Setiap negara cenderung untuk mengkhusukan diri dalam produksi komoditas yang
dapat mereka hasilkan dengan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan negara
lain. Oleh karena itu, pembagian kerja internasional dan spesialisasi meriyatkan perdagangan
internasional. Tanpa perdagangan internasional hal itu tidak dapat terjadi.
Perdagangan Internasional adalah suatu proses tukar-menukar atau jual beli barang dan
jasa yang terjadi antara dua negara atau lebih. Ada dua macam perdagangan internasional
yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah kegiatan menjual barang, jasa, atau faktor produksi ke
luar negeri dengan tujuan memperoleh keuntungan sedangkan Impor adalah kegiatan
membeli barang, jasa, atau faktor produksi dari luar negeri dengan memperoleh keuntungan.
A. Faktor Pendorong
Ada beberapa faktor yang mendorong semua negara di dunia melakukan perdagangan
luar negeri. Faktor-faktor pendorong tersebut terdiri atas hal-hal berikut ini.
2. Teknologi eknologi
Setiap negara memiliki teknologi yang berbeda, sehingga barang yang dihasilkannya
juga berbeda. Perbedaan-perbedaan inilah yang mendorong kegiatan pertukaran barang
antarnegara. Perbedaan teknologi tersebut memungkinkan suatu negara untuk
mempelajari teknik produksi yang lebih modern dan mengimpor mesin-mesin atau alat-
alat yang lebih modern untuk mewujudkan teknik dan cara produksi yang lebih baik.
4. Perbedaan Selera
Setiap negara dalam memproduksi barang-barang, kemungkinan mempunyai kesamaan.
Meskipun demikian setiap negara mempunyai selera yang berbeda-beda. Hal inilah yang
mendorong kegiatan perdagangan antarnegara. Misalnya Jepang dan Korea Selatan
samasama menghasilkan barang-barang elektronik dan ikan tuna dalam jumlah yang
hampir sama, tetapi orang Jepang lebih suka ikan tuna dan orang Korea Selatan lebih
suka produk elektronik. Pada kondisi tersebut, negara Jepang lebih baik mengekspor
barang-barang elektronik, sedangkan Korea Selatan lebih baik untuk mengekspor ikan
tuna. Dengan demikian, kepuasan dari setiap negara dapat terpenuhi.
B. Faktor Penghambat
Setiap negara selalu menginginkan perdagangan yang dilakukan antarnegara dapat berjalan
dengan lancar. Namun, terkadang kegiatan perdagangan antarnegara juga mengalami
beberapa hambatan. Hambatan-hambatan inilah yang dapat merugikan negara-negara yang
melakukan perdagangan internasional. Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul
dalam perdagangan internasional.
5. Terjadinya Perang
Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu, kondisi
perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini
dapatmenyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.
Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua ide pokok,
yaitu:
a. pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional yang kuat dan
pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan dan mengembangkan kekuatan
negara tersebut;
b. setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas impor
(neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif, maka
ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tujuan utama
perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan logam mulia.
Dengan demikian dalam perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri, titik berat
politik merkantilisme ditujukan untuk memperbesar ekspor di atas impor, serta kelebihan
ekspor dapat dibayar dengan logam mulia. Kebijakan merkantilis lainnya adalah kebijakan
dalam usaha untuk monopoli perdagangan dan yang terkait lainnya, dalam usahanya untuk
memperoleh daerah-daerah jajahan guna memasarkan hasil industri. Pelopor Teori
Merkantilisme antara lain Sir Josiah Child, Thomas Mun, Jean Bodin, Von Hornich dan Jean
Baptiste Colbert.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam produk
yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya
produksi di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk memproduksi
rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negara
Indonesia sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang
berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut
mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan memperoleh
keuntungan.
a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan
mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 4
unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan
elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh
dari (4 elektronik – 1 elektronik)
b. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan
mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan
mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan
perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh keuntungan
sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempahrempah – 0,25 elektronik).
David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam
Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut.
a. Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang
dibanding dengan Negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu negara memiliki faktor produksi tenaga kerja dan
alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga negara tersebut
lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain.
Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di
atas dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua jenis barang,
maka negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.
Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang
digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja
yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan
sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang,
tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap
dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan
barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua macam
produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika diban-dingkan
dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara Jepang unggul terhadap kedua jenis
produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi keunggulan tertingginya pada
produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua jenis produk, baik
rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi
rempah-rempah.
Jadi, sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara Indonesia
berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua negara tersebut mengadakan
perdagangan, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan.
Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional,
berdasarkan atas asumsi berikut ini.
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
b. Tidak ada perubahan teknologi.
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
d. Ongkos produksi dianggap konstan.
e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah melalui
batas negara.
g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi.
h. Distribusi pendapatan tidak berubah.
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
4. Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart Mill
Teori yang dikemukakan oleh J.S. Mill sebenarnya melanjutkan Teori Keunggulan
Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran antara dua
barang oleh dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan Dasar
Tukar Dalam Negeri (DTD). Maksud Teori Timbal Balik adalah menyeimbangkan antara
permintaan dengan penawarannya, karena baik permintaan dan penawaran menentukan
besarnya barang yang diekspor dan barang yang diimpor.
Jadi, menurut J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam rasio produksi konsumsi antara
kedua negara, maka manfaat dari perdagangan selalu dapat dilaksanakan di kedua negara
tersebut. Dan suatu negara akan memperoleh manfaat apabila jumlah jam kerja yang
dibutuhkan untuk membuat seluruh barangbarang ekspornya lebih kecil daripada jumlah jam
kerja yang dibutuhkan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.
Secara garis besar terdapat 2 kebijakan yaitu kebijakan perdagangan bebas dan kebijakan
proteksionis, untuk lebih jelasnya simak berikut ini.
1. Kebijakan Perdagangan Bebas
Pengertian kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan perdagangan yang mengadakan
kebebasan dalam hal perdagangan dan menghilangkan seluruh rintangan yang bisa
menghalangi jalannya produk dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Seiring dengan adanya arus globalisasi yang menjadikan antar negara satu dan lainnya
semakin terbuka, maka kebijakan-kebijakan perdagangan ini akan berkembang, sehingga ada
lagi batasan-batasan negara.
a. Kebijakan Kuota
Pengertian kebijakan kuota adalah suatu kebijakan yang membatasi jumlah keluar masuknya
barang pada suatu negara dan negara lain dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Kebijakan ini mengatur kebijakan impor.
Kebijakan impor yaitu membatasi komoditi barang yang akan diimpor dengan tujuan untuk
melindungi produk dalam negeri.
Sedangkan kebijakan ekspor itu membatasi jumlah barang yang akan diekspor dengan tujuan
menjamin ketersediaan dan kebutuhan dalam negeri.
Kebijakan subsidi merupakan suatu kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah untuk
memberikan bantuan terhadap industri dalam negeri yang berbentuk modal seperti mesin,
keringanan pajak, tenaga ahli, peralatan, pengembalian pajak, kredit juga subsidi yang dapat
menambah konsumsi dalam negeri dan menjual dengan harga yang murah.
d. Premi
Premi bisa diartikan sebagai hadiah atau penambahan dana yang berupa uang dan diberikan
kepada produsen yang sukses dalam mencapai target produksi yang sudah ditentukan
pemerintah dengan kuantitas dan kualitas yang tinggi.
Tujuan diadakannya premi ini adalah sebagai pemicu terhadap industri-industri lain agar
menghasilkan produk-produk berkualitas negeri sendiri.
e. Larangan Ekspor
Pengertian larangan ekspor adalah kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah untuk
melarang kegiatan ekspor yang tidak dilandasi berdasarkan pertimbangan ekonomi, politik,
sosial dan budaya. (Kebijakan model ini hanya dilakukan sewaktu-waktu saja).
f. Larangan Impor
Kebijakan impor ini merupakan kebijakan pemerintah yang diambil sebagai pelindung
industri kecil yang baru dalam negeri atau bisa juga untuk menghemat devisa.
Karena, apabila biaya ekspor lebih rendah dibandingkan biaya impor maka akan
memperngaruhi devisa negara. (Contoh, larangan impor pakaian bekas dan obat-obatan yang
bisa membahayakan bagi kesehatan).
g. Deskriminasi Harga
Pengertian deskriminasi harga adalah penetapan harga yang berbeda antar negara atau 2 pasar
yang berbeda atau yang sama.
Tujuannya adalah untuk mengawasi harga jual dan beli sehingga bisa diketahui elastisitas
permintaan dan memaksimalkan keuntungan. Di sisi lain juga bisa menekan negara tertentu
agar menurunkan harga.
h. Politik Dumping
Kebijakan ini merupakan kebijakan diskriminasi harga secara internasional dengan cara
menentukan harga lebih rendah untuk barang luar negeri dan harga lebih murah untuk
penjualan dalam negeri, tujuannya adalah untuk memperluas dan menguasai pasar dengan
mudah. Dalam hal ini China paling depan.
Autarki
Autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari dari pengaruh negara lain dalam beberapa hal
bukan hanya ekonomi, akan tetapi juga pada bidang politik dan militer.
Kesejahteraan
Kesejahteraan merupakan salah satu kebijakan yang diambil, dengan menciptakan
kesejahteraan dan mengadakan perdagangan internasional ini akan memperoleh keuntungan
maksimal dari terjadinya spesialisasi suatu produksi dan meningkatnya tingkat konsumsi
masyarakat di suatu negara.
Dengan adanya kebijakan ekonomi internasional ini kita mampu menghapuskan segala
bentuk hambatan perdagangan internasional seperti tarif bus, larangan perdagangan, quota
dll.
Proteksi
Proteksi (perlindungan) di mana penerapan kebijakan ekonomi internasional mempunyai
tujuan untuk melindungi seluruh industri yang sedang mengalami perkembangan atau sedang
tumbuh dan melindungi perusahaan baru serta memberikan perlindungan terhadap produk
dalam negeri dari pesaing barang impor.
Pada dasarnya untuk perlindungan dalam perdagangan ini yaitu: Kuota, larangan impor,
subsidi, dan dumping.
Contoh, ketika pemerintah menerapkan sebagian stabilitas ekonomi internasional pada negara
yang kelebihan valuta asing atau devisa maka akan terjadi sesuatu pada neraca pembayaran.
Pembangunan Ekonomi
Terjadinya pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama diterapkannya
kebijakan ekonomi internasional. Perlu diketahui bahwa ketika suatu negara mengalami
pembangunan ekonomi yang baik dan merata, maka ia menunjukkan bahwa kesejahteraan
masyarakat terjamin.
Untuk mencapai pembangunan dan kesejahteraan makan perlu ditetapkan kebijakan antara
lain:
Melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri (terkhusus pada industri yang
masih dalam masa awal perjalanannya).
Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan.
Memperbanyak ekspor.
Membaca neraca Perdagangan internasioanal
Selain kedua kelompok itu, ada pos yang bukan merupakan transaksi yaitu:
TRANSAKSI JASA
Eksport dan import jasa terdiri dari penjualan jasa angkutan/penerbangan
turisme/pariwisata/ibadah haji, asuransi, pendapatan investasi dari modal di luar negeri (fee).
Eksport jasa menimbulkan transaksi kredit (+), artinya menimbulkan hak menerima
pembayaran.
Import jasa menimbulkan transaksi debet (-), artinya menimbulkan kewajiban membayar.
TRANSAKSI PENDAPATAN
Pembayaran bunga pinjaman LN pemerintah atau swasta (D)
Hibah/donasi ke LN (D)
TRANSAKSI MODAL
Kredit untuk perdagangan dari negara lain (K)
Kredit untuk perdagangan yang diberikan kepada penduduk negara lain (D)
Penjualan surat berharga dalam negeri jangka pendek kepada penduduk negara lain
(K)
TRANSAKSI FINANSIAL
Investasi langsung di luar negeri (D)
Pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada penduduk negara lain (D)
Pinjaman jangka panjang yang diterima dari penduduk negara lain (K)
UTANG LUAR NEGERI
KEBAIKANNYA:
1) Meningkatkan laju pembangunan ekonomi
2) Proyek-proyek yang memakmurkan rakyat dapat terealisir/terlaksana
3) Secara tidak langsung menambah kesempatan kerja bagi masyarakat
KEBURUKANNYA:
1) Bunga dan cicilan utang LN membebani negara
2) Mengurangi kebebasan negara debitur/yg utang
3) Negara didikte oleh negara kreditur.
MAKALAH EKONOMI
PERDAGANGAN INTERNASIONAL