MAKALAH
Oleh
Dosen Pengampu
Idal, M. Pd.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
iii
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus
dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian
perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan
mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan
dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara
lain degan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan.
Dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan
kebutuhan. Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang
spesifik, memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable
utama yang mempengaruhi situasi klien.
Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model
keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola
hidup dan aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami
keunikan pasien.
2. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa
asumsi yang melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care
yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model
konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya
dengan judul "Nursing Conceps of Practice Self Care".
Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi
keperawatan). Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikannya. Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan
prinsip kesetimbangan fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan
Henderson dengan seorang ahli fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri
kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi
fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik
1
dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai
aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses
meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat
ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu.
Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model
keperawatan yang dikenal dengan “The Actifities of Living”. Model tersebut
menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam
meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya
secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi, perawat tetap
menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori keperawatan menurut Orem?
2. Bagaimana teori keperawatan menurut Handerson?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu teori keperawatan menurut Orem.
2. Untuk mengetahui apa itu teori keperawatan menurut Handerson.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian Keperawatan
Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah : "Suatu
3
pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's,
1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-
kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu
sendiri, kecuali bila tidak mampu.
4
b. Self Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang
menggambarkan kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan
keperawatan pada saat perawatan yang dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus
ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam
melakukan self care yang efektif.
Teori self care deficit diterapkan bila :
1. Anak belum dewasa
2. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
3. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang
akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan
kebutuhan.
c. Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat
dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan /
direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk
menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
1. The Wholly compensatory system
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak
mampu mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap
rangsangan.
2. The Partly compensantory system
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami
keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.
3. The supportive - Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya
untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
4. Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui
lima metode bantuan yang meliputi :
a) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
5
b) Mengajarkan klien
c) Mengarahkan klien
d) Mensupport klien
e) Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.
d. Keyakinan dan nilai - nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
1. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau
trauma atu koping dan efeknya.
2. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care
yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural
fungsi dan perkembangan.
3. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat
dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi
dan perkembangan.
e. Tiga kategori self care
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang
disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :
1. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada
setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses
kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal
requisite yang dimaksudkan adalah :
a) Pemeliaharaan kecukupan intake udara
b) Pemeliharaan kecukupan intake cairan
c) Pemeliaharaan kecukupan makanan
d) Pemeliaharaan keseimabnagn antara aktifitas dan istirahat
e) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan
kesejahteraan manusia
f) Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi.
6
g) Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan
keinginan seseorang untuk menjadi normal.
2. Developmental self care requisite : terjadi berhubungn dengan tingkat
perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang
berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
3. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat
dan merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau
ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.
f. Tujuan
Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :
1. Meurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya,
ini berarti menghilangkan self care deficit.
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care.
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan
asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care
deficit apapun dihilangkan. Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara
langsung dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam
praktek keperawatankeluarga / komunitas adalah :
1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara
terapeutik
2. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalamigangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's
yang diterapkanpada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah :
1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga
2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
3. Aspek procedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi
7
4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang
dilakukan dirumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
8
Controlling)
Pengaturan system keperawatan dihasilkan ketika berinteraksi dengan
pasien secara terus menerus untuk mencapai kemampuan terapi perawatan diri
yang telah ditentukan dan mengatur kemampuan untuk mengembangkan
perawatan diri. Di tahapini, tindakan perawat adalah menghasilkan dan mengatur
system keperawatan. (Orem, 1991)
9
mencampai tujuannya, tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson 1955
bekerja secara bebas dengan pekerja pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan
Alligood, 2006), membantu klien mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar
belakang untuk praktik menurut Henderson yaitu perawat membantu klien
melaksanakan empat belas dasar kebutuhan Henderson, 1966.
10
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga
adalah satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang
sebagai unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan
keseimbangan fisiologis dan emosional.
b. Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal
dan kondisi yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
c. Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan
dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan dan
berbagai tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk memuaskan
kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit
adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan
bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian.
d. Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia
sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari
keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali
kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson untuk
meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien jika ia
tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar
asuhan keperawatan sebelum Henderson menjelaskannya lebih lanjut.
11
1) Bernapas secara normal.
2) Makan dan minum dengan cukup.
3) Membuang kotoran tubuh.
4) Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5) Tidur dan istirahat.
6) Memilih pakaian yang sesuai.
7) Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian
dan mengubah lingkungan.
8) Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
9) Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan,
rasa takut, atau pendapat.
11) Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12) Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13) Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14) Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan
yang tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manudia di atas dapat di klarifikasikan
menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis,
sosiologis, dan spiritual.
b. Keperawatan.
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik
dalamkeadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat
mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan
kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya,
perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.
c. Kesehatan.
Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi
bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati
penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling
12
ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila
mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
d. Lingkungan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek
lingkungan.
1) Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi
sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
2) Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
3) Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
4) Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar
dalam memberikan resep.
5) Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran
tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
6) Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat
dan klien. Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga
tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat
mandiri.
1) Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
2) Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3) Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
5. Hubungan perawat-pasien-dokter
a. Hubungan Perawat Pasien
Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali :
1) Perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien.
2) Perawat sebagai helper (penolong).
3) Perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien.
Pada saat-saat penyakitnya gawat, perawat kelihatan seperti pengganti apa-
apa yang pasien kekurangan untuk membuatnya menjadi lengkap, utuh, atau
bebas karena berkurangnya kekuatan fisik, kemauan atau pengatahuan. Selama
13
kondisi pemulihan (convalescence), perawat membantu pasien meraihatau
mendapatkan kembali kemandiriannya. Henderson menyatakan kemandirian
adalah yang relatif.
b. Hubungan Perawat Dokter
Henderson menuntut tugas unik yang di miliki perawat dari para dokter.
Rencana perawatan, yang di rumuskan oleh perawt dan pasien bersama-sama,
harus di jalankan dengan suatu cara untuk mengusulkan rencana pengobatan yang
di tentukan dokter.
14
disusun dalam rencana perawatan guna memelihara kesehatan individu,
memulihkannya dari kondisi sakit, atau membantunya meninggal dalam damai.
Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip
fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional, dan kemampuan
intelektual serta fisik individu. Tarakhir, perawat mengevaluasi pencapaian
kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana
disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat harus memahami
apa yang harus dilakukan secara tepat dan akurat sehingga klien dapat
memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan dengan
pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang sesuai dengan karakteristik
klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan . Model konsep atau
teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa semua manusia mempunyai
kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk memperolehya
sendiri kecuali jika tidak mampu.
Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi
merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat
menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan. Untuk dapat menerapkan model
konsep atau teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan
yang mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan
tehnikal dan sikap yang therapeutik.
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam
definisinya tentang teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan
keperawatan dasar, tidak rumit dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat digunakan
sebagai panduan untuk praktik keperawatan oleh sebagian besar perawat tanpa
kesulitan. Banyak idenya disajikan dan digunakan di seluruh dunia baik di negara
maju maupun negara berkembang untuk memandu kurikulum keperawatan dan
praktek. Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk publikasi ICN, yang pada 1972
berada di cetakan ketujuh.
Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep keperawatan
Henderson, itu adalah penggabungan teori. Sebagai contoh, akan menarik untuk
melihat bagaimana holisme atau teori sistem umum menjelaskan hubungan antara
komponen asuhan keperawatan dasar. Konfirmasi dari ada tidaknya daftar
16
komponen yang diprioritaskan diperlukan untuk memperjelas apa yang perawat
harus dilakukan jika masalah yang diajukan adalah selain fisik.
Mengingat waktu di mana Henderoson dipublikasikan kepada definisi
keperawatan, ia pantas banyak mendapat pujian sebagai pemimpin dalam
pengembangan praktik keperawatan, pendidikan, dan, lisensi. Karyanya harus
dianggap sebagai awal dan dorongan bagi perawat mengejar gelar akademis
tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik keperawatan dan untuk
mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan pasien.
B. Saran
Mahasiswa diharapkan lebih menambah pengetahuan tentang sejarah-
sejarah keperawatan agar dapat mengetahui secara Luas tentang Keperawatan
sehingga dapat mambantu dalam proses pembelajaran dan tindakan-tindakan yang
akan kita lakukan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, Ns. S. Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
Aziz, Alimul H, 2012. Pengatar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika.
Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokterran ECG.
Si Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik Keperawatan
Profesional di Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktik
keperawatan. New York: Macmillan.
H. Zaidin Ali, 2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya
Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
18