Anda di halaman 1dari 16

TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN KELUARGA

Dosen :

Ahmad Wahdi, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh:

kelompok III

1. Amalia Dita Lestari


2. Chusniah Alda Amriilah
3. Siti Zainab
4. Sely Delta Surya Ningsih

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES BAHRUL ULUM JOMBANG


2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nya penyusun
masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “TEORI DAN KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA” ini
disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah keperawatan keluarga
program studi ilmu keperawatan.

Penyususn menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Semoga
makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para
mahasiswa dan masyarakat dan pembaca.

Jombang, 05 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................3

1.1. Latar belakang............................................................................................................3


1.2. Rumusan masalah.......................................................................................................4
1.3. Tujuan.........................................................................................................................4
1.4. Manfaat.......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................5

2.1.................................................................................................................................definisi
5
2.2....................................................................................................... Teori dan model keperawatan kelu
5
2.2.1 Model lingkungan dari Florence Nightingale.................................................6
2.2.2 Teori Imogene King.........................................................................................
2.2.3 Model Dorethea E. Orem.................................................................................
2.2.4 Model Sister callista Roy.................................................................................
2.2.5 Model Betty Neuman.......................................................................................

BAB IV PENUTUP........................................................................................................33

4.1............................................................................................................................. Kesimpulan
33
4.2.................................................................................................................................. Saran
33

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................34
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep adalah suatu ide/gagasan dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
adalah ide/gagasan untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenomena
dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud
untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena.

Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam


keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang
pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang
perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan untuk menentukan model praktek
keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut
bekerja.

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi


oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu
berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia.
Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada
setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan dalam
proses keperawatan. Dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai
dengan kebutuhan.

Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan


memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan
sekaligus. Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga (Suprajitna, 2004).

Keperawatan sebagai disiplin ilmu memiliki teori dan model yang dapat
diaplikasikan pada suatu praktek keperawatan keluarga. Teori dan model keperawatan
yang dapat diterapkan pada praktek keperawatan keluarga antara lain: Model Lingkungan
dari Nightiangle, Teori King tentang pencapaian tujuan, Model Adaptasi Roy, Model
Sistem Kesehatan dari Neuman, Model Self- Care dari Orem, Teori Roger tentang
manusia seutuhnya, dan Model Friedman.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka sangatlah diperlukan dan dikembangkan


suatu teori model asuhan keperawatan keluarga di Indonesia dalam mewujudkan keluarga
yang sehat dan sejahtera untuk menunjang pembentukan masyarakat yang sehat dalam
menuju Indonesia Sehat 2010.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan teori keperawatan?
2. Apa saja jenis jenis teori keperawatan bagi keperawatan keluarga?
3. Apa tujuan dari konsep teori dan model dalam keperawatan keluarga ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai konsep teori dan model keperawatan keluarga.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan konsep teori keperawatan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis teori model dalam asuhan keperawatan keluarga.
3. Untuk mengetahui tujuan dari konsep teori dan model dalam keperawatan
keluarga.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu Keperawatan Keluarga,
khususnya materi konsep teori dan model keperawatan keluarga.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa Jurusan Keperawatan dalam konsep teori
dan model keperawatan keluarga.
b. Memberikan pemahaman bagi mahasiswa lainnya mengenai konsep teori dan
model keperawatan keluarga.
c. Memberikan pemahaman bagi penulis mengenai konsep teori dan model
keperawatan keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
 Teori adalah suatu sel interaksi kontruksi (konsep), definisi dan proposisi yang
menghasilkan suatu pandangan sistemik dan fenomena dan pengkhususan
hubungan antara variable dengan tujuan yang menjelaskan dan memprediksikan
fenomena (kerlinjger, 1979, hal 9)
 Teori adalah deskripsi atau penjelasan tentang fenomena dan hubungan
antara fenomena-fenomea tersebut (steven, 1979)
 Konsep adalah suatu yang dihasilkan dengan abtraksi atau pemisahan
karakteristik ide-ide, menempatkan pada kelas atau pola.
 Model konseptual adalah sala satu yang mencerminkan realita dengan
menempatkan kata-kata yang merupakan konsep ke dalam model dengan cara
yang sama dengan pembuat model pesawat mode pesawat memasang sayap,badan
pesawat dan cockpit.
 Model konseptual adalah suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau
skema yang menerangka tentang serangkaina ide global tentang keterlibatan
individu, kelompok, situasi atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan
pengembangannya.

Teori keperawatan adalah kumpulan konsep, definisi, hubungan, dan


asumsi atau preposisi dari model keperawatan atau dari disiplin lain serta hal lain
yang sesuai, dengan melihat secara sistematis berbagai fenomena dengan desain
spesifik yang berhubungan satu dengan yang lain, yang bertujuan memberikan
gambaran, penjelasan, dan prediksi fenomena keperawatan (Nursing Theories: A
Chompanion to nursing theories, 2008). Teori keperawatan adalah struktur
konsep yang ada di dalam literatu yang siap untuk dibuat alur pemikiran atau
gambaran dari model keperawatan yang ada. Teori keperawatan memberikan
rasional untuk mengembangkan hipotesis.

Model konseptual adalah struktur konsep dan teori yang secara bersama
memberikan gambaran dalam mengembangkan suatu keilmuan. Model konsptual
merupakan cara berfikir tentang individu dan lingkungannya yang dapat
bermanfaat berbagai situasi yang membantu dalam memprioritaskan pelayanan
dan memberikan tantangan kepada perawat untuk mampu merubah kondisi
pasien dari sikap yang hanya bertahan menjadi mandiri (Nursing Theories, 2008)
2.2 Teori dan Model Keperawatan

2.2.1 Model Lingkungan dari Florence Nigthingale


Florence Nightingale tidak menampilkan secara aktual teori dari
keperawatan atau keperawatan keluarga. Lobo (1995) dalam Friedman
(2004). merujuk pada pendekatan Nightingale untuk keperawatan
sebagai suatu model lingkungan yang sesuai dengan penekanan pada
pentingnya faktor-faktor lingkungan dalam kesehatan dan kesakitan.
Contoh : ia menuliskan (Nightingale, 1859/1992) “bangunan rumah
yang jelek dapat mempengaruhi kesehatan. Bangunan rumah sakit yang
jelek dapat mempengaruhi timbulnya sakit. Sirkulasi udara yang jelek
pasti akan diikuti oleh kesakitan” (Friedman, 2004)

Friedman (2004), Nightingale mempromosikan perawat kebidanan


dan pelayanan kesehatan berbasis rumah dan menulis catatan
keperawatan dimana wanita dilibatkan dalam asuhan untuk anggota
keluarga yang sakit dan pemeliharaan kesehatan anak-anak dirumah.
Dalam suatu dokumennya, “Pelatihan perawat untuk keluarga yang
miskin” (Nightingale, 1949), Ia menuliskan perawat menyatukan
perawatan untuk yang sakit dan perawatan kesehatan dalam lingkungan
rumah. Ia memunculkan perawatan kesehatan kesehatan rumah dan
perawat anak- maternal digabungkan dalam praktek perawatan keluarga
secara keseluruhan sebagai unit pelayanan (1949).

Nightingale banyak membuat upaya untuk menganjurkan


menugaskan wanita untuk memberikan asuhan keperawatan yang baik
didalam rumahnya bersamaan dengan upayanya untuk menciptakan
program pelatihan untuk perawat profesional. Ia mungkin setuju
dengan tulisan yang membedakan antara perawatan sebagai tindakan
dan perawatan sebagai suatu profesi dan suatu disiplin yang nyata.
2.2.2 Teori Imogene King tentang Pencapaian Tujuan
(Interacting Systems Framework and Middle Rage Theory of
Goal Attainment)
Teori Imogene King berusaha menjawab tentang peran perawat
dalam praktik keperawatan dan bagaimana perawat mampu membuat
keputusan dalam praktik sehari-hari. King menggambarkan hal yang
penting dalam praktik keperawatan dengan melihat interaksi perawat -
klien dalam hubungan yang profesional untuk mencapai tujuan. Pada
akhirnya pengembangan teori King dikenal dengan “ Teori Pencapaian
Tujuan “ (Christensen & Kenney, 1995) yang dibangun dari beberapa
karakteristik yang saling berinteraksi.
Teori ini juga berfokus pada pemberi dan penerima pelayanan
keperawatan yang berdasar pada pengembangan teori pencapaian tujuan
yang dimulai dari asumsi perawat dalam interaksi dengan klien yang
keduanya merupakan sistem terbuka yang akan selalu berinteraksi
dengan lingkungan. Teori pencapaian tujuan mengambil simbol
interaksi yang menggambarkan individu sebagai anggota masyarakat,
yang akan bertindak untuk membangun persepsi dan komunikasi melalui
simbol-simbol. (Meleis, 1997).
Teori King ini berfokus pada interaksi perawat - klien dengan
pendekatan sistem. Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien
dalam menentukan tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan,
dan interaksi dalam menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat
penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan professional. Teori ini
juga dapat digunakan pada individu, keluarga, atau kelompok dengan
penekanan pada psikologi, sosialkultural, dan konsep interpersonal.
Bagaimanapun kondisi psikologi juga dibutuhkan untuk pendekatan yang
holistik.
2.2.3 Model Dorothea E. Orem tentang Perawatan Diri (Self Care
Deficit Theory of Nursing)
Menurut Orem, asuhan keperawata dilakukan dengan keyakinan
bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri
sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara
kesehatan dan kesejahteraannya. Oleh karena itu teori ini dikenal sebagai
Self Care atau Self Care Defisit Teori (Marrey and Tomey, 2006). Ada
tiga prinsip dalam perawatan diri sendiri atau perawatan mandiri.
Pertama, perawatan mandiri yang bersifat holistic meliputi kebutuhan
oksigen, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat, mencegah trauma
serta kebutuhan hidup lainnya. Kedua, perawatan mandiri yang dilakukan
harus sesuai dengan tumbuh kembang manusia. Ketiga, perwatan mandiri
dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau penyakit untuk
pencegah dan peningkatan kesehatan.
Menurut Orem, perawat dibutuhkan ketika seseorang membutuhkan
asuhan keperawatan karena ketidakmampuan untuk merawat diri sendiri.
Menurutnya, arena kerja perawat adalah membina dan mempertahankan
hubungan terapeutik antara perawat dan pasien, menentukan kapan
seseorang membutuhkan bantuan atau pertolongan, memperhatikan
respon pasien, memberi pertolongan langsung kepada individu dan
keluarga serta bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain.
Model Orem (1971) menjelaskan bahwa asuhan keperawatan
diperlukan ketika individu dewasa tidak dapat melakukan self care secara
penuh untuk menyokong hidup, memelihara kesehatan, memulihkan dari
penyakit atau injuri atau mengatasi dampak penyakit atau injuri (Orem,
1991). Model Orem juga mengakomodasikan ketika asuhan keperawatan
mungkin langsung menuju pemberian asuhan keperawatan. contoh :
Asuhan perawatan mungkin langsung menuju orang tua atau wali dari
anak yang sakit. Enam konsep sentral dari model Orem adalah self care,
Self Care Agency, Terapeutic Self Care Demands, Self-Care Deficit,
Nursing agency dan Nursing System (Friedman, 2004).

Orem tidak mengungkapkan bagaimana konsep teori keluarga dapat di


gabungkan ke dalam model praktik perawatan tersebut. Tadyah 1985, akan
tetapi, melaksanakan tugas untuk menguraikan bagaimana struktur, fungsi dan
perkembangan keluarga dapat diartikulasika dengan model dari Orem. Karena
unit analisis membedakan antara dua teori tersebut, artikulasi yang diuraikan
Tadych tersebut bersifat pelengkap meskipun filosofi perawatan diri cukup
relevan dengan keperawatan keluarga, konsep saat ini dari Orem tidak
memberikan konsep mendasar untuk bekerja dengan keluarga sebagai klien.
Chin,1985. mengatakan bahwa satu alasan mengapa terdapat kekurangan dari
kemampuan penerapan model dari orem pada keluarga sebagai sebuah unit
adalah bahwa syarat-syarat perawatan diri bagi keluarga berbeda dengan untuk
individu. Hal ini tentunya merupakan suatu kemajuan dalam upaya untuk
menggunakan syarat-syarat perawatan diri yang berorientasi pada individu dari
Orem untuk mengkaji keluarga. Upaya-upaya selanjutnya seperti ini sangat
diperlukan, seingga teori Orem akan lebih bermanfaat untuk beerja dengan
keluarga sebagai klien.

2.2.4 Model Sister Callista Roy tentang Adaptasi (Adaptation Model)


Marriner- Tomey (2006) Teori Roy dikenal dengan ”Model
Adaptasi Roy”.
Menurut Roy, adaptasi merupakan suatu proses dari seseorang dalam
berperilaku pengeluaran hasil pemikiran dan merasakan sebagai individu
atau kelompok guna menciptakan lingkungan yang terintegrasi. Adaptasi
ini ada karena adanya suatu stimulus. Stimuli umum yang mempengaruhi
adaptasi antara lain: (1) Kultur – Status sosial ekonomi, etnis, sistem
keyakinan; (2) Keluarga- Struktur dan tugas- tugas; (3) Tahap
Perkembangan – Faktor usia, jenis, tugas, keturunan, dan genetik; (4)
Integritas Modes Adaptif – Fisiologis (mencakup patologi penyakit),
konsep diri, fungsi peran, interdependensi; (5) Efektivitas Cognator –
Persepsi, pengetahuan, ketrampilan; dan (6) Pertimbangan Lingkungan –
Perubahan lingkungan internal atau eksternal, pengelolaan medis,
menggunakan obat-obat, alkohol, tembakau.

Terdapat 3 tingkatan adaptasi pada manusia, diantaranya; stimuli


fokal, stimuli kontekstual, dan stimuli residual (Marriner-Tomey, 2006).
Stimuli Fokal yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang
dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seorang individu. Stimuli
Kontekstual yaitu stimulus yang dialami seseorang dan baik internal
maupun eksternal yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan
observasi, diukur secara subyektif. Stimuli Residual yaitu stimulus lain
yang merupakan ciri tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam
proses penyesuaian dengan lingkungan yang sukar dialakukan observasi.
Tiga proses adaptasi yang dikemukakan Roy adalah mekanisme
koping, pengaturan subsistem, dan cognator subsistem (Marriner-Tomey,
2006). Mekanisme koping. Pada sistem ini terdapat dua mecanisme yaitu
pertama mekanisme koping bawaan yang prosesnya secara tidak disadari
manusia tersebut, yang ditentukan secara genetik atau secara umum
dipandang sebagai proses yang otomatis pada tubuh. Kedua yaitu
mecanisme koping yang didapat dimana coping tersebut di peroleh
melalui pengembangan atau pengalaman yang dipelajarinya. Pengaturan
subsistem. Merupakan proses coping yang menyertakan subsistem tubuh
yaitu saraf, proses kimiawi dan sistem endokrin. Cognator subsistem.
Proses coping seseorang yang menyertakan empat sistem pengetahuan
dan emosi: pengolahan persepsi dan informasi, pembelajaran,
pertimbangan, dan emosi.

Sistem adaptasi memiliki empat model adaptasi diantaranya; (1)


Fungsi Fisiologis; Sistem adaptasi fisiologis diataranya adalah oksigenasi,
nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan
elektrolit, fungsi neurologis dan endokrin; (2) Konsep diri; Bagaimana
seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan
dengan orang lain; (3) Fungsi peran; Proses penyesuaian yang
berhubungan dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-
pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain; dan (4)
Interdependent; Kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih
sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada
tingkat individu maupun kelompok.
Marriner-Tomey (2006) Terdapat dua respon adaptasi yang
dinyatakan Roy yaitu: (1) Respon yang adaptif dimana terminologinya
adalah manusia dapat mencapai tujuan atau keseimbangan sistem tubuh
manusia; dan (2) Respon yang tidak adaptif dimana manusia tidak dapat
mengontrol dari terminologi keseimbangan sistem tubuh manusia, atau
tidak dapat mencapai tujuan yang akan di raih.
2.2.5 Model Betty Neuman tentang Sistem Kesehatan (System Model)

Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara


pandang terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang
manusia secara keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan
secara dinamis seiring dengan adanya respon-respon sistem terhadap
stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal (Marriner-
Tomey, 2006).

Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi
terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang
memiliki siklus input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola
organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini,
maka kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas
atau kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai
disiplin keilmuan. (Marriner-Tomey, 2006).

Marriner-Tomey (2006) Tujuan ideal dari model ini adalah untuk


mencapai stabilitas sistem secara optimal. Apabila stabilitas tercapai
maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai sistem terbuka maka klien
selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan
keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun diluar
sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman menyebut
gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak
negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual
melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.
Marriner-Tomey (2006) Neuman menyajikan aspek-aspek model
sistemnya dalam suatu diagram lingkaran konsentris, yang meliputi
variabel fisiologi, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual,
basic structure dan energy resources, line of resistance, normal line of
defense, fixible line of defense, stressor, reaksi, pencegahan primer,
sekunder, tertier, faktor intra, inter dan ekstra personal, serta rekonstitusi.
Adapun faktor lingkungan, kesehatan, keperawatan dan manusia
merupakan bagian yang melekat paa model ini yang saling berhubungan
dan mendukung ke arah stabilitas sistem.
Neuman meyakini bahwa klien adalah suatu system yang memiliki 5
variabel yang membentuk system klien, yaitu fisik, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Neuman juga menjelaskan
bahwa klien merupakan cerminan secara holistic dan multidimensional
(Fawcett,2005). Pernyataan tersebut membuktikan bahwa setiap orang
memiliki keunikan masing-masing dalam menanggapi suatu peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sistem klien didefinisikan
dalam istilah struktur dasar dan lingkaran-lingkaran konsentrik yang
saling berkaitan. Struktur dasar meliputi pertahanan yang bersifat umum,
garis pertahanan normal dan garis pertahanan fleksibel.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Asuhan Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang


diberikan melalui praktek keperawatan degan sasaran keluarga dengan tujuan
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan keluarga. ( Setiadi, 2008).

Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga


adalah meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga dapat meningkatkan
produktifitas dan kesejahteraan keluarga.

Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga


adalah meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga dapat meningkatkan
produktifitas dan kesejahteraan keluarga.

Teori Konseptual Keperawatan Dorothea E. Orem Keperawatan sebagai


pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar keilmuan
keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis, dan
kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia

3.2 Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
sehingga penulis mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari
pembaca sehingga makalah ini bisa mendekati kata sempurna. Opini dari
para pembaca sangat berarti bagi kami guna evaluasi untuk
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Basford, Lynn dan oliver slevin. 2006. Teori Dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta.

Allender, J.A. & Spardley, B.W. (2001). Community Health Nursing:


Promoting and Protecting the Public’s Health. Philadelpia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Anderson, E., & Mc Farlane, J. (2004). Community As Partner:Theory

th
and Practice in Nursing, 4 edition. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.

Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2003). Family


Nursing: Research Theory & Practice. New Jersey: Prentice Hall.

Hitchcock,JE., Scubert, PE., & Thomas, SA (1999). Community Health


Nursing : Caring in action. USA : Delmar Publisher

Mc.Murray, A. (2003). Community Health and Wellness : a Sociological approach.


Toronto : Mosby

Nies, M.A., and McEwan, M. (2001). Community health nursing:


rd
promoting the health of population. (3 Ed.), Philadelphia: Davis
Company.

Pender, N.J., Carolyn, L.M., Mary, A.P. (2002). Health Promotion in Nursing
rd
Practice. 4 edition. Stamford: Appleton & Lange.

Stanhope, M. dan Lancaster, J. (1996). Community Health Nursing :


Promoting Health Of Agregates, Families And Individuals, 4 th ed.
St.Louis : Mosby, Inc.

Anda mungkin juga menyukai