Anda di halaman 1dari 20

TEORI PENAWARAN ISLAMI

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah:

Makro dan Mikro Ekonomi Islam

Oleh:

Adzka Haniina Albarri (501210001)

Buana Handa Wijaya (501210005)

Dosen Pengampu: Dr. Ely masykuroh, S.E., M.S.I.


Program Studi Magister Ekonomi Syariah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
A. Pendahuluan

Permintaan (supply) dan Penawaran (demand) adalah dua kata yang paling sering

digunakan oleh para ekonom. Keduanya merupakan kekuatan yang membuat perekonomian

pasar bekerja. Penawaran merupakan banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu

pasar tertentu, pada periode tertentu dan pada tingkat harga tertentu, atau dengan kata lain bahwa

penawaran merupakan jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat

harga dan situasi. Sebagaimana juga halnya dengan permintaan, maka pada teori penawaran juga

dikenal apa yang dinamakan jumlah barang yang ditawarkan dan penawaran. Penawaran adalah

gabungan seluruh jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual pada pasar tertentu, perode

tertentu, dan pada berbagai tingkat harga tertentu. Penawaran barang atau jasa yang dapat

menciptakan sikap loyal konsumen adalah apabila barang atau jasa tersebut hanya satu-satunya

yang ada dipasaran, sehingga mau tidak mau konsumen akan membelinya karena mereka

membutuhkan barang atau jasa tersebut, meskipun harga yang dikenakan melambung tinggi.

Dengan demikian tujuan produsen mencapai keuntungan sebesar-besarnya akan tercapai.

Sebagai seorang muslim, dalam menjalankan peran sebagai pelaku ekonomi tetap

mengacu kepada sumber-sumber hukum Islam seperti Al Quran dan Sunnah. Nilai-nilai Islam

tetap mengikat dan memberikan ruh baru kepada konsep penawaran yang dikenal tanpa

membawa nilai agama.

B. Pembahasan

1. Pengertian Penawaran dan Fungsi Penawaran

Menurut Ahman(2009;98-99) yang dikutip dalam tulisan Yopi Nisa Febianti “Penawaran

diartikan sebagai keseluruhan jumlah barang atau jasa yang ditawarkan dalam berbagai
kemungkinan harga yang berlaku dipasar dalam satu periode tertentu. Dari pengertian teresebut

ada dua variable (besaran) ekonomi, yaitu jumlah barang yang ditawarkan atau akan dijual dan

tingkat harga. Kedua variable ini meperlihatkan adanya hubungan satu sama lain. Sedangkan

variable waktu diabaikan atau dianggap konstan. Kedudukan harga dalam konsep penawran

adalah sebagai variable yang memepengaruhi jumlah barang atau jasa yang ditawarkan, atau

sering disebut variable bebas (independent variable). Sedangkan jumlah barang yang ditawarkan

sebagai variable yang dipengaruhi atau variable terikat (dependent variable).

Menurut Ahman (2009:99) yang dikutip dalam tulisan Yopi Nisa Febianti, penawaran

dibedakan atas :

a. Penawaran individu adalah penawran dari penjual perorangan akan suatu barang di pasar.

b. Penawaran pasar (kolektif) adalah penawaran dari semua penjual yang ada di pasar akan

suatu barang

Fungsi penawarn terjadi dari perilaku produsen yang menginginkan keuntungan maksimumm

dengan kendala biaya produksi tertentu. Dengan adanya penawaran dan permintaan yang

seimbang, maka keseimbangan pasar berupa keadilan bagi semua bisa terjwujud.1

Pada topik pembahasan ini akan diketahui mengenai sifat hubungan antara harga dan

penawaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tersebut. Secara umum faktor-

faktor tersebut antara lain adalah:

a. Harga barang itu sendiri

b. Harga barang lain yang berkaitan dengan produk tersebut

c. Harga faktor produksi

1
Nashihah, “Market Mechanisms in Conventional Ekonomics and Islamic Economics,” Munich Personal RePEc
Archive, 2019, 26.
d. Biaya produksi

e. Keuntungan yang diharapkan

f. Teknologi produksi

g. Persaingan

h. Jumlah pedagang atau penjual

i. Harapan atau tujuan produsen

j. Kebijakan pemerintah (pajak dan subsidi)2

2. Teori Penawaran

Perbandingan penawaran terhadap harganya, yaitu jika penawaran naik maka harga

relatif akan naik dan sebaliknya jika penawaran turun maka harga akan relatif turun.

3. Hukum Penawaran

Perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran itu disebut sebagai Hukum

Penawaran yang dapat diartikan sebagai perbandingan lurus antara harga dan jumlah barang

yang ditawarkan, yaitu jika harga naik maka penawaran akan meningkat, jika harga turun maka

penawaran akan juga akan turun dengan asumsi ceteris paribus.3

Cateris paribus adalah ungkapan latin yang berarti semua variabel selain yang sedang dipelajari

diasumsikan konstan. Secara harfiah cateris paribus berarti “hal-hal lain dianggap sama”.

4. Kurva Penawaran

Skedul penawaran diartikan sebagai suatu daftar yang menunjukkan tentang jumlah

barang dan jasa yang akan ditawarkan atau dijual pada tingkat harganya. Skedul penawaran

harus mencerminkan hubungan yang logis antara tingkat harga dengan jumlah barang dan jasa
2
Yopi Nisa Febianti, “Penawaran dalam Ekonomi Mikro,” Edunomic 3.1 (t.t.): 164.
3
Febianti, 165.
yang ditawarkan. Hubungan tersebut disebut hukum penawaran (Ahman, 2009:100). Sedangkan

Sukirno (2011:86) menyaakan bahwa “Gambaran yang menunjukan jumlah penawaran pada

berbagai tingkat harga dinamakan daftar penawaran”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut

dapat disimpulkan bahwa skedul (daftar) penawaran adalah suatu daftar (tabel) yang

menunjukkan hubungan antara harga suatu barang dengan penawaran barang atau jasa.

Kurva penawaran adalah suatu keurva yang menunjukkan hubungan diantara harga

barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan. Dalam menganalisis kurva

penawaran perlu dibedakan diantara 2 pengertian yaitu :“penawaran” dan “jumlah” barang yang

ditawarkan. Dalam analisis ekonomi penawaran berarti keseluruhan kurva penawaran,

sedangkan jumlah barang yang ditawarkan berarti jumlah barang yang ditawarkan pada suatu

tingkat harga tertentu. 4

Penjelasan lebih kanjut hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan dapat

dilihat pada table berikut :

Harga(Rp) Kuantitas Barang yang Ditawarkan(kg) Titik

10000 20 A

15000 40 B

20000 60 C

25000 80 D

30000 100 E

4
Kontan Intan Damanik dan Gatot Sasongko, Pengantar Ilmu Ekonomi (Salatiga: Penerbit Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, 2010), 50.
Kemudian dengan memplot masing-masing pasangan nilai sebagai satu titik dalam suatu

grafik dan menghubungkan titik-titik tersebut, kita peroleh kurva permintaan individu untuk

komoditi X yang diperlihatkan oleh gambar 1.5

Gambar 1. Kurva Penawaran

Dari Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa tingkat harga yang terlalu rendah, produsen

sedikit menawarkan barangnya. Semakin tinggi harga, semakin banyak produsen menawarkan

barangnya. Itu sebabnya, kurva penawaran S miring ke kanan atas.

Fungsi Penawaran

P−P1 Q−Q 1
=
P 2−P1 Q 2−Q 1

P = Harga (Price)

P1 = Harga sebelum perubahan


5
Damanik dan Sasongko, 51.
P2 = Harga setelah perubahan

Q = Kuantitas barang yang ditawarkan

Q1 = Jumlah barang yang ditawarkan sebelum perubahan

Q2 = Jumlah barang yang ditawarkan setelah perubahan

Gambar 2. Gerakan Sepanjang Kurva Penawaran Akibat Perubahan Harga

Gambar 2 menunjukkan gerakan sepanjang kurva penawaran. Jika harga naik, maka

jumlah barang yang ditawarkan naik pula. Dengan demikian terjadilah gerakan sepanjang kurva

penawaran dari A ke B. Pergeseran kurva penawaran (ke kanan atau ke kiri) terjadi apabila

perubahan penawaran atas suatu barang disebabkan oleh selain faktor harga barang itu sendiri.6

6
Damanik dan Sasongko, 53.
Gambar 3. Pergeseran Kurva Penawaran Tidak Disebabkan Oleh Perubahan Harga

Pada Gambar 3, terlihat adanya perubahan penawaran, baik perubahan meningkat (dari

kurva penawaran S ke kurva penawaran S1), maupun perubahan menurun (dari kurva penawaran

S ke kurva penawaran S2). Gambar tersebut menunjukkan jika terjadi kenaikan biaya

produksi,sedangkan faktor lain dianggap konstan maka jumlah barang yang ditawarkan akan

berkurang sehingga kurva penawaran akan bergeser ke kiri dari kurva semula (dari S ke S2).

Sebaliknya jika terjadi penurunan biaya produksi dan faktor lain dianggap konstan maka jumlah

barang yang ditawarkan akan naik sehingga kurva penawaran akan bergeser ke kanan dari kurva

semula (dari S ke S1)

Jenis-jenis penawaran

a) Penawaran sub marginal : Penawaran yang dilakukan oleh penjual yang mampu menjual

dibawah harga pasar

b) Penawaran marginal : Penawaran yang dilakukan oleh penjual yang mampu menjual sama

dengan harga pasar

c) Penawaran super marginal : Penawaran yang dilakukan oleh penjual yang menjual

produknya diatas harga pasar


d) Penawaran individu : Penawaran yang dilakukan oleh satu individu

e) Penawaran pasar : Penawaran yang dilakukan oleh banyak penjual dipasar.7

5. Elastisitas Harga Terhadap Penawaran

Sesuai hukum penawaran , antara perubahan harga dengan perubahan jumlah barang

mempunyai hubungan searah, cateris paribus. Elatisitas penawaran mengukur dejarat kepekaan

dampak perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan.8

Perhitungan Elastisitas Penawaran

Rumus:

prosentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan


Es =
prosentase perubahan harga

∆ QS/QS
=
∆ P/ P

% ∆ QS
=
%∆P

Contoh : Diketahui harga naik 20%, jumlah barang yang ditawarkan naik 15%, elastisitas

penawaran dapat dihitung :

prosentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan


Es =
prosentase perubahan harga

∆ QS/QS
=
∆ P/ P

15 %
=
20 %

7
Damanik dan Sasongko, 54.
8
Adang Agustian dan Sri Hartoyo, “Pendugaan Elastisitas Penawaran Output dan Permintaan Input Usaha Tani
Jagung,” Jurnal Ekonomi Pembangunan 13.2 (2012): 255.
=0,75

Angka 0,75 artinya kalau harga naik 1 %, jumlah barang ditawarkan akan bertambah 0,75 %.

Klasifikasi elastisitas penawaran :9

a) Elastis sempurna ES = ¥

b) Elastis ES > 1

Gambar 4. Elastis Gambar 5. Elastis Sempurna


60 % Es=∞
S =
30 %

=2

Angka 2 menyatakan jika harga naik 1% maka jumlah barang ditawarkan akan bertambah 2 %

c) Inelastis Es<1

d) In elastis sempurna Es=0

9
Damanik dan Sasongko, Pengantar Ilmu Ekonomi, 55.

Gambar 7. Inelastis Gambar 8. Inelastis Sempurna


S = 60 %
60 %

Angka elastisitas 0,67 artinya jika harga naik 1%, maka jumlah barang yang ditawarkan akan

bertambah 0,67%.

6. Teori Penawaran dalam Islam

Mempelajari teori penawaran sama dengan mempelajari derivasi perilaku perusahaan dan

analisis biayanya. Di dalam kegiatan produksi, suatu perusahaan tidak mungkin mau memulai

jika tidak ada proyeksi keuntungan. Teori penawaran dalam Islam merupakan bagian tak

terpisahkan dari ekonomi Islam. Ekonomi Islam merupakan serangkaian pedoman umat Islam

untuk memenuhi kebutuhan ekonominya, termasuk dalam konsep penawarannya. Umat terikat

oleh nilai-nilai yang diberikan Allah Swt. untuk kebaikannya sendiri.10 Ibn Khaldun berpendapat,

bila penduduk kota bila penduduk kota memiliki makanan berlebih dari yang mereka butuhkan,

maka harga akan menjadi murah. Namun, ketika bahan makanan sedikit, maka harga barang

akan menjadi mahal. Apabila ternyata kota kecil itu dekat dengan kota yang melimpah bahan

makanannya, maka harga akan turun. Ini merupakan aturan penawaran dalam pasar.11

10
Abdul Hafid, “Konsep Penawaran dalam Perspektif Islam,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 1.2 (2015): 207.
11
Rokhmat Subagyo, Ekonomi Mikro Islam (Jakarta: Alim’s Publishing, 2016), 92.
Penawaran dalam Islam tidak terlepas dari prinsip yang telah digariskan dalam sumber-

sumber hukum Islam. Salah satunya, tidak menimbulkan kerusakan di bumi termasuk dalam

kegiatan produksi.12 Artinya, dalam setiap kegiatan produksi maupun konsumsi, tidak boleh

mengakibatkan lahan menjadi kritis, ataupun membuat banjir, menimbulkan polusi yang

berbahaya bagi manusia sendiri.13

“Allah-lah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari

langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki

untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan

dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah

menundudkkan pula bagimu matahari dan bulanyang terus menerus beredar; dan telah

menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan ke padamu dan segala apa

yang kamu mohonkan kepadanya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat

mengingkari.” (Ibrahim: 32-34)

7. Faktor Penawaran Islam

Faktor penawaran dalam Islam didasarkan kepada beberapa poin di bawah ini:

1. Maslahah

Ketika jumlah maslahahnya semakkin besar, maka produsen akan memproduksinya

berulangkali.14 Bagi pakar ekonomi Islam, maslahah merupakan konsep yang lebih objektif

dibandingkan dengan utilitas. Maslahah memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

12
Subagyo, 97.
13
Yulia Zulfi, “Teori Penawaran Islami” 1.2 (2019): 279.
14
Zulfi, 280.
a. Maslahah memiliki nilai subjektif, artinya individu berhak memilih mana yang lebih

maslahah baginya.

b. Maslahah individual terkandung di dalamnya maslahah sosial, jadi keduanya saling

berkaitan. Karena kesejahteraan sosial dimulai dari kesejahteraan individu. 15


Ini berbeda

dengan kepuasan, yang mana kepuasan satu individu berbeda dengan kepuasan sosial.

c. Konsep maslahah akan sekaligus dilihat secara luas mulai dari lingkup konsumsi,

produksi, hingga tukar menukar. Tidak seperti konvensional yang hanya mementingkan

segi produksi dan konsumsi semata.

d. Konsep kepuasan tidak bisa diukur dengan akurat, karena sulit membandingkan kepuasan

yang didapatkan antara satu konsumen dengan lainnya.16

2. Keuntungan

Keuntungan bisa menjadi bagian penting dari maslahah, karena apabila diakumulasi,

kebermanfaatan yang akan disebarkan bisa lebih besar dalam rangka mencapai falah atau

kesejahteraan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan adalah:

a. Harga barang

Ketika harga turun, produsen akan mengurangi barang produksi dan mengurangi

penawaran, karena keuntungan yang diperoleh akan turun juga.

b. Biaya produksi

Apabila harga produksi suatu barang turun, produsen akan meningkatkan produksi guna

mengisi pasokan pasar.


15
M. Subandi, “Developing Islamic Economic Production,” Sci., Tech. and Dev. 31 (2012): 353.
16
Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2004), 154.
3. Pengaruh Zakat Perniagaan

Dalam Islam, dikenal konsep zakat perniagaan yang melekat dengan harta seorang

muslim. Zakat perniagaan dikenakan pada sejumlah harta yang memenuhi nisab atau batas

minimal jumlah serta haul atau batas minimal waktu yakni satu tahun. Adapun harta yang

dikenai zakat adalah harta bersih hasil jual beli (penerimaan dikurangi dengan biaya-biaya).

Sehingga, zakat tidak membuat harga menjadi lebih mahal karena tidak mempengaruhi marginal

cost. Dalam Islam, jika seorang produsen memaksimalkan laba, maka ia sekaligus

memaksimalkan zakat yang akan ia bayarkan.17

8. Hubungan Penawaran dengan Fungsi Produksi

Jika pada suatu pasar terdapat penawaran suatu produk yang sangat banyak, maka:

1. Barang yang sudah tersedia di pasar dapat memenuhi semua permintaan, sehingga untuk

mempercepat penjualan, produsen akan menurunkan harga jual produksi tersebut.

2. Penjual akan berusaha meningkatkan dan memperbesar keuntungannya dengan cara

secepat mungkin memperbanyak jumlah penjualan produksinya.

Jika pada suatu pasar terdapat penawaran suatu produk yang relative sedikit, maka

penawaran harga akan semakin tinggi. Ketika permintaan stabil, produsen atau penjual akan

berusaha menjual produksinya dengan menaikkan harganya. Dengan keadaan tersebut, yang

paling memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan adalah menaikkan harga.

Penawaran sangat erat berhubungan dengan aktivitas produks, karena barang yang

ditawarkan adalah barang hasil produksi. Fungsi produksi barang sebesar q sapat dirumuskan

sebagai berikut:
17
149.
Q = f (K,L)

Q = barang yang diproduksi

K = modal

L = tenaga kerja

Pada gambar di atas, input modal bisa digambarkan dengan symbol K dalam satuan jam,

sedangkan kerja digambarkan dengan symbol L. Kombinasi keduanya menghasilkan tingkat

output yang sama (isoquant), yaitu:

a. Kurva isoquant 1 (Q1)

b. Kurva isoquant 2 (Q2)

c. Kurva isoquant 3 (Q3)

Semakin besar input, maka semakin besar jumlah outputnya. Dengan demikian, jika ingin

mendapatkan tingkat output yang lebih besar, perlu menambah tingkat input yang ada. Dalam

produksi, tentu tidak lepas dari fungsi biaya total. Fungsi biaya total adalah fungsi untuk setiap

kombinasi input dan setiap tingkat output. Untuk bisa menunjukkan biaya keseluruhan dari

produksi, perlu mengenal dua komponen, yakni:


a. Biaya rata-rata (Averange Cost/AC), berarti biaya total rata-rata dalam memproduksi

sejumlah output tertentu. Secara matematis dapat ditampilkan sebagai berikut:

ATC = ATC (r,w,q) = TC (r,w,q)/q

b. Biaya marginal (Marginal Cost/MC), berarti biaya tambahan untuk setiap tambahan

output yang dihasilkan. Adapun hitungan matematisnya sebagai berikut:

MC = MC (r,w,q)/dq

Surplus Produsen atau keuntungan produsen, bisa dihitung dengan cara:

Surplus produsen = TR – TVC

= (P x Q) – (AVC x Q)

= (P – AVC) x Q

Atau dapat dengan memperhatikan biaya variabel dengan rumus:

VC (Q) = MC (1) + MC (2) +…..+MC(Q)18

9. Produksi dalam Islam


Produksi menurut Islam adalah mencari, mengalokasikan, dan mengolah suatu sumber

daya menjadi output yang memberikan maslahah bagi manusia. Oleh karenanya, produksi

mencakup tujuan, pemilihan input, proses produksi hingga output.19

Tujuan produksi menurut Islam masih beriringan dengan tujuan ekonomi Islam pada

umumnya, Agar manusia bisa mewujudkan kemaslahatan yang maksimal baik dari sisi produsen

maupun konsumen. Adapun bentuk dari maslahah itubermacam-macam, bisa meliputi:20

18
149.
19
Dadang Muljawan, dkk, Buku Pengayaan Pembelajaran Ekonomi Syariah untuk SMA kelas X (Jakarta:
Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, 2020), 20.
20
21.
a. Memenuhi kebutuhan manusia hingga tingkat moderat

Pemenuhan kebutuhan manusia hingga tingkat moderat berarti membatasi agar tidak

berlebihan. Maka, pemenuhannya akan mengakibatkan dua hal:

1) Produsen hanya menghasilkan barang yang menjadi kebutuhan, bukan keinginan

konsumen. Karena barang produksi dalam Islam haruslah memiliki manfaat riil

bagi konsumen, bukan hanya kepuasan.

2) Kuantitas produksi tersebut juga dibatasi sehingga tidak banyak. Karena produksi

yang berlebihan dalam Islam hanya menimbulkan kemubadziran dan terkurasnya

sumber daya secara cepat.

b. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya

Kegiatan produksi dalam Islam harus terus melihat kebutuhan manusia dan memberikan

inovasi atas kebutuhan itu.

c. Menyiapkan persediaan barang atau jasa di masa depan

Produsen berpikir bagaimana memenuhi kebutuhan konsumen di masa depan yang ramah

lingkungan dan berkelanjutan.

d. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah SWT.

Tujuan yang menjadi ruh dari ekonomi Islam yakni ibadah. Seluruh aktivitas umat

muslim di berbagai aspek dapat diniati sebagai ibadah.

"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat

menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan
berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu

mengetahui." (As-Saff: 10-11)

Faktor produksi terdiri dari:

a. Tanah dan alam semesta (air, udara, flora dan fauna)

b. Manusia yang bekerja sebagai produsen dan marketing

c. Modal, yakni semua barang yang digunakan untuk produksi

d. Faktor lain seperti manajemen bisnis, teknologi, dan bahan mentah.21

Fungsi manusia adalah sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai wakil Allah, ia

mengemban amanat untuk memanfaatkan isi bumi. Tujuannya, agar apa yang bisa dimanfaatkan

di bumi dimanfaatkan dengan baik. Begitu pula sebagai pendidikan agar manusia ingat bahwa

bumi dan seisinya adalah ciptaan Allah, sehingga manusia perlu bersyukur. Amanat yang

diberikan ini tentu tidak lepas dari konsekuensi, bahwa manusia akan

mempertanggungjawabkannya di hari akhir nanti.

Oleh karena itu, Islam menekankan pada kerja sebagai instrumen penting dalam kegiatan

produksi. Allah akan memberikan kehidupan yang baik pada seorang muslim yang mau berusaha

dan bekerja dalam hidup. Karena hanya dengan kerja, manusia dapat memanfaatkan sumber-

sumber yang ada di bumi sebagai anugerah Allah SWT. 22


Kerja adalah segala kemampuan dari

manusia baik jasmani maupun fikiran untuk mengolah alam bagi kepentingannya secara

sungguh-sungguh.

21
“Developing Islamic Economic Production,” 352.
22
Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, 220.
Daftar Pustaka

Agustian, Adang, dan Sri Hartoyo. “Pendugaan Elastisitas Penawaran Output dan Permintaan

Input Usaha Tani Jagung.” Jurnal Ekonomi Pembangunan 13.2 (2012).

Dadang Muljawan, dkk. Buku Pengayaan Pembelajaran Ekonomi Syariah untuk SMA kelas X.

Jakarta: Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, 2020.

Damanik, Kontan Intan, dan Gatot Sasongko. Pengantar Ilmu Ekonomi. Salatiga: Penerbit

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, 2010.

Febianti, Yopi Nisa. “Penawaran dalam Ekonomi Mikro.” Edunomic 3.1 (t.t.).

Hafid, Abdul. “Konsep Penawaran dalam Perspektif Islam.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam

1.2 (2015).

M. Subandi. “Developing Islamic Economic Production.” Sci., Tech. and Dev. 31 (2012).

Muhammad. Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2004.
Nashihah. “Market Mechanisms in Conventional Ekonomics and Islamic Economics.” Munich

Personal RePEc Archive, 2019.

Subagyo, Rokhmat. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: Alim’s Publishing, 2016.

Zulfi, Yulia. “Teori Penawaran Islami” 1.2 (2019).

Anda mungkin juga menyukai