Anda di halaman 1dari 30

SAINS KEPERAWATAN

Pengembangan Empiris tentang Model Konseptual dan Teori Keperawatan


Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori Orem

Dosen Pengampu :
Dr. Deswita, M. Kep Sp.Kep.An

Disusun Oleh :

Ns. Tiara Kudri, S. Kep (2221312014)


Ns. Asmar Nurhasan, S. Kep (2221312043)
Ns. Eni Komalasari, S. Kep (2221312021)
Ns. Gian Dwi Putra, S. Kep (2221312007)
Ns. Novesra Delvia, S. Kep (2221312022)
Ns. Amelia, S. Kep (2221312011)
Ns. Angelia, S. Kep (2221312017)
Ns. Zulhafni, S. Kep (2221312038)

PROGRAM STUDI PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, karena penulis telah diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Sains Keperawatan tentang Pengembangan Empiris
tentang Model Konseptual dan Teori Keperawatan
Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Deswita,
M.Kep. Sp.Kep An Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Sains Keperawatan yang
telah memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Serta teman-teman yang
telah mendukung sehingga terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik, pengarahan
serta saran yang membangun demi penyempurnaan makalah kami kedepannya. Harapan
penulis semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Atas semua perhatian pembaca, kami
ucapkan terimakasih.

Padang, Desember 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................3
A. Konsep Self Care..............................................................................................................3
B. Paradigma Keperawatan Ditinjau dari Konseptual Model................................................9
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................12
A. Pertanyaan Klinis...........................................................................................................12
B. Sumber Penelusuran dan Kata Kunci.............................................................................13
C. Model Konseptual Dan Teori Keperawatan Secara Empiris...........................................14
BAB III ANALISIS JURNAL...................................................................................................15
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................26
A. Kesimpulan....................................................................................................................26
B. Saran...............................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................27

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasi harus dilandasi


oleh dasar keilmuwan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian, perawat harus
mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena
respon manusia. Banyak bentuk pengetahuan dan keterampilan berfikir kritis harus
dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model
keperawatan dalam proses keperawatan dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan. Dalam teori keperawatan bila kita
perhatikan, kesemua teori tersebut akan berorientasi pada satu bidang cakupan
dalam keperawatan, misalkan Nightingale menyoroti maslah lingkungan, Handerson
lebih pada pemenuhan kebutuhan dasarnya. Selain itu ada juga teori yang
berorientasi pada optimalisasi peran klien dalam proses penyembuhannya. Semua
teori tersebut bersinergi dalam membentuk suatu sistem yang holistik dengan
penjelasan masalah yang detail, sehingga mampu memberikan konstribusi dalam
pengarahan asuhan.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care
yang diperkenalkan oleh Dorothea E.Orem. Orem mengembangkan model konsep
keperawatan pada tahun 1971 dia mempublikasikannya dengan judul Nursing
Conceps of Practise Self Care. Model ini berfokus pada individu kemudian edisi
kedua tahun 1980 dikembangkan oleh multiperson’s units (keluarga, kelompok dan
komunitas) dan pada edisi ketiga lanjut dari tiga hubungan konstruksi teori yang
meliputi : teori self care, teori self care defisit dan teori nursing system.
Dalam pandangan Orem, setiap orang mempunyai kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri. Tetapi pada situasi tertentu kemampuan
itu tidak bisa tampil, teori Orem akan menjelaskan bahwa, kebutuhan manusia
apapun kondisinya adalah sama, tergantung bagaimana individu memenuhi
kebutuhan itu. Bila kebutuhannya terpenuhi dengan baik maka tidak akan
ditemukan masalah. Beberapa dengan orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
makan akan mengalami defisit. Peran perawat dalam teori sebagai agen yang mampu
membuat klien dalam mengembalikan perannya sebagai self care agency. Teori ini
mampu memberi bentuk asuhan yang harus diberikan pada klien pada keadaan
tertentu. Antara klien dan perawat harus memiliki pemahaman tentang pandangan self
care.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengkritisi model konseptual dan teori keperawatan secara empiris
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis teori keperawatan orem yang terdapat di dalam jurnal
b. Menjelaskan perkembangan empiris teori Orem saat ini melalui jurnal terkait
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Self Care

1. Definisi Self Care

Setiap manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan dalam memenuhi


perawatan dirinya dan berhak melakukan perawatan diri secara mandiri apabila
mampu melakukannya sendiri. Self care menurut Orem (2001) adalah aktivitas
individu yang bertujuan memenuhi kebutuhan keberlangsungan hidupnya,
mempertahankan kesehatan serta menyejahterahkan individu sendiri baik dalam
keadaan sehat maupun sakit. Dorothea E. Orem merupakan pengemuka gagasan
teori keperawatan self-care pada tahun 1971 dan dikenal dengan self-care deficit
nursing theory (SCDNT) (DeLaune & Ladner, 2002).

Teori ini menjadi model keperawatan pertama yang dikembangkan.


Berdasarkan teori model Orem terdiri dari 3 perpektif teoritis berikut ini: Teori
perawatan diri (self care theory), Teori defisit perawatan diri (deficit self care
theory) dan Teori sistem keperawatan (nursing system theory) (Tomey and
Alligood, 2006).

a. Teori perawatan diri (self care theory):menggambarkan aktivitas individu


yang melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dalam merawat diri
dengan tujuan mempertahankan hidup, menjaga kesehatan dan
menyejahterahkan diri. Secara singkat perawatan diri menjadikan diri
sebagai perilaku konkret. Perawatan diri secara umum dilakukan oleh
orang dewasa, sedangkan apabila sakit/tidak mampu dapat dibantu oleh
orang lain (Alligood and Tomey, 2006).
b. Teori Defisit perawatan diri (deficit self care theory) : Defisit perawatan
diri muncul saat hubungan antara efek perawatan diri dan
persyaratan/kebutuhan teraupetik tidak memadai, tidak seimbang dan
kebutuhan pasien tidak terpenuhi. Menggambarkan keadaan individu
dalam membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan perawatan diri
(Alligood and Tomey, 2006).

c. Teori sistem keperawatan (nursing system theory): menggambarkan dan


menjelaskan hubungan interpersonal yang harus dilakukan dan
dipertahankan oleh seorang perawat agar dapat melakukan sesuatu secara
produktif (Alligood and Tomey, 2006).

Ketiga teori SCDNT Orem dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu;
self care, self care agency, kebutuhan self care therapeutik, self care deficit,
nursing agency, dan nursing system, serta satu konsep perifer yaitu basic
conditioning factor (faktor kondisi dasar).

Adapun penjelasan terhadap ketiga teori tersebut diantaranya :


1. Teori Perawatan Diri (self care theory)
Teori Perawatan diri (self care theory) berdasarkan Orem terdiri dari :
a. Perawatan diri adalah aktivitas yang dilakukan setiap hari oleh individu
dalam memenuhi kebutuhannya untuk mempertahankan hidup, menjaga
kesehatan dan menyejahterahkan diri. Pada seseorang yang mengalami
kesulitan memenuhi kebutuhan perawatan diri, maka memerlukan bantuan
orang lain untuk membantu memenuhinya.
b. Kemampuan perawatan diri (self care agency) adalah kemampuan
kompleks dimiliki oleh individu atau orang-orang dewasa (matur) untuk
terlibat melakukan tindakan memenuhi kebutuhan hidupnya dalam
mencapai suatu tujuan. Kemampuan perawatan diri mengacu pada
kekuatan atau kemampuan untuk terlibat dalam tindakan pemenuhan
kebutuhan perawatan diri (self care). Kemampuan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
usia, tingkat perkembangan, sosiokultural, kesehatan.
Berbagai penelitian tentang kemampuan perawatan diri (self-care agency)
dilakukan oleh para ahli keperawatan dengan menggunakan berbagai
instrumen. Beberapa diantaranya adalah Appraisal of Self-Care Agency
(ASA) Scale, Self-as-Carer Inventory (SCI), Denyes Self-Care Agency
Instrument (DSCAI) (Alligood & Tomey, 2006), The Exercise of Self-
Care Agency (ESCA), The Perception of Self-Care Agency Questionnaire,
The Appraisal of Self-Care Agency Scale (ASA-S), dan The Mental Health
Self-Care Agency Scale (MH-SCA) (Sousa, Zauszniewski, Zeller, &
Neese, 2008; Taylor & Renpenning, 2011). Denyes Self-Care Agency
Instrument (DSCAI) dirancang untuk individu agar dapat mengukur
kekuatan (ego, penilaian kesehatan, pengetahuan kesehatan, perasaan dan
perhatian) serta keterbatasan yang dimiliki sehingga mampu mengambil
keputusan tentang hal yang harus dilakukan untuk memenuhi self care-nya
(Waltz, Strickland, & Lenz, 2010).
c. Kebutuhan perawatan diri terapeutik (therapeutic self care demands)
adalah tindakan perawatan diri secara total yang dilakukan dalam jangka
waktu tertentu untuk memenuhi seluruh kebutuhan perawatan diri individu
melalui cara-cara tertentu seperti, pengaturan nilai-nilai terkait dengan
keadekuatan pemenuhan udara, cairan serta pemenuhan elemen-elemen
aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (upaya
promosi, pencegahan, pemeliharaan dan penyediaan kebutuhan).

Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care
requisite. Orem mengidentifikasikan tiga kategori self care requisite (Muhlisin,
2010):
a. Universal meliputi; udara, air makanan dan eliminasi, aktifitas dan istirahat,
solitude dan interaksi sosial, pencegahan kerusakan hidup, kesejahteraan dan
peningkatan fungsi manusia (Muhlisin, 2010).
b. Developmental, lebih khusus dari universal dihubungkan dengan kondisi
yang meningkatkan proses pengembangan siklus kehidupan seperti;
pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh dan kehilangan rambut (Muhlisin,
2010).
c. Perubahan kesehatan (Health Deviation) berhubungan dengan akibat
terjadinya perubahan struktur normal dan kerusakan integritas individu untuk
melakukan self care akibat suatu penyakit atau injuri (Muhlisin, 2010).

2. Teori Self Care Deficit


Merupakan hal utama dari teori general keperawatan menurut Orem. Dalam
teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada kasus
ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care
secara efektif. Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang
atau tidak dapat terpenuhi atau adanya ketergantungan. Adapun kerangka
konseptual Orem sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka konseptual self care deficit menurut orem’s


untuk keperawatan. H = hubungan, < = hubungan dengan gangguan, saat
ini atau yang akan datang. (Orem, 2001)

Penjelasan gambar tersebut sebagai berikut :


Perawatan diri adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri.
Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan apabila seseorang jatuh
pada kondisi sakit, kondisi yang melelahkan (stres fisik dan psikologik) atau
mengalami kecacatan. Defisit perawatan diri terjadi bila agen keperawatan atau
orang yang memberikan perawatan diri baik pada diri sendiri atau orang lain tidak
dapat memenuhi kebutuhan perawatan dirinya.
Seorang perawat dalam melakukan kegiatan ini harus mempunyai
pengetahuan tentang asuhan keperawatan sehingga dapat mengambil keputusan
yang tepat bagi klien.
Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam
membantu self care:
1) Tindakan atau lakukan untuk orang lain.
2) Memberikan petunjuk dan pengarahan.
3) Memberikan dukungan fisik dan psikologis.
4) Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan
personal.
5) Pendidikan.

Orem (2001) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu:


1) Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat klien dengan
individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi
perencanaan keperawatan.
2) Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui
keperawatan.
3) Bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan
kebutuhan untuk kontak dan dibantu perawat.
4) Menjelaskan, memberikan dan melindungi klien secara langsung
dalam bentuk keperawatan.
5) Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan
kehidupan sehari- hari klien, atau perawatan kesehatan lain jika
dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasional yang dibutuhkan
atau yang akan diterima.

Faktor – faktor yang berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri (self
care) basic conditioning factor berdasarkan Orem (2001) yaitu :
1) Usia
Usia merupakan faktor penting dalam mempengaruhi self care. Usia yang
terus bertambah cenderung memiliki hubungan keterbatasan maupun
kerusakan fungsi tubuh lansia. Sehingga memunculkan bertambahnya
kebutuhan pemenuhan perawatan diri (self care) secara efektif pada usia
yang bertambah (Orem, 2001).

2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memiliki andil dalam mempengaruhi kemampuan perawatan
diri. Pada laki – laki cenderung melakukan penyimpangan kesehatan
terutama dalam pengontrolan diri terkait dengan berat badan dan gaya hidup
kurang sehat seperti merokok. Wanita lebih terjaga kesehatannya karena
jarang ditemui merokok (Orem, 2001).
3) Status Perkembangan
Menurut Orem (2001) status perkembangan meliputi tingkat fisik,
seseorang, fugsional, perkembangan kognitif dan tingkat psikososial.
Individu dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri (self care) juga di
pengaruhi oleh tahap perkembangan. Perawat harus mempertimbangkan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien, karena di sepanjang
kehidupan akan berubah kognitif dan perilaku seseorang.
4) Status Kesehatan
Status kesehatan sangat penting mempengaruhi lansia dalam memenuhi
kebutuhan perawatan diri yang berhubungan dengan diagnosis medis,
gambaran kondisi klien serta kompliksi. Status kesehatan menurut orem
antara lain status kesehatan saat ini, status kesehatan dahulu serta presepsi
individu terkait kesehatannya (Orem, 2001).
5) Sosiokultural
Sistem yang saling berkaitan antara lingkungan sosial. Keyakinan spiritual
dan fungsi keluarga (Orem, 2001).
6) Sistem Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan memiliki andil peran dalam mempertahankan
kesehatan, megobati keluhan yang dialami lansia serta mediagnostik suatu
penyakit (Orem, 2001).
7) Sistem Keluarga
Sistem keluarga memiliki peran dan hubungan terkait memenuhi kebutuhan
lansia sesuai dengan peraturan, tipe dan budaya keluarga masing – masing
(Orem, 2001).

8) Pola Hidup
Pola hidup merupakan aktivitas yang sering silakukan individu secara
berulang – ulang setiap hari (Orem, 2001).
9) Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat individu dalam melakukan aktivitas
pemenuhan kebutuhan dirinya baik lingkungan rumah maupun yang
bertempat di panti werdha (Orem, 2001).
10) Ketersediaan Sumber
Ketersediaan sumber terkait dengan ekonomi, personal, kemampuan dan
waktu dalam memdukung perawatan atau proses penyembuhan klien.

B. Paradigma Keperawatan Ditinjau dari Konseptual Model


1. Manusia
Orem mengemukakan pandangannya tentang manusia dalam kaitannya dengan
teori self care, sebagai berikut:
a) Individu sebagai kesatuan unit yang menjalankan fungsi biologis, simbolik
dan sosial dengan melakukan aktifitas self care untuk mempertahankan
kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan.
b) Setiap individu memerlukan self care dan mempunyai hak untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri selama masih mungkin dan pada dasarnya kebutuhan
self care merupakan tanggung jawab individu untuk memenuhinya.
c) Pada keadaan normal dan maturitas yang cukup individu bertindak sebagai
agen self care untuk dirinya. Pada bayi, orang tua bertindak sebagai agen
self care dan pada individu yang sakit atau cacat, maka keluarga dan
perawat menjadi agen self care bagi mereka.
d) Individu mempunyai kemampuan untuk berkembang dan belajar dalam
memenuhi kebutuhan self care-nya. Hal ini dipengaruhi oleh usia
(kematangan) kapasitas mental, sosial, budaya masyarakat dan status emosi
individu.
e) Manusia berbeda dari makhluk lainnya dalam kapasitasnya untuk
merefleksikan dirinya dan lingkungannya, mampu mensimbolisasi apa yang
mereka alami, menggunakan kreasi simbol (ide, kata – kata) dalam berfikir
dan berkomunikasi, membimbing untuk melakukan sesuatu dan
membuatnya berguna untuk dirinya atau orang lain.

2. Lingkungan
Pandangan Orem berkaitan dengan lingkungan, yaitu: Lingkungan merupakan
segala sesuatu yang berada di sekitar pasien yang menpengaruhi dan berinteraksi
dengan individu. Lingkungan menurut Orem terdiri dari lingkungan fisik, kimia,
biologi dan sosial yang dapat mempengaruhi individu memenuhi kebutuhan self
care-nya secara optimal.
Disamping lingkungan fisik, kimia, biologi dan sosial Orem mengemukan juga
bahwa terdapat lingkungan positif dan lingkungan negatif. Lingkungan posistif
menurutnya, adalah lingkungan yang dapat menunjang individu memenuhi
kebutuhan self care-nya dan lingkungan negatif adalah lingkungan yang
menghambat pemenuhan kebutuhan self care-nya.

3. Sehat atau Kesehatan


Orem mengemukakan pandangan bahwa sehat merupakan suatu keadaan yang
ditandai dengan perkembangan struktur tubuh dan fungsi mental secara
terintegrasi dan menyeluruh termasuk aspek fisik, psikologis, interpersonal dan
sosial. Status kesehatan ditunjukan melalui kemampuan individu mencegah
terjadinya sakit dan mempertahankan serta meningkatkan status kesehatan,
mengobati penyakit dan mencegah komplikasi.
Orem juga memandang bahwa sehat merupakan tanggung jawab individu untuk
mencapainnya, bila individu dapat memenuhi kebutuhan self care-nya secara
baik dan optimal maka individu tersebut dapat dikatakan sehat. Sehat merupakan
hasil dari pengalaman individu menghadapi dan mengatasi stimulus yang timbul
seperti tuntutan kebutuhan, dorongan dan keinginan.

Dikatakan bahwa kesejahteraan merupakan simbul kesehatan yang ditandai


dengan keberhasilan individu mengembangkan diri dan memanfaatkan sumber
daya yang ada yang dimanifestasikan melalui kemampuan menunjukkan
eksistensinya serta dipengaruhi oleh persepsinya.

4. Keperawatan
Keperawatan menurut Orem adalah kelompok sosial yang memberikan
pelayanan kepada orang yang membutuhkan, seperti orang sakit, kelemahan,
lansia atau kecacatan. Keperawatan merupakan jenis pelayanan spesifik yang
didasari oleh dua nilai yaitu sosial (kerelaan menolong sesama manusia). Dan
keharusan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai kebutuhan.
Keperawatan merupakan rangkaian aktifitas yang bersifat therapeutik didasari
oleh teori keperawatan. Sistem keperawatan diartikan sebagai produk atau hasil
dari aktifitas perawat sebagai agent self care pasien serta memenuhi kebutuhan
self care secara therapeutik. Didalam sistem keperawatan, perawat memberi
gambaran, merancang dan memfasilitasi kebutuhan self care pasien dan mencari
cara bentuk terapeutik perawat sehingga dapat mengeliminir self care deficit dari
pasien. Telah disampaikan diatas terdapat tiga kategori sistem keperawatan yang
mendasari perawat untuk memberikan bantuan, yaitu: total, partial dan supportif.
Sedangkan tujuan keperawatan menurut Orem, adalah sebagai berikut:
a) Mempertahankan kebutuhan self care sesuai kemampuan klien dan
meminimalkan dari self care deficit.
b) Meningkatkan kemampuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan self care.
c) Membantu orang lain untuk memberikan bantuan self care jika pasien tidak
mampu.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pertanyaan Klinis

Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis uraikan diatas maka dapat
dirumuskan masalah dalam pertanyaan klinis “ Pengaruh Penerapan Model
Keperawatan Orem tentang Perawatan Diri (Self Care) terhadap peningkatan
kualitas hidup pada pasien Lanjut usia dengan Fraktur Tulang Pinggul”
Untuk lebih jelasnya akan digambarkan dalam bentuk PICO seperti pada
table dibawah ini:

Tabel 2.1
Analisis PICO

Unsur PICO
Analisis Kata Kunci
(Terapi)

Elderly Patients,
P Klien dengan Post Hip Fractures
Hip Fractures

Program Perawatan Diri Berdasarkan Model


Orem’s Model
I Orem tentang Perilaku Perawatan Diri dan
Based Self Care
Kualitas Hidup

C Pendidikan kesehatan Education

Meningkatkan perilaku perawatan diri dan


O Self Care
kualitas hidup

B. Sumber Penelusuran dan Kata Kunci

Penelusuran jurnal yang yang berhubungan dengan penerapan intervensi Self


Care pada pasien Lanjut usia dengan patah tulang pinggul menggunakan
internet online data base yaitu:

1. http://www.pubmed.com

2. http://www.ebsco.com

3. http://www.sciencedirect.com

4. http://www.scopus.com

5. http://www.jstor.org
C. Model Konseptual Dan Teori Keperawatan Secara Empiris
Teori keperawatan diklasifikasikan berdasarkan kompleksitas dan tingkat
keabstrakan. Teori Self-Care Deficit Orem termasuk kedalam Grand theory (Mc
Ewen & Wills, 2011). Dorothea Orem mengembangkan defenisi keperawatan
yang menekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri, dikenal
dengan model perawatan diri (Self-Care Model) Orem.
BAB III
ANALISIS JURNAL

Penulis, Tahun
Judul Metodologi
NO dan Nama Hasil Penelitian Kesimpulan
Penelitian Penelitian
Jurnal

1 Orem’s Self- Penulis : Metode uji klinis 1. Defisit perawatan diri Intervensi
Care Model pada kelompok keperawatan dengan
with Multiple Ardashir Tekhnik sampling intervensi, 4 (12,5%) model perawatan di
Sclerosis convicience dari peserta
Afrasiabifar, Orem telah mampu
Patients’ sampling membutuhkan sistem
Balance and PhD, Zahra keperawatan meningkatkan
Motor Function Mehri, MSc, N=63 Orang kompensasi parsial keseimbangan dan
Hamid Reza KI=32 Orang dan 28 (87,5%) dari fungsi motorik pada
Ghaffarian KK=31 Orang mereka membutuhkan penderita Multiple
Shirazi, PhD sistem keperawatan Slerosis. Mengingat
Kriteria Inklusi : suportif-edukatif. mayoritas peserta
• Diagnosis MS 2. Pada kelompok
Tahun: 2020 menyambut baik
oleh ahli saraf kontrol, 5 (16,13%)
• Sedang dalam berada di  sistem intervensi
Journal Of perawatan dan keperawatan keperawatan
Nursing Science memiliki kompensasi parsial menggunakan model
Quarterly rekam medis dan 26 (83,87%) dari perawatan diri Orem,
Volume 33 46- di salah satu mereka berada dalam   model ini dapat
54 pusat medis sistem keperawatan dipertimbangkan
yang suportif-edukatif
dalam pengaturan
berafiliasi 3. Peningkatan
DOI:10./177/08 dengan Yasuj (perbaikan) rata-rata klinis karena dapat
943/84/988/792 University of skor keseimbangan diterapakan sebagai
Medical setelah intervensi model perawatan diri
Sciences keperawatan untuk meningkatkan
• Tidak adanya menggunakan model kualitas hidup
gangguan perawatan diri Orem
psikologis, 4. Tidak ada perubahan
skor 0–20 signifikan yang
pada Berg diamati pada skor
Balance Scale rata-rata
(BBS) keseimbangan pada
(keseimbanga peserta kelompok
n ringan) dan control
skor 4-5 5. Fungsi motorik
(risiko jatuh partisipan pada
tinggi dan kelompok intervensi
ekstrem) pada meningkat pasca
tes Get Up intervensi. Namun,
and Go tidak ada perubahan
(GUG) fungsi motorik yang
dilaporkan pada
Kriteria eksklusi : kelompok kontrol
• Skor  21-56
(keseimbang
an sedang
dan tinggi)
pada BBS
dan skor 1-3
(tanpa risiko
jatuh, risiko
rendah dan
sedang
jatuh) pada
GUG
2 Self-care of Raul de Paiva Metode : Penelitian deskriptif telah Sebagian besar
elderly people Santos, Silvana Integrative Review membuktikan bahwa penelitian
with ostomy by Maria Coelho dengan desain ostomi bukan hanya menggunakan
colorectal deskriptif mempengaruhi dimensi pendekatan
Leite Fava,
cancer biologis, tapi juga citra deskriptif atau
Eliza Maria Data awal : tubuh. Namun lebih dari kualitatif.
Rezende Dazio • Database itu semua dampak yang Menekankan
searching lebih penting dalah pentingnya
Tahun 2019 n=533 dampak sosial dan penelitian baru
• Data sumber psikologis karena dengan desain
Journal Of lain n=3 penyesuaian dengan klinis dan
kondisi baru. Oleh sebab eksperimental atau
Coloproctology
Duplikat Dihapus itu komunikasi dengan kuasi-eksperimental
n=464 pasien ostomi harus acak, serta meta-
jelasdan objektif. Utuk analisis, ruang
Rekaman di saring pemahaman yang lebih lingkup atau
((judul &bacaan baik dan efektif. tinjauan sistematis.
abstrak) n=464 Karenanya asuhan Untuk lebih
keperawatan pada pasien memahami, secara
Artikel Teks sudah harus di mulai mendalam, tema
lengkap untuk sebelum operasi. multifaset
kelayakan n=55 perawatan diri
lansia dengan
Studi disertakan ostomi oleh kanker
insentesis kualitatif kolorektal.
n=13

Catatan
dikecualikan = 409

N= 42

Bukti dianalisis,
dari setiap
penelitian,
berdasarkan,
klasifikasi Melnyk
dan Fineout-
Overholt,ada tujuh
tingkat kualitas
Eviden base yaitu
bukti dari meta-
analisis dari
beberapa uji
klinis, studi
individu dengan
desain
eksperimental,
studi kuasi-
eksperimental,
penelitian
deskriptif atau
kualitatif, tinjauan
sistematis studi
kualitatif atau
deskriptif,pengalam
an atau laporan
kasus dan pendapat
ahli.
3 Implementasi Andi kurniawan, Single Case Study 1. Terdapat perbaikan Asuhan keperawatan
Teori Selfcare I Made Kariasa dalam hemodinamik dengan konsep self
Orem Dan Tempat : Ruang pasien, fungsi paru care orem dapat
Positioning Pada rawat intensive pasien dalam hasil diterapkan dalam
Tahun 2022
Pasien Edema (ICU) salah satu AGD dan setting mengatasi
Paru Dengan rumah sakit ventilator pasien pemenuhan
Ventilator Jurnal pemerintah tipe B setelah dilakukan kebutuhan perawatan
Mekanik Endurance : di Purwokerto evaluasi keperawatan pasien dengan
Kajian Ilmiah berdasarkan NOC kategori wholly
Problema Waktu : 13 hari yang telah disusun. compensatory
Kesehatan 2. Status kardio nursing system,
Pengumpulan respiratori pada partially
Volume 7 (2)
Data : Wawancara, hemodinamik pasien compensatory
observasi, yang stabil, RSBI nursing system, dan
pemeriksaan fisik, dalam batas normal, supportive educative.
dan studi dokumen. kesadaran pasien dan Salah satu bentuk
GCS serta tidak ada implementasi yang
suara nafas tambahan dilakukan adalah
Langkah-Langkah : dan ketergantungan pengaturan posisi
• Inform Consent terhadap penggunaan pasien. Selain hal
terhadap alat bantu nafas yang tersebut merupakan
keluarga / wali minimal merupakan tindakan mandiri
pasien terkait beberapa indikator keperawatan hal
maksud dan keberhasilan tersebut juga dapat
tujuan tindakan membaiknya fungsi memberikan manfaat
yang akan paru pada pasien yang lebih pada
dilakukan. tersebut pasien dalam
• Dilakukan mengatasi masalah
pengkajian keperawatan yang
Universal Self dialami pasien
Care selama tidak ada
Requisites, kontraindikasi dalam
Developmental pelaksanaanya.
Self Care
Requisites,
Health
deviation Self
Care Requisites
4 Correlates of Jong-Eun Lee a, Desain : Desain 1. Faktor pribadi Self-efficacy
self-care Hae-Ra Han a, potong lintang berkontribusi pengendalian
behaviors for Heejung Song b, deskriptif. signifikan terhadap hipertensi muncul
managing Jiyun Kim a, model penjelas, sebagai faktor yang
hypertension Kim B. Kim c, N=445 setengah sedangkan dukungan paling signifikan
among Korean Jai P. Ryu d, baya (40-64 tahun) sosial tidak banyak berkontribusi
Americans: A Miyong T. Kim Korea. Orang berpengaruh terhadap perawatan
questionnaire Amerika dengan 2. Pemeriksaan individu diri hipertensi.
survey Tahun : 2010 hipertensi (TD koefisien regresi Program intervensi
sistolik 140 menunjukkan bahwa masa depan harus
International dan/atau tekanan orang Korea Amerika fokus pada
Journal of darah diastolik 90 yang lebih tua, yang meningkatkan
Nursing Studies mmHg atau minum memiliki durasi efikasi diri control
obat antihipertensi). hipertensi, dan yang hipertensi sebagai
Metode: Dipandu memiliki efikasi diri faktor pribadi yang
oleh Teori Kognitif kontrol hipertensi dapat dimodifikasi.
Sosial, berbagai yang lebih tinggi
pribadi (usia, jenis cenderung memiliki
kelamin, skor perawatan diri
perkawinan status, yang lebih tinggi.
status pekerjaan,
tahun di AS, durasi
hipertensi,
pengetahuan,
keyakinan
hipertensi, dan
efikasi diri kontrol
hipertensi) dan
faktor lingkungan
(dukungan sosial)
diperiksa dalam
kaitannya dengan
perawatan diri
hipertensi
perilaku, termasuk
minum obat,
olahraga, diet, dan
pengendalian berat
badan.
5 Application of Irma Hermalia, Kuantitatif Hasil menunjukkan bahwa Pasien nefropati
Orem Self-Care Krisna Yetti, deskriptif denganpenerapan teori model diabetik mengalami
Nursing Model Masfuri, Welas pendekatan studi
keperawatan self care berbagai masalah
Theory in kasus. Kasus yangOrem dapat meningkatkan dalam pemenuhan
Riyanto
Diabetic dipilih adalah
kemampuan pasien dan perawatan diri.
Nephropathy pasien dengan
keluarga dalam Apabila tidak
Patients: A Case Tahun 2020 nefropati diabetik.
melakukan perawatan diri. tertangani maka akan
Study Setelah diberikan asuhan menimbulkan
Jurnal Riset Tekhnik keperawatan pasien dan masalah dalam
Kesehatan pengumpulan keluarga menunjukkan ketregantungan
Poltekkes data :wawancara, kemampuan dalam pasien. Hal ini harus
observasi, mengontrol asupan cairan, diatasi dengan tepat
Depkes
pemeriksaan manajemen gula darah, agar pasien mampu
Bandung Vol fisik,studi dokumen dan melakukan aktivitas melakukan
12 No 2 sehari-hari dengan perawatan secara
Cara pengambilan bantuan minimal. Asuhan mandiri. Asuhan
data: keperawatan dengan teori keperawatan dengan
Mengkaji universal model self care yang teori self care dapat
Self Care efektif akan membentuk diaplikasikan untuk
Requisites, kemampuan pasien dan mengatasi masalah
mengkaji hasil keluarga dalam pasien dalam
lab,mengkaji health melakukan perawatan diri melakukan
deviation self care dan meningkatkan kualitas perawatan diri dan
requisites dan skor hidup pasien dengan memandirikan
bathel index penyakit kronis pasien untuk
melakukan
perawatan diri.
Sehingga pasien
mampu melakukan
perawatan diri sesuai
dengan
kemampuannya.
6 Self-care Mastoreh-Sadat Metode deskriptif 1. Hasil regresi linier Berdasarkan temuan
behaviors in Ghoreishi, Quasi experimental menunjukkan bahwa penelitian ini ,
patients vwith Mohammad konstruk model adaptasi emosional,
Random Sampling kognitif sosial dapat efikasi diri untuk
type 2 diabetes: Vahedian-
memprediksi 30% mengatasi hambatan
Education shahroodi, N=120 varians untuk perilaku dan regulasi diri
intervention Alireza Jafari,Pendidikan perawatan diri. Di merupakan
base on social Hadi Tehranid kesehatan antara konstruksi determinan penting
cognitive theory dilaksanakan dalam model kognitif sosial, dari perawatan diri
Tahun 2019 enam sesi selama kemampuan yang akan lebih
40 menit untuk beradaptasi efesien jika
kelompok emosional, self- intervensi
Diabetes &
eksperimen efficacy untuk pendidikan
Metabolic mengatasi hambatan dirancang dan
Syndrome: Responden dan regulasi diri dilaksanakan
Clinical diberikan kuesioner memiliki pengaruh
Research & manajemen diri yang signifikan
Reviews 13 diabetes standar terhadap prediksi
(2019) serta kuesioner perilaku perawatan
aktivitas perawatan diri
diri diabetes buatan 2. Hasil uji Mann-
sendiri Whitney
(berdasarkan teori menunjukkan bahwa
kognitif sosial) sebelum intervensi,
yang dilengkapi tidak ada perbedaan
dengan yang signifikan antara
menggunakan data kelompok intervensi
laporan diri. dan kontrol dalam
variabel
Kriteria inklusi demografi,IMT,
1. Menderita hemoglobin
diabetes tipe 2 A1C,pengetahuan,
berdasarkan hasil ekspektasi hasil, nilai
laboratorium yang hasil, efikasi diri
tersedia di catatan mengatasi
kesehatan di hambatan,lingkungan,
puskesmas observasi
2. menderita pembelajaran ,
diabetes setidaknya persepsi situasional,
sejak satu bulan pengaturan diri,
yang lalu. adaptasi emosional,
perawatan diri, diet,
Kriteria eksklusi olahraga, tes glukosa
meliputi: darah, minum pil
keengganan untuk diabetes atau suntikan
melanjutkan insulin, perawatan
kerjasama selama kaki, dan merokok
studi dan 3. Hasil uji-t
ketidakhadiran berpasangan
lebih dari dua sesi menunjukkan
kelas. perbedaan yang
signifikan antara
kedua kelompok
dalam perubahan skor
rata-rata perawatan
diri dibandingkan
dengan sebelum
intervensi (p <0,001).
Juga, perbedaan
perubahan yang
signifikan antara tiga
bulan setelah
intervensi dan
sebelum
7 The efect Tayebeh Random sampling 1. Rerata dan standar Penerapan model
of Orem-based Rakhshani, deviasi usia adalah perawatan diri Orem
self-care Siamak Najaf, N=110 30,06 ±14,51 pada menyebabkan
KI=50 kelompok control dan peningkatan
education Fakhry Javady,
KK=50 31,72 ±15,01 pada kemampuan
on improving Alireza Taghian kelompok hipertensi perawatan diri pasien
self-care ability dasht bozorg, • Kemampuan 2. Hasil Uji T anker yang
of patients Fatemeh perawatan diri independen menjalani
undergoing Mohammadkha pasien diukur menunjukkan bahwa kemoterapi.Oleh
chemotherapy: h and Ali Khani sebelum dan sebelumn intervensi karena itu,
a randomized Jeihooni sesudah pendidikan tidak ada direkomendasikan
intervensi (2 perbedaan signifikan agar model ini
clinical trial Rakhshani et al.
bulan) baik anatar kedua dimasukkan dalam
kelompok kelompok dalam hal program rutin
Tahun 2018 control maupun rerata perawatan diri. departemen
kelompok 3. Setelah interventasi kemoterapi.
BMC Cancer intervensi perbedaan yang
(2022) 22:770 • Intervensi signifikasi ditemukan
edukasi terdiri antara skor perawatan
dari lima sesi diri rata-rata dari
(60 menit) 1 kelompok eksperimen
sesi/minggu dan control
yang diadakan
sebagai edukasi
dan konseling
melalui
pelatihan
kelompok
• Untuk
mengumpulkan
data digumakan
dua kuesioner
(untuk menilai
dan
mengidentifikas
i pola
konseptual
Orem)
• Data dioleh
dengan SPSS
Versi 2dan
dialanalisa
dengan uji Chi
Square, uji T
dependen dan
Uji T
berpasangan
8 Effects of Xiaodong Xu, Metode Uji Klinis 1. Analisis data satu Secara umum,
Orem’s Self- Jun Han, Yajia minggu setelah program perawatan
Care Model on Li, Xichun Sun, N=130 operasi menunjukkan diri berdasarkan
KK=65 bahwa nilai VAS pada model Orem untuk
the Life Quality Peng Lin, Ying
KI=65 kelompok eksperimen pasien lanjut usia
of Elderly Chen, Fuqiang dan kontrol adalah 4,4 dengan patah tulang
Patients with Gao ,Zirong Li, K.Intervensi ± 1,6 dan 4,8 ± 1,9, pinggul dapat
Hip Fractures Shuai Zhang 35=Fraktur Femur, dan indeks Barthel meningkatkan
and Wei Sun 35 Fraktur dari kedua kelompok kualitas hidup dan
Hindawi Pain intertrokantrika masing-masing adalah mengurangi
47,2 ± 11,9 dan 43,4 ± komplikasi
13,3 perioperatif secara
Research and Kriteria inklusi
2. Barthel pada signifikan
Management adalah sebagai kelompok eksperimen
Volume 2020 berikut: (1) adalah 1,9 ± 0,9 dan
berusia di atas 60 86,2 ± 12,8,
tahun; (2) fraktur sedangkan kontrol
panggul menunjukkan 2,4 ±
unilateral 1,5 dan 81,3 ± 11,9
terisolasi 3. Nilai rata-rata indeks
termasuk fraktur VAS dan Barthel satu
leher femur dan minggu setelah
fraktur inter operasi pada
trokanterika; (3) kelompok eksperimen
fraktur tertutup berbeda secara
baru (<14 hari); signifikan dari
(4) tanda vital kelompok kontrol
dan
hemodinamik
stabil; (5) tidak
ada diagnosis
pneumonia,
trombosis vena
dalam, infeksi
saluran kemih,
masalah luka,
dan luka baring
saat dirawat di
rumah sakit; (6)
mampu
berkomunikasi
tatap muka
secara normal;
dan (7) menjalani
operasi ortopedi
untuk pertama
kalinya.
Kriteria
eksklusi terdiri
dari kegagalan
untuk mengisi
formulir
persetujuan,
menyerah studi,
dan
ketidakmampuan
untuk
berpartisipasi
dalam semua sesi
pendidikan
dengan berbagai
tingkat gangguan
kesadaran dan
perubahan
mental.
9 Efect of a self- Getenet Dessie, Random sampling Skor kepatuhan diri di Pendidikan
care educational Sahai Burrowes, awal seimbang. Setelah perawatan diri secara
intervention Henok 1.Penelitian intervensi didapatkan hasil
signifikan meningkat
Mulugeta, dilakukan dari 1 : , skor kepatuhan
to improve self-
Dessalegn Nov 2018 s/d 1 1.Pada kelompok perawatan diri
care adherence Haile, Ayenew Nov 2019 dengan intervensi (n=88 orang) diantara pasien
among patients Negess, Dubie jumlah populasi memiliki skor kepatuhan CHF.Hal ini
with chronic Jara, Girma N=186 yang lebih tinggi
menunjukkan bahwa
heart failure: Alem, Bekele KI=88 disbanding denganpembuat kebijakan
a clustered Tesfaye, KK=98 kelompok control (n=98) harus
randomized Haymanot 2.Lokasi penelitian dan meningkat setiap mempertimbangkan
Zeleke, Tenaw -Rumah sakit putaran pendidikan untuk memasukkan
controlled trial
Gualu, Temsgen Rujukan Debre pendidikan
in Northwest Getaneh, Getiye Markos (kelompok 2.Faktor lain yang perawatan diri ke
Ethiopia Dejenu Kibret, intervensi) berhubungan dengan dalam manajemen
Desalegne -Rumah Sakit kepatuhan adalah faktor CHF.
Amare, rujukan Felege lajang mengonsumsi
Endalkachew Hiwot (kelompok aspirin dan memiliki
Worku control) riwayat rawat inap
Mengesha, Fasil
Wagnew and Kriteria inklusi :
Rasheda -Semua pasien
Khanam dewasa yang
Dessie et al. didiagnosis CHF
Dengan pencitraan
Tahun 2021 atau NYHA
Fungsional kelas 1-
BMC IV
Cardiovasc -Tidak buta huruf
Disord (2021)
21:374 Kriteria eksklusi :
-Pasien dengan
gagal jantung
stadium akhir
-Pasien pindahan
dari rumah sakit
lain

Pelatihan intensive
selama 4 hari dan
sesi tindak lanjut
satu hari yang
ditawarkan setiap
empat bulan
10 Self-Care Nader Singel Blind Sebuah perbedaan yang Program pendidikan
Education Aghakhani, signifikan diamati pada perawatan diri
Program as a Masumeh Waktu peenelitian skor rata-rata kualitas adalah pendekatan
New Pathway Mei s/d Juli 2018 hidup antara kedua yang lebih efektif
Hemmati
Toward kelompok setelah untuk meningkatkan
Improving Maslakpak, Kriteria inklusi intervensi (P <.001). pengetahuan dan
Quality of Life Sanaz Jalali, 1.Usia 18- 60 tahun Rerata skor kualitas hidup keterampilan pasien
in Kidney Naser Parizad 2.Tidak buta huruf meningkat secara transplantasi.
Transplant 3.Tidak ada signifikan pada kelompok Dengan demikian,
Patients: A Tahun 2021 penyakit serius intervensi setelah program kami menyarankan
Single-Blind, seperti kanker dan pendidikan perawatan diri. penekanan pada
Randomized, alzhaemir pengajaran
Jornal
Controlled Trial 4. Akses telepon pengetahuan dan
Transplasntasi keterampilan
Eksperimental Kriteria ekslusi perawatan diri untuk
dan Klinis 1.Ketidakhadiran pasien transplantasi
Volume 3 224- lebih dari 1 sesi dalam program
230 2.Keengganan pendidikan asuhan
untuk tinggal di keperawatan. Hal ini
penelitian, imigrasi pada akhirnya dapat
dan kematian mengarah pada
pasien peningkatan kualitas
hidup pada pasien
Langkah transplantasi ginjal.
1. Menyiapkan
paket pendididkan
2.Mengidentifikasi
kebutuhan
pendididkan pasien
dan kemampuan
perawatan diri
3.program
Pendidikan
individu
11 Self-care Kusnanto Grup Model self-care yang Aplikasi self-care
experimental diberikan terhadap
model Kusnanto, et Mengikuti pasien SLE terbukti model Orem’s
pelatihan efektif untuk
application to all, Tahun yang digunakan
manajemen self- meningkatkan self-care
improve self- 2018 care training, dan kualitas hidup pada penelitian
selama 4 minggu pasien(p<0.001).
care agency, ini mampu
dengan
self-care melakukan menggambarkan
kunjungan rumah.
activities, and self-care dan
quality of life Total sampling kualitas hidup
sebanyak 36
in patients with pasien.
responden.
systemic lupus Penelitian Diperlukan lebih
menggunakan
erythematosus banyak
pre-experimental
design dengan percobaan
satu grup pretest-
dengan
posttest.
menambah
jumlah responden
untuk hasil
penelitian yang
lebih maksimal.

12 Orem’s Self- MahnazKhatib Dalam kelompok Banyak penelitian meningkatkan


Care Model kontrol, peserta mengkonfirmasi
an, et all. fungsi dan
With Trauma hanya menerima keefektifan model Orem
Patients: A perawatan rutin, di pasien dengan kualitas hidup
yang terdiri dari penyakit kronis. Studi
Quasi- Tahun 2018 secara
pendidikan ini menunjukkan hal itu
Experimental pasien, Model ini juga berharga keseluruhan dan
perawatan, dan pada pasien dengan
Study mengurangi
pemeriksaan situs kondisi akut.
kateter pasien. Itu Sistem keperawatan biaya tinggi dan
isi dari suportif-edukatif model
kecacatan terkait
pendidikan rutin Orem adalah
difokuskan pada Efektif dalam individu dan
penyediaan verbal meningkatkan
masyarakat.
instruksi untuk pengetahuan, sikap, dan
latihan kinerja Penelitian ini
pernapasan dan Mengenai perilaku
membutuhkan
bahu dan lengan perawatan diri dan
seperti kondisi pernapasan apa waktu tiga bulan
juga merawat pun
setelah intervensi
tabung dada. Pasien dengan tabung
Ada 62 peserta dada untuk waktu kemudian
secara total, dan singkat. Sebuah
ukuran sampel System keperawatan
adalah edukatif dan suportif
dihitung menjadi layak dan berguna
31 pasien per dalam pengaturan akut.
kelompok
menggunakan
kekuatan 80%
dengan
tingkat
signifikansi dua
sisi α = 0,05 dan
ukuran efek
0,70. Semua
pasien yang baru
dirawat di rumah
sakit dengan
trauma dada
tabung dada di
lokasi penelitian
diundang untuk
ambil bagian
penelitian
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis integrasi filosofi teori dan model konseptual dalam area
keperawatan berbasis jurnal, dapat ditarik kesimpulan. Berdasarkan analisis salah satu
artikel jurnal yang berjudul “Effects of Orem’s Self-Care Model on the Life Quality of Elderly
Patients with Hip Fractures” Intervensi keperawatan dengan model perawatan di Orem
telah mampu meningkatkan kualitas hidup dan perawatan diri terhadap pasien lanjut
usia dengan patah tulang panggul. Mengingat mayoritas peserta menyambut baik
intervensi keperawatan menggunakan model perawatan diri Orem, model ini dapat
dipertimbangkan dalam pengaturan klinis karena dapat diterapkan sebagai model
perawatan diri untuk meningkatkan kualitas hidup.
Setiap manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan dalam memenuhi perawatan
dirinya dan berhak melakukan perawatan diri secara mandiri apabila mampu
melakukannya sendiri. Self care menurut Orem (2001) adalah aktivitas individu yang
bertujuan memenuhi kebutuhan keberlangsungan hidupnya, mempertahankan kesehatan
serta menyejahterahkan individu sendiri baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Dorothea E. Orem merupakan pengemuka gagasan teori keperawatan self-care pada
tahun 1971 dan dikenal dengan self-care deficit nursing theory (SCDNT) (DeLaune &
Ladner, 2002).

B. Saran
Dengan adanya dampak yang positif dari penerapan model konsep dan teori dari
berbagai macam penelitian tentang self care dalam area keperawatan, diharapkan dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat dapat menerapkan teori-teori dan model
konsep yang sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan derajat kesehatan individu.
DAFTAR PUSTAKA

Afrasiabifar A, Mehri Z, Ghaffarian Shirazi HR. Orem's Self-Care Model with Multiple
Sclerosis Patients' Balance and Motor Function. Nurs Sci Q. 2020 Jan;33(1):46-
54. Doi: 10.1177/0894318419881792. PMID: 31795883.

Aghakhani N, Maslakpak MH, Jalali S, Parizad N. Self-Care Education Program as a


New Pathway Toward Improving Quality of Life in Kidney Transplant Patients:
A Single-Blind, Randomized, Controlled Trial. Exp Clin Transplant. 2021
Mar;19(3):224-230. Doi: 10.6002/ect.2020.0044. Epub 2020 Sep 17. PMID:
32967605.

Andi Kurniawan¹*, I Made Kariasa² (2022). Implementasi teori selfcare orem dan
positioning pada pasien edema paru dengan ventilator mekanik Vol. 7 No. 2
(2022): Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan.
Http://doi.org/10.22216/endurance.v7i2.895

Delaune & Ladner, D. (2002). Fundamental of Nursing. St.Louis Missouri: Elsevier


Mosby.

Dessie G, Burrowes S, Mulugeta H, Haile D, Negess A, Jara D, Alem G, Tesfaye B,


Zeleke H, Gualu T, Getaneh T, Kibret GD, Amare D, Worku Mengesha E,
Wagnew F, Khanam R. Effect of a self-care educational intervention to improve
self-care adherence among patients with chronic heart failure: a clustered
randomized controlled trial in Northwest Ethiopia. BMC Cardiovasc Disord.
2021 Aug 3;21(1):374. Doi: 10.1186/s12872-021-02170-8. PMID: 34344316;
PMCID: PMC8336108.

Ghoreishi MS, Vahedian-Shahroodi M, Jafari A, Tehranid H. Self-care behaviors in


patients with type 2 diabetes: Education intervention base on social cognitive
theory. Diabetes Metab Syndr. 2019 May-Jun;13(3):2049-2056. Doi:
10.1016/j.dsx.2019.04.045. Epub 2019 Apr 27. PMID: 31235135

Irma Hermalia, Krisna Yetti, Masfuri, Welas Riyanto. (2020) Application of Orem Self-
Care Nursing Model Theory in Diabetic Nephropathy Patients: a case study
jurnal riset kesehatan poltekkes depkes bandung
doi:10.34011/juriskesbdg.v12i2.1790

Lee, J. E., Han, H. R., Song, H., Kim, J., Kim, K. B., Ryu, J. P., & Kim, M. T.
(2010). Correlates of self-care behaviors for managing hypertension among
Korean Americans: A questionnaire survey. International journal of nursing
studies, 47(4), 411-417. Https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2009.09.011
Muhlisin, Abi. (2010). Teori Self Care dari orem dan pendekatan dalam praktek
keperawatan, dala berit ilmu keperawatan. Vol 2,. No.2

Orem, D.E. (2001). Nursing Concepts of Practice. (6th Ed.), St. Louis: Mosby, Inc.

Raul de Paiva Santos, Silvana Maria Coelho Leite Fava, Eliza Maria Rezende Dázio,
Self-care of elderly people with ostomy by colorectal cancer, Journal of
Coloproctology, Volume 39, Issue 3, 2019, Pages 265-273, ISSN 2237-9363,
https://doi.org/10.1016/j.jcol.2019.01.001.

Rakhshani T, Najafi S, Javady F, Taghian Dasht Bozorg A, Mohammadkhah F, Khani


Jeihooni A. The effect of Orem-based self-care education on improving self-care
ability of patients undergoing chemotherapy: a randomized clinical trial. BMC
Cancer. 2022 Jul 15;22(1):770. Doi: 10.1186/s12885-022-09881-x. PMID:
35840918; PMCID: PMC9284903.

Sousa, V. D., Zauszniewski, J. A., Musil, C. M., mcdonald, P. E., & Milligan, S. E.
(2004). Testing a Conceptual Framework for Diabetes Self-Care Management.
Research and Theory for Nursing Practice, 18(4), 293–
316. Doi:10.1891/rtnp.18.4.293.64089

Tomey, A.M. & Alligod, M.R. (1994). Nursing theorist and their work. (3th Ed.).
St.Louis: Mosby, Inc.

Muhlisin, Abi. (2010). Teori Self Care dari Orem dan pendekatan
Dalam Praktek Keperawatan, dalam Berita Ilmu
Keperawatan, Vol.2, No.2
Muhlisin, Abi. (2010). Teori Self Care dari Orem dan pendekatan
Dalam Praktek Keperawatan, dalam Berita Ilmu
Keperawatan, Vol.2, No.2
Waltz, C.F., Strickland, O. And Lenz, E.R. (2010) Measurement in nursing and health
research. Springer Publishing Company, New York.

Xu X, Han J, Li Y, Sun X, Lin P, Chen Y, Gao F, Li Z, Zhang S, Sun W. Effects of


Orem's Self-Care Model on the Life Quality of Elderly Patients with Hip
Fractures. Pain Res Manag. 2020 May 20;2020:5602683. Doi:
10.1155/2020/5602683. PMID: 32566061; PMCID: PMC7256682.

Anda mungkin juga menyukai