Anda di halaman 1dari 21

TEORI KEPERAWATAN MENURUT OREM DAN HANDERSON

MAKALAH

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Tugas Mata Kuliah


Bahasa indonesia

Oleh

ANNE ORIZA BOLQIA


221212046
1B

Dosen Pengampu
Idal, M. Pd.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MERCUBAKTIJAYA PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas individu untuk mata kuliah
Falsafah dan Teori Keperawatan, yang berjudul "Teori Keperawatan Menurut
Orem dan Handerson".
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibuk Meria Kontesa,
S.Kp, M.Kep selaku dosen mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan. Berkat
tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan
topik yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini. Dan penulis berharap semoga makalah
yang penulis buat ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Padang, 6 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3


A. Teori Keperawatan menurut Orem ........................................................... 3
1. Biografi Keperawatan Dorothea E. Orem ................................................ 3
2. Pengertian Keperawatan ........................................................................... 3
3. Teori Sistem Keperawatan Orem ............................................................. 4
4. Teori Orem dan Proses Keperawatan ....................................................... 8
5. Kekuatan Dan Kelemahan Teori Orem .................................................... 9
B. Teori Keperawatan menurut Handerson ................................................... 9
1. Definisi Teori Keperawatan Virginia Henderson .................................... 9
2. Model Keperawatan Virginia Henderson ............................................... 10
3. Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan ............................... 10
4. Konsep Utama Teori Henderson ............................................................ 11
5. Hubungan perawat-pasien-dokter........................................................... 13
6. Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan .......................... 14
7. Tujuan Keperawatan Menurut Henderson.............................................. 15

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16


A. Kesimpulan ............................................................................................. 16
B. Saran ....................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

iii
BAB I
PEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus
dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian
perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan
mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan
dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara
lain degan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan.
Dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan
kebutuhan. Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang
spesifik, memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable
utama yang mempengaruhi situasi klien.
Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model
keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola
hidup dan aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami
keunikan pasien.
2. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa
asumsi yang melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care
yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model
konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya
dengan judul "Nursing Conceps of Practice Self Care".
Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi
keperawatan). Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikannya. Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan
prinsip kesetimbangan fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan
Henderson dengan seorang ahli fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri
kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi
fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik

1
dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai
aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses
meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat
ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu.
Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model
keperawatan yang dikenal dengan “The Actifities of Living”. Model tersebut
menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam
meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya
secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi, perawat tetap
menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori keperawatan menurut Orem?
2. Bagaimana teori keperawatan menurut Handerson?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu teori keperawatan menurut Orem.
2. Untuk mengetahui apa itu teori keperawatan menurut Handerson.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Keperawatan menurut Orem


1. Biografi Keperawatan Dorothea E. Orem
Dorothea E. Orem pendidikan sekolah perawatan di rumah sakit
Providence di Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus Master
tahun 1939 pendidikan keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik di
Amerika selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat,
perawat tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai konsultan
(1970).
a. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian
pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan
keperawatan
b. Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali
c. Tahun 1965 bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk
model teorikeperawatan komunitas
d. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan,
yangmenghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan
e. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa
f. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik
Amerikatentang teori keperawatan
g. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan
diri sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun
1971).
h. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi
pertama diperluaspada keluarga, kelompok dan masyarakat.
i. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori,
yaitu ; Theoryself care, theory self care deficit, theory system keperawatan.

2. Pengertian Keperawatan
Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah : "Suatu

3
pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's,
1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-
kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu
sendiri, kecuali bila tidak mampu.

3. Teori Sistem Keperawatan Orem


Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan
menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self
Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori
yaitu :
a. Self Care Teori
Self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai
dengan kebutuhan Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang
dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan
keadaan dan keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan
diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara
kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar
pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem
mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal,
persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan. Penekanan teori self care
secara umum :
1. Pemeliharaan intake udara
2. Pemeliharaan intake air
3. Pemeliharaan intake makanan
4. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
7. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
8. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensinya.

4
b. Self Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang
menggambarkan kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan
keperawatan pada saat perawatan yang dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus
ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam
melakukan self care yang efektif.
Teori self care deficit diterapkan bila :
1. Anak belum dewasa
2. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
3. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang
akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan
kebutuhan.
c. Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat
dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan /
direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk
menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
1. The Wholly compensatory system
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak
mampu mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap
rangsangan.
2. The Partly compensantory system
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami
keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.
3. The supportive - Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya
untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
4. Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui
lima metode bantuan yang meliputi :
a) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien

5
b) Mengajarkan klien
c) Mengarahkan klien
d) Mensupport klien
e) Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.
d. Keyakinan dan nilai - nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
1. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau
trauma atu koping dan efeknya.
2. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care
yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural
fungsi dan perkembangan.
3. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat
dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi
dan perkembangan.
e. Tiga kategori self care
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang
disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :
1. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada
setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses
kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal
requisite yang dimaksudkan adalah :
a) Pemeliaharaan kecukupan intake udara
b) Pemeliharaan kecukupan intake cairan
c) Pemeliaharaan kecukupan makanan
d) Pemeliaharaan keseimabnagn antara aktifitas dan istirahat
e) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan
kesejahteraan manusia
f) Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi.

6
g) Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan
keinginan seseorang untuk menjadi normal.
2. Developmental self care requisite : terjadi berhubungn dengan tingkat
perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang
berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
3. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat
dan merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau
ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.
f. Tujuan
Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :
1. Meurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya,
ini berarti menghilangkan self care deficit.
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care.
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan
asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care
deficit apapun dihilangkan. Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara
langsung dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam
praktek keperawatankeluarga / komunitas adalah :
1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara
terapeutik
2. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalamigangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's
yang diterapkanpada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah :
1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga
2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
3. Aspek procedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi

7
4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang
dilakukan dirumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

4. Teori Orem dan Proses Keperawatan


Menurut Orem (1991), proses keperawatan adalah istilah yang digunakan
oleh perawat untuk menunjukkan proses profesional-teknologi dari tindakan
keperawatan beserta proses perencanaan dan evaluasi
Perbandingan antara proses keperawatan Orem dengan proses keperawatan
Proses Keperawatan Proses Keperawatan Orem
1. Pengkajian 1. Diagnosa dan resep dokter
2. Diagnosa keperawatan 2. Merancang system
3. Perencanaan keperawatan dan perencanaan untuk
4. Implementasi melaksanakan self care
5. Evaluasi 3. Produksi dan manajemen
system
keperawatan
Orem (1991) menjelaskan tiga tahap proses keperawatan yaitu:
a. Step 1 : Diagnosa dan resep keperawatan
Tahap ini menjelaskan mengapa keperawatan diperlukan. Analisa dan
interprestasi membuat keputusan tentang perawatan dini, juga memberikan
manajemen kasus. “Diagnosa keperawatan penting untuk pemeriksaan dan
pengumpulan data tentang kemampuan pasien dalam perawatan diri dan
kebutuhan akan terapi perawatan diri serta hubungan antara keduanya” (Orem,
1991, hal. 270)
b. Step 2 : Merancang system keperawatan dan merencanakan pelaksanaan
perawatan diri
Merancang system keperawatan yang efektif dan efisien menghasilkan
data yang valid tentang kondisi pasien. Rancangan ini termasuk peran dari
perawat dan pasien dalam hubungan melakukan self care, mengatur kebutuhan
terapi perawatan diri , melindungi pengembangan kemampuan perawatan diri. (
Orem, 1991)
c. Step 3 : Produksi dan manajemen sistem keperawatan (Planning and

8
Controlling)
Pengaturan system keperawatan dihasilkan ketika berinteraksi dengan
pasien secara terus menerus untuk mencapai kemampuan terapi perawatan diri
yang telah ditentukan dan mengatur kemampuan untuk mengembangkan
perawatan diri. Di tahapini, tindakan perawat adalah menghasilkan dan mengatur
system keperawatan. (Orem, 1991)

5. Kekuatan Dan Kelemahan Teori Orem


Teori Orem menyediakan dasar yang komprehensif untuk tindakan
keperawatan. Teori ini dapat digunakan dalam keperawatan profesional pada area
pendidikan, tindakan klinis, administrasi, riset, dan system informasi
keperawatan.
Kekuatan umum yang dimiliki teori ini adalah aplikasinya untuk
pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pekerja klinik baru. Konsep self-care,
nursing system, dan self-care deficit mudah dipahami oleh mahasiswa
keperawatan dan dapat dikembangkan dengan ilmu pengetahuan dan penelitian.
Kelemahan dari model Orem adalah ia berpendapat bahwa kesehatan
bersifat statis, namun dalam kenyataannya kesehatan itu bersifat dinamis dan
selalu berubah.

B. Teori Keperawatan menurut Handerson


1. Definisi Teori Keperawatan Virginia Henderson
Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong
individu, saat sakit atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan
untuk kesehatan, pemulihan , atau kematian yang damai dan individu akan dapat
melakukannya sendiri jika mereka mempunyai kakuatan, keinginan, atau
pengetahuan”(Harmer dan Henderson, 1955; Henderson, 1996). Proses
keperawatan mencoba melakukan hal tersebut dan tujuannya adalah kebebasan.

Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar


semua orang dan mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut ini
: fisiologis, psikologis, sosiokultural, spiritual, dan perkembangan. Bersama
perawat dan klien bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan

9
mencampai tujuannya, tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson 1955
bekerja secara bebas dengan pekerja pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan
Alligood, 2006), membantu klien mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar
belakang untuk praktik menurut Henderson yaitu perawat membantu klien
melaksanakan empat belas dasar kebutuhan Henderson, 1966.

Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah


model konsep aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat
yaitu mengkaji individu baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan
dukungan kepada kesehatan, penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.

Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai


yang dimilikinya diantaranya : pertama, manusia akan mengalami perkembangan
mulai dari pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan; kedua,
dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu akan mengalami
ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat
dipengaruhi oleh polah asuh, lingkungan dan kesehatan; ketiga, dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat
melaksanakan aktivitas dan tidak dapat melakukan aktivitas.

2. Model Keperawatan Virginia Henderson


a. Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
b. Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi
fisik semata.
c. Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal
yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu
d. Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier
keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan

3. Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan


a. Manusia

10
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga
adalah satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang
sebagai unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan
keseimbangan fisiologis dan emosional.
b. Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal
dan kondisi yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
c. Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan
dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan dan
berbagai tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk memuaskan
kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit
adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan
bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian.
d. Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia
sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari
keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali
kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson untuk
meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien jika ia
tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar
asuhan keperawatan sebelum Henderson menjelaskannya lebih lanjut.

4. Konsep Utama Teori Henderson


Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia, keperawatan,
kesehatan, dan lingkungan.
a. Manusia.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan
untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan
untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri
atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan.
Keempatbelas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :

11
1) Bernapas secara normal.
2) Makan dan minum dengan cukup.
3) Membuang kotoran tubuh.
4) Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5) Tidur dan istirahat.
6) Memilih pakaian yang sesuai.
7) Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian
dan mengubah lingkungan.
8) Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
9) Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan,
rasa takut, atau pendapat.
11) Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12) Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13) Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14) Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan
yang tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manudia di atas dapat di klarifikasikan
menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis,
sosiologis, dan spiritual.
b. Keperawatan.
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik
dalamkeadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat
mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan
kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya,
perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.
c. Kesehatan.
Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi
bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati
penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling

12
ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila
mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
d. Lingkungan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek
lingkungan.
1) Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi
sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
2) Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
3) Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
4) Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar
dalam memberikan resep.
5) Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran
tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
6) Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat
dan klien. Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga
tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat
mandiri.
1) Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
2) Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3) Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.

5. Hubungan perawat-pasien-dokter
a. Hubungan Perawat Pasien
Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali :
1) Perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien.
2) Perawat sebagai helper (penolong).
3) Perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien.
Pada saat-saat penyakitnya gawat, perawat kelihatan seperti pengganti apa-
apa yang pasien kekurangan untuk membuatnya menjadi lengkap, utuh, atau
bebas karena berkurangnya kekuatan fisik, kemauan atau pengatahuan. Selama

13
kondisi pemulihan (convalescence), perawat membantu pasien meraihatau
mendapatkan kembali kemandiriannya. Henderson menyatakan kemandirian
adalah yang relatif.
b. Hubungan Perawat Dokter
Henderson menuntut tugas unik yang di miliki perawat dari para dokter.
Rencana perawatan, yang di rumuskan oleh perawt dan pasien bersama-sama,
harus di jalankan dengan suatu cara untuk mengusulkan rencana pengobatan yang
di tentukan dokter.

6. Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan


Definisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik
keperawatan menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi
asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini
terlihat dari kemajuan kondisi pasien, yang semula bergantung pada orang lain
menjadi mandiri. Perawat dapat membantu pasien beralih dari kondisi bergantung
(dependent) menjadi mandiri (independent) dengan mengkaji, merencanakan,
mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14 komponen penanganan perawatan
dasar.
Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien
berdasarkan 14 komponen di atas. Dalam mengumpulkan data, perawat
menggunakan metode observasi, indra penciuman, peraba, dan pendengaran.
Setalah data terkumpul, perawat menganalisis data tersebut dan
membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis
tersebut menentukan diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diagnosis
keperawatan, menurut Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan individu
dalam memenuhi kebutuhannya-dengan atau tanpa bantuan-serta dengan
mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan
rencana perawatan sesuai kebutuhan individu-termasuk di dalamnya perbaikan
rencana jika ditemukan adanya perubahan-serta dokumentasi bagaimana perawat
membantu individu dalam keadaan sakit atau sehat. Selanjutnya, pada tahap
implementasi, perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah

14
disusun dalam rencana perawatan guna memelihara kesehatan individu,
memulihkannya dari kondisi sakit, atau membantunya meninggal dalam damai.
Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip
fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional, dan kemampuan
intelektual serta fisik individu. Tarakhir, perawat mengevaluasi pencapaian
kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.

7. Tujuan Keperawatan Menurut Henderson


Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh
Handerson adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan
kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya
secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang
sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas
kebutuhan dasar. (Aplikasi model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut
Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai
kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam
memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana
disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat harus memahami
apa yang harus dilakukan secara tepat dan akurat sehingga klien dapat
memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan dengan
pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang sesuai dengan karakteristik
klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan . Model konsep atau
teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa semua manusia mempunyai
kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk memperolehya
sendiri kecuali jika tidak mampu.
Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi
merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat
menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan. Untuk dapat menerapkan model
konsep atau teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan
yang mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan
tehnikal dan sikap yang therapeutik.
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam
definisinya tentang teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan
keperawatan dasar, tidak rumit dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat digunakan
sebagai panduan untuk praktik keperawatan oleh sebagian besar perawat tanpa
kesulitan. Banyak idenya disajikan dan digunakan di seluruh dunia baik di negara
maju maupun negara berkembang untuk memandu kurikulum keperawatan dan
praktek. Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk publikasi ICN, yang pada 1972
berada di cetakan ketujuh.
Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep keperawatan
Henderson, itu adalah penggabungan teori. Sebagai contoh, akan menarik untuk
melihat bagaimana holisme atau teori sistem umum menjelaskan hubungan antara
komponen asuhan keperawatan dasar. Konfirmasi dari ada tidaknya daftar

16
komponen yang diprioritaskan diperlukan untuk memperjelas apa yang perawat
harus dilakukan jika masalah yang diajukan adalah selain fisik.
Mengingat waktu di mana Henderoson dipublikasikan kepada definisi
keperawatan, ia pantas banyak mendapat pujian sebagai pemimpin dalam
pengembangan praktik keperawatan, pendidikan, dan, lisensi. Karyanya harus
dianggap sebagai awal dan dorongan bagi perawat mengejar gelar akademis
tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik keperawatan dan untuk
mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan pasien.

B. Saran
Mahasiswa diharapkan lebih menambah pengetahuan tentang sejarah-
sejarah keperawatan agar dapat mengetahui secara Luas tentang Keperawatan
sehingga dapat mambantu dalam proses pembelajaran dan tindakan-tindakan yang
akan kita lakukan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, Ns. S. Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
Aziz, Alimul H, 2012. Pengatar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika.
Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokterran ECG.
Si Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik Keperawatan
Profesional di Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktik
keperawatan. New York: Macmillan.
H. Zaidin Ali, 2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya
Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG.

18

Anda mungkin juga menyukai