Oleh:
Imam Muchtar (501210011)
Dosen Pengampu:
Dr. Ely Masykuroh, S.E., M.S.I.
1
Dr. Serlika Aprita, S.H., M.H. Rio Adhitya, S.T., S.H., M.Kn., Hukum Perdagangan Internasional, PT
Rajagrafindo Persada (2020), hlm. 1
2
Muhammad Dinar Muhammad Hasan, Pengantar Ekonomi: Teori dan Aplikasi, Pustaka Taman Ilmu (2018),
hlm. 152.
berkembang pada transaksi barang dan jasa antar negara melalui ekspor maupun
impor.3
3
Suyanto dan Nurhadi, IPS Ekonomi, Erlangga Yogyakarta (2004).
4 Dr. H. Abdul Wahab, SE., M. Si, Ekonomi Internasional, Alauddin University Press, 2013, hlm 2
5
Ibid, hlm 152
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negri adalah untuk memperoleh
keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat
memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh
negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor
barang tersebut dari luar negri.Sebagai contoh : Amerika Serikat dan Jepang
mempunyai kemampuan untuk memproduksi kain. Akan tetapi, Jepang dapat
memproduksi dengan lebih efesien dari Amerika Serikat. Dalam keadaan
seperti ini, untuk mempertinggi keefisienan penggunaan faktor-faktor
produksi, Amerika Serikat perlu mengurangi produksi kainnya dan
mengimpor barang tersebut dari Jepang. Dengan mengadakan spesialisasi
dan perdagangan, setiap negara dapat memperoleh keuntungan sebagai
berikut:
a. Faktor-faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat digunakan
dengan lebih efesien.
b. Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat
diproduksi dalam negeri.
3. Memperluas Pasar Dan Menambah Keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat
produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi
kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka.
Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan
mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut
keluar negri.
4. Transfer Teknologi Modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari
teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih
modern.6
6
Ibid, hlm 5
D. Teori Perdagangan Internasional
Mempelajari teori perdagangan internasional sangat bermanfaat untuk
memahami tujuan perdagangan itu sendiri, manfaat-manfaat itu di antaranya sebagai
berikut:
1. Membantu menjelaskan arah dan komposisi perdagangan antarnegara, serta
efeknya terhadap struktur perekonomian suatu negara.
2. Dapat menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari adanya
perdagangan internasional (gains from trade).
3. Dapat mengatasi permasalahan neraca pembayaran yang defisit.
Adapun teori-teori perdagangan internasional dapat diuraikan sebagai berikut7:
7
Ibid, hlm. 14
ekspor di atas impor, serta kelebihan ekspor dapat dibayar dengan logam
mulia. Kebijakan merkantilis lainnya adalah kebijakan dalam usaha untuk
monopoli perdagangan dan yang terkait lainnya, dalam usahanya untuk
memperoleh daerah-daerah jajahan guna memasarkan hasil industri. Pelopor
teori merkantilisme, antara lain Sir Josiah Child, Thomas Mun, Jean Bodin,
Von Hornich, dan Jean Baptiste Colbert.
8
Ibid, hlm.154
itu akan berdampak pada ketergantungan antara negara yang satu dengan yang
lainnya.
c. Liberalisasi Ekonomi
Kebebasan dalam melakukan transaksi serta melakukan kerjasama memiliki
implikasi bahwa masing-masing negara akan mencari peluang dengan berinteraksi
melalui perdagangan antar negara.
d. Asas Keunggulan Komparatif
Keunikan suatu negara tercermin dari apa yang dimiliki oleh negara tersebut yang
tidak dimiliki oleh negara lain. Hal ini akan membuat negara memiliki keunggulan
yang dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan bagi negara tersebut.
e. Kebutuhan Devisa
Perdagangan internasional juga dipengaruhi oleh faktor kebutuhan akan devisa
suatu negara. Dalam memenuhi segala kebutuhannya setiap negara harus memiliki
cadangan devisa yang digunakan dalam melakukan pembangunan, salah satu
sumber devisa adalah pemasukan dari perdagangan internasional.
9
Setiawan, Heri. Lestari, Sari. 2011. Perdagangan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Nusantara, hlm 11.
Perbedaan budaya suatu negara akan sangat mempengaruhi barang yang
dihasilkan. Misalnya, seni ukir dan batik Indonesia, merupakan daya tarik sendiri
bagi negara lain untuk membeli barang tersebut.
5. Berbagai perbedaan lain yang mempengaruhi perdagangan internasional
Misalnya perbedaan harga barang, perbedaan upah dan biaya produksi, serta
perbedaan selera.
10
Ibid, hlm. 19
c. Konsumerisme, artinya konsumen berlebihan, terutama untuk barang-barang
mewah.
Contoh: pakaian mewah, mobil mewah, dan alat-alat rumah tangga mewah.
b) Barter
Pengiriman barang ke luar negri untuk ditukarkan langsung dengan barang
yang dibutuhkan dalam negri. Jenis barter antara lain :
1. Direct Barter
Sistem pertukaran barang dengan barang dengan menggunakan alat
penetu nilai atau lazim disebut dengan denominator value suatu mata uang
asing dan penyelesaiannya dilakukan melalui clearing pada neraca
perdagangan antar kedua negara yang bersangkutan.
2. Switch Barter
Sistem ini dapat diterapkan bilamana salah satu pihak tidak mungkin
memanfaatkan sendiri barang yang akan diterimanya dari pertukaran
tersebut, maka negara pengimpor dapat mengambil alih barang tersebut
ke negara ketiga yang membutuhkannya.
3. Counter Purchase
11
Ibid, hlm 155
Suatu sistem perdagangan timbal balik antar dua negara. Sebagai contoh
suatu negara yang menjual barang kepada negara lain, mka negara yang
bersangkutan juga harus membeli barang dari negara tersebut.
4. Buy Back Barter
Suatu sistem penerapan alih teknologi dari suatu negara maju kepada
negara berkembang dengan cara membantu menciptakan kapasitas
produksi di negara berkembang, yang nantinya hasil produksinya
ditampung atau dibeli kembali oleh negara maju.
c) Konsinyasi (Consignment)
Pengiriman barang dimana belum ada pembeli yang tertentu di LN.
Penjualan barang di luar negri dapat dilaksanakan melalui Pasar Bebas ( Free
Market) atau Bursa Dagang (Commodites Exchange) dengan cara lelang.
Cara pelaksanaan lelang pada umumnya sebagai berikut :
1. Pemilik brang menunjuk salah satu broker yang ahli dalah salah satu
komoditi.
2. Broker memeriksa keadaan barang yang akan di lelang terutama
mengenai jenis dan jumlah serta mutu dari barang tersebut.
3. Broker meawarkan harga transaksi atas barang yang akan dijualnya,
harga transaksi ini disampaikan kepada pemilik barang.
4. Oleh panitia lelang akan ditentukan harga lelang yang telah disesuaikan
dengan situasi pasar serta serta kondisi perkembangan dari barang yang
akan dijual. Harga ini akan menjadi pedoman bagi broker untuk
melakukan transaksi.
5. Jika pelelangan telah dilakukan broker berhak menjual barang yang
mendapat tawaran dari pembeli yang sana atau yang melebihi harga
lelang.
6. Barang-barang yang ditarik dari pelelangan masih dapat dijual di luar
lelang secara bawah tangan
7. Yang diperkenankan ikut serta dalam pelalangan hanya anggota yang
tergabung dalam salah satu commodities exchange untuk barang-barang
tertentu.
8. Broker mendapat komisi dari hasil pelelangan yang diberikan oleh pihak
yang diwakilinya.
d) Package Deal
Untuk memperluas pasaran hasil kita terutama dengan negara-negara
sosialis, pemerintah adakalanya mengadakan perjanjian perdagangan (rade
agreement) dengan salah satu negara. Perjanjian itu menetapkan jumlah
tertentu dari barang yang akan di ekspor ke negara tersebut dan sebaliknya
dari negara itu akan mengimpor sejumlah barang tertentu yang dihasilkan
negara tersebut.
e) Penyelundupan (Smuggling)
Setiap usaha yang bertujuan memindahkan kekayaan dari satu negara ke
negara lain tanpa memenuhi ketentuan yang berlaku. Dibagi menjadi 2
bagian:
1. Seluruhnya dilakuan secara ilegal
2. Penyelundupan administratif/penyelundupan tak kentara/ manipulasi
(Custom Fraud).
f) Border Crossing
Bagi negara yang berbatasan yang dilakukan dengan persetujuan tertentu
(Border Agreement), tujuannya pendudukan perbatasan yang saling
berhubungan diberi kemudahan dan kebebasan dalam jumlah tertentu dan
wajar. Border Crossing dapat terjadi melalui :
1. Sea Border (lintas batas laut) Sistem perdagangan yang melibatkan dua
negara yang memiliki batas negara berupa lautan, perdagangan dilakukan
dengan cara penyebrangan laut
2. Overland Border (lintas batas darat) Sistem perdagangan yang
melibatkan dua negara yang memiliki batas negara berupa daratan,
perdagangan dilakukan dengan cara setiap pendudik negara tersebut
melakukan interaksi dengan melewati batas daratan di masing-masing
negara melalui persetujuan yang berlaku.
ُ ُّش ْوا فِ ْي َمنَا ِك ِب َها َو ُكلُ ْوا ِم ْن ِ ِّر ْزقِ ٖۗه َواِلَ ْي ِه الن
ش ْو ُر ُ ض ذَلُ ْو ًْل فَا ْم ْ ه َُو الَّذ
َ ِي َجعَ َل لَ ُك ُم ْاْلَ ْر
Artinya : Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka
jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya
kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. Al Mulk: 15).
12
Taqyuddin an-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif, Perspektif Islam, terj.Moh. Maghfur
Wachid (Surabaya: Risalah Gusti, 2009), 326.
13
Al-Quran Digital, Merdeka.com, https://www.merdeka.com/quran/al-jumuah/ayat-10 , diakses tanggal 29
November 2021
14
Ibid.
e. Kelima, Perjanjian perdagangan;
f. Keenam, Negara Islam seyogyanya memiliki otoritas dalam pengaturan dan
pengawasan hubungan ekonomi luar negeri;
g. Ketujuh, Urusan kegiatan ekonomi harus dipimpin seorang Muslim jika terdapat
non-Muslim yang andil di dalamnya.
15
Atep Hendang Waluya, M.E.I, Perdagangan Internasional Dalam Islam, Universitas Muhammadiyah Tangerang
(2019)
Islamiyah masa lalu. Sebagaimana yang diketahui, perdagangan Imperium Romawi
yang demikian besarnya adalah penjajahahan, pada akhirnya untuk melengkapi
kepentingan Roma.16
Dari segi konsep, menurut Hendri Tanjung bahwa jauh sebelum teori
perdagangan internasional ditemukan di Barat, Islam telah menerapkan konsep-konsep
perdagangan internasional. Adalah ulama besar yang bernama Abû 'Ubaid bin Salâm
bin Miskîn bin Zaid Al Azdi telah menyoroti praktik perdagangan internasional ini,
khususnya impor dan ekspor. Lahir tahun 774 M dan wafat 838 M, Abû Ubaid
merupakan orang pertama yang memotret kegiatan perekonomian di zaman Rasulullah
saw., khulafaur Rasyidin, para sahabat dan tabi'in-tabi'in. Pemikiran Abû Ubaid tentang
ini dapat dilihat dalam kitabnya, Al Amwâl yang ditulisnya hampir 1000 tahun sebelum
Adam Smith (1723-1790) menelurkan teori keunggulan absolutnya. Dan menurut
penulis sebelum Abû 'Ubaid adalah Abû Yûsuf (w. 182 H/798 M) dalam bukunya Al
Kharâj juga telah membahas bagaimana perdagangan internasional dalam Islam.17
Perdagangan Internasional Pemikiran Abu Ubaid tentang ekspor impor ini dapat
dibagi kepada tiga bagian, yaitu : adanya tarif dalam perdagangan internasional, cukai
bahan makanan pokok lebih murah, dan ada batas tertentu untuk dikenakan cukai.
Adapun penjelasanya sebagai berikut18:
1. Adanya Tarif Dalam Perdagangan Internasional
Para penganut perdagangan bebas (free trade), mndengungkan bahwa tidak
boleh ada tarif barrier pada suatu negara. Barang dagangan harus bebas masuk
dan keluar dari suatu negara. Dengan kata lain, bea masuknya nol persen.
Tetapi, dalam konsep Islam, tidak ada sama sekali yang bebas, meskipun
barang impor itu adalah barang kaum muslimin. Untuk barang impor kaum
muslimin dikenakan zakat yang besarnya 2.5%. Sedangkan non muslim,
dikenakan cukai 5% untuk ahli dzimmah (kafir yang sudah melakukan
perdamaian dengan Islam) dan 10% untuk kafir harbi (Yahudi dan nasrani).
Jadi, tidak ada prakteknya sejak dari dahulu, bahwa barang suatu negara bebas
masuk ke negara lain begitu saja.
2. Cukai Bahan Makanan Pokok Lebih Murah
16
Ibid, hlm. 2
17
Ibid.
18
Hendri Tanjung, “Abu Ubaid dan Perdagangan Internasional”, (Jurnal Ekonomi Islam Republika Iqtishodia,
Kamis, 30 September 2010), 6.
Untuk minyak dan gandum yang merupakan bahan makanan pokok, cukai
yang dikenakan bukan 10% tetapi 5% dengan tujuan agar barang impor
berupa makanan pokok banyak berdatangan ke Madinah sebagai pusat
pemerintahan saat itu. Dari Salim bin Abdullah bin Umar dari ayahnya, ia
berkata, “Umar telah memungut cukai dari kalangan pedagang luar; masing-
masing dari minyak dan gandum dikenakan bayaran cukai sebanyak setengah
dari ‘usyur (5%). Hal ini bertujuan supaya barang impor terus berdatangan
ke negeri madinah. Dan dia telah memungut cukai dari barang impor al-
Qithniyyah sebanyak ‘usyur (10%)”
3. Ada Batas Tertentu Untuk Dikenakan Cukai
Yang menarik, tidak semua barang dagangan dipungut cukainya. Ada batas-
batas tertentu dimana kalau kurang dari batas tersebut, maka cukai tidak akan
di pungut. Dari Ruzaiq bin Hayyan ad-Damisyqi (dia adalah petugas cukai di
perbatasan Mesir pada saat itu) bahwa Umar bin Abdul Aziz telah menulis
surat kepadanya, yang isinya adalah, “Barang siapa yang melewatimu dari
kalangan ahli zimmah, maka pungutlah barang dagangan impor mereka.
Yaitu, pada setiap dua puluh dinar mesti dikenakan cukai sebanyak satu
dinar. Apabila kadarnya kurang dari jumlah tersebut, maka hitunglah dengan
kadar kekurangannya, sehingga ia mencapai sepuluh dinar. Apabila barang
dagangannya kurang dari sepertiga dinar, maka janganlah engkau
memungut apapun darinya. Kemudian buatkanlah surat pembayaran cukai
kepada mereka bahwa pengumpulan cukai akan tetap diberlakukan se hingga
sampai satu tahun”. Menurut Abu Ubaid, seratus dirham inilah ketentuan
kadar terendah pengumpulan cukai atas harta impor ahli dzimmah dan kafir
harbi.
II. KESIMPULAN
1. Perdagangan Internasional adalah kegiatan perekonomian dan perdagangan yang
dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar
kesepakatan bersama. Perdagangan bebas adalah keadaan di mana pertukaran
barang/jasa antarnegara terjadi dengan sedikit atau tanpa mengalami rintangan.
2. Membahas tentang perdagangan internasional tentunya tidak terlepas dari
pembicaraan mengenai kegiatan ekspor impor. Dalam melakukan kegiatan ekspor
impor tersebut perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang
tersebut.
3. Setiap negara yang melakukan perdagangan dengan negara lain tentunya akan
memperoleh manfaat bagi negara tersebut. Manfat tersebut antara lain: Memperoleh
barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri, Memperoleh keuntungan dari
spesialisasi, Memperluas Pasar dan Menambah Keuntungan, Transfer teknologi
modern.
4. Perdagangan internasional sejak dahulu kala sudah dilakukan oleh semua manusia
dan bangsa. Salah satu potret perdagangan internasional yang dicatat oleh Al Quran
adalah perdagangan Qurais dan karena kehebatan perdagangan Suku Quraisy
tersebut Al Quran mengabadikan aktivitas perdagangan mereka sebagaimana yang
termaktub dalam QS. Al Quraisy.
5. Dari segi konsep, menurut Hendri Tanjung bahwa jauh sebelum teori perdagangan
internasional ditemukan di Barat, Islam telah menerapkan konsep-konsep
perdagangan internasional. Adalah ulama besar yang bernama Abû 'Ubaid bin
Salâm bin Miskîn bin Zaid Al Azdi telah menyoroti praktik perdagangan
internasional ini, khususnya impor dan ekspor.
6. Perdagangan Internasional Pemikiran Abu Ubaid tentang ekspor impor ini dapat
dibagi kepada tiga bagian, yaitu : adanya tarif dalam perdagangan internasional,
cukai bahan makanan pokok lebih murah, dan ada batas tertentu untuk dikenakan
cukai.
DAFTAR PUSTAKA
Aprita, Dr. Serlika, S.H., M.H. Rio Adhitya, S.T., S.H., M.Kn., Hukum Perdagangan
Internasional, PT Rajagrafindo Persada. (2020).
Chamid, Nur. Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
(2010).
Dinar, Muhammad dan Muhammad Hasan, Pengantar Ekonomi: Teori dan Aplikasi, Pustaka
Taman Ilmu. (2018).
Tanjung, Hendri, Abu Ubaid dan Perdagangan Internasional, Jurnal Ekonomi Islam
Republika Iqtishodia. (2010).
Wahab, Dr. H. Abdul, SE., M. Si, Ekonomi Internasional, Alauddin University Press. (2013).
Referensi online :
Al-Quran Digital, Merdeka.com, https://www.merdeka.com/quran/al-jumuah/ayat-10 , diakses
tanggal 29 November 2021