Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Kelenjar dan Fungsi Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang


menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar
endokrin. Kelenjar endokrin mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon.
Hormon merupakan senyawa protein atau senyawa steroid yang mengatur kerja
proses fisiologis tubuh.

Kelenjar endokrin dalam tubuh terdiri dari kelenjar hipofisis, kelenjar adrenal,
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pineal, dan pulau langerhans pada
pankreas. Kelenjar tersebut memiliki struktur yang berbeda satu sama lain. Selain
struktur, yang membedakan setiap kelenjar adalah sekresi yang dihasilkan dan
fungsinya. Untuk mengetahui tentang struktur histologis dan fungsi kelenjar endokrin
dari sistem endokrin, maka disusun makalah yang berjudul “Sistem Endokrin”.

2.1.1 Sifat Umum dan Kelenjar Penyusun Sistem Endokrin

Menurut Tenzer (1998), kelenjar endokrin pada vertebrata (termasuk manusia)


memiliki sifat umum sebagai berikut

1. Seluruh kelenjar endokrin berukuran kecil dan mengandung banyak


pembuluh darah
2. Berdasarkan susunan sel sekretorinya, kelenjar hormon dibedakan menjadi
dua tipe:
a) Tipe sinusoid. Tersusun atas sel-sel sekretori berbentuk kubus atau
pipih yang terletak diantara sinusoid-sinusoid dan dilengkapi dengan
matriks jaringan ikat.
b) Tipe folikel. Sel sekretori tersusun dalam kantung bulat (folikel).
Folikel tersebut menimbun sekretnya dalam lumen sebelum dilepaskan
dalam aliran darah. Tipe ini terdapat pada kelenjar tiroid.
c) Kelenjar pada sistem endokrin hanya berhubungan secara fungsional
tanpa ada hubungan secara struktural.
d) Jumlah sekret yang disekresikan tergantung kebutuhan tubuh.
Kelenjar endokrin yang terdapat pada vertebrata (termasuk manusia)
antara lain, hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, pineal, dan organ-organ tubuh
yang mengandung kelenjar endokrin misalnya, pankreas, gonad, ginjal,
lambung, dan usus halus (Tenzer, 1998).

Sistem endokrin hamper selalu bekerja sama dengan sistem saraf,


namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari
sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut.
Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak bekerja


melalui transmisi kimia.
2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada
sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna
hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon
baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi,

berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin


bekerja hanya dalam waktu singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja
dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali sistem endokrin
(menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan
waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang
sempurna.

Dasar dari sistem endokrin adalah hormin dan kelenjar (glandula),


sebagai senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan
instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda
masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja dan
memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.

2.1.2 Sel-sel Penyusun Organ Endokrin

Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.

1) Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi
berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel
saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin
sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya,
semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori.
Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut
sel neusekretori.
2) Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin
yang benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki
bentuk seperti sel saraf. Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon
yang dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh).
Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang
memepunyai sistem sirkulasi,

baik vertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang sering


menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda,
dan Moluska. Kelenjar ensokrin dapat berupa sel tunggal atau berupa organ
multisel.

2.1.3 Fungsi Kelenjar Endokrin

Secara keseluruhan, masing-masing kelenjar yang terdapat dalam tubuh


memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung dari mana kelenjar tersebut
dihasilkan. Akan tetapi, secara umum fungsi kelenjar endokrin adalah:

Penghasil Hormon – Kelenjar endokrin bertugas untuk menghasilkan


berbagai macam jenis hormon yang nantinya akan disalurkan ke darah apabila
diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.

1. Mengontrol Aktivitas
Kelenjar endoktrin bertugas untuk mengontrol aktivitas dari kelenjar
tubuh agar dapat berfungsi dengan normal dan maksimal.
2. Merangsang Aktivitas
Kelenjar endoktrin juga bertugas untuk merangsang aktivitas kelenjar
tubuh untuk kemudian disampaikan ke sistem saraf dan menciptakan
suatu efek dari rangsangan tersebut.
3. Pertumbuhan Jaringan 
Kelenjar endoktrin juga mempengaruhi pertumbuhan jaringan pada
manusia agar jaringan tersebut berfungsi maksimal.
4. Mengatur Metabolisme 
5. Kelenjar endoktrin juga berfungsi untuk mengatur metabolisme dalam
tubuh, sistem oksidasi tubuh serta bertugas untuk meningkatkan
absorpsi glukosa dalam tubuh dan pada usus halus.
6. Metabolisme Zat 
Kelenjar endoktrin bertugas untuk mempengaruhi fungsi metabolisme
lemak, vitamin, metabolisme protein, mineral, air dan hidrat aranga
dalam tubuh untuk agar optimal.

2.1.4 Kelenjar Endokrin Pada Manusia

Seperti yang telah disinggung diatas, bahwa kelenjar endoktrin pada


manusia terdiri atas 8 kelenjar utama dan sangat penting bagi tubuh. Lalu apa
saja kelenjar tersebut ? Berikut penjelasannya.

1. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis atau sering disebut sebagai master of gland merupakan


kelenjar yang menghasilkan banyak hormon yang masing masing
memiliki fungsi utama untuk mengatur satu sama lain. Kelenjar ini
memiliki ukuran yang kecil sekitar 1,3 cm dengan bentuk bulat. Secara
umum kelenjar hipofisis sendiri terbagi atas 3 macam, yaitu hipofisis
anterior, hipofisis pars intermedia dan hipofisis posterior.

Adapun hormon hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis berserta


fungsinya dalah sebagai berikut:

a) Hormon Pertumbuhan – Hormon pertumbuhan untuk mengatur


pertumbuhan & perkembangan manusia dari bayi sampai dewasa,
apabila kekurangan hormon maka akan kerdil sedangkan apabila
kelebihan akan menyebabkan gigantisme
b) Hormon Tirotropin – Hormon yang mengatur pertumbuhan dan
perkembangan dari kelenjar tiroid agar tidak terserang penyakit
gondok.
c) Adrenocorticotropic Hormone – Hormon ini bertugas untuk
mengontrol pertumbuhan dan perkembangan dari kulit ginjal serta
merangsang aktivitas kelenjar adrenal.
d) Hormon Prolaktin (Lactogenic) – Berfungsi untuk membantu wanita
pada proses kelahiran dan juga sekresi susu.
e) Hormon MSH – Bertugas untuk memberikan pengaruh pada warna
kulit pada mahkluk hidup, kelebihan hormon ini dapat menyebabkan
kulit hitam.
f) Hormon ADH – Bertugas untuk meningkatkan tekanan darah dalam
tubuh serta menurunkan volume urine tubuh.
2. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang dapat ditemukan di bagian


leher depan, tepatnya berada dibawah jakun dan terdapat 2 lobus. Yodium
yang terdapat pada kelenjar ini dibuat dari folikel jaringan tiroid, dimana
yodium secara aktif diakumulasi oleh kelenjar tiroid itu sendiri. Maka dari
itu, apabila seseorang mengalami kekurangan yodium dalam jangka waktu
yang lama dan tidak segera ditangani, maka akan menyebabkan
pembesaran pada kelenjar gondok hingga 15x lipat dari normal.

Kelenjar ini menghasilkan 2 hormon penting, yaitu tiroksin dan


triiodontironim. Dimana kedua hormon ini memiliki fungsi yang sama
yaitu untuk mengatur metabolisme, perkembangan, pertumbuhan serta
aktivitas dari sistem saraf. Akan tetapi terdapat 1 hormon yang terdapat
pada kelenjar tiroid yang bernama kalsitonin. Kalsitonin ini memiliki
fungsi untuk menurunkan kadar kalsium dalam darah tubuh, caranya
adalah dengan mempercepat proses absorpsi kalsium yang terdapat pada
tulang.

3. Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar yang berada di belakang kelenjar


tiroid dengan jumlah 4 buah. Adapun fungsi kelenjar ini adalah:

a) Menghasilkan PTH yang berfungsi mengatur konsentrasi ion kalsium


yang terdapat pada cairan ekstraseluler dengan mengabsorpsi kalsium
dari dalam usus
b) Untuk meningkatkan kalsium dalam darah
c) Untuk mengatur metabolisme fosfor
d) Selain dapat menaikkan kalsium darah, kelenjar ini juga dapat
menurunkan kadar kalsium dalam darah

Apabila seseorang mengalami kekurangan hormon ini, maka akan


menyebabkan terserang penyakit tetanus dan apabila seseorang kelebihan
hormon ini maka akan menyebabkan terjadinya pengendapan kapur pada
ginjal.

4. Kelenjar Adrenalin

Kelenjar adrenalin dapat kita temukan di bagian atas ginjal dengan


bentuknya menyerupai bola. Pada masing masing ginjal manusia terdapat
1 kelenjar suprarenalis, dimana nantinya kelenjar tersebut akan dibagi lagi
menjadi 2 bagian utama, yaitu korteks atau bagian luar dan medula atau
bagian tengah.

Adapun hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenalin dan


tugasnya adalah sebagai berikut:

a) Mineralokortikoid – Bertugas untuk mengontrol jalannya


metabolisme ion anorganik
b) Glukokortikoid – Bertugas untuk mengontrol proses metabolimse
glukosa
c) Adrenalin & Noradrenalin – Bertugas dalam vasokontriksi arteri,
mengontrol pembuluh darah pada otak dan otot, merespon gerak
peristaltik, mengatur kadar gula darah dan ikut merubah glikogen
menjadi glukosa dalam hati.

Cara Kerja

Cara kerjanya adalah pada awalnya stimulus yang mencekam akan


memberikan efek pada hipotalamus untuk mengaktifkan medula adrenal
dengan impuls saraf, kemudian korteks adrenal dengan sinyal hormonal.
Lalu medulla adrenal bertugas sebagai respon jangka pendek dari stress
dengan cara mensekresi hormon katekolamin. Kemudian korteks adrenal
akan mengontrol respon dari medulla adrenal, dimana respon tersebut
berlangsung lebih lama dibandingkan respon medulla adrenal.
5. Kelenjar Timus

Kelenjar timus adalah salah satu kelenjar yang memiliki peran


penting dalam pertumbuhan manusia. Kelenjar ini dapat ditemukan di
dalam mediastinum, tepatnya disekitar trakea. Kelenjar ini biasanya dapat
membesar seiring dengan berjalannya proses pubertas, akan tetapi akan
mengecil kembali ketika dewasa. Timus juga menghasilkan hormon
pertumbuhan yang akan berfungsi hinnga remaja dan setelah dewasa nanti
hormon pertumbuhan tidak akan berfungsi. Adapun fungsi kelenjar timus
adalah:

a) Untuk membantu pertumbuhan makhluk hidup


b) Bertugas mengurangi aktivitas dari kelenjar kelamin
c) Menghasilkan senyawa timosin yang bertugas sebagai perangsang
limfosit tubuh
6. Kelenjar Pinealis

Kelenjar Pinealis merupakan kelenjar yang terdapat di dekat pusat


otak kita. Kelenjar ini menghasilkan hormon yang bernama melatonin,
dimana reproduksi hormon ini bergantung dari seberapa lama tubuh
mendapatkan penyinaran. Ketika siang hari, kelenjar ini akan
menghasilkan sedikit melatonin, akan tetapi pada malam hari akan
menghasilkan banyak.

Fungsi:

Kelenjar pinealis yang menghasilkan hormon melatonin memiliki


fungsi sebagai antioksidan tubuh yang efektif untuk memberikan
perlindungan pada sistem saraf otak dari serangan radikat bebas. Dalam
ritme biologis, hormon ini memberikan pengaruh pada siklus pada
seseorang, maksudnya disini adalah siklus dari bangun hingga tidur lagi
atau kebiasaan makan pada seseorang.

7. Kelenjar Pankreas

Kelenjar pankreas dalam tubuh memiliki tugas untuk menghasilkan


insulin yang bertugas untuk mengatur tingkat glukosa dalam darah.
Apabila seseorang mengalami kekurangan insulin, maka akan
menyebabkan individu tersebut menjadi rentan terserang penyakit
diabetes. Selain itu, kelenjar pankreas ternyata terbagi atas 3 sel yang
memiliki fungsi masing masing, sel tersebut adalah :

a) Sel Alpa yang bertugas untuk memproduksi glukagon serta


meningkatkan glukagon, selain itu juga dapat menurunkan kadar
glukosa tubuh.
b) Sel Beta yang bertugas untuk memproduksi insulin, selain itu juga
dapat menurunkan glukagon dan meningkatkan glukosa.
c) Sel Gamma merupakan sel yang sampai saat ini belum diketahui
secara pasti fungsi tugasnya.
8. Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin atau disebut sebagai kelenjar gonad merupakan


kelenjar yang bertanggung jawab atas pertumbuhan pada manusia. Secara
umum, kelenjar ini menghasilkan beberapa hormon yang dibagi menjadi 2,
yaitu pada laki laki dan perempuan. Pada laki laki, kelenjar ini
menghasilkan hormon testosteron, sedangkan pada perempuan
menghasilkan hormon progresteron dan estrogen.

Fungsi:

Adapun fungsi dari hormon testosteron pada pria adalah untuk


menjaga metabolisme pria, selain itu juga memiliki pengaruh besar
sebagai penentu jenis kelamin pada janin dan mempengaruhi masa
pubertas pada pria. Sedangkan fungsi hormon progresteron utamanya
adalah untuk mematangkan sel induk wanita, mempertahankan status
kehamilan dan meningkatkan fungsi kelenjar tiroid. Lalu fungsi dari
estrogen adalah sebagai pencegah nyeri pada payudara, memberikan
karakteristik secara generatif pada wanita, untuk meningkatkan
anabolisme protein tubuh dan membantu dalam pembentukan tulang.

2.2 Hormon

2.2.1 Pengertian Hormon

Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti

menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu


bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan

kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan

diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di

pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya

melalui saluran khusus. Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa

organic yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas

seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Hormon

mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan

perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari,

minggu, bulan, dan bahkan beberapa tahun. Walaupun jumlah yang

diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting.

Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat,

dan lain sebagainya.

2.2.2 Jenis-jenis Kelenjar Hormon dan Hormon yang Dihasilkan

1. Kelenjar Hipotalamus

Kelenjar hipotalamus terletak di bawah otak besar dan berperan


dalam koordinasi sistem saraf dan sistem endokrin dalam tubuh. Pada

kelenjar hipotalamus terdapat sel-sel khusus yang menghasilkan hormone

pelepas/pembebas dan hormone penghambat. Hormon pelepas bekerja

menggiatkan kelenjar hipofisis untuk menghasilkan hormone, sedangkan

hormone penghambat bekerja dengan cara menghambat kelenjar hipofisis

untuk mensekresikan hormone. Contoh hormon pelepas antara lain TRH

(thyroid releasing hormone) dan GnRH (gonadotrofin releasing

hormone). TRH akan memacu pengeluaran TSH dikelenjar Tiroid,

sedangkan GnRH memacu kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan FSH

(fiollicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone).


2. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis Kelenjar Hipofisis ini terletak pada lekukan tulang

selatursika di bagian tulang baji dan menghasilkan bermacam-macam

hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar

hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu:

a) Kelenjar anterior hipofisis

Kelenjar anterior hipofisis merupakan penghasil hormone yang paling

beragam dan memengaruhi bermacam-macam organ.

b) kelenjar posterior hipofisis

c) Kelenjar intermediet hipofisis

3. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Anak Gondok)

Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok terdiri dari dua lobus yang
terletak di sebelah kanan dan kiri trakea. Sekresi kelenjar tiroid diatur oleh
sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofisis, yaitu hormon
tirotropik. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang berfungsi
mengatur reaksi metabolisme karbohidrat, mengatur penggunaan O2 dan
CO2, mempengaruhi perkembangan tubuh dan mental.

Kekurangan
hormon tiroksin pada masa
anak-anak dapat
menyebabkan kr etinisme,
yaitu terjadinya pertumbuhan
kerdil dan kemunduran
mental. Kekurangan homo tiroksin pada orang dewasa
menyebabkan mixudema, dengan gejala proses metabolisme menurun,
berat tubuh bertambah, gerakan lamban, berpikir dan berbicara lamban,
kulit tebal, dan rambut rontok. Kelebihan tiroksin pada orang dewasa akan
mengakibatkan penyakit “Grave’s disease” atau penyakit gondok
eksoftalmus. Tanda-tanda penyakit tersebut adalah mata menonjol, mudah
gugup, denyut nadi bertambah, mata lebar, nadi dan napas cepat serta
tidak teratur, dan insomnia. Selain nafsu makan meningkat tetapi diiringi
dengan menurunnya berat badan karena meningkatnya metabolisme dan
gangguan pencernaan.

Tiroksin mengandung banyak iodin, kekurangan iodin dalam waktu


lama dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar tiroid. Pembengkakan
ini terjadi karena kelenjar harus bekerja keras agar produksi tiroksin
terjamin. Akibatnya kelenjar gondok mengembang dan muncullah
penyakit gondok. Penyakit ini sering dijumpai di daerah-daerah yang
kekurangan iodin, misalnya daerah pegunungan atau daerah perbukitan.
Pencegahan dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang
mengandung cukup iodin, misalnya ikan laut, atau menggunakan garam
beriodin.

4. Kelenjar Paratiroid (kelenjar anak gondok)

Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat sepasang kelenjar kecil, yaitu


kelenjar anak gondok atau disebut juga dengan kelenjar paratiroid.
Kelenjar ini berfungsi untuk menghasilkan hormon paratiroid untuk
mengatur kandungan ion fosfat (PO4) dan ion kalsium (Ca) dalam darah
dan tulang. Kerja hormon ini sinergis dengan vitamin D

Jika seseorang mengalami defisiensi (kekurangan) hormon paratiroid


akan mengakibatkan tetani, dengan gejala kejang pada tangan dan kaki,
gelisah, susah tidur, dan merasa kesemutan.

Kebalikannya pula, kelebihan hormon ini akan mengakibatkan


kelainan pula, yaitu menyebabkan kalsium dan fosforus dalam tulang akan
dikeluarkan dan dialirkan ke dalam serum darah sehingga penderita akan
mudah untuk mengalami patah tulang, serta dalam urine akan
mengandung banyak kapur dan fosforus, sehingga memperbesar
kemungkinan untuk menimbulkan batu ginjal yang jika sudah parah dapat
mengakibatkan kegagalan ginjal
5. Kelenjar Timus

Kelenjar ini merupakan kelenjar yang mmenghasilkan hormone

timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosi. Terletak di sepanjang

rongga trachea di rongga dada bagian atas. Timus membesar sewaktu

pubertas dan mengacil setelah dewasa. Kelenjar ini merupakan kelenjar

penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah

dewasa tidak berfungsi lagi.

5. Kelenjar Langerhans (kelenjar Pangkreas)

Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada

pankreas, sehingga dikenal dengan pulau – pulau Langerhans. Kelenjar

pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin

mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh

menembus membrane sel. Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan

disimpan dalam bentuk cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat proses

pembentukan glikogen (glikogenesis) dan pembentukan lemak

(lipogenesis). Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan

rangsangan untuk mensekresikan insulin. Sebaliknya glukogen bekerja

secara berlawanan terhadap insulin.

Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml

pada manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang

memicu sel – sel targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah.

Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa

turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons dengan cara

mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar

glukosa darah
7. Kelenjar Adrenal (Kelenjar anak ginjal)

Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal) atau kelenjar suprarenal


terletak di atas (kutub) setiap ginjal. Kelenjar ini terdiri dari bagian luar
berwarna kekuningan yang disebut korteks dan bagian dalam yang
disebut medula. Setiap bagian tersebut menghasilkan hormon yang
berbeda, Adrenalin berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa.
Hormon adrenalin bekerja berlawanan dengan hormon insulin. Kedua
hormon tersebut bekerja secara berlawanan, namun tujuannya sama yaitu
mengatur kadar gula dalam darah agar tetap normal.

Apabila kita terkejut, maka hormon adrenalin akan dilepaskan yang


mengakibatkan denyut jantung meningkat. Hormon adrenalin diedarkan ke
seluruh tubuh untuk mengubah glikogen menjadi glukosa yang digunakan
dalam proses pembakaran untuk menghasilkan energi. Hormon adrenalin
juga mengakibatkan saluran bronkiolus melebar, pupil mata melebar,
kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.

Kurang berfungsinya kelenjar adrenal akan mengakibatkan penyakit


Addison, yang mempunyai gejala kelelahan, nafsu makan berkurang,
mual, muntah, terasa sakit di dalam tubuh, dan meningkatnya pigmen
melanin pada kulit. Hiperfungsi kelenjar adrenal mengakibatkan tumor
kelenjar adrenal yang menyebabkan penyakit sindrom cushing dengan
gejala yang terlihat badan gemuk, anggota gerak kurus, wajah seperti
“bulan purnama”, adanya “punuk lembu” di punggung, dan perutnya
menggantung. Kulit wajah juga memerah, hipertensi dan mudah stres.
8. Kelenjar kelamin

a) Ovarium

Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan

sel telur, hormone estrogen dan hormone progesterone. Sekresi

estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH.

Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda

kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul,

payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron dihasilkan oleh

korpus luteum dan dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi

mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang

sudah dibuahi.

b) Testis

Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi

merangsang pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan

tanda – tanda kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut,

bulu dada, jakun, dan membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut

dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian anterior.

Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin,

yaitu hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi

oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari

hipotalamus.
https://dosenbiologi.com/manusia/sistem-endokrin-pada-manusia
https://www.gurupendidikan.co.id/sistem-endokrin/

Anonim. 7 April 2009. Sistem Hormon Manusia. Dunia

BiologiAsyik. http://yusnia-bio.blogspot.com/2009/03/sistem-hormon-

manusia.html (Diakses 01 Mei 2015)

http://www.softilmu.com/2015/06/hormon.html

Anda mungkin juga menyukai