Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Indonesia saat ini dalam kondisi sangat memprihatinkan, banyak masalah menimpa
bangsa kita. Salah satu issue terbesar untuk dituntaskan oleh negara Indonesia yaitu korupsi.
Korupsi telah muncul disegala aspek kehidupan negara indonesia. Bahkan dari sektor
terkecilpun korupsi bisa saja terjadi. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan kehidupan
masyarakat, kini korupsi makin luas dalam hal bentuk-bentuknya, serta metode tindak pidana
korupsi. Korupsi dari kalangan terbawah sampai kalangan jabatan tertinggi di Indonesia ini
pun sudah terbiasa dengan nama yang satu ini “korupsi “

Dengan adanya pancasila dapat digunakan sebagai sumber nilai anti korupsi yang telah
dibenarkan dengan pernyataan Komisi Pemberantasan Korupsi, yang menegaskan bahwa
Pancasila merupakan sumbernilai anti korupsi. Yang menjadi permasalahan adalah dimana
arah ideologi sekarang seperti di persimpangan jalan. Nilai-nilai lain yang dianut seperti
kapitalis yang menjadikan seseorang terdorong untuk melakukan tindakan korupsi.Saatnya
Pancasila kembali direvitalisasi sebagai dasar filsafat Negara bersama dengan norma agama.

Nilai-nilai Pancasila dan norma-norma agama merupakan dasar untuk seluruh


masyarakat Indonesia berbuat baik, sehingga Pancasila dianggap sebagai ideologi yang
bersifat universal karena dalam Pancasila ada nilai-nilai sosialis religius dan nilai-nilai etis.
Korupsi merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Masih banyak
orang yang sadar bahwa korupsi itu merupakan tindakan menyimpang. Oleh karena itu,
orang-orang tersebut harus dibekali dengan ilmu dan nilai-nilai yang baik agar terhindar dari
tindakan menyimpang.

Benar adanya bahwa korupsi terjadi karena pemahaman kita mengenai Pancasila masih
kurang. Kebanyakan dari kita hanya mengetahui sila-sila dari Pancasila namun dalam
memaknainya masih kurang sehingga masih banyak pelanggaran-pelanggaran dan
penyimpangan- penyimpangan yang terjadi di negeri ini. Hal-hal tersebut yang menjadikan
Pancasila itu diperlukan sebagai pendidikan anti korupsi.

Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah: 
“Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara.”

UU No. 24 tahun 1960:

“Perbuatan  seseorang,  yang  dengan  atau  karena  melakukan  suatu kehajatan


atau dilakukan dengan menyalah gunakan jabatan atau kedudukan.”

Lembaga Anti Korupsi:

Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (biasa disingkat KPK) adalah


lembaga negara yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna
terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK bersifat independen dan bebas
dari pengaruh kekuasaan mana pun dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.[1] Komisi
ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002
mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.[2] Dalam pelaksanaan tugasnya,
KPK berpedoman kepada lima asas, yaitu: kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas,
kepentingan umum, dan proporsionalitas. KPK bertanggung jawab kepada publik dan
menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala kepada Presiden, DPR, dan BPK.[1]

KPK dipimpin oleh Pimpinan KPK yang terdiri atas lima orang, seorang ketua
merangkap anggota dan empat orang wakil ketua merangkap anggota. Pimpinan KPK
memegang jabatan selama empat tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk sekali masa
jabatan. Dalam pengambilan keputusan, pimpinan KPK bersifat kolektif kolegial.[1] 

Kasus Korupsi

olda Sulawesi Selatan (Sulsel) menetapkan tujuh orang sebagai


tersangka dalam kasus korupsi proyek Pipa di Palopo. Para tersangka diduga
merugikan negara sekitar Rp 5,5 miliar.

"Kerugian keuangan negara berdasarkan hasil perhitungan BPK RI sebesar


Rp 5.543.391.996,91," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Dicky
Sondani, Selasa (5/11/2019).
Tujuh orang yang ditetapkan sebagai tersangka di antaranya Irwan
Arnold dan Fauziah Fitriani selaku pejabat pembuat komitmen (PPK) serta
Hamsyari dan Anshar Dachri selaku kelompok kerja (Pokja).

Sementara tiga tersangka lainnya adalah para direktur perusahaan dalam


proyek pengadaan instalasi pipa tersebut. Mereka adalah Muh Syarif selaku
Direktur PT Indah Seratama, Asnam Andres selaku Direktur PT Duta Abadi,
serta Bambang Setijowidodo, Direktur PT Perdana Cipta Abdipertiwi.

Proyek pengadaan pipa atau instalasi pengolahan air di Kota Palopo tersebut
dibangun di wilayah Kecamatan Wara Barat dan Kecamatan Telluwanua
dengan menggunakan anggaran tahun 2016 sekitar Rp 15 miliar, atau
tepatnya Rp 15.049.110.000.

Baca juga: ICW Minta Ketua MA Atasi Soal Hukuman Para Koruptor


Pesohor Disunat

Polda Sulsel mulai menyelidiki kasus ini pada 2017 dengan dugaan awal
jaringan pipa air yang dibangun di dua kecamatan tersebut tidak sesuai
dengan spesifikasi yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai