Anda di halaman 1dari 12

Konsep Dasar

Sistem Endokrin
Disusun Oleh :
1. Ida Dewi Aisyah (20181660020)
2. Qori’atin Nisa’ (20181660039)
3. Khusnul Khotimah (20181660063)
DEFINISI

Sistem endokrin merupakan suatu sistem yg ada


didalam tubuh manusia yang bertugas untuk
memproduksi hormon yang berfungsi untuk mengatur
kerja organ-organ dalam tubuh manusia yg sesuai
dengan kebutuhan organ tersebut.
Anatomi Sistem
Kelenjar Hipofisis Endokrin
Kelenjar Tiroid
(Pituitari)

Merupakan kelenjar yang


terletak di dalam leher
Terletak di bawah
bagian bawah. Pembentukan
hipotalamus berbentuk
hormon tiroid bergantung
lonjong sebesar biji kacang
pada jumlah yodium eksogen
kapri. Fungsi kelenjar
yang masuk ke dalam tubuh
hipofisis diatur oleh
sumber utama untuk
sususnan saraf pusat melalui
memelihara keseimbangan
hypothalamus.
yodium dalam makanan dan
air minum.
Anatomi Sistem
Kelenjar Paratiroid Kelenjar Thymus
Kelenjar ini terletak di
Endokrin
rongga dada bagian
mediastinum superior,
terbagi menjadi lobus kanan
dan lobus kiri. Fungsi
Kelenjar paratiroid
kelenjar thymus :
menghasilkan hormon
1. Suatu sumber sel yang
paratiroksin yaitu peptida,
mempunyai kemampuan
terdiri dari 84 asam amino.
imunologis.
Produksi hormone paratiroid
2. Sumber hormon timik
akan meningkat apabila
yang mempersiapkan
kadar kalsium di dalam
proloferasi dan maturasi
plasma menurun dalam
sel-sel yang mempunyai
keadaan fisiologis normal.
kemampuan potensial
imunologis dalam banyak
jaringan lain.
3. Mengurangi aktivitas
kelamin.
Anatomi Sistem
Kelenjar
Suprarenalis
Kelenjar Pineal Endokrin
(Epifise)
(Adrenal)
Berbentuk ceper terdapat
pada bagian atas dari ginjal.
Kelenjar suprarenalis terbagi
Terdapat dalam ventrikel
atas:
otak, berbentuk kecil dengan
1. Korteks adrenal : Korteks
warna merah seperti sebuah
adrenal menghasilkan
cemara. Fungsinya belum
hormon kortikosteroid
diketahui dengan jelas.
(kortikoid),
Kelenjar ini menghasilkan
mineralkortikoid, dan
sekresi interna dalam
hormon kelamin
membantu panreas dan
2. Medula : Terdiri dari sel-sel
kelenjar kelamin berperan
yang menghasilkan
penting dalam mengatur
hormon epinefrin dan
aktivitas seksual dan
hormone norepinefrin
reproduksi manusia.
yang mengandung sel-sel
ganglion simpatis dan
kelenjar medula adrenal.
Anatomi Sistem
Kelenjar Pankreas
(Pulau
Kelenjar Kelamin Endokrin
(Gonad)
Langerhans)

Kelenjar gonad yaitu testis


Pankreas menghasilkan pada pria dan ovarium pada
dua kelenjar yaitu kelenjar wanita, mempunyai fungsi
endokrin dan kelenjar endokrin dan reproduksi.
eksokrin. Diantara sel-el Sebagai kelenjar endokrin,
eksokrin di seluruh pancreas testis menghasilkan hormon
tersebar kelompok-kelompok seks yaitu androgen dan
atau “pulau”, sel endokrin sperma. Sedangkan ovarium
yang dikenal sebagai pulau menghasilkan estrogen dan
(islets) Langerhans. progesterone serta
memproduksi sel telur.
Fungsi Kelenjar Gangguan Pada
Sistem Endokrin :
Endokrin :
D H H
i i
a
i
p
b e p
e rt o
t ir t
e o

Men Mera Pertu Men s i i

Peng Meta
M d r
il i
o
gontr ngsa mbu gatur it s
m i
hasil bolis
u
s e d
ol ng han Meta
Hor me
Aktiv Aktifi Jarin bolis
mon Zat
itas tas gan me
Patofisiologi
Kelenjar endokrin akan mengeluarkan hormon bila ada
stimulus atau rangsangan. Hormon yang akan dikeluarkan
kemudian diangkut oleh darah menuju kelenjar-kelenjar yang
sesuai sehingga bagian tubuh yang sesuai tersebut akan
merespon.
Hormon berperan mengatur dan mengontrol fungsi organ.
Pelepasannya bergantung pada perangsangan atau
penghambatan melalui faktor yang spesifik. Mekanisme kerja
hormon dibagi 3:
 Autokrin : bekerja di dalam sel yang menghasilkan hormone
itu sendiri
 Parakrin : bekerja mempengaruhi sel sekitar
Pengkajian
 Riwayat Kesehatan Sekarang

 Riwayat Kesehatan Dahulu


Konsep Dasar
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Asuhan
 Pemeriksaan Fisik
o Neuro sensori : Disorientasi, mengantuk, stupor/koma, gangguan Keperawatan
memori, kekacauan mental, reflek tendon menurun, aktifitas
kejang.
o Kardiovaskuler : Takikardia / nadi menurun atau tidak ada,
perubahan TD postural, hipertensi dysritmia, Pengkajian Pada
o Pernafasan : Takipnea pada keadaan istirahat/dengan aktifitas,
sesak nafas, batuk dengan tanpa sputum purulent dan tergantung
Diabetes Militus
ada/tidaknya infeksi, panastesia/paralise otot pernafasan (jika
kadar kalium menurun tajam), RR > 24 x/menit, nafas berbau
aseton.
o Gastrointestinal : Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi
abdomen, aseitas, wajah meringis pada palpitasi, bising usus
lemah/menurun.
o Eliminasi : Urine encer, pucat, kuning, poliuria, urine berkabut, bau
busuk, diare (bising usus hiper aktif).
o Reproduksi/sexualitas : Rabas vagina (jika terjadi infeksi),
keputihan, impotensi pada pria, dan sulit orgasme pada wanita.
o Muskuloskeletal : Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot,
 Gula darah meningkat > 200 mg/dl
 Aseton plasma (aseton) : positif secara mencolok
 Osmolaritas serum : meningkat tapi < 330 m osm/lt
 Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3
(asidosis metabolik)
Konsep Dasar
 Alkalosis respiratorik Asuhan
 Trombosit darah : mungkin meningkat (dehidrasi), Keperawatan
leukositosis, hemokonsentrasi,menunjukkan respon
terhadap stress/infeksi.
 Ureum/kreatinin : mungkin meningkat/normal
lochidrasi/penurunan fungsi ginjal.
Pengkajian Pada
 Amilase darah : mungkin meningkat > pankacatitis Diabetes Militus
akut.
 Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada
(pada tipe I), normal sampai meningkat pada tipe II
yang mengindikasikan insufisiensi insulin.
 Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas
hormon tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan
kebutuhan akan insulin.
 Urine : gula dan aseton positif, BJ dan osmolaritas
mungkin meningkat.

Diagnosa keperawatan
 Resiko tinggi infeksi b.d kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit,
perubahan sirkulasi.
Intervensi Keperawatan
Konsep Dasar
Kriteria hasil : Infeksi tidak terjadi
Asuhan
 Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan. Pasien mungkin masuk dengan
infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan ketuasidosis atau infeksi
Keperawatan
nasokomial.
 Tingkatkan upaya pencegahan dengan mencuci tangan bagi semua orang yang
berhubungan dengan pasien, meskipun pasien itu sendiri. Mencegah timbulnya
infeksi nasokomial. Pengkajian Pada
 Pertahankan teknik aseptik prosedur invasif. Kadar glukosa tinggi akan menjadi
media terbaik bagi pertumbuhan kuman.
Diabetes Militus
 Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sugguh, massage daerah
yang tertekan. Jaga kulit tetap kering, linen tetap kering dan kencang.
Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada peningkatan
resiko terjadinya iritasi kulit dan infeksi.
 Bantu pasien melakukan oral hygiene. Menurunkan resiko terjadinya penyakit
mulut.
 Anjurkan untuk makan dan minum adekuat. Menurunkan kemungkinan
terjadinya infeksi.
 Kolaborasi tentang pemberian antibiotik yang sesuai Penanganan awal dapat
membantu mencegah timbulnya sepsis.
Thank You 

Anda mungkin juga menyukai