Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA REMAJA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 / KELAS A


1. Ida Dewi Aisyah ( 20181660020 )
2. Khusnul Khotimah ( 20181660063 )
3. Tsaniah Alfain ( 20181660045 )
4. Shakila Yusuf Lestari ( 20181660015 )
5. M. Efendi ( 20181660025 )
6. Wahyu Kurniansyah ( 20181660041 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020
Lembar Pernyataan Orisinalitas

Dengan ini kami menyatakan bahwa:


Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya
orang lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada
seorangpun yang membuatkan makalah ini untuk kami.
Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami
bersedia mendapatkan sanksi sesuai peraturan akademik yang berlaku.
Kami mempunyai copy dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika
makalah yang dikumpulkan hilang atau rusak.

Surabaya , 23 Maret 2020


Nama Nim Tanda tangan mahasiswa
Wahyu Kurniansyah 20181660041
M. Efendi 20181660025
Ida Dewi Aisyah 20181660020
Khusnul Khotimah 20181660063
Shakila Yusuf Lestari 20181660015
Tsaniyah Alfain 20181660045
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-
Nya Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang ber  sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang ber  judul  judul “ASUHAN KEPERAWATAN
JIWA PADA REMAJA”. Makalah ini disusun untuk memenuhisalah satu tugas
mata kuliah Keperawatan Anak pada Jurusan Program Studi IlmuKeperawatan
Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Penulis juga menerima segala kritikan dan saran dari semua pihak demi
Penulis juga menerima segala kritikan dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.  bermanfaat.

Surabaya, 23 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
PERNYATAAN ORISINALITAS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Tujuan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi remaja
2.2. Ciri - ciri sehat jiwa pada Remaja
2.3. Tugas Perkembangan Remaja
2.4. Masalah Kesehatan Jiwa Remaja
2.5. Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa Remaja
BAB 3. PEMBAHASAN ARTIKEL JURNAL TERKAIT
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran bukti cek plagiasi
Lampiran lembar penilaian makalah
Lampiran penilaian presentasi
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang indvidu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi untuk
komunitasnya terutama pada masa remaja Sehat disini bukan semata hanya
bebas penyakit atau bebas dari kecacatan, namun juga sehat secara mental dan
sosial budaya. (UU RI nomor 18 tentang kesehatan jiwa)
Pada masa transisi, remaja mengalami pertumbuhan secara fisik serta
menunjukkan perkembangan kognitif yang cukup pesat. Perkembangan
kognitif berguna bagi remaja agar siap menghadapi peran-peran serta tugas-
tugas barunya sebagai orang dewasa. Selain itu, juga mulai mengalami
perkembangan sosial dan perkembangan moral (Sarwono, 2011). Remaja
memiliki kecenderungan yang kuat untuk berkelompok dan suka bergabung
dengan kelompok remaja yang sejenis (Sa’id, 2015). Pada saat yang sama,
perkembangan moral remaja juga tengah berada pada tingkatan konvensional,
yaitu suatu tingkatan yang ditandai dengan adanya kecenderungan tumbuhnya
kesadaran bahwa norma- norma yang ada dalam masyarakat perlu dijadikan
acuan dalam hidupnya Remaja juga mengalami perubahan-perubahan (Ali
&Asrori, 2012). pada dirinya salah satunya adalah perubahan pada
kejiwaanya.
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19
tahun, menurut peraturan menteri kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, remaja
adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. Menurut WHO
diperkirakan jumlah remaja didunia sebanyak 1,2 milyar atau 18% dari
jumlah penduduk dunia.
Menurut data Statistik Indonesia tahun 2014 jumlah remaja di Indonesia
sebanyak 14.392.649 jiwa sedangkan jumlah remaja di Sumatera Barat
sebanyak 443.014 jiwa. Jumlah remaja di Kota Padang sebanyak 107.565
jiwa. Jumlah remaja di Kecamatan Parak Gadang Timur sebanyak 6.374 jiwa,
dan jumlah remaja di Kelurahan Parak Gadang Timur sebanyak 663 jiwa
(BKKBN, 2011).Perubahan kejiwaan pada masa remaja biasanya berupa
perubahan emosi dimana remaja mudah bereaksi bahkan agresif terhadap
gangguan atau rangsangan luar yang mempengaruhinya, hal ini menyebabkan
mudahnya terjadi perkelahian. Remaja juga cendrung tidak patuh pada orang
tua dan lebih senang pergi bersama dengan temannya daripada harus tinggal
di rumah. Selain itu remaja juga cenderung ingin mengetahui hal-hal baru
sehingga timbullah prilaku ingin mencoba-coba (Widyastuti, 2009).
Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan identity-
Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula
oleh kemampuan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan
memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan
membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering
sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh
lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan
pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa
setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara
kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali
mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing
anggota (Potter & Perry, 2012). Dalam kasus ini, peran perawat sebagai
pendidik sangat dibutuhkan. Perawat melakukan proses keperawatan terhadap
remaja tersebut. Perawat dapat mengetahui penyebab terjadinya kasus ini
dikarenakan remaja sedang berpotensial dalam pembentukan identitas diri
yang memiliki resiko tidak efektifnya dalam mengambil peran tersebut.
Perawat dapat mengajak remaja dalam diskusi atau penyuluhan mengenai
perkembangan Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
membuat suatu makalah terkait dengan “Asuhan Keperawatan pada jiwa
remaja “
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca dapat
memahami tentang asuhan keperawatan jiwa pada remaja.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Agar pembaca dapat memahami definisi dari remaja
2. Agar pembaca dapat memahami bagaimana ciri ciri sehat jiwa
pada remaja
3. Agar pembaca dapat memahami tugas perkembangan remaja
4. Agar pembaca dapat memahami apa saja masalah kesehatan
yg ada pada remaja
5. Agar pembaca dapat memahami dan dapat mengaplikasikan
konsep asuhan keperawatan jiwa pada remajaa
BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.6. Definisi remaja
Remaja adalah peralihan atau tahapan seseorang dari masa kanak-kanak
menuju ke masa dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis.
Menurut WHO (2007) : Remaja adalah usia seseorang dari umur 12
sampai dengan umur 24 tahun yang bertahap dari fase
anakenujukedewasayang ditandai dengan perubahan-perubahan seperti fisik,
perilaku, koqnitif, biologis, dan emosi.
Remaja adalah masa transisi, tahapan perkembangan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa yang umumnya ditandai dengan
kecenderungan identityconfusion di mulai pada usi 12 tahun ataupun 13 tahun
dan akan berakhir ketika usia seseorang pada akhir belasan maupun puluhan
tahun.
Remaja adalah masa mengembangkan hubungan intim dengan teman
sejenis/sebaya, lawan jenis, dan teman seusianya yang dependen sedangkan
kebalikannya dari hubungan orang tua mulai independen yang dapat
mengakibatkan keraguan identitas, ketidakmampuan mengidentifikasi karier
yang akan mendatang, serta tumbuhnya rasa kurang percaya diri.
Menurut Sri Rumini&Siti Sundari (2004: 53) : Remaja merupakan
peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.
2.7. Ciri - ciri sehat jiwa pada Remaja
2.2.1. Perkembangan Biologis
Papalia & Olds (dalam Jahja, 2012) Menjelaskan bahwa
perkembangan fisik adalah perubahan – perubahan yang ada pada
tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik.
Piaget Menjelaskan bahwa perubahan pada tubuh remaja ditandai
dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan
otot, dan kematangan organ seksual serta fungsi reproduksi. Tubuh
remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak menjadi tubuh orang
dewasa, ciri - cirinya ialah kematangan. Perubahan fisik otak dan
strukturnya semakin sempurna dalam meningkatkan kemampuan
kognitif.
2.2.2. Perkembangan Psikososial
Teori psikososial menganggap krisis perkembangan pada masa
remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada saat masa remaja,
mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yag berbeda, unik dan
berbeda dari individu yang lain. Periode remaja awal dimulai dengan
masa pubertas yaitu dari berkembangnya stabilitas emosional dan fisik
yang relatif pada saat atau ketika hampir lulus dari SMA.
Saat ini remaja dihadapkan pada krisis identitas kelompok vs
pengasingan diri. Pada tahap selanjutnya, individu berharap untuk
memperoleh otonomi dari keluarga dan mengembangkan identitas diri
sebagai lawan terhadap difungsi peran. Identitas kelompok menjadi
sangat penting untuk permulaan bagi remaja dalam pembentukan
identitas pribadi. Remaja tahap awal harus mampu memecahkan masalah
tentang hubungan dengan teman sebaya sebelum mampu menjawab
pertanyaan tetang siapa diri mereka dalam kaitannya dengan keluarga
dan masyarakat.
2.2.3. Perkembangan kognitif
Menurut Jahja,2012 perkembangan kognitif merupakan perubahan
kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan
bahasa . Menurut Piaget (dalam dalam Jahja, 2012), seorang remaja akan
termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara
biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja akan secara aktif
membangun dunia kognitif mereka sendiri, di mana informasi yang ia
dapatkan tidak langsung diterima dengan begitu saja ke dalam skema
kognitif mereka.
2.2.4. Perkembangan moral
Anak yang lebih muda cenderung bisa lebih menerima keputusan
atau sudut pandang dari orang dewasa dibandingkan dengan remaja,
sedangkan remaja untuk bisa memperoleh autonomi dari orang dewasa,
mereka harus mengganti moral dan nilai mereka sendiri. Ketika prinsip
yang lama ditantang tetapi nilai yang baru dan mandiri belum muncul ,
remaja mencari peraturan moral yang memlihara integritas pribadi
mereka dan membimbing tingkah laku mereka , terutama dalam
menghadapi tekanan yang kuat untuk dapat melanggar keyakinannya
yang lama. Keputusan mereka yang melibatkan dilema moral harus
berdasar pada prinsip moral yang diinternalisasi yang memberi mereka
sumber untuk mengevaluasi tuntutan situasi dan merencanakan
serangkaian tindakan yang konsisten dengan ide - ide yang mereka buat.
2.2.5. Perkembangan spiritual
Menurut Wong, 2009 Remaja mungkin akan menolak aktifitas
ibadah yang formal atau melakukan ibadah secara bersama sama tetapi
remaja akan melakukan ibadah secara individual. Mereka mungkin
memerlukan eksplorasi terhadap konsep keberadaan tuhan,
membandingkan agama mereka dengan orang lain yang dapat
menyebabkan mereka mempertanyakan kepercayaan kepercayaan
mereka sendiri tetapi pada akhirya menghasilkan permusuhan dan
penguatan spitual mereka.
2.2.6. Perkembangan sosial
Untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus
membebaskan diri mereka dari keluarga mereka dan remaja akan
menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari wewenang orang tua,
namun proses ini penuh dengan ambivalensi baik dari remaja maupun
orang tua, remaja ingin dewasa dan bebas dari kendali orang tua, tetapi
banyak dari mereka takut ketika mereka mencoba untuk memahami
tanggung jawab yang terkait dengan kemandirian.
2.8. Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Hurlock, 2005 Tugas perkembangan remaja dititik pusatkan pada
penanganan perubahan sikap dan pola perilaku yang kekanak- kanakkan dan
mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Menurut Kay (dalam
Jahja, 2012) menjelaskan bahwa tugas - tugas perkembangan remaja adalah
sebagai berikut:
2.3.1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2.3.2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua.
2.3.3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun
kolompok.
2.3.4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya
2.3.5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
2.3.6. Memperkuat kemampuan mengendalikan diri atas dasar skala nilai,
psinsip-psinsip, atau falsafah hidup. (Weltan-schauung).
2.3.7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kekanak-kanakan.
2.9. Masalah Kesehatan Jiwa Remaja
Masalah kesehatan jiwa pada tahap perkembangan remaja akan menjadi
masalah jika tidak di selesaikan atau di tangani dengan baik. Hubungan orang
tua atau baik dari dirinya sendiri maupun dari hubungan interaksi orang lain
akan menjadi salah satu penyebab masalah tersebut. Akibatnya yaitu dapat
menimbulkan kenakalan remaja, kesulitan belajar maupun perilaku seksual.
Beberapa jenis gangguan jiwa yang sering terjadi pada anak remaja:
2.4.1. Gangguan Cemas/Ansietas
Gangguan cemas atau ansietas biasanya sering terjadi pada remaja
dan anak. Antisipasi terhadap bahaya atau perasaan gelisah yang
biasanya di sebut dengan ansietas atau rasa cemas. Seperti yang di
ketahui laki-laki lebih banyak di temukan dengan gejala fobiasosial
di banding perempuan. Sedangkan perempuan lebih banyak di
temukan fobiasimpel/gangguan menghindar dari pada laki-laki.
2.4.2. Gangguan Mood
Banyak anak dan remaja yang mengalami masalah pribadi atau tidak
dimana mereka mempunyai kecenderungan depresi. Depresi tidak
hanya karena stress saja tetapi bisa juga karena mood yang normal
atau depresi patologik. Oleh karena itu banyak penyebab anak dan
remaja yang terkena gangguan atau masalah tersebut bisa beresiko
bunuh diri yang mana kematian terbanyak pada usia 15-24 tahun.
Ada beberapa ciri atau tanda yang dapat kita ketahui yaitu anak
menarik diri secara tiba-tiba, menyalahgunakan NAPZA, respon
yang kurang baik, kualitas tugas/sekolah menurun, anak keras kepala
dan sering memberontak, terang – terangan berperilaku tidak baik
dan sering lelah dan letih.
2.4.3. Gangguan psikotis
Gangguan psikotis adalah suatu kondisi terdapatnya gangguan yang
berat dalam kemampuan menilai realitas, seperti kesulitan
membedakan kenyataan dan imajinasi biasanya gejala-gejala yang
muncul pada penderita psikotis berupa delusi atau waham dan
halusinasi, pada remaja sekarang paling banyak di derita yaitu
gangguan psikotikskizoprenia, gangguan ini di tandai dengan gejala
awal meliputi perubahan ekstreem dalam perilaku sehari-hari. Isolasi
soasial, sikap yang aneh, penurunan akademik dan mengekspresikan
perilaku yang tidak di sadarinya. Penanganan psikotik dapat di
lakukan dengan pemberian obat dan psikoterapi segera, kondisi
inidapat berdampak pada pasien dalam kehidupan sosial.
2.4.4. Gangguan Penyalahgunaan Zat
Gangguan yang dapat muncul karena penggunaan zat psikoaktif
seperti intoksikasi gejala putus zat, gangguan mood, amnesia,
gangguan psikotik, kecemasan, disfungsi seksual, dan gangguan
tidur, seperti sering mengkonsumsi narkotika, alkohol, dan obat-obat
terlarang yang menimbulkan intoksiasi atau di sebut fly dan
halusinasi . Efek ini umumnya mencerminkan aksi kimia dari zat
psikoaktif, biasanya tanda-tanda intoksikasi sering kali mencakup
kebingungan, marah-marah, kurang perhatian, serta terganggunya
keterampilan motorik dan spasi. intoksikasi yang paling parah dapat
menimbulkan kematian, bisa karena overdosis sampai yang bunuh
diri dan akhirnya ingin mengakhiri hidupnya. Penanganannya
diantaranya biologis pada gangguan penylahgunaan zat termasuk
detoksifikasi, penggunaan obat seperti disulfiram, metadon, nalokson
dan terapi penggantian nikotin. Pada terapi psikodinamika berfokus
pada mengungkapkan konflik dalam diri yang berawal pada masa
kanak-kanak yng mereka yakini sebagai akar dari masalah
penyalahgunaan zat.
2.10. Konsep Asuhan Keperawatan Remaja
2.5.1. Pengkajian
Pengumpulan data harus sesuai pada status remaja yang meliputi
observasi dan interpretasi pola perilaku, yang mencakup :
1. Pertumbuhan dan perkembangan
2. Keadaan biologis dan fisik (penyakit atau kecelakaan)
3. Keadaan emosi ( status mental juga termasuk proses berpikir,
adakah pikiran tentang bunuh diri atau membunuh orang lain)
4. Latar belakang ekonomi, agama dan sosial budaya
5. Penampilan pada kehidupan sehari hari
6. Pola penyesuaian masalah (pertahanan ego seperti menarik diri,
denial dan actingout)
7. Pola interaksi antara keluarga dan teman sebaya atau pada
masyarakat
8. Persepsi remaja tentang kepuasan remaja pada keadaan
kesehatan
9. Tujuan kesehatan remaja
10. Lingkungan ( fisik, ekologi dan emosi)
11. Sumber materi dan narasumber yg ada bagi remaja(sahabat,
sekolah, serta keterlibatannya dalam masyarakat).
Data yang dikumpulkan tersebut mencakup semua aspek kehidupan
remaja baik itu dimasa lalu maupun masa sekarang dan data tersebut
diperoleh dari remaja itu sendiri, dari keluarga atau dari orang lain.
2.5.2. Perencanaan dan implementasi
Masalah utama yang sering dialami remaja berkaitan dengan
perilaku seksual, keinginan untuk bunuh diri, keinginan untuk kabur
dari rumah, perilaku antisocial, perilaku mengancam, keterlibatan
dalam pengunaan obat obatan terlarang, masalah diit/makanan, dan
takut sekolah.
Pengetahuan perawat terhadap perkembangan normal yang dialami
remaja sangat diperlukan yang berguna untuk membedakan perilaku
adaptif dan menentukan masalah berdasarkan perilaku remaja
merupakan langkah pertama dalam merencanakan asuhan
keperawatan. Kemudian perawat akan menentukan tujuan jangka
pendek berdasarkan respons maladaptive pada remaja dengan
memperhatikan kekuatan yang dimiliki remaja, begitu pula tujuan
jangka panjang.
Tinjauan terhadap rencana asuhan keperawatan perlu dilakukan
secara berkala yang berguna untuk memperbaiki situasi, catatan
perkembangan dan mempertimbangkan masalah baru. Sangat
penting bagi perawat untuk mengkaji dan mengevaluasi proses
keperawatan pada remaja.
Implementasi perawat meliputi :
1. Pendidikan pada remaja dan orang tua 
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling tepat untuk
memberikan informasi mengenai kesehatan berkaitan dengan
penggunaan obat terlarang, masalah seks, pencegahan bunuh
diri, dan tindakan kejahatan, dan juga informasi mengenai
perilaku remaja serta memahami konflik yang dialami mereka,
orang tua, guru dan masyarakat akan lebih suportif dalam
menghadapi remaja, bahwa dapat membantu mengembangkan
fungsi mandiri remaja dan orang tua mereka, akan menimbulkan
perubahan hubungan yang positif.
2. Terapi keluarga 
Pada terapi keluarga ini khususnya diperlukan bagi remaja
dengan gangguan kronis, yang didalam interaksi keluarga
mengakibatkan gangguan perkembangan pada remaja. Oleh
karena itu perawat perlu mengkaji tingkat fungsi keluarga dan
perbedaan yang terdapat didalamnya untuk menentukan cara
terbaik bagi perawat berinteraksi dan membantu keluarga. 
3. Terapi kelompok 
Pada terapi kelompok perawat memanfaatkan kecenderungan
remaja untuk mendapat dukungan dari teman sebaya. Konflik
antara keinginan remaja untuk mandiri dan tetap tergantung,
serta konflik yang berkaitan dengan tokoh otoriter, akan mudah
dibahas dengan remaja tersebut.
4. Terapi individu 
Pada terapi individu terdiri atas terapi yang bertujuan singkat
dan terapi penghayatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat
ketika berkomunikasi dengan remaja yaitu cara penggunaan
teknik berdiam diri, menjaga kerahasiaan, negativistic, resistens,
berdebat, sikap menguji perawat, membawa teman untuk terapi,
dan meminta perhatian khusus pada remaja.
2.5.3. Evaluasi 
Dibandingkan dengan kelompok usia lainnya seperti pada anak dan
lansia , masalah remaja lebih sering dihadapi oleh perawat. Perawat
juga harus waspada untuk tidak memihak baik pada remaja maupun
orang tua. Remaja cenderung impulsive dan secara tidak disadarinya
dapat menghambat perkembangan terapi. Walaupun proses
penyembuhan biasanya berjalan lambat, perawat tetap perlu
menyadari kemajuan yang dialami remaja dan bahkan membantu
remaja untuk melihat perbaikan pada remaja yang telah dicapai,
tidak hanya dalam perilakunya tetapi juga secara menyeluruh.
Apabila kriteria keberhasilan ditulis secara jelas dengan
menggunakan istilah perubahan yang ingin dicapai, maka kriteria ini
dapat dipakai untuk mengukur efektifivitas intervensi keperawatan.
BAB 3
PEMBAHASAN ARTIKEL JURNAL TERKAIT
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang indvidu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi untuk
komunitasnya terutama pada masa remaja Sehat disini bukan semata hanya
bebas penyakit atau bebas dari kecacatan, namun juga sehat secara mental
dan sosial budaya. (UU RI nomor 18 tentang kesehatan jiwa)
Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada
penanganan pada perubahan sikap dan pola perilaku yang kekanak- kanakkan
dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. (Hurlock, 2005).
Masalah kesehatan jiwa pada tahap perkembangan remaja akan menjadi
masalah jika tidak di selesaikan atau di tangani dengan baik. Hubungan orang
tua atau baik dari dirinya sendiri maupun dari hubungan interaksi orang lain
akan menjadi salah satu penyebab masalah tersebut. Akibatnya yaitu dapat
menimbulkan kenakalan remaja, kesulitan belajar maupun perilaku seksual.
Pengumpulan data pada status remaja meliputi observasi dan
interpretasi pola perilaku.Data yang dikumpulkan tersebut mencakup semua
aspek kehidupan remaja baik itu dimasa lalu maupun masa sekarang dan data
tersebut diperoleh dari remaja itu sendiri, dari keluarga atau dari orang lain.
Tinjauan terhadap rencana asuhan keperawatan perlu dilakukan secara
berkala yang berguna untuk memperbaiki situasi, catatan perkembangan dan
mempertimbangkan masalah baru. Sangat penting untuk mengkaji dan
mengevaluasi proses keperawatan pada remaja.
Dibandingkan dengan kelompok usia lainnya seperti pada anak dan
lansia , masalah remaja lebih sering dihadapi oleh perawat. Perawat harus
waspada untuk tidak memihak baik pada remaja maupun orang tua. Remaja
cenderung impulsive dan secara tidak disadarinya dapat menghambat
perkembangan terapi. Walaupun proses penyembuhan biasanya berjalan
lambat, perawat tetap perlu menyadari kemajuan yang dialami remaja dan
bahkan membantu remaja untuk melihat perbaikan pada remaja yang telah
dicapai, tidak hanya dalam perilakunya tetapi juga secara menyeluruh.
Apabila kriteria keberhasilan ditulis secara jelas dengan menggunakan istilah
perubahan yang ingin dicapai, maka kriteria ini dapat dipakai untuk
mengukur efektifivitas intervensi keperawatan.
4.2. Saran
Bagi seorang perawat Sebagai seorang perawat seharusnya dapat
memberikan asuhan keperawatan secara intensif mulai dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, dan intervensi pada Asuhan Keperawatan Jiwa Pada
Remaja. Perawat dapat menjalin kerja sama dengan keluarga perawat
lainnya, agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara operasional.
Keluarga klien atau pasien Keluarga klien atau pasien diharapkan dapat
memberikan perawatan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari anaknya
yang menderita penyakit kesehatan jiwa dan mampu menjaga kebersihan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati . 2015 . Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa . Jakarta: Salemba Medika
Sofwan . 2009 . https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/1860
. dikutip pada tanggal 20 Maret 2020
Nasriati .2011.https://www.google.com/http://eprints.umpo.ac.id/1533/2/Artikel
%2520Kesehatan%2520Jiwa%2520Remaja.pdf&ved=2ahUKEwiKiJ-
22K_oAhXVlOYKHXXLBOkQFjANegQICBAB&usg=AOvVaw1bIbx-
BaiT4KzEqRGrP6Jf . dikutip pada tanggal 20 Maret 2020
Novaria.2012. https://id.scribd.com/document/112440749/Asuhan-Keperawatan-
Jiwa-Pada-Remaja . dikutip pada tanggal 20 Maret 2020
Yusuf.2014.http://ners.unair.ac.id/materikuliah/buku%2520ajar
%2520keperawatan%2520kesehatan%2520jiwa.pdf&ved=2ahUKEwiKiJ-
22K_oAhXVlOYKHXXLBOkQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw1ZPtJccmg_leF
fBvI3eEYQ . dikutip pada tanggal 20 Maret 2020
Yusuf.2014.https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://ners.unair.ac.id/materikuliah/askep
%2520remaja%2520new.pdf&ved=2ahUKEwib-
8jr16_oAhUGeysKHR5WCrYQFjAEegQIBBAM&usg=AOvVaw0BOLII-
ZBr0351qyGFCp9s&cshid=1584935667965 . dikutip pada tanggal 20 Maret 2020
Lampiran bukti cek plagiasi

Anda mungkin juga menyukai