Jika kita lihat pada dasarnya negara A memiliki keunggulan baik dalam produksi
pensil maupiun buku. Meskipun demikian, biaya relatif pensil yang diproduksi di
negara A lebih besar dibandingkan negara B (1 pensil di negara A = 2 buku di
negara A, sementara 1 pensil di negara B = 1 buku negara B). Oleh karenanya
negara A dan B dapat melakukan perdagangan, dengan A memproduksi buku dan
B memproduksi pensil.
Barang kebutuhan yang dapat dihasilkan oleh suatu negara tergantung pada sumber daya
alam yang dimiliki. Perbedaan sumber daya ini juga tergantung pada kondisi wilayah di
negara tersebut. Misalnya di Indonesia wilayah daratannya luas dan subur, sehingga
sangat cocok untuk pertanian, yang sebagian besar hasil produksinya berupa kelapa
sawit, karet, kopi, dan sebagainya. Sedangkan negara Singapura wilayah daratannya
relatif sempit, sehingga kegiatan pertanian atau perkebunan cukup sedikit. Singapura
dikenal sebagai negara industri yang menghasilkan beraneka ragam barang, salah satunya
adalah alat-alat elektronik. Kebutuhan hasil-hasil pertanian dipenuh dengan cara
mengimpor dari negara lain.
b . Teknologi eknologi
Setiap negara memiliki teknologi yang berbeda, sehingga barang yang dihasilkannya juga
berbeda. Perbedaan-perbedaan inilah yang mendorong kegiatan pertukaran barang
antarnegara. Perbedaan teknologi tersebut memungkinkan suatu negara untuk
mempelajari teknik produksi yang lebih modern dan mengimpor mesin-mesin atau alat-
alat yang lebih modern untuk mewujudkan teknik dan cara produksi yang lebih baik.
d . Perbedaan Selera
Setiap negara dalam memproduksi barang-barang, kemungkinan mempunyai kesamaan.
Meskipun demikian setiap negara mempunyai
selera yang berbeda-beda. Hal inilah yang mendorong kegiatan perdagangan antarnegara.
Misalnya Jepang dan Korea Selatan samasama
menghasilkan barang-barang elektronik dan ikan tuna dalam jumlah yang hampir sama,
tetapi orang Jepang lebih suka ikan tuna dan orang Korea Selatan lebih suka produk
elektronik. Pada kondisi tersebut, negara Jepang lebih baik mengekspor barang-barang
elektronik, sedangkan Korea Selatan lebih baik untuk mengekspor ikan tuna. Dengan
demikian, kepuasan dari setiap negara dapat terpenuhi.
Semakin luasnya pasar di luar negeri, maka barang atau jasa yang dihasilkan juga
semakin bertambah. Dengan meningkatnya hasil produksi, maka perusahaan akan
semakin banyak membutuhkan tenaga kerja. Hal ini dapat membuka kesempatan kerja
baru. Semakin luasnya kesempatan kerja maka pengangguran dapat dikurangi.
e . Terjadinya Perang
Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu,
kondisi perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga
hal ini dapatmenyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.
f . Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional
Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasiorganisasi ekonomi.
Tujuan organisasi-organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-
negara anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya
untuk kepentingan negaranegara
anggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor
dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di
luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota
akan mengalami kesulitan.
1. Tarif
Tarif adalah hambatan perdagangan berupa penetapan pajak atas barang-barang impor.
Apabila suatu barang impor dikenakan tarif, maka harga jual barang tersebut di dalam
negeri menjadi mahal. Hal ini menyebabkan masyarakat enggan untuk membeli barang
tersebut, sehingga barang-barang hasil produksi dalam negeri lebih banyak dinikmati
oleh masyarakat.
2. Kuota
Kuota adalah bentuk hambatan perdagangan yang menentukan jumlah maksimum suatu
jenis barang yang dapat diimpor dalam suatu periode tertentu. Sama halnya tarif,
pengaruh diberlakukannya kuota mengakibatkan harga-harga barang impor menjadi
tinggi karena jumlah barangnya terbatas. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya
pembatasan jumlah barang impor sehingga menyebabkan biaya rata-rata untuk masing-
masing barang meningkat. Dengan demikian, diberlakukannya kuota dapat melindungi
barang-barang dalam negeri dari persaingan barang luar negeri.
3. Larangan Impor
Larangan impor adalah kebijakan pemerintah yang melarang masuknya barang-barang
tertentu ke dalam negeri. Kebijakan larangan impor dilakukan untuk menghindari barang-
barang yang dapat merugikan masyarakat. Misalnya melarang impor daging sapi yang
mengandung penyakit Anthrax.
4. Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah dengan memberikan bantuan kepada produk dalam
negeri. Subsidi yang dilakukan pemerintah dapat berupa keringanan pajak, pemberian
fasilitas, pemberian kredit bank yang murah ataupun pemberian hadiah atau insentif dari
pemerintah. Adanya subsidi, harga barang dalam negeri menjadi murah, sehingga barang-
barang hasil produksi dalam negeri mampu bersaing dengan barang-barang impor.
5. Dumping
Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang
ke luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri.