Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TREND DAN ISSU KEPERAWATAN HIV/AIDS DI INDONESIA

DISUSUN OLEH

NOVALIA ADE WARDANI


12190014

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA MALANG

Jl.YULIUS USMAN NO. 63 MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT , Atas rahmat dan berkahnya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “penyakit pneumonia pada balita ” tepat pada waktunya, dalam
penyusunan study case ini penulis mendapat banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. . selaku Konsep Dasar Keperawatan II


2. Teman-teman dari program studi S1 keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan panti
waluya malang.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Malang , 7 Maret 2021

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh,
dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang
dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai
penyakit. Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius
yang disebut Acquaired immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
penyakit yang diakibatkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), yakni
retrovirus yang menyerang dan merusak sel-sel limfosit T-helper (CD4+) sehingga sistem
imun penderita turun dan rentan terhadap berbagai infeksi dan keganasan (Grant et al., 2017).
penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-
paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan
sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS). Biasanya penyakit ini baru
muncul dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS.Seseorang yang
telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik akan sama dengan orang yang
tidak terinfeksi HIV (depkes, 2010).

Berdasarkan data Dirjen PP & PL Kemenkes RI tahun 2016, masalah


HIVAIDS Triwulan IV (Oktober sampai Desember) jumlah penderita HIV
sebanyak 13.287 orang. Berdasarkan kelompok umur, persentase kasus HIV tahun
2016 didapatkan tertinggi pada usia 25 – 49 tahun (68%), diikuti kelompok umur 20–24
tahun (18,1%), dan kelompok umur 50 tahun (6,6%). Persentase faktor risiko HIV tertinggi
adalah hubungan seks berisiko pada heteroseksual (53%), LSL (Lelaki Seks Lelaki) (35%),
lain-lain (11%) dan penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun (1%). Sedangkan
jumlah penderita AIDS sebanyak 3.812 orang. Berdasarkan kelompok umur, persentase kasus
AIDS tahun 2016 didapatkan tertinggi pada usia 30-39 tahun (35,3%), diikuti kelompok umur
20-29 tahun (32,3%) dan kelompok umur 40-49 tahun (16,2%). Persentase faktor risiko
AIDS tertinggi adalah hubungan seks berisiko pada heteroseksual (71,9%),
homoseksual (Lelaki Saks Lelaki) (21,3%), perinatal (3,6%), dan penggunaan jarum suntik
tidak steril pada penasun (2,5%). Rasio HIV dan AIDS antara laki laki dan perempuan adalah
2:1 (Kemenkes, 2016)
Sejak diperkenalkan pada publik sebagai penyakit mematikan pada 1 Desember 1982,
AIDS sudah menjangkiti lebih dari 75 juta orang dan 32 juta di antaranya meninggal
dunia.Adapun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut pada 2018, terdapat 38 juta
orang yang terinfeksi virus HIV. Total orang hidup dengan positif HIV di dunia adalah 33,4
juta. Di Indonesia, hingga Desember 2010 jumlah kasus AIDS baru yang dilaporkan adalah
1.405 kasus (P2PL, 2011). Kendati hingga saat ini vaksin HIV/AIDS belum ditemukan
namun obat-obatan untuk gejalanya kini semakin mudah diakses. Imbasnya, angka kematian
pun menurun sampai 55% sejak puncak kematian akibat HIV/AIDS pada 2004 (UNAIDS
WHO 2009).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana TREND DAN ISSU HIV/AIDS Di Indonesia?
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penulis studi kasus ini adalah mengetahui tren dan issu keperawatam HIV
AIDS di indonesia

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengertian HIV/AIDS


2. Memberikan gambaran tentang trend dan issu HIV/AIDS
1.4 Manfaat penulisan
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Bermanfaat untuk pengembangan ilmu keperawatan di bidang TREND DAN
ISSU keperawatan HIV/AIDS
1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat penulisan Karya Tulis Ilmiah ini antar lain :

1. Sebagai informasi tambahan bagi pihak yang membutuhkan, khususnya komisi


penanggulangan AIDS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi HIV/AIDS

HIV (human immunodeficiency virus) merupakan virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang
dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai
penyakit. ifeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius
yang disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir
dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
sepenuhnya. HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan pathogen yang menyerang
sistem imun manusia, terutama semua sel yang memiliki penenda CD 4+ dipermukaannya
seperti makrofag dan limfosit T. (Kapita Selekta, 2014).

HIV adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS virus ini dikemukakan oleh
Montagnier, seorang ilmuan perancis (institute pasteur, paris 1983), Yang mengisolasi virus
dari seseorang penderita dengan gejala limfadenopati, sehingga pada waktu ditemukan
lymphodenophaty associated virus (LAV)(Tjokronegoro, 2003). HIV termasuk keluarga virus
retro, yaitu virus yang memasukkan materi ginetiknya dalam sel tuan rumah ketika
melakukan infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang
kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro-virus dan kemudian
melakukan replika (riono, 1999).

Secara struktural morfologinya, virus HIV sangat kecil sama halnya dengan virus-
virus lain, bentuk virus HIV terdiri atas sebuah silinder yang dikelilingi pembungkus lemak
yang melingkar-melebar. Dan pada pusat lingkaran terdapat untaian RNA atau ribonucleic
acid. Bedanya virus HIV dengan virus lain, HIV dapat memproduksi selnya sendiri dalam
cairan darah manusia, yaitu pada sel darah putih. Sel-sel darah putih yang biasanya dapat
melawan segala virus, lain halnya dengan virus HIV, virus ini justru dapat memproduksi sel
sendiri untuk merusak sel darah putih (Harahap, 2008: 42).
HIV dapat menyebabkan sistem imun mengalami beberapa kerusakan dan
kehancuran, lambatlaun sistem kekebalan tubuh manusia menjadi lemah atau tidak memiliki
kekuatan pada tubuhnya, maka pada saat inilah berbagai penyakit yang dibawa virus, kuman,
dan bakteri sangat mudah menyerang seseorang yang sudah terinfeksi HIV. Kemampuan HIV
untuk tetap tersembunyi inilah yang menyebabkannya virus ini tetap ada seumur hidup,
bahkan dengan pengobatan yang efektif (Gallant, 2010: 16).

terdapat 2 tipe HIV yang dibedakan secara genetik yaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 adalah
virus yang umum ditemukan diseluruh belahan dunia baik di Afrika, Amerika, Eropa dan
Asia. HIV-1 di-klasifikasikan dalam tiga grup filogenetik utama, yaitu: grup M, N dan O
.Grup M dibagi lagi menjadi 9 subtipe filogenetik yaitu subtipe A, B, C, D, F, G, H, J dan K.
sedangkan tipe 2 (HIV-2), menyebabkan penyakit yang serupa dengan HIV-1. Namun
Patogenesisnya lebih rendah dibandingkan dengan HIV-1 (Mandal at. al, 2008).
AIDS (Acquired Immnune Deficiency Syndrome) adalah tahap lanjut
dari infeksi HIV yang menyebabkan beberapa infeksi lainnya. Virus akan
memperburuk sistem kekebalan tubuh dan penderita HIV/AIDS akan berakhir
dengan kematian dalam waktu 5-10 tahun kemudian jika tanpa pengobatan yang
cukup. (Najmah, 2016).
AIDS merupakan sumber penyakit yang ditimbulkan oleh virus HIV. AIDS
berasal dari benua Afrika dan merupakan suatu penyakit menular yang dengan
cepat menyebar ke seluruh dunia, terutama melalui hubungan seksual. Sampai saat
ini belum diketahui ada vaksin maupun obat yang dapat menanggulangi penyakit
ini, angka kematian AIDS ini sangat tinggi hampir semua penderita penyakit
meninggal dunia dalam waktu lima tahun sesudah menunjukkan gejala pertama(Saydam,
2012).
AIDS adalah singkatan Acquired Immuno Defficiency Syndrome, yang berarti
sindroma (kumpulan gejala) akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang
didapat (bukan penyakit keturunan). AIDS kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh
menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi HIV. HIV cenderung
menyerang jenis sel tertentu, terutama sekali sel darah putih limfosit T4 yang
memegang peranan penting dalam mengatur dan mempertahankan sistem
kekebalan tubuh. Selain limfosit T4, HIV dapat juga menginfeksi sel Langerhans
pada kulit, menginfeksi kelenjar limfe, alveoli paru-paru, retina, serviks uteri dan
otak. Virus yang masuk ke dalam limfosit T4 kemudian mengadakan replikasi sehingga
menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel limfosit itu sendiri. HIV juga
mempunyai tat, yaitu salah satu dari sejumlah gen yang dapat mengatur replikasi
maupun pertumbuhan sel yang baru. Tat dapat mempercepat replikasi virus
sedemikian hebatnya sehingga terjadi penghancuran limfosit T4 secara besarbesaran
yang pada akhirnya menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi turun
atau lemah. Penurunan sistem kekebalan tubuh ini menyebabkan timbulnya
berbagai infeksi oportunistik dan keganasan kondisi ini disebut AIDS (Pinem, 2012).

2.2 Etiologi
HIV ialah retrovirus yang disebut lymphadenophaty associated virus (LAV)
atau human T-cell leukemia virus 111 (HTLV-111) yang juga disebut human T-cell
lymphotrophic virus (retrovirus). LAV ditemukan oleh Montagnier dkk pada tahun 1983 di
Prancis, sedangkan HTLV-111 ditemukan oleh Gallo di Amerika Serikat pada tahun
berikutnya. Virus yang sama ini ternyata banyak ditemukan di Afrika Tengah. Sebuah
penelitian pada 200 monyet hijau afrika, 70% dalam darahnya mengandung virus tersebut
tanpa menimbulkan penyakit. Nama lain virus tersebut adalah HIV.
HIV terdiri atas HIV-1 dan HIV-2 terbanyak karena HIV-1 terdiri atas dua untaian
RNA dalam inti protein yang dilindungi envelope lipid asal sel hospes. Virus AIDS bersifat
limpotropik khas dan mempunyai kemampuan untuk merusak sel darah putih spesifik yang
disebut limfosit T-helper atau limfosit pembawa factor T4 (CD4). Virus ini dapat
mengakibatkan penurunan jumlah limfosit T-helper secara progresif dan menimbulkan
imunodefisiensi, yang selanjutnya terjadi infeksi sekuder atau oportunistik oleh kuman,
jamur, virus, dan parasit serta neoplasma. Sekali virus AIDS menginfeksi seseorang, virus
tersebut akan berada dalam tubuh korban seumur hidup. Badan penderita akan mengalami
reaksi terhadap invasi virus AIDS dengan jalannya membentuk antibody spesifik, yaitu
antibody HIV yang agaknya tidak dapat menetralisasi virus tersebut dengan cara yang biasa
sehingga penderita merupakan individu yang infektif dan berbahaya yang dapat menularkan
virusnya pada orang lain disekelilingnya. Kebanyakan orang yang terinfeksi oleh virus AIDS
hanya sedikit yang menderita sakit atau sama sekali tidak sakit, akan tetapi hanya pada
beberapa orang perjalanan sakit dapat berlangsung dan berkembang menjadi AIDS yang full-
blown.. (Manan 2011).

2.3 Trend dan Isu Keperawatan HIV/AIDS


a. Trend Dalam Keperawatan HIV/AIDS Di Indonesia
Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia
Perkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi dalam berbagai
bidang yang meliputi :
1. Pencegahan HIV/AIDS pada Remaja dengan Peer Group Remaja merupakan
masa dimana fungsi reproduksinya mulai berkembang,hal ini akan berdampak
pada perilaku seksualnya. Salah satu perilaku seksual yang rentan akan
memberikan dampak terjadinya HIV/AIDS yaitu seks bebas. Saat ini sedang
dikembangkan model ”peer group” sebagai salah satu cara dalam meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan remaja akan kesehatan reproduksinya dengan harapan
suatu kelompok remaja akan dapat mempengaruhi kelompok remaja yang lain.
Metode ini telah diterapkan pada lembaga pendidikan, baik oleh Depkes maupun
lembaga swadaya masyarakat. Adapun angka kejadian AIDS pada kelompok remaja
hingga Juni 2008 adalah sebesar 429 orang dan 128 orang remaja
mengidap AIDS/IDU. Hal ini akan sangat mengancam masa depan bangsa dan negara
ini. Diharapkan dengan metode Peer Group dapat menurunkan angka
kejadian, karena diyakini bahwa kelompok remaja ini lebih mudah
salingmempengaruhi.
2. One Day Care merupakan sistem pelayanan kesehatan dimana pasien
tidakmemerlukan perawatan lebih dari satu hari. Setelah menjalani operasi
pembedahan dan perawatan, pasien boleh pulang. Biasanya dilakukan pada kasus
minimal. Berdasarkan hasil analisis beberapa rumah sakit, di Indonesia
didapatkan bahwa metode one day care ini dapat mengurangi lama hari perawatan
sehingga tidak menimbulkan penumpukkan pasien pada rumah sakit tersebut dan
dapat mengurangi beban kerja perawat. Hal ini juga dapat berdampak pada pasien
dimana biaya perawatan dapat ditekan seminimal mungkin.

b. Isu Dalam Keperawatan HIV/AIDS Di Indonesia


Beberapa masyarakat masih menganggap bahwa penularan HIV/AIDS melalui
meniup terompet yang sama, menggunakan baju bekas, penularan lewat makanan
kaleng, lewat pembalut dan bangku bioskop, berciuman, berpelukan, berbagi barang
pribadi, berbagi makanan, dan berbagi minuman. Isu Etik lainya dalam HIV/AIDS
yaitu :
1. Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini,
menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-
fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference (bagian
integral dari telemedicine atau telehealth). Telenursing membantu pasien dan
keluarganya untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan, terutama sekali untuk
self management pada penyakit kronis. Hal itu memungkinkan perawat untuk
menyediakan informasi secara akurat dan tepat waktu dan memberikan dukungan
secara langsung (online). Kesinambungan pelayanan ditingkatkan dengan
memberi kesempatan kontak yang sering antara penyedia pelayanan
kesehatan dan pasien dan keluarga-keluarga mereka
Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait
dengan beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak
kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di
daerah terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan
belum merata. Dan keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar
kurangnya jumlah perawat (terutama di negara maju), mengurangi jarak tempuh,
menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari
rawat dan jumlah pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial.
2. Pemakaian tap water (air keran) dan betadine yang diencerkan pada luka. Beberapa
klinisi menganjurkan pemakaian tap water untuk mencuci awal tepi luka sebelum
diberikan NaCl 0,9 %. Hal ini dilakukan agar kotoran- kotoran yang menempel pada
luka dapat terbawa oleh aliran air. Kemudian dibilas dengan larutan
povidoneiodine yang telah diencerkan dan dilanjutkan irigasi dengan NaCl 0,9%.
Akan tetapi pemakaian prosedur ini masih menimbulkan beberapa kontroversi karena
kualitas tap water yang berbeda di beberapa tempat dan keefektifan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Trend tentang HIV/AIDS di Indonesia sangatlah berpengaruh untuk masyarakat.
Trend seperti peer group dan one day care meminimalisir angka
terjadinya HIV/AIDS. Isu HIV/AIDS juga masih banyak tersebar dalam masyarakat
Indonesia tetapi sudah tertutupi dengan adanya program seperti telenursing,
tapwater, dan didorong dengan bantuan komunitas HIV/AIDS di Indonesia.
3.2 Saran
Setelah mengetahui pengetahuan tentang Trend dan Isu Keperawatan
HIV/AIDS yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memahaminya, karena sangat penting dalam bidang.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi
pembaca, baik bagi tenaga kesehatan dan khususnya bagi mahasiswa keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan secara professional.

DAFTAR PUSTAKA

Arriza, B. K., Dewi, E. K., & Kaloeti, D. V. S. (2011). Memahami rekonstruksi kebahagiaan
pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Jurnal Psikologi Undip, 10,(2).

Nursalam., Kurniawati &Ninuk Dian. 2011. Asuhan Keperawatan pada Pasien


Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika.

Octavianty, L., Rahayu, A., Rosadi, D., & Rahman, F. (2015). Pengetahuan, Sikap dan
Pencegahan HIV/AIDS Pada Ibu Rumah Tangga. KEMAS: Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 11(1), 53-58.

Ramaputra,S.2018.Forum Publik (Online). Diakses pada 22 Agustus 2018

Setiati, Siti. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta:
InternaPubishing.

Widoyono.2005. Penyakit Tropis :Epidomologi, penularan


pencegahandanpemberantasannya.. Jakarta: Erlangga Medical

Anda mungkin juga menyukai