dari model konsep ini adalah untuk penempatan pasien dalam system mencakup
kapasitas individu untuk gerakan fisik.

16
BAB III
RINGKASAN JURNAL

Identitas Jurnal

Judul Jurnal : Penerapan Model Keperawatan Self Care Orem pada Asuhan
Keperawatan Ibu Hamil yang mengalami Kontraksi Dini

Penulis Jurnal : Eko Mardiyaningsih

Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran

Tahun Penelitian : 2015

Identitas : Jurnal Keperawatan Maternitas. Volume 3, No. 1, Mei 2015;


1-6

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Besar


sampel dalam penelitian ini sejumlah 5 responbded. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah Purposive Sampling

Pembahasan

MDGs (Millenium Development Goals) merupakan suatu paradigma pembangunan


global yang disepakati secara internasional oleh 189 negara anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada bulan September
tahun 2000 dengan tujuan diantaranya menurunkan angka kematian balita (AKBA)
sebesar dua pertiganya dalam kurun waktu 1990-2015. Adapun indikator yang
digunakan untuk menilai target menurunkan angka kematian balita adalah angka
kematian bayi (Bappenas, 2007).

Negara Indonesia mendapati angka kematian bayi tertinggi dibandingkan dengan


negera ASEAN lainnya yaitu sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab angka

17
kematian bayi di Indonesia adalah gangguan pernafasan (35,9%) dan berat lahir rendah
(32,4%) (Susanto, 2010)

Gangguan pernafasan dan berat lahir rendah disebabkan oleh persalinan premature dan
juga merupakan penyebab terbesar kematian perinatal dan terjadi hampir 4-10%
kehamilan.Yang menyebabkan persalinan prematur yaitu karena adanya kontraksi
uterus yang terjadi pada usia kehamilan 20-37 minggu, kontraksi terjadi 2-3 kali dalam
satu jam (kontraksi dini) terjadi pada 8-10% persalinan prematur.Keadaan obstetric,
sosiodemografi, dan factor medik merupakan penyebab kontraksi dini karena kelainan
yang multifactorial.

Kontraksi dini yang terjadi pada kehamilan perlu dilakukan penatalaksanaan yang tepat
agar kontraksi berhenti dan tidak terjadi persalinan prematur.

Asuhan keperawatan bagi klien yang mengalami kontraksi dini dapat dilakukan dengan
tujuan untuk menghentikan kontraksi. Model keperawatan yang digunakan dalam
model self care Orem menjadikan individu untuk memprakarsai dirinya dalam
melakukan perawatan secara mandiri dengan tujuan untuk mempertahankan
kesehatannya, memenuhi kebutuhan hidup dan merawat dirinya sendiri juga
kesejahteraannya.

Self care deficit terjadi apabila klien tidak mampu memenuhi therapeutic self care
demand, sehingga klien pada kondisi seperti inilah yang membutuhkan bantuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden Tabel

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)


SD 4 80%
SMP 1 20%
Jumlah 5 100%

18
Berdasarkan pada tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpenidikan SD yaitu sejumlah 4 orang (80%).

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)


Ibu Rumah Tangga 4 80%
Bekerja 1 20%
Jumlah 5 100%
Berdasarkan pada tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden sebagai ibu rumah tangga yaitu sejumlah 4 orang (80%).

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Kehamilan

Usia Kehamilan Frekuensi Prosentase (%)


23-24 minggu 1 20%
30-31 minggu 3 60%
33-34 minggu 1 20%
Jumlah 5 100%

19
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar usia responden yang
mengalami kontraksi dini pada usia kehamilan 30-31 minggu yaitu sejumlah
3 orang (60%).

Kelima responden mengalami kontraksi dini karena mengalami keputihan. Penerapan


teori self care pada klien dengan kontraksi dini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri, memberikan informasi dan
meningkatkan kemampuan klien tentang penatalaksanaan yang diberikan sehingga
klien diharapkan dapat mematuhi terapi yang diberikan.

Sistem pemberian asuhan keperawatan meliputi wholly compensatory nursing systems,


partially compensatory nursing systems, partially compensatory nursing systems, dan
supportive educative.

Menurut Orem ada 3 kategori kebutuhan akan self care meliputi universal,
developmental, dan health deviation self care requisites.

Kesimpulan

Teori self care diaplikasikan dengan tujuan agar individu dapat memprakarsai dirinya
dalam melaksanakan perawatan secara mandiri dengan tujuan untuk mempertahankan
kesehatannya. Karena pada dasarnya setiap individu memiliki kemampuan untuk
merawat dirinya sendiri sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup, memelihara
kesehatan dan kesejahteraannya.

Penerapan teori self care pada klien dengan kontraksi dini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri, memberikan
informasi dan meningkatkan pengetahuan klien tentang pelaksanaan yang diberikan
sehingga klien diharapkan dapat mematuhi terapi yang diberikan.

Sistem pemberian asuhannya meliputi Wholly Compensatory Nursing Systems,


Partially Compensatory Nursing Systems dan Supportive Educative.

20
Orem membagi teori keperawatan self care deficit secara garis besar menjadi 3 konsep
teori yang saling berhubungan yaitu self care, teori self care deficit dan teori nursing
systems. Dan mencakup 6 konsep sentral yaitu self care, self care agency, therapeutic
self care demand, self care deficit, nursing agency, nursing systems dan conditioning
factor.

Wholly Compensatory Nursing Systems : Suatu situasi dimana individu tidak


dapat melakukan tindakan self care karena koma misalnya.

Partly Compensatory Nursing Systems : Perawat dank lien mempunyai peran


yang besar untuk mengukur kemampuan melakukan self care.

Supportive Educative Systems : Orang dapat membentuk internal atau eksternal


self care tetapi tidak dapat melakukan tanpa bantuan.

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana
disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat harus memahami apa
yang harus dilakukan secara tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya
secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep atau teori
keperawatan yang sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan
keperawatan yang relevan .
Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa semua
manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk
memperolehya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat mengakui
potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada tingkat
kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan.

B. Saran
1. Sebagai calon seoran perawat, hendaklah kita bisa mencontoh teori-teori dari
para pencetus teori keperawatan yang telah ada, khususnya teori Teori Dorothea
Orem.
2. Dalam penelitian hendaklah dibuat dan diadakan untuk di terapkan di unit
rumah sakit, di perawatan ambulatri, populasi pasien, untuk masa sekarang &
masa yang akan datang, komputerisasi dalam merekam system perawatan
kesehatan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC
Marriner Tomey, Ann ., Raile Alligood, Martha . 2002. Nursing Theorist and Their Work.
United State of America : Mosby Elsevier
Goerge, B. Julia. 1995. Nursing Theories The base for Professional Nursing Practice. Fourth
Edition
http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/teori -keperawatan -orempada.html#.ShnqxWcTI9Q
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2007.konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika
Aziz Alimul H, 2012. Pengatar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika
H. Zaidin Ali, 2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika

23

Anda mungkin juga menyukai