Anda di halaman 1dari 87

Permintaan dan Penawaran

Permintaan dan Penawaran adalah dua kekuatan yang secara bersamaan


menggerakkan perekonomian. Berikut pembahasan lengkapnya:
PermintaaN
perminntaan adalah sejumlah barang dan jasa yang diinginkan untuk dibeli untuk
memenuhi kebutuhan pada berbagai tingkat harga dan waktu tertentu di pasar.

Pasar Persaingan Sempurna


Jenis-jenis Permintaan:

Permintaan dapat dibagi menjadi:

 Permintaan absolut: permintaan terhadap barang dan jasa secara umum, dengan
disertai atau tidak disertai dengan kemampuan untuk membeli.
 Permintaan efektif: permintaan terhadap barang dan jasa yang disertai dengan
kemampuan untuk membeli.
Hukum permintaan
Dengan menganggap faktor-faktor lain bersifat tetap (ceteris paribus) hukum permintaan
menyatakan bahwa: ketika harga suatu barang/jasa mengalami penurunan, maka
jumlah permintaan barang/jasa tersebut akan naik, dan sebaliknya ketika harga
barang/jasa meningkat, maka jumlah barang/jasa yang diminta akan berkurang.

Faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan


Hukum permintaan menjelaskan bahwa harga berpengaruh terhadap jumlah
barang/jasa yang diminta. Meskipun demikian, teradapat faktor-faktor lain yang juga
berpengaruh. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan:

 Harga barang itu sendiri


Seperti yang telah dijelaskan pada hukum permintaan, harga barang/jasa itu sendiri
berpengaruh terhadap jumlah yang diminta.

 Pendapatan masyarakat
Pada barang normal, peningkatan pendapatan akan meningkatkan jumlah barang/jasa
yang diminta. Namun pada barang inferior (misalnya nasi jagung), peningkatan
pendapatan justru akan mengurangi jumlah barang/jasa yang diminta.
 Intensitas kebutuhan
Semakin penting barang/jasa dalam memenuhi kebutuhan seseorang maka jumlah
permintaannya akan semakin meningkat. Misalnya permintaan payung di
kala hujan akan lebih tinggi dibandingkan saat tidak hujan.
 Jumlah penduduk
Semakin besar jumlah penduduk di suatu negara maka semkain besar permintaannya
terhadap barang/jasa.

 Selera
Peningkatan selera pada satu jenis barang/jasa akan meningkatkan permintaan
terhadap barang/jasa tersebut dibandingkan dengan jenis barang/jasa lain. Misalnya
permintaan terhadap tiket konser artis Korea meningkat akhir-akhir ini karena
meningkatnya kegemaran remaja Indonesia terhadap artis-artis tersebut.

 Barang pengganti
Ketersediaan barang pengganti berpengaruh terhadap jumlah barang dan jasa yang
diminta. Ketika harga teh meningkat, masyarakat yang menganggap kopi adalah barang
substitusi dari teh akan mengalihkan pembeliaannya ke kopi sehingga permintaan kopi
akan meningkat.

Kurva permintaan
Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan fungsi antara harga dan jumlah
barang yang diminta. Perubahan pada harga barang itu sendiri akan menyebabkan
pergeseran sepanjang kurva permintaan (gambar A) sementara perubahan pada faktor-
faktor lain akan menyebabkan pergeseran kurva (gambar B).

Gambar A

Keterangan: pergerakan dari A ke B disebabkan karena penurunan harga yang


menyebabkan kuantitas meningkat.

Gambar B
Keterangan: peningkatan selera berakibat pada pergeseran kurva ke kanan atas,
sehingga dengan kuantitas yang sama, seseorang akan membayar dengan jumlah yang
lebih tinggi untuk barang/jasa yang diminta.

Penawaran
Pengertian penarawan adalah sejumlah barang dan jasa yang tersedia di pasar untuk
dijual pada berbagai tingkat harga dan waktu tertentu.

Hukum penawaran
Berkebalikan dengan hukum permintaan, peningkatan harga barang/jasa akan
menyebabkan penwaran terhadap barang/jasa tersebut meninngkat dan sebaliknya,
dengan asumsi faktor lain dianggap tetap.

Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran:


Selain harga barang itu sendiri, beberapa faktor lain yang memengaruhi permintaan
adalah:

 Biaya produksi
Tinggi rendahnya biaya produksi berpengaruh terhadap kemampuan produksi dan harga
jual barang, sehingga berpengaruh terhadap jumlah penawaran.
 Teknologi
Semakin mutakhir teknologi yang digunakan maka produksi semakin efisien sehingga
jumlah yang ditawarkan dapat ditingkatkan.

 Harapan akan harga masa depan


Jika produsen memperkirakan bahwa harga akan naik di masa dewan, maka penwaran
saat ini akan dikurangi dan barang/jasa ditimbun untuk dijual di masa depan dengan
harapan keuntungan yang diperoleh meningkat.
Kurva penawaran
Kurva penwaran adalah kurva yang menggambarkan fungsi antara harga dengan jumlah
barang/ jasa yang ditawarkan. Perubahan harga barang/jasa itu sendiri akan
berpengaruh terhadap pergerakan sepanjang kurva penawaran (gambar 1) sementara
perubahan pada faktor lain akan berpengaruh terhadap pergeseran kurva permintaan
(gambar 2).

Gambar 1
Keterangan: peningkatan harga menyebabkan penawaran meningkat dari A ke B

Gambar 2

Keterangan: Perkiraan peningkatan harga di masa mendatang mengurangi jumlah yang


ditawarkan saat ini (dari A ke B).

Contoh Soal
Yang bukan merupakan ciri penawaran adalah

1. Meningkat ketika harga barang/jasa tersebut meningkat


2. Menurun ketika harga barang/jasa tersebut menurun
3. Dipengaruhi selera
4. Dipengaruhi teknologi
5. Dipengaruhi harapan akan harga di masa mendatang
Pembahasan

Jawaban yang benar adalah (c) dipengaruhi selera. Selera mempengaruhi permintaan
konsumen, namun tidak mempengaruhi penawaran produsen
KESEIMBANGAN PASAR

1.
DEC

14

Keseimbangan Pasar
A.    PENGERTIAN KESEIMBANGAN PASAR
Keseimbangan pasar (ekuilibrium) adalah keadaan yang menunjukkan baik
Konsumen maupun Produsen telah menyetujui harga suatu barang, yaitu harga yang
Konsumen bersedia membeli untuk sejumlah barang sama dengan harga yang Produsen
bersedia menjual untuk sejumlah barang tersebut. Keseimbangan Pasar dapat ditulis dengan
Qd = Qs dan dapat digambarkan dengan kurva seperti pada gambar dibawah ini.

Dimana :
Qd : jumlah permintaan
Qs  : jumlah penawaran

  E  : titik keseimbangan

Pe   : harga keseimbangan

Q e : jumlah keseimbangan
Harga keseimbangan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Penjual
dan pembeli biasanya akan selalu mengambil tindakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Situasi dimana jumlah penawaran lebih
besar dari permintaan disebut dengan surplus. Sebaliknya, situasi dimana jumlah permintaan
lebih besar dari penawaran disebut dengan kekurangan (shortage).
Jadi, Konsep Keseimbangan Pasar dapat diartikan sebagai kesepakatan antara pembeli
dan penjual, atau konsumen dan produsen. Lebih jauh hal tersebut secara ekonomi dapat
diartikan sebagai pertemuan antara fungsi permintaan dan fungsi penawaran, sehingga secara
matematis titik potong antara fungsi permintaan dan fungsi penawaran dapat dikatakan
sebagai titik keseimbangan pasar.
B.     TITIK KESEIMBANGAN PASAR
a.       Keseimbangan Pasar Satu Macam Produk
Keseimbangan pasar satu macam produk adalah interaksi fungsi permintaan
Q = a – bP dan fungsi penawaran Q = a + bP, dimana jumlah produk yang di minta konsumen
sama dengan jumlah produk yang ditawarkan (Qd = Qs) atau harga produk yang diminta
sama dengan harga produk yang ditawarkan (Pd = Ps).
Dimana :
Qd = Jumlah produk yang diminta
 Qs = Jumlah produk yang ditawar
   E = Keseimbangan pasar
 Qe = Jumlah keseimbangan
  Pe = Harga Keseimbangan
Contoh soal:
Fungsi permintaan dan penawaran dari suatu barang di tunjukan oleh persamaan beriktu,
Qe = 6 – 0,75
Qs = -5 + 2P
Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar ?
Penyelesaian :
Syarat keseimbangan pasar Qd = Qs
Maka  
  6 – 0,75P = -5 + 2P
       -2,75P = -5 – 6

               
                    P = 4
  Masukkan nilai P tadi di salah satu persamaan
               Q = 6 – 0,75(4)
               Q = 6 – 3
 Jadi harga dan jumlah keseimbangan E(3,4)
b.        Keseimbangan Pasar Dua Macam Produk
Di pasar terkadang permintaan suatu barang dipengaruhi oleh permintaan barang lain. Ini
bisa terjadi pada dua macam produk atau lebih yang berhubungan secara :
-          Substitusi (Produk Pengganti)
Contoh :
1.         Beras dengan gandum
2.         Minyak tanah dengan Gas elpiji
-          Komplementer (Produk Pelengkap)
Contoh :
1.         The dengan gula
2.         Semen dengan pasir
Secara sistematis fungsi permintan dan fungsi penawaran produk mempunyai 2 variabel
bebas, yaitu :
-          Harga produk itu sendiri
-          Harga lain yang saling berhubungan
Notasi fungsi permintaan menjadi:

Sedangkan fungsi penawarannya :

Dimana :
Qdx = Jumlah yang diminta dari produk X
Qdy = Jumlah yang diminta dari produk Y
Qsx = Jumlah yang ditawarkan dari produk  X
Qsy = Jumlah yang ditawarkan dari produk Y
Px = Harga Produk X
Py = Harga Produk Y
a0, b0, m0 dan n0 adalah konstanta
Syarat-syarat Titik Keseimbangan Pasar
Titik keseimbangan pasar bagi barang dan jasa tertentu harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
1.             Hanya berlaku untuk nilai-nilai (P dan Q) yang positif.
2.             Hanya berlaku untuk titik yang memenuhi syarat bagi (sesuai dengan cirri-ciri dari) kurva
permintaan maupun kurva penawaran.
C.    FUNGSI PADA KESEIMBANGAN PASAR
Fungsi Permintaan dan Penawaran
a.          Fungsi Permintaan
Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu
barang yang diminta dengan faktor-faktor yang memepengaruhinya. Fungsi permintaan
adalah suatu kajian matematis yang digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen dan
harga. Fungsi permintaan mengikuti hokum permintaan yaitu apabila harga suatu barang naik
maka permintaan akan barang tersebut juga menurun dan sebaliknya apabila harga barang
turun maka permintaan akan barang tersebut meningkat. Jadi hubungan antara harga dan
jumlah barang yang diminta memiliki hubungan yang terbalik, sehingga gradient dari fungsi
permintaan (b) akan selalu negatif.
Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai berikut :
Qd = a – bPd atau Pd = -1/b (-a + Qd)
Dimana:
a dan b : adalah konstanta, dimana b harus bernilai negative

Pd : adalah harga barang per unit yang diminta


Qd : adalah banyaknya unit barang yang diminta
     Untuk lebih memahami tentang fungsi permintaan, dibawah ini disajikan soal dan
pembahasan tentang fungsi permintaan.
-                 Pada saat harga Jeruk Rp. 5.000,-/kg permintaan akan jeruk tersebut sebanyak 1.000 kg,
tetapi pada saat harga jeruk meningkat menjadi Rp. 7.000/kg permintaan akan jeruk menurun
menjadi 600 kg, buatlah fungsi permintaannya ?
Pembahasan :
Dari soal diatas diperoleh data :
          P1 = Rp. 5.000,-                        Q1 = 1.000 kg
          P2 = Rp. 7.000,-                        Q2 = 600 kg
Untuk menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui
dua titik, yakni :

         
         Dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,

        
Maka kita masukan data diatas kedalam rumus :

                   
            Jadi, dari kasus di atas diperoleh fungsi permintaan Qd = 2.000 – 0,2P
b.        Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar
dengan jumlah harga yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh
produsen untuk menganalisa kemungkinan-kemungkinan banyak barang yang akan di
produksi. Menurut hokum penawaran bila harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus
(faktor-faktro lain di anggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan
sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga menurun. Jadi
dalam fungsi penawaran antar harga barang dan jumlah barang yang di tawarkan memiliki
hubungan positif, karena gradient (b) dari fungsi penawaran selalu positif.
Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:
Qs = a + bPs
Dimana:
a dan b = konstanta, dimana b harus bernilai positif

Ps = adalah harga barang per unit yang ditawarkan


Qs = adalah banyaknya yunit barang yang di tawarkan

Contoh soal:
Pada saat harga Durian Rp 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian sebanyak
100 buah dan pada saat harga Durian Rp 4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian lebih
banyak menjadi 200 buah. Dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?
Jawab:
Dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut:
P1 = 3.000       Q1 = 100
P2 = 4.000       Q2 = 200
Langkah selanjutnya, kita memasukkan data-data diatas kedalam rumus 

c.         Keseimbangan Harga
Keseimbangan harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi keseimbangan
harga merupakan kesepakatan-kesepakatan antara produsen dan konsumen dipasar.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal dibawah ini :
·      Tentukan jumlah barang dan harga pada keseimbangan pasar untuk fungsi permintaan Qd =
10 – 0,6Pd dan fungsi penawaran Qs = -20 + 0,4Ps
     Jawab:
     Keseimbangan terjadi apabila Qd = Qs, Jadi
     10 – 0,6Pd = -20 + 0,4Ps
     0,4P + 0,6P = 10 + 20
                     P = 30
     Setelah diketahui nilai P,  kita maukan nilai tersebut kedalam salah satu fungsi tersebut:
      Q = 10 – 0,2(30)
      Q = 10 – 6
      Q = 4
      Jadi keseimbangan pasar terjadi pada saat harga (P) = 30 dan jumlah barang (Q) = 4.
d.        Pengaruh Pajak terhadap Keseimbangan Pasar
Pengaruh pajak atau pemberian subsidi atau suatu barang yang di produksi/di jual akan
mempengaruhi keseimbangan pasar barang tersebut, mempengaruhi harga keseimbangan dan
jumlah keseimbangan.
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang
tersebut naik. Setelah dikenakan pajak, maka produsen akan mengalihkan sebagian beban
pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan menawarkan harga jual lebih tinggi. Akibanya
harga keseimbangan yang tercipta di pasar menjadi lebih tinggi dari pada harga
keseimbangan sebelum pajak, sedangkan jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit.
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang di jual menyebabkan  kurva
penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih besar (lebih tinggi) pada sumbu
harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia akan
menjadi P = a + bQ  + t. Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi (cateris paribus), titik
keseimbangan akan bergeser menjadi lebih tinggi.
Contoh :
Fungsi penawaran akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan
penawarannya P = 3 + 0,5Q. Terhadap barang tersebut di kenakan pajak sebesar 3 per unit.
Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak dan berapa pula jumlah
keseimbangan sesudah pajak ?
Jawab :
Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5Q
Penawaran sesudah pajak  : P = 3 + 0,5Q + 3
P = 6 + 0,5QQ = -12 + 2P
Sedangkan persamaan permintaan tetap :
Q = 15 – P
Keseimbangan pasar : Qd = Qs
15 – P = -12 + 2P
      27 = 3P
        P = 9
       Q = 15 – P
       Q = 15 – 9
       Q = 6
Jadi, sesudah pajak : Pe’ = 9 dan Qe’ = 6.
e.         Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, dan sring disebut pajak negatif.
Pengaruh terhadap pajak juga berkebalikan dengan keseimbangan akibat pajak. Subsidi juga
dapat bersifat spesifik dan juga proposional.
Pengaruh Ssidi. Ssidi yang dierikan atas produksi/penjualan barang menyebabkan harga
jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dampaknya harga keseimbangan yang tercipta di
pasar lebih rendah daripada harga keseimbangan sebelum atau tanpa subsidi, dan jumlah
keseimbangannya menjadi lebih banyak.
Dengan subsidi spesifik sebesar s kurva penawaran bergeser sejajar ke bawah, dengan
penggal yang lebih rendah (lebih kecil) pada sumbu harga. Jika sebelum subsidi persamaan
penawaran P = a + bQ, maka sesudah subsidi akan menjadi
P’ = a + bQ – s = (a – s) + bQ. Karena kurva penawaran lebih rendah, cateris paribus,
maka titik keseimbangan akan menjadi lebih rendah.
Contoh:
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan
penawarannya P = 3+ 0,5Q. pemerintah memberikan subsidi sebesar 1,5 terhadapt barang
yang diproduksi. Berapa harga keseimbangan dan jumlahnya tanpa dan dengan subsidi.
Jawab :
Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5Q
Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5Q -1,5
P = 1,5 + 0,5QQ = -3 + 2P
Keseimbangan pasar setelah ada subsidi:
     Qd = Qs
15 – P = -3 + 2P
      18 = 3P
        P = 6
       Q = 15 – P
       Q = 15 – 6 = 9
Diposting 14th December 2016 oleh SILVIA GUSTINA BENOWATI
 

Lihat komentar
Memuat
Kegiatan Ekonomi

Pengertian Kegiatan Ekonomi


Pengertian kegiatan ekonomi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, Umumnya kegiatan ekonomi terdiri dari kegiatan
konsumsi, produksi dan distribusi. Untuk lebih jelasnya kita akan membahas masing-
masing kegiatan pada uraian di bawah ini.
Pelaku Kegiatan Ekonomi
Kegiatan produksi
Kegiatan produksi pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Kegiatan produksi dapat juga dilakukan untuk menambah nilai guna barang dan jasa.
Contohnya, ketika pengusaha mebel merubah kayu menjadi kursi atau meja, maka
pengusaha mebel tersebut pada dasarnya sedang melakukan kegiatan produksi karena
sudah menghasilkan barang dan jasa. Selain itu, penerbit buku juga dapat dikatakan
melakukan kegiatan produksi, karena menambah nilai guna kertas, menjadi sebuah
buku yang memiliki pengetahuan dan manfaat yang lebih tinggi dibandingkan ketika
masih berupa kertas kosong.

Barang dan jasa yang dihasilkan dari kegiatan produksi, nantinya akan didistribusikan
untuk bisa menjangkau konsumen, agar konsumen dapat memenuhi kebutuhannya.
Pelaku kegiatan produksi disebut dengan produsen, yaitu orang, badan usaha atau
perusahaan yang melakukan kegiatan produksi. Oleh karenanya, istilah produsen tidak
hanya diberikan kepada pemilik pabrik, namun juga pemilik industri rumah tangga.

Secara sederhana, proses pada kegiatan produksi dapat ditunjukkan pada diagram
berikut ini:

Seperti yang dapat kita lihat pada diagram di atas, kegiatan produksi membutuhkan
input, yaitu:

Barang mentah
Barang mentah adalah barang yang belum mengalami proses pengolahan sama sekali,
Contoh dari barang mentah adalah: hasil perhutanan (kayu, damar, rotan, karet mentah,
dan lainnya), perkebunan (teh, tembakau, kopi, dan lainnya), pertanian padi, jagung,
dan lainnya), serta hasil pertambangan (minyak bumi, perak, batu bara, dan lainnya)
Barang setengah jadi.
Barang setengah jadi adalah barang yang sudah mengalami proses pengolahan, namun
belum menjadi produk akhir yang bisa langsung dinikmati oleh konsumen. Oleh
karenanya, barang setengah jadi umumnya digunakan sebagai input dari kegiatan
produksi, sehingga nantinya dapat menghasilkan barang jadi. Contohnya, benang, dapat
kembali diolah menjadi kain. Kain tersebut masih dapat diolah menjadi pakaian, untuk
akhirnya dapat digunakan oleh konsumen secara langsung untuk memenuhi
kebutuhannya.

Hasil dari kegiatan produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

Barang setengah jadi


Seperti yang dijelaskan di muka, output berupa barang setengah jadi, nantinya akan
menjadi input kegiatan produksi lainnya, agar menghasilkan barang jadi yang bisa
digunakan oleh konsumen secara langsung.

Barang jadi
Barang jadi dapat diartikan sebagai barang yang sudah siap untuk dikonsumsi oleh
konsumen untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Contohnya adalah bantal, karpet,
selimut dan lain sebagainya.

Input berupa barang mentah dan barang setengah jadi, pada dasarnya hanya
merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam kegiatan produksi. Berikut adalah
uraian lengkap mengenai faktor produksi, yang dibutuhkan agar kegiatan produksi yang
dilakukan oleh produsen dapat berjalan dengan lancar:

 Sumber daya alam (natural resources)


 Sumber daya manusia (labor)
 Modal (capital)
 Kewirausahaan (entrepreneurship)
Berdasarkan bidang usaha pengolahan sumber dayanya, kegiatan produksi juga dapat
dibagi menjadi:

1. Bidang usaha ekstratif


Bidang usaha ekstratif mencakup kegiatan produksi yang bergerak di bidang
pengambilan atau pemanfaatan sumber daya alam yang diambil secara langsung dari
alam, tanpa mengalami proses pengolahan lebih lanjut. Contohnya kegiatan
penambangan, penangkapan hasil laut dan lain sebagainya
2. Bidang usaha agraris
Bidang usaha agraris mencakup kegiatan produksi yang melakukan pengolahan lahan,
baik untuk perkebunan atau pertanian.

3. Bidang usaha industri


Bidang usaha industri mencakup kegiatan produksi yang bergerak di bidang
mengolahan barang mentah atau barang setengah jadi menjadi barang setengah jadi
atau barang jadi. Misalnya industri kertas mengubah pulp menjadi kertas, dan lainnya

4. Bidang usaha perdagangan


Bidang usaha perdagangan mencakup kegiatan produksi yang berusaha untuk
menambah nilai guna barang dan jasa dengan menjadi perantara antara produsen
dengan konsumen. Contohnya toko kelontong, warung, agen majalah dan lainnya.
Kegiatan distribusi
Seperti yang sempat disinggung di awal, barang yang sudah melewati tahap produksi
akan siap untuk dikonsumsi, akan tetapi, barang tersebut harus melewati proses
distribusi terlebih dahulu, untuk memastikan bahwa barang tersebut berada pada waktu
dan lokasi yang tepat ketika konsumen membutuhkannya. Dalam sebuah
perekonomian, kegiatan distribusi sangat diperlukan agar tercipta kesesuaian antara
ketersediaan barang dengan kebutuhan. Pelaku kegiatan distribusi sendiri disebut
sebagai distributor.

Coba teman-teman bayangkan jika di desa penghasil buah jambu tidak terdapat jalur
distribusi yang baik, yang akan mungkin terjadi adalah hasil dari produksi buah jambu
tersebut tidak akan mencapai konsumen yang membutuhkan dan akhirnya hanya akan
membusuk dan menimbulkan kerugian bagi petani selaku produsennya. Bayangkan
pula misalnya daerah kepulauan seribu yang tidak memiliki pabrik semen. Tanpa
adanya jalur distribusi yang baik, harga semen di kepulaian seribu akan sangat mahal
sehingga penduduknya akan sangat kesulitan untuk bisa membangun rumahnya
menggunakan semen.

Atau contoh lainnya, jika di desa terpencil tidak ada warung kelontong, maka setiap
penduduk harus pergi ke pasar yang jaraknya jauh hanya untuk membeli beberapa
barang saja (misalnya membeli satu batang pensil, satu buah buku dan lainnya). Hal ini
tentu akan meningkatkan biaya yang harus ditanggung oleh penduduk dibandingkan jika
ada sebuah warung yang dapat menyediakan barang yang diperlukan sehingga
penduduk tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi yang mahal untuk pergi ke pasar.

Kegiatan distribusi bukanlah kegiatan tunggal, namun merupakan gabungan dari


berbagai kegiatan, misalnya pengangkutan barang, pengepakan (pengemasan) barang,
penjualan ke pedagang pesar (grosir), pembelian dari produsen, penyimpanan di
gudang, standarisasi mutu barang, dan lainnya. Oleh karenanya, kegiatan ini bisa
memiliki banyak rantai penghubung, hingga akhirnya barang yang dibutuhkan dapat tiba
di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat untuk dapat digunakan oleh konsumen.

Kegiatan Konsumsi
Kegiatan konsumsi adalah suatu kegiatan untuk menghabiskan atau mengurangi nilai
guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Pelaku kegiatan konsumsi disebut
sebagai konsumen. Contoh kegiatan konsumsi adalah penggunaan listrik sebagai
sumber daya untuk menerangi rumah di malam hari, pemenuhan kebutuhan makanan
dan pakaian juga salah satu contoh dari kegiatan konsumsi.

Setidaknya, terdapat tiga pelaku utama kegiatan konsumsi pada suatu perekonomian,
yaitu:

Rumah tangga keluarga


Rumah tangga umumnya terdiri dari Ayah, Ibu dan anak yang memiliki kebutuhan
berbeda-beda, sehingga jenis konsumsi yang dilakukan pun banyak ragamnya,
misalnya anak membutuhkan konsumsi buku pelajaran, Ayah membutuhkan konsumsi
koran, dan Ibu membutuhkan konsumsi majalah wanita. Dalam pemenuhan
kebutuhannya, umumnya konsumsi rumah tangga disesuaikan dengan pertimbangan-
pertimbangan di bawah ini:

1. Pemenuhan kebutuhan pokok sebelum pemenuhan kebutuhan lainnya


2. Penyesuaian konsumsi dengan jumlah pendapatan yang diperoleh
3. Menghindari kegiatan konsumtif yang tidak perlu
Pemerintah
Dalam menjalankan roda pemerintahan, pemerintah juga melakukan kegiatan konsumsi.
Contohnya pemerintah melakukan pengadaan perumahan murah bagi pegawai negeri
sipil, selain itu pemerintah juga melakukan konsumsi-konsumsi lain yang menunjang
kegiatan masyarakat dengan menyediakan sarana dan sarana publik. Misalnya
pemerintah melakukan impor pembelian daging sapi dari luar negeri untuk mencegah
naiknya harga daging secara terus menerus.

Industri atau perusahaan


Perusahaan atau industri melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan
akan bahan baku, kebutuhan karyawan, kebutuhan lokasi pabrik, kebutuhan mesin, dan
peralatan lainnya. Selain itu, perusahaan misalnya membutuhkan alat tulis kantor dan
sistem-sistem tertentu guna menunjang kegiatan produksi yang akan dilaksanakan

Sampai di sini, semoga teman-teman menjadi lebih memahami kegiatan ekonomi yang
berlangsung pada suatu perekonomian ya. Akan tetapi untuk memastikan pemahaman
teman-teman, berikut kami sajikan beberapa pertanyaan dan pembahasannya.

Contoh Soal Kegiatan Ekonomi


Contoh Soal 1
Manakah pertanyaan yang benar berkaitan dengan kegiatan ekonomi?

a. Kegiatan ekonomi terdiri dari kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi


b. Kegiatan ekonomi hanya menghasilkan barang saja
c. Kegiatan konsumsi hanya dilakukan oleh rumah tangga saja
d. Kegiatan distribusi adalah kegiatan tunggal
e. Minyak bumi bukan merupakan hasil dari kegiatan produksi

Jawaban:

(a). kegiatan ekonomi terdiri dari kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Jawaban
(b) salah karena kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa. Jawaban (c) salah
karena kegiatan konsumsi juga dilakukan oleh pemerintah dan industri, jawaban (d)
salah karena kegiatan distribusi terdiri dari beberapa aspek seperti pengemasan,
pengangkutan, penyimpanan dan lainnya, jawaban (e) salah karena minyak bumi
merupakan hasil dari kegiatan produksi di bidang ekstratif

Contoh Soal 2
Berikut ini yang tidak termasuk dalam faktor produksi adalah…
a. sumber daya alam
b. sumber daya manusia
c. modal
d. kewirausahaan
e. barang jadi

Jawaban (e) barang jadi. Barang jadi merupakan hasil dari kegiatan produksi.
Sementara sumber daya alam, sumber daya manusia, modal dan kewirausahaan
adalah faktor produksi yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan produksi.

Inflasi: Pengertian, Penyebab, Rumus Menghitung, dan


Dampaknya ke Ekonomi RI
Edited by Fiki Ariyanti

Saban tahun, buruh selalu menuntut kenaikan upah. Kemudian pemerintah mengerek upah di
berbagai daerah dengan perhitungan pertumbuhan ekonomi ditambah inflasi. Apa sih inflasi itu?

Pasti pernah dong lihat atau merasakan kenaikan harga kebutuhan pokok maupun barang-
barang di pasar secara terus menerus. Contohnya saja cabai saat ini yang terus merangkak naik
hingga menyentuh Rp100 ribu per kilogram (kg).
Lonjakan harga cabai tersebut disebabkan karena musim kemarau panjang sehingga produksi
turun. Sementara permintaan masyarakat cukup tinggi. Kenaikan harga cabai ini bisa menjadi
penyumbang inflasi.

Tentu saja dari kenaikan harga sembako, kebutuhan pokok, maupun barang atau jasa lain,
sejumlah pihak dirugikan, seperti pedagang kecil dan konsumen. Dampak besar dari inflasi yang
liar dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara. Tak heran, pemerintah bakal mati-matian
menjaga laju inflasi agar tetap terkendali.

Kalau mau tahu penjelasan soal inflasi dan pengaruhnya terhadap ekonomi suatu bangsa,
berikut ulasannya seperti dirangkum Cermati.com dari berbagai sumber:

Baca Juga: Koperasi, Pengertian, Jenis, Fungsi, Prinsip dan Keuntungannya yang Perlu Kamu
Ketahui

Definisi Inflasi

Definisi Inflasi

Dikutip dari laman resmi Bank Indonesia (BI), inflasi secara sederhana diartikan sebagai
kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga
dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan itu meluas (atau
mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Nah kebalikan dari inflasi disebut deflasi.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengartikan inflasi sebagai kecenderungan naiknya
harga barang dan jasa, pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika harga
barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan.

Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian,
inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara
umum.

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen
(IHK). Yakni indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari suatu paket barang dan jasa
yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam kurun waktu tertentu.

Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau tingkat
penurunan (deflasi) dari barang dan jasa. Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK
dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilakukan BPS.

Kemudian BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara
bulanan di 82 kota seluruh Indonesia, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis
barang atau jasa di setiap kota.

Inflasi yang diukur IHK dikelompokkan ke 7 kelompok pengeluaran, yakni:

1. Kelompok bahan makanan


2. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

3. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar

4. Kelompok sandang

5. Kelompok kesehatan

6. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga

7. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Kenaikan harga barang atau jasa secara kontinyu dapat membuat daya beli masyarakat turun.
Gaji atau penghasilan yang mereka dapat tidak akan cukup membeli kebutuhan hidup. Sebagai
contoh biasanya emak-emak bisa membeli 1 kg cabai, begitu harga cabai melonjak, mereka
mengurangi pembelian jadi setengah kilo saja.

Biasanya inflasi di Indonesia akan tinggi menjelang Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, atau
terganggunya produksi akibat cuaca, dan momen lainnya. Kalau tidak ada upaya dari pemerintah,
inflasi tersebut akan cenderung bergerak tak terkendali.

Faktor Penyebab Terjadinya Inflasi 

Faktor Penyebab Terjadinya Inflasi

Kenaikan harga barang terus menerus atau inflasi terjadi bukan tanpa sebab. Secara umum, ada
beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi, antara lain:

1. Meningkatnya jumlah permintaan atau demand  pada suatu jenis barang tertentu. Saat
permintaan naik, namun stok atau suplai terbatas, pasti akan terjadi lonjakan harga.   

2. Biaya produksi sebuah barang atau jasa mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena
terjadi peningkatan harga bahan baku maupun upah pekerja. Dari situlah, produsen akan
mengambil tindakan mengerek harga jual barang atau jasa.

3. Saat jumlah uang yang beredar di masyarakat cukup tinggi. Ketika jumlah uang yang ada di
masyarakat meningkat hingga dua kali lipat, harga barang pun akan mengalami peningkatan
yang setara. Hal ini disebabkan karena kenaikan daya beli masyarakat, tetapi stok barang tetap
statis.

Jenis-jenis Inflasi

Jenis-jenis Inflasi

Adapun jenis-jenis inflasi, antara lain:

1. Inflasi dilihat dari tingkat keparahan.


 Inflasi ringan. Kenaikan harga barang masih di bawah angka 10% dalam setahun

 Inflasi sedang. Kenaikan harga hingga 30% per tahun

 Inflasi tinggi. Kenaikan harga barang atau jasa berkisar 30%-100%

 Hiperinflasi.  Kenaikan harga barang melampaui angka 100% per tahun. Dalam situasi
tersebut, kebijakan fiskal dan moneter dari otoritas seringkali tak memberi dampak signifikan.

2. Inflasi berdasarkan asalnya, dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:

 Inflasi yang berasal dari domestik (domestic inflation)

Penyebabnya meningkatnya jumlah uang beredar di masyarakat, kenaikan harga barang atau
jasa, permintaan masyarakat tinggi, suplai terganggu atau terbatas, biaya produksi naik, dan
masih banyak lainnya.

 Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)

Penyebabnya harga barang-barang impor atau yang berasal dari luar negeri semakin mahal
karena kenaikan harga di negara asalnya.

Baca Juga: BPS: Rata-rata Gaji Pegawai di Indonesia Hanya Rp 2,79 Juta

Cara Menghitung Tingkat Inflasi

Rumus Menghitung Inflasi

Inflasi di suatu negara dapat dihitung berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Biaya
Hidup, dan Indeks Harga Produsen. Rumus menghitung inflasi berdasarkan IHK adalah:

Pit adalah harga barang pada periode tertentu, Qit adalah bobot barang pada periode tertentu,
Pio adalah harga barang pada periode dasar, dan Qio adalah bobot barang pada periode dasar.

Setelah mendapatkan nilai IHK, baru nilai inflasi dapat diketahui dengan menggunakan rumus:

Inflasi = (IHK periode 1- IHK periode 2) / IHK periode 2) x 100

Dengan menggunakan rumus tersebut, nilai inflasi dalam suatu negara dapat diketahui dengan
tepat. Jadi, saat nilai inflasi berada pada tingkat yang melebihi target, pemerintah dan Bank
Indonesia (BI) dapat mengambil langkah tepat agar inflasi tidak semakin memburuk.

Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian 

Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian

Inflasi memiliki dampak cukup signifikan bagi perekonomian suatu negara, antara lain:

1. Inflasi dapat menggerus daya beli masyarakat. Kalau daya beli turun, masyarakat jadi irit
belanja. Padahal motor penggerak ekonomi Indonesia masih ditopang konsumsi masyarakat.
Jika masyarakat mengurangi belanja, otomatis pertumbuhan ekonomi nasional akan bergerak ke
lambat atau stagnan, bahkan lebih rendah.

2. Inflasi tentu saja merugikan konsumen karena gaji atau penghasilan stagnan, tapi pengeluaran
atau belanja membengkak lantaran kenaikan harga barang atau jasa yang menjadi kebutuhan
utama.

3. Inflasi juga mempengaruhi kemampuan ekspor sebuah negara. Akibat inflasi, biaya ekspor jadi
lebih mahal dan daya saing produk ekspor menurun. Akhirnya devisa jadi berkurang.

4. Inflasi akan mengurangi minat orang menabung di bank. Penyebabnya bunga simpanan
tabungan yang kecil tergerus inflasi. Apalagi menabung di bank juga mengeluarkan biaya
administrasi setiap bulan, sehingga bunga yang diperoleh nasabah makin minim, bahkan nyaris
tak terasa.

5. Inflasi dapat mempengaruhi kestabilan mata uang rupiah. Kestabilan kurs rupiah mengandung
dua aspek, yakni kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap
mata uang negara lain.

Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua berkaca pada
perkembangan kurs rupiah terhadap mata uang negara lain.

Peran Pemerintah, BI, dan Masyarakat dalam Mengatasi Inflasi

Dalam mengatasi laju inflasi, biasanya pemerintah dan BI memiliki target tahunan. Tahun ini,
inflasi dijaga pada level 3,5 plus minus 1%. Otoritas fiskal dan moneter ini bersinergi dengan
mengeluarkan jurus-jurus pengendalian inflasi.

Sebagai contoh, pertama sinergi 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan,
kelancaran distribusi, dan koordinasi komunikasi yang efektif. Kedua, adaptasi dalam inovasi,
dan ketiga, pengembangan bisnis model kerja sama perdagangan antar daerah, serta strategi
lainnya.  

Masyarakat juga dapat berperan dalam menjaga inflasi. Salah satunya tidak berlebihan atau
memborong sembako. Misalnya saat produksi bawang putih merosot, harga melonjak, kemudian
masyarakat panik dan akhirnya membeli dalam jumlah banyak.

Alibinya takut kehabisan. Padahal cara tersebut justru dapat mendongkrak kenaikan harga lebih
tinggi karena permintaan besar. Jadi bijaklah dalam berbelanja karena pemerintah dan BI akan
berupaya keras untuk menjaga inflasi sesuai target.

Cegah Inflasi dengan Kontrol Keuangan yang Baik


Masalah inflasi bisa datang kapan saja. Namun, jika pengelolaan keuangan berdasarkan ilmu
akuntansi dilakukan dengan baik, inflasi akan teratasi lebih cepat dan tepat. Untuk itu,
pemahaman tentang ilmu ekonomi harus dimiliki guna mengatasi masalah keuangan dengan
lebih akurat.

Pendapatan Nasional: Manfaat, Konsep dan Perhitungan

Sejak kita masih kecil, mungkin kita sering sekali mendengar bahwa Indonesia
adalah negara berkembang. Awalnya, itu terasa seperti sesuatu yang wajar dan
masuk akal. Namun, setelah beberapa dekade, mungkin kita pun jadi berpikir, kok
Indonesia berkembang terus? Kapan jadi negara majunya? Apakah Indonesia
benar-benar berkembang? Untuk mengetahui hal ini secara pasti, ada lho caranya!
Hal inilah yang dinamakan Pendapatan Nasional.

Apa itu Pendapatan Nasional?


Pendapatan nasional adalah salah satu indikator  untuk dapat mengukur lajunya
tingkat pembangunan dan perkembangan kesejahteraan pada suatu negara dari
waktu ke waktu. Dengan metode penghitungan pendapatan nasional, kita juga dapat
mengetahui arah, tujuan dan struktur perekonomian negara.

Pendapatan nasional biasa dihitung dalam satu periode tertentu atau selama satu
tahun. Angka ini menunjukkan jumlah rata-rata pendapatan yang diterima oleh
seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan berbagai
faktor produksi. Lalu sebetulnya untuk apa kita menghitunga pendapatan nasional?

Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional


Pada dasarnya, menghitung pendapatan nasional memiliki manfaat mengetahui
perkembangan suatu negara, terutama dari faktor ekonomi. Namun, ternyata, selain
itu pun perhitungan ini memiliki manfaat-manfaat lain pula. Berikut adalah beberapa
manfaat dari perhitungan pendapatan nasional:

1. Mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara


2. Mengevaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu
3. Mengukur perubahan perekonomian dari waktu ke waktu
4. Membandingkan kinerja ekonomi antar sektor
5. Sebagai indikator kualitas hidup suatu negara
6. Sebagai indikator perbandingan kinerja ekonomi antar negara
7. Sebagai indikator perbandingan kualitas standar hidup satu negara dengan negara
lain
8. Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu
9. Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dan kekayaan antar
negara

Konsep Pendapatan Nasional


Sebelum kita bisa mengenal bagaimana cara menghitung pendapatan nasional,
penting bagi kita untuk mengetahui kategori-kategori dari pendapatan nasional itu
sendiri. Pendapatan nasional dibagi menjadi 6 kategori. Mereka adalah sebagai
berikut:

Produk Domestik Bruto (GDP)


Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk, baik
barang maupun jasa, yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah
suatu negara atau domestik selama satu tahun. GDP memiliki rumus sebagai
berikut:
GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN
Dalam perhitungan GDP, barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
maupun instansi asing terkait juga termasuk, asalkan wilahnya masih dalam wilayah
suatu negara atau domestik tersebut. Misalnya ada perusahaan X dari Jerman yang
mempunyai cabang di Indonesia, barang atau jasa yang dihasilkannya termasuk ke
dalam GDP. Barang yang dihasilkan termasuk modal yang belum diperhitungkan,
maka bersifat bruto atau kotor.

Produk Nasional Bruto (GNP)


Produk Nasional Bruto (Gross National Product) adalah nilai produk, baik barang
maupun jasa, yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu
tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga negara tersebut di luar negeri. Jadi, jika
ada seorang pria asal Indonesia yang menjual pakaian di Vietnam, barang atau jasa
yang dihasilkannya termasuk ke dalam GNP. Berikut adalah cara menghitung GNP:
GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan
Asing DN
Produk Nasional Netto (NNP)
NNP = GNP – depresiasi (penyusutan barang modal)
Penyusutan adalah penggantian barang modal dengan peralatan produksi yang
dipakai dalam proses produksi. Biasanya bersifat taksiran, yang dapat menyebabkan
terjadinya kekeliruan meskipun relatif keci.
Pendapatan Nasional Netto (NNI)
Pendapatan Nasional Netto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Berikut adalah cara menghitung NNI:
NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain
seperti pajak hadiah, pajak penjualan, dan lain-lain.

Pendapatan Perseorangan (PI)


Pendapatan perseorangan (Personal Income) merupakan jumlah pendapatan yang
diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, temasuk pendapatan yang diperoleh
tanpa melakukan kegiatan apapun. Misalnya gaji seorang karyawan kantoran,
maupun pendapatan wiraswasta yang didapatkan secara berantai.
PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment
Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas
jasa produksi, melainkan diambil sebagian dari pendapatan nasional tahun lalu.
Seperti pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran, dan sebagainya.
Pendapatan yang siap dibelanjakan
Memiliki nama lain disposable income, pendapatan ini adalah pendapatan yang siap
untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya
menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
DI = PI – Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak
lain, seperti pajak pendapatan.

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional


Untuk bisa menentukan jumlah atau besar dari nilai pendapatan nasional, salah satu
caranya adalah dengan menggunakan metode perhitungan pendapatan nasional. Di
samping itu, metode ini juga berguna untuk menjadi alat menilai dan evaluasi kinerja
para sumber daya manusianya, serta mengukut produktivitas negaranya. Dengan
begitu, kita pun jadi tahu apakah suatu negara benar-benar berkembang—dan, jika
iya, seberapa besar perkembangannya.

Ada 3 metode perhitungan yang bisa digunakan untuk mencari tahu jumlah atau nilai
dari pendapatan nasional tersebut. Metode-metode ini antara lain metode
perhitungan dengan pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan
pemasukan.

Pendekatan Pengeluaran
Metode perhitungan dengan pendekatan pengeluaran ini dilakukan dengan cara
menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai sektor ekonomi, yakni rumah tangga,
pemerintah, perusahaan dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode
tertentu.

Pengeluaran dari berbagai sektor ekonomi dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis-
jenis pengeluaran ini terdiri dari:

 Pengeluaran untuk konsumsi ©


 Pengeluaran untuk investasi (I)
 Pengeluaran untuk pemerintah (G)
 Pengeluaran untuk ekspor (X), dan impor (M)
Berikut adalah rumus pendekatan pengeluaran:
Y=C+I+G+(X–M)
Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
C = consumption ( konsumsi rumah tangga )
I = investment ( investasi )
G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )
X = ekspor
M = impor
Metode Pendekatan Pendapatan
Metode pendekatan pendapatan (income a product) memperoleh besaran
pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor
produksi yang memberikan sumbangan terhadap proses produksi. Dengan kata lain,
metode ini mendapatkan hasil dari penjumlahan seluruh penerimaan yang diterima
oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu atau
satu tahun.
Apa saja yang termasuk ke dalam faktor produksi? Adapun hal-hal yang termasuk
ke dalam faktor produksi, antara lain tenaga kerja, modal, tanah dan
keahlian/kewirausahaan. Masing-masing faktor produksi ini akan menghasilkan
pendapatan yang berbeda-beda, contohnya:

 Tenaga kerja dapat memperoleh gaji/upah


 Pemilik modal akan mendapat bunga
 Pemilik tanah dapat memperoleh sewa
 Keahlian atau skill dapat memperoleh laba
Rumus pendekatan pendapatan adalah sebagai
berikut:
Y=r+w+i+p
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
i = Pendapatan dari bunga
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan
Metode Pendekatan Produksi
Kegiatan yang menciptakan nilai tambah (added value) disebut juga kegiatan
produksi. Oleh karena itu, metode ini hanya mencakup perhitungan nilai tambah
pada setiap sektor/lahan produksi. Melalui pendekatan ini, pendapatan nasional
dapat dihitung dengan cara menjumlahkan nilai tambah dari seluruh sektor produksi
selama satu periode tertentu atau satu tahun.
Apakah nilai tambah yang dimaksud di sini? Nilai tambah adalah selisih antara nilai
produksi (nilai output) dengan biaya antara (nilai input), yang terdiri atas bahan yang
terlibat dalam proses produksi, termasuk bahan baku dan bahan penolong.
Klasifikasi Perekonomian Indonesia
Menurut International Standard Industrial Classification (ISIC), pereokonomian
Indonesia dibagi menjadi beberapa sektor atau lapangan usaha yang terbagi ke
dalam tiga kelompok, antara lain:
Sektor Primer
Sektor ini mencakup kebutuhan pokok rakyat Indonesia pada umumnya, yakni
sandang, papan dan pangan. Sektor ini terdiri dari pertanian, peternakan, kehutanan
dan perikanan, serta pertambangan dan penggalian.

Sektor Sekunder
Sektor ini adalah sektor yang masih berisi kebutuhan manusia di kehidupan sehari-
hari, meskipun bukan termasuk kebutuhan pokok. Sektor ini terdiri dari industri
pengolahan, listrik, air dan gas.

Sektor Tersier
Sektor ini adalah sektor yang berisi hal-hal yang bukan kebutuhan pokok, bahkan
bisa dikategorikan sebagai kemewahan di kehidupan sehari-hari. Sektor ini terdiri
dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan, telekomunikasi dan jasa lain-lain.

Berikut adalah cara menghitung pendekatan


produksi:
Y=(P1X Q1)+(P2X Q2)+….(PnX Qn)
Keterangan :
Y= Pendapatan nasional
P1= harga barang ke-1             Pn= harga barang ke-n
Q1= jenis barang ke-1             Qn= jenis barang ke-n
BELAJAR EKONOMI
ilmu ekonomi untuk semua generasi

 POKOK BAHASAN MAKRO EKONOMI MIKRO


EKONOMI FISKAL MONETER DEVELOPMENT INTERNATIONAL UPDATED
ARTICLES DASAR2 ILMU EKONOMI ▼
Jumat, 27 April 2018

Konsep Penerimaan (Revenue), Laba (Profit), dan


Maksimalisasi Laba (Profit Maximization)
Setelah sebelumnya belajar tentang konsep biaya (cost), kali ini kita akan mempelajari konsep
penerimaan (revenue), laba (profit), dan maksimalisasi laba (profit maximization).

1. TOTAL REVENUE, AVERAGE REVENUE, DAN MARGINAL REVENUE.

Pada prinsipnya, penerimaan (revenue) merupakan jumlah unit moneter (uang) yang diperoleh dari


penjualan output produksi.

1.1. Total Revenue (TR).

Total revenue (TR) merupakan keseluruhan penerimaan yang dihitung dari hasil perkalian antara


harga (P) dengan kuantitas output (Q) yang terjual.

Jika dituliskan dalam sebuah persamaan akan terlihat seperti berikut.

1.2. Average Revenue (AR).

Average revenue (AR) adalah penerimaan yang didapatkan dari setiap penjualan satu unit


output. Dengan kata lain, AR adalah harga jual per unit output (P).

Adapun persamaannya adalah sebagai berikut.

1.3. Marginal Revenue (MR).

Marginal revenue (MR) merupakan tambahan penerimaan yang diperoleh dari tambahan


penjualan satu unit output.

Persamaan MR adalah sebagai berikut.

1.4. Hubungan antara TR, AR, dan MR.

Untuk menjelaskan hubungan antara TR, AR, maupun MR, kita akan mengambil sebuah contoh
sederhana.

Misalkan A menjual roti tawar dengan kuantitas dan harga seperti tercantum dalam Tabel 1.

keterangan:

 ketika harga satu kemasan roti tawar ditentukan sebesar IDR 20,000; maka besarnya P sama
dengan AR dan MR.
 kondisi ini (dimana harga ditentukan oleh pasar, sedangkan penjual bertindak selaku price
taker) merupakan karakteristik pasar persaingan sempurna (perfectly-competitive market).

2. PROFIT.

Profit atau laba merupakan keuntungan penjualan, yang besarnya merupakan selisih total


revenue dengan total cost.

Bila dinyatakan dengan sebuah persamaan, maka akan terlihat seperti berikut.
3. MAKSIMALISASI PROFIT.

Setelah memahami hubungan antara TR, AR, MR, TC dan Profit, pada bagian ini kita akan
mempelajari konsep maksimalisasi profit.

Dengan menggunakan contoh diatas, kita bisa melihat bagaimana maksimalisasi profit didapatkan,
melalui Tabel 2. dibawah ini.

keterangan:

 pada tabel tersebut terlihat bahwa semakin banyak jumlah output terjual, pada awalnya
profit mengalami peningkatan; namun pada titik tertentu, profit tersebut mengalami penurunan.
 perhatikan kolom Perubahan pada Profit (MR – MC), disitu terlihat bagaimana besarnya
perubahan profit yang diperoleh, seiring peningkatan penjualan output.

Maksimalisasi profit juga bisa dijelaskan melalui kurva yang terlihat di Gambar 1.

keterangan:

 ketika MR > MC; maka untuk memaksimalkan profit, produsen harus meningkatkan


kuantitas output.
 saat MR < MC; maka untuk memaksimalkan profit, produsen harus mengurangi kuantitas
output.
 pada titik dimana MR = MC; pada saat itulah level profit maksimal tercapai.

Demikian ulasan tentang konsep penerimaan (revenue), laba (profit), dan maksimalisasi profit (profit
maximization). *
Kebijakan moneter
 Baca dalam bahasa lain
 Unduh
 Pantau
 Sunting
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai
tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera.
Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin
requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha
terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta
tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang
seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter
pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.

Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan
tersebut, Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara
persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan
kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan
antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku
bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi
bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

Jenis-jenis Kebijakan MoneterSunting


Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu:[1]
 Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)

Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini
dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat
(permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan
ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy)
 Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)

Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini
dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang
ketat (tight money policy)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter,
yaitu antara lain:[1]
 Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau
membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah
uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah
uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah
kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau
singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar
Uang.

 Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat
bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan
uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah,
pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat
bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

 Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah
dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah
uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang
beredar, pemerintah menaikkan rasio.

 Imbauan Moral (Moral Persuasion)

Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan
jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan
pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang
beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

Tujuan Kebijakan MoneterSunting


Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank
Indonesia.[2]
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap
harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut,
sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi
sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut
sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat
penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank
Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar
yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan


moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga)
dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara
operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-
instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing,
penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau
pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter
berdasarkan Prinsip Syariah

Menu

Uang dan Bank

A. Uang
Dalam ilmu ekonomi tradisional, uang didefinisikan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat
tukar dapat berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran
barang dan jasa. Sebelum uang diciptakan, masyarakat pada zaman dahulu melakukan perdagangan dengan cara
barter. Barter merupakan pertukaran barang dengan barang.
1. Sejarah Uang

Pada lingkungan masyarakat yang masih sederhana


pemenuhan kebutuhan hidup dilakukan dengan jalan tukar-menukar barang yang diinginkan dengan barang lain
yang disebut barter atau dikenal dengan istilah innatura. Pertukaran innatura ini bisa terjadi apabila terdapat dua
orang saling membutuhkan barang yang dipertukarkan dan memiliki kebutuhan yang harus bersifat timbal balik.
Namun, sesuai dengan makin berkembangnya kebudayaan manusia, sistem barter ini mengalami kesulitan yaitu
sebagai berikut :
a. Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang dingginkan dan juga mau menukarkan
barang yang dimilikinya
b. Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran
yang seimbang atau hampir sama nilainya.
c. Kesulitan karena barang yang akan dipertukarkan tidak bisa dibagi-bagi
Bahan yang memnuhi syarat-syarat uang adalah emas dan perak. Uang terbuat dari emas dan perak disebut
dengan uang logam (metalic money). Uang logam emas dan perak juga disebut full bodied money, artinya nilai
intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Uang
yang terbuat dari logam mulia seperti emas dan perak karena dijamin penuh dengan body-nya disebut juga uang
standar. Pada saat itu, setiap orang menempa, melebur. Menjual dan memakainya dan setiap orang mempunyai
hak tidak terbatas dalam penyimpanan uang logam.
Uang adalah suatu benda yang diterima secara umum sebagai alat perantara untuk mempermudah tukar menukar
dalam kehidupan ekonomi masyaratkat.
Berdasarkan definisi tersebut, maka uang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Disenangi dan dapat diterima secara umum
b. Tahan lama dan tidak mudah rusak
c. Nilainya tetap dalam jangka waktu yang lama
d. Mudah disimpan dan mudah dipindahkan atau di bawa kemana-mana tanpa kesulitan
e. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai
f. Memiliki satu kualitas saja
g. Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan
2. Fungsi Uang
Secara umum yang memiliki fungsi sebagai pernatara untuk pertukaran barang dengan barang, juga untuk
menghindarkan perdagangan cara barter. Pada dasarnya fungsi uang mencakup tiga fungsi, yaitu sebagai berikut
:

a. Alat tukar

1. Tahan lama
2.  Diterima tanpa keraguan
3. Ringan dan mudah dibawa
4. Nominalnya harus dapat dipecah-pecah
5. Tidak mudah dipalsukan
b. Satuan hitung
Sebagai satuan hitung untuk mempermudah masyarakat untuk menghitung nilai satu barang dalam mata uang.
Tanpa adanya fungsi satuan hitung, kita akan sulit membandingkan harga barang satu dengan yang lainnya.
Dengan skala yang lebih luaws, tanpa adanya uang sebagai satuan hitung, orang akan kesulian membandingkan
harga satu rumah dengan rumah yang lain, dan lain sebagainya.
c. Alat penimbun kekayaan
Uang juga merupakan penimbun kekayaan. Banyak orang yang menyimpan sebagian kekayaannya dalam
bentuk uang yang disimpan di rumah untuk atau dibank dalam bentuk tabungan tau deposito.

B. Sejarah Bank dan Pengertian Bank


1. Sejarah Bank
Kata bank berasal dari bahasa Itala, yaitu banco. Banco pada masa lalu berarti bangku atau meja. Meja dalam
sejarah bank pertama kali digunakan sebagai temapt menukar uang. Karena itu bank pertama kalinya adalah
tempat pertukaran uang. Pada tahapan berikutnya, fungsi bank diperankan oleh para “pandai besi” (goldsmith)
yang menyediakan jasa penyimpan uang emas dan perak untuk menghindari pencurian. Untuk membuktikan
bahwa seseorang telah menitipkan uang, dia diberi selembar kertas yang lebih populer dengan nama goldsmith
notes. Goldsmith notes dapat disamakan dengan uang giral dewasa ini. Dengan lembar kertas itu, transaksi jual
beli uang emas bisa dilakukan dengan mudah oleh glodsmith dan penyimpan uang.
2. Pengertian Bank
Prof. G.M. Verryn Stuart dalam bukunya yang berjudul Bank Politic, memberi pengertian bahwa bank adalah
suatu badan usaha yang bertujuan untuk memberi kredit, baik dengan uang sendiri maupun yang dipinjam dari
orang lain, dan mengedarkan alat penukar berupa uang kertas dan uang giral.
3. Jenis Bank
Bank dapat kita kelompokkan atas jenis kegiatannya, bentuk badan hukum, dan kepemilikan.
a. Pembagian bank menurut jenis kegiatannya

1. Bank sentral/Bank Indonesia.


 Pengertian bank Indonesia
UU no. 23 Tahun 1999 tentang bank Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan UU no 3 Tahun 2004, bank
Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari
campur tangan pemerintah atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas di atur dalam undang-undang
ini (pasal 4 ayat 2).
 Tujuan bank Indonesia
Tujuan bank Indonesia di tetapkan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai
rupiah yang dimaksudkan adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa terhadap mata uang negara
lain.

 Tugas/peran bank Indonesia


Tugas pokok bank Indonesia sebagai berikut.
(1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Sebagai otoriter moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada sasran ekonomi makro lainnya, baik
dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. Implementasi kebijakan moneter ini dilakukan dengan
menetapkan sasaran operasional, ayitu uang primer base money. Untuk melaksanakan tugas di bidang moneter,
bank Indonesia memiliki alat-alat canggih yang dikenak\l dengan piranti moneter. Piranti tersebut adalah operasi
pasr terbuka, penentu tingkt diskonto dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan reserve
requirement.
Berkaitan dengan perannya di bidang moneter ini, Bank Indonesia juga menentukan kebijakan nilai tukar,
mengelola cadangan devisa, dan berperan sebagai lender of the lats resort.
(2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Selain tugasnya di bidang moneter dan perbankan, tugas lain Bank Indonesia yang tidak kalah pentingnya
adalah mengatur dan menyelenggarakan sistem pembayaran antara lain, dengan jalan memperluas,
memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran giral dan menyelenggarakan kliring antar bank. Sistem
pembayaran tunai menyangkut pencekakan dan peredaran uang agar jumlah denominasi, kelayakan, maupun
keamanan uang sebagai alat pembayaran yang sah dpat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan
pembagian aktifitas ekonomi.
Sementara sistem pembayaran nontunai menyangkut peredaran uang yang pada umumnya dalam bentuk giral
dan produk-produk perbankan lainnya, baik melalui proses kliring antar bank maupun memakai alat kredit.
Program pengembangan sistem pembayaran nasional yang telah dikembangkan antara lain sistem klering
elektronik Jakarta (SKEJ), penetapan kliring Tto, bank Indonesia layanan Informasi dan transaksi antar bank
secara elektronik (BI-Line), Sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) dan sistem trasnfer dalam US$.
(3) Mengatur dan mengawasi bank
Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi bank, BI menetapkan peraturan memberikan dan mencabut izin
atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank dan dan
mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dn mencabut ijin usaha bank, BI juga
dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, serta memberikan ijin kepada bank
untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
Di bidang pengawasan, BI melakukan pengawasan langsing on site supervision maupun tidak langsung,
pengawasan langsung bik dilakukan dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila
diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporan-
laporan yang disampaikan oleh bank.
2) Bank umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha seperti menghimpun dana dan memberikan
pinjaman serta jasa lalulintas pembayaran dalam bidang keuangan kepada masyarakat. Usaha dan fungsi bank
umum meliputi hal-hal berikut.
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan dan lainnya.
b) Memberikan kredit dan menerbitkan surat pengakuan utang.
c) Membeli, menjual , atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah
nasabahnya, terdapat hal-hal berikut.
(1) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak boleh lebih lama
dari kebiasaan dalm perdagangan surat-surat yang dimaksud.
(2) Surat pengakuan utang dan kertas dgang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaan
dalam perdagangan surat-surat yang dimaksud.
(3) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
(4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan obligasi.
(5) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun.
d) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah.
e) Menempatkan dan meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan sarana komunikasi
seperti surat maupun dengan wesel, cek atau sarana lainnya.
f) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga.
g) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
h) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.
i) Melakukan penempatan dana kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa
efek.
j) Membeli melalui pelelangan agunan, baik semua atau sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi
kewajibannya kepada nbank dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
k) Menyediakan pembayaran dan melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang sesuai
dengan undang-undang dan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
3) Bank syari’ah
Bank syariah adalah bank yang dikelola dengan prinsip Islam yang mengharamkan memungut bunga dari suatu
transaksi ekonomi. Bank syariah memperoleh penerimaan melalui cara-cara yang dibenarkan ileh syariat Islam.
Pada hakikatnya cara-cara tersebut mirip dengan mekanisme jual beli pada umumnya. Namun semua aktifitas
ekonomi yang dibenarkan oleh syariat Islam adalah yang memenuhi beberapa hal berikut.
a) Bersifat produktif
Prinsip yng utama dari ekonomi Islam adalah fokus pada kegiatan ekonomi riil.
Artinya, ekonomi Islam memandang bahwa semua aktifitas ekonomi harus produktif. Inilah sebabnya mengapa
bunga yang merupakan pendapatan tak produktif (imbalan atas ,odal, bukan dari penggunaan modal) tidak
diperbolehkan dalam perbankan syariah.
b) Tidak eksploitatif
Artinya kegiatan ekonomi tidak boleh ditujukan demi keuntungan satu pihak dan mengirbankan pihak lain.
Kedua belah pihak harus sama-sama diuntungkan. Hak kepemilikan adalah menurut azas kemanfaatan, bukan
penguasaan.
c) Berkeadilan
Dalam prinsip keadilan, tidak boleh ada transaksi ekonomi yang merugikan pihak-pihak yang terlibat baik
secara langsung maupun tidak langsung.
d) Tidak bersifat spekulatif
Dalam prinsip syariah, spekulasi dianggap sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat atau mubazir. Spekulasi
dianggap sebagai perjudian dan mengakibatkan orang yang melakukannya terancam kemiskinan. Uang atau
barang yang dispekulasikan pun menjadi tidak produktif dan bermanfaat.
e) Anti riba
Masih banyak perdebatan apakah bunga termasuk ke dalam riba yang diharamkan oleh syariat Islam. Akan
tetapi Majelis Ulama Indonesia dalam fatwa terakhirnya telah memutuskan bahwa bunga bank termasuk riba.
Riba sebenarnya adalah tambahan yang ditetapkan dalam perjanjian atas suatu barang yang dipinjam, ketika
barang tersebut dikembalikan.
4) Bank perkreditan rakyat
Bank Perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk deposito
berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya dan memberikan pinjaman pad masyarakat.
a) Usaha
(1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lain
yang dipersamakan dengan itu.
(2) Memberikan kredit.
(3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
(4) Menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan
atau tabungan pada bank lain.
b) Larangan
BPR dilarang karena berikut:
(1) Menerima soimpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalulintas pembayaran.
(2) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
(3) Melakukan penyertaan modal.
(4) Melakukan usaha perasuransian.
(5) Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha yang telah ditentukan.
c) Izin usaha
BPR izinnya dizinkan oleh menteri keuangan setelah mendengar pertimbangan bank Indonesia.
d) Sasaran
Sasaran layanan BPR adalah kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pegawai dan
pensiunan.
e) Fungsi
Selain sebagian penghinmpunan dan penyalur dana masyarakat, BPR juga membantu petanii dari lintah darat.
b. Pembagian bank menurut badan hukum
Menurut badan hukum, bank dibedkn menjadi bank yang berbadan hukum perseroan terbatas (PT), Firma,
koperasi dan perusahaan perorangan.
c. Pembagian bank menurut kepemilikan
Berdasarkan faktor kepemilikan, bank dibedakan atas bank pemerintah, bank swasta, bank campuran, bank
milik pemerintah daerah dan bank syariah.
1) Bank pemerintah adalah bank yang modalnya berasal dari pemerintah dan bertugas meningkatkan
kesejahteraaan masyarakat. Contoh: BTN.
2) Bank swasta adalah bank yang pemilik modalnya dimiliki oleh pihak swasta. Umumnya bank tersebut
bertujuan mencari laba. Contoh: Bank Mega, Bank Niaga, dan Bank NISP.
3) Bank campuran adalah bank yang sebagian modalnya dimiliki pemerintah dan sebagian lainnya dimiliki
swasta. Contohnya: Bank DKI, BPD Sumbar (Bank Nagari) dan BPD Jawa Barat (Bank Jabar).
d. Produk perbankan
1) Kredit pasif
Kredit pasif yaitu cara-cara bank menghimpun dana dari masyarakat.
a) Giro adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya hanya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek bilyet giro.
b) Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannnya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu.
c) Deposito on call adalah simpanan yang tetap berada di bank selama deposan tidak membutuhkannya. Jika
ingin mengambil simpanan, deposan lebih dahulu memberitahukan kepada bank.
d) Deposito automatic roll over adalah deposit yang jatuh tempo tetapi belum ditarik oleh deposan dan
bunganya langsung diperhitungkan secara otomatis.
2) Kredit aktif
Kredit aktif yaitu cara bank menyalurkan dana ke masyarakat.
Kredit Rekening Koran (RIK) adalah bank memberi jaminan kepada nasabah yang dapat diambil sebagian
sesuai kebutuhan.
Kredit reimburse (letter of credit L/C) adalah pinjaman kepada nasabah yang dapat diberikan kepada nasabah
dengan mengeluarkan wesel. Wesel tersebut dapat diperdagangkan setelah di akseptasi.
Kredit dokumenter adalah pinajaman yang diberikan kepada nasabah setelah nasabah menyerahkan dokumen
pengiriman barang yang telah disetujui oleh kapten kapal.
Kredit dengan jaminan surat-surat berharga, yaitu pinjaman yang diberikan kepada nasabah untuk membeli
surat-surat berharga dan sekaligus surat-surat berharga tersebut sebagai jaminannya.
C. Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan berasal dari kata bijak di tambah imbuhan ke-an. Bijak artinya pandai, mahir atau selalu
menggunakan akal budi. Sedang kebijakan artinya kepandaian atau kemahiran. Moneter artinya keuangan atau
mengenali keuangan. Jadi menurut arti katanya kebijakan moneter adalah kepandaian mengenai keuangan.
Kebijakan moneter adalah langkah-langkah yang diambil oleh penguasa moneter (bank Central atau bank
Indonesia) untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar atau daya beli uang. Caranya adalah dengan
menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter, seperti operasi pasar terbuka, kebijakan diskonto, rasio
cadangan minimum, batas maksimum pemberian kredit dan moral suasion.
Melalui instrumen-instrumen tersebut akan terjadi perubahan jumlah uang yang beredar. Perubahan jumlah uang
ini pada akhirnya akan memengaruhi kestabilan moneter agar lebih kondusif pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Keberhasilan kebijakan moneter biasanya diukur dari peningkatan kesempatan kerja, perbaikan neraca
pembayaran dan perbaikan kualitas kerja.
1. Tujuan Kebijakan Moneter
Secara garis besar, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ekonomi yang ditandai dengn
bergairahnya dunia usaha dan meningkatnya kesempatan kerja. Jika dirinci tujuan kebijakan moneter adalah
sebagai berikut.
a. Menjaga stabilitas ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan perekonomian yang berjalan sesuai dengan harapan, terkendali dan
berkesinambungan. Artinya pertumbuhan arus uang yang beredar seimbang dengan pertumbuhan arus barang
dan jasa yang tersedia.
b. Menjaga stabilitas harga
Kebijakan moneter selalu dihubungkan dengan jumlah uang beredar dan jumlah barang jasa. Interaksi jumlah
uang beredar dengan jumlah barang dan jasa akan menghasilkan harga. Adakalnya harga itu naik atau turun
tidak beraturan, sehingga perubahan harga dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Kalau harga
cenderung naik terus menerus maka orang akan membelanjkan seluruh uangnya yang justru mengakibatkan
gejala ekonomi yang disebut inflasi.
c. Meningkatkan kesempatan kerja
Jika junlah uang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa maka perekonomian akan stabil. Pada
keadaan ekonomi stabil, pengusaha akan mengadakan investasi. Investasi akan memungkinkan adanya lapangan
pekerjaan baru. Adanya lapangan pekerjaaan baru atau perluasan usaha berarti meningkatkan kesempatan kerja.
d. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
Kebijakan moneter dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Jika negara
mendevaluasi mata uang rupiah ke mata uang asing, maka harga-harga barang ekspor akan menjadi lebih murah
sehingga memperkuat daya saing dan meningkatkan jumlah ekspor. Peningkatan jumlah ekspor akan
memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
B. Jenis dan Instrumen Kebijakan Moneter
Ada dua jenis kebijakan moneter, yaitu tight money policy dan easy money policy.
1. Tight Money Policy (kebijakan uang ketat) adalah kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang
yang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan menaikkan suku bunga , menjyal SBI, menaikan cadangan kas,
dan membatasi pemberian kredit.
2. Easy Money Policy (kebijakan uang longgar) adalah kebijakan yang diambil bank sentral untuk menambah
jumlah uang beredar. Kebikjakan uang longgar ini dapat berupa penurunan tingkat suku bunga (kebijakan
diskonto), penurunan cadangan kas (kebijakan cash ratio), dan kelonggaran pemberian kredit.

Skip to content

 MENU
Pelaku Ekonomi : Pengertian, Siapa Saja,
Macam, Contoh, Peran
Oleh samhis setiawanDiposting pada 24/11/2019

Lihat Daftar Inti Pelajaran :


Pelaku Ekonomi : Pengertian, Macam, Contoh,
Peran
GuruPendidikan.Com -Seiring dengan kemajuan dan
perkembangan ekonomi dewasa ini dan juga semakin ketatnya
persaingan yang terjadi dalam dunia usaha, baik dalam negeri
maupun diluar negeri dimana sistem ekonomi dewasa ini sudah
memasuki era persaingan global antar negara. Oleh karena itu
dirasakan perlu adanya pemahaman serta pengetahuan bagi
kalangan pelaku ekonomi guna meningkatkan mutu kinerjanya
dalam mengembangkan unit-unit usahanya dan bagi para
mahasiswa hal ini akan dirasa sangat bermanfaat nilainya di dalam
kita mempelajari pelaku perekonomian dan macam-macam pelaku
ekonomi nasional, sehingga akan memberikan gambaran yang jelas
bagi mahasiswa dalam rangka mendapatkan tambahan wawasan
dan pengetahuan sebagai bekal nantinya.
Hal inilah yang melatarbelakangi penting bagi setiap mahasiswa
untuk mempelajari aspek-aspek yang saling terkait dalam
perekonomian dimana pelaku pelaku ekonomi memiliki peran
yang sangat strategis, dan pemerintah juga berperan penting
sebagai pemberi juga pemegang kebijakan yang dapat memberi
makna positif bagi para pelaku ekonomi baik itu kebijakan yang
berdampak langsung maupun tidak langsung bagi pelaku ekonomi
itu sendiri. Jadi dengan demikian mahasiswa dapat melakukan
analisis-analisis yang terkait dengan hal itu. Mahasiswa juga
dituntut lebih pro aktif untuk ikut serta menyumbangkan
pengetahuan maupun pemikiran-pemikirannya untuk kemajuan
ekonomi.

Pengertian Pelaku Ekonomi


Dalam hal ini pelaku ekonomi merupakan individu-
individu atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam proses
kegiatan ekonomi baik produksi, distribusi, maupun
konsumsi. Yang berperan dalam pelaku ekonomi ialah rumah
tangga, masyarakat, perusahaan/sektor usaha dan pemerintah.

Macam-Macam Pelaku Ekonomi


 Rumah Tangga keluarga
Ada dua peran yang dilakukan oleh rumah tangga keluarga yaitu:

 Sebagai konsumen

       Rumah tangga keluarga membeli barang dan jasa yang


dihasilkan oleh rumah tangga produsen untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Contohnya : Siswa-Siswi membeli makanan di kantin.

 Sebagai penyedia faktor produksi

     Rumah tangga keluarga menyediakan tenaga kerja, tanah


ataupun modal; dari faktor-faktor tersebut rumah tangga keluarga
memperoleh penghasilan untuk membeli barang dan jasa sebagai
pemuas kebutuhan.
 Rumah Tangga produsen (perusahaan)
      Merupakan satu kesatuan yuridis dan ekonomis dari faktor-
faktor produksi yang bertujuan mencari laba atau memberi layanan
kepada masyarakat.
     Dilihat dari kepemilikannya perusahaan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu: perusahaan milik negara dan perusahaan milik
swasta.
Contohnya : Produsen pupuk mengmasi pupuk yang
hendak dijual
 RUMAH TANGGA PEMERINTAH

Peranan rumah tangga pemerintah sebagai salah satu pelaku


kegiatan ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan
perekonomian masyarakat suatu negara. Rumah tangga pemerintah
mempunyai fungsi sebagai pengatur pembangunan perekonomian.
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan ialah:

1. a.meningkatkan kesempatan kerja;


2. b. mengendalikan tingkat inflasi;
3. c. menstabilkan neraca pembayaran luar negeri;
4. d. meningkatkan pertumbuhan ekonomi; dan
5. e. menciptakan masyarakat adil dan makmur.

Apabila diklasifikasikan, peranan rumah tangga pemerintah terdiri


dari:

1. a. menciptakan investasi-investasi umum, seperti penyediaan


sarana jalan raya dan jembatan;
2. b. mendirikan perusahaan-perusahaan negara sebagai
penyetabil kegiatan perekonomian;
3. c. menarik pajak langsung dan tidak langsung;
4. d. membelanjakan penerimaan negara untuk membeli barang-
barang kebutuhan pemerintah;
5. e. menyewa tenaga kerja; dan
6. f. melakukan kebijakan moneter.

Contohnya : Penarikan pajak oleh pemerintah


 RUMAH TANGGA LUAR NEGERI
kegiatan yang dilakukan rumah tangga masyarakat luar negeri
adalah:
a. penyedia atau penjual barang-barang impor;
b. pembeli barang-barang hasil produksi dalam negeri; dan
c. penyedia modal atau tenaga ahli.
Contohnya :

 Distribusi produk impor dari luar negeri

Peran Pelaku Ekonomi


Yang dalam hal ini secara umum peran para pelaku ekonomi ialah
sebagai penggerak kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi
untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan merata.
  INTERAKSI ANTAR PELAKU EKONOMI
      Dalam melakukan kegiatan ekonomi, keempat pelaku ekonomi
saling berinteraksi satu sama lain sesuai dengan ragam transaksi
yang dilakukan. Rumah tangga keluarga membeli barang dan jasa
dari rumah tangga produksi (perusahaan) sebaliknya rumah tangga
produksi (perusahaan) membeli faktor-faktor produksi dari rumah
tangga keluarga.
Perusahaan membayar pajak kepada pemerintah dan sebaliknya
pemerintah membangun berbagai sarana dan prasarana umum
untuk kepentingan rumah tangga keluarga dan rumah tangga
produksi (perusahaan). Rumah tangga keluarga, rumah tangga
produksi (perusahaan) dan pemerintah melakukan ekspor ke luar
negeri sebaliknya dari masyarakat luar negeri kita juga melakukan
impor barang.

Skip to content

 Twitter
 Facebook
 Linkedin
 Youtube
 Instagram
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
  15:23 on 15:23   irmawan hadi saputra     Belajar Ekonomi , ID

Konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat dan negara sangat erat hubungannya dengan
pendapatan masyarakat dan negara. Sehingga besar kecilnya konsumsi ditentukan oleh tingkat
pendapatan, semakin besar pendapatan akan selalu diikuti meningkatnya konsumsi. Jadi,
hubungan antara pendapatan dan konsumsi bersifat positif (berbanding lurus), atau secara
matematis fungsi konsumsi dapat dinotasikan C = f (Y).

Sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi oleh masyarakat akan ditabung, sehingga semakin
besar pendapatan, akan semakin besar pula tabungan. Jadi, hubungan antara pendapatan
dengan tabungan bersifat positif (berbanding lurus), atau secara matematis fungsi tabungan
dapat dinotasikan S = f (Y).

1. Pengertian
Dalam suatu perekonomian, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan
(pendapatan nasional) dialokasikan ke dalam dua kategori penggunaan, yaitu untuk keperluan
konsumsi dan tabungan. Pada umumnya pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan
konsumsi dilambangkan dengan C, tabungan dilambangkan dengan S, dan investasi
dilambangkan dengan I. Menurut John Maynard Keynes, pendapatan suatu negara dapat
dirumuskan sebagai berikut.

a. Ditinjau dari segi perseorangan

b. Ditinjau dari segi perusahaan/pengusaha

Keterangan:
Y = income/pendapatan
C = consumption/konsumen
S = saving/tabungan
I =  investment/investasi
Jika pendapatan berubah, maka akan berakibat konsumsi dan tabungan juga berubah.
Perubahan tersebut dapat ditentukan sebagai berikut.

1) MPC (Marginal Propencity to Consume) adalah angka perbandingan antara besarnya


perubahan konsumsi dengan besarnya pendapatan nasional, sehingga dapat dirumuskan:

ΔC = selisih konsumsi atau tambahan konsumsi atau perubahan konsumsi


ΔY = selisih pendapatan atau tambahan pendapatan atau perubahan pendapatan

Wawasan Ekonomi

Salah satu indikator peningkatan kesejahteraan adalah perubahan pola


konsumsi penduduk. Menurut hukum ekonomi bila selera tidak berbeda maka
persentase pengeluaran untuk makanan akan menurun seiring dengan
meningkatnya pendapatan. (Ernest Engel, 1857)

Perkembangan Pendapatanmdan konsumsi


(belanja) negara dari tahun 2002–2007
(dalam triliun rupiah) Sumber: APBN dan NK 2005–
2006
*) RAPBN 2007

2) MPS (Marginal Propencity to Sav) eadalah perbandingan antara bertambahnya tabungan


dengan bertambahnya pendapatan nasional, yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
ΔS = selisih tabungan atau tambahan tabungan atau perubahan tabungan
ΔY = selisih pendapatan atau tambahan pendapatan atau perubahan pendapatan

2. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsums iadalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi (C) dengan
pendapatan (Y). Pada umumnya, fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai persamaan linear
sebagai berikut.

Syarat mutlak fungsi konsumsi, yaitu:


- nilai a = harus positif
- nilai b = harus positif

Keterangan:
C = tingkat konsumsi nasional
a = besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nol atau autonomous consumptio(nk
onsumsi otonom).
b = MPC yaitu tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahlah pengeluaran.

Untuk mengetahui besarnya a, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Di mana Average Propencity to Consum(Ae PC), artinya hasrat untuk berkonsumsi rata-rata. APC
adalah perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat pendapatan nasional (C)
dengan besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri (Y).
Semakin tinggi pendapatan
konsumen, konsumsi cenderung
semakin besar pula.

Bila ditulis dengan rumus adalah:

Dalam fungsi konsumsi, kita juga harus mengenal tingkat pendapatan Break Even Point (BEP)
atau Break Even Income (BEI). Adapun maksud tingkat pendapatan BEP adalah tingkat
pendapatan, di mana besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi,
yang dapat dirumuskan:

C : fungsi konsumsi
S : fungsi tabungan

Contoh 1:
Diketahui data pendapatan suatu negara beserta konsumsi dan tabungannya sebagai berikut.

a. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.000 miliar, besar konsumsi per tahun Rp950
miliar, sehingga tabungannya Rp50 miliar.

b. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.200 miliar, besar konsumsi per tahun
Rp1.100 miliar, sehingga tabungannya Rp100 miliar.

Tentukan:
a. Fungsi konsumsi.
b. Tingkat pendapatan nasional BEP (Break Even Point).

Jawab:
a. Mencari fungsi konsumsi
Maka besarnya:

a = (APC – MPC) Y
a = (0,95 – 0,75) 1.000 miliar
a = 0,20 × 1.000 miliar
a = 200 miliar

Jadi, fungsi konsumsinya C = a + bY atau C = 200 miliar + 0,75 Y.

b. Besarnya titik keseimbangan BEP


Tingkat pendapatan BEP adalah tingkat pendapatan di mana besarnya pendapatan sama dengan
besarnya pengeluaran untuk konsumsi, atau dapat dikatakan Y = C atau Y – C = 0.

Perhitungannya adalah:
Y–C=0
Y – (200 miliar + 0,75 Y) = 0
Y – 0,75 Y – 200 miliar = 0
0,25 Y = 200 miliar
Y = 800 miliar

Jadi, besarnya BEP adalah Rp 800 miliar.

3. Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara tabungan (S) dengan
pendapatan (Y). Dengan menggunakan rumus fungsi konsumsi, dapat ditentukan sebagai
berikut.

Y=C+S
S = Y – C padahal C = a + bY,

sehingga

S = Y – (a + bY)
S = Y – a – bY
S = -a + (1 – b) Y

Jadi, fungsi tabungan dapat dirumuskan sebagai berikut.


sedangkan

Syarat mutlak fungsi tabungan yaitu:


- nilai a = harus negatif
- nilai 1 – b = harus positif

Keterangan:
S = tingkat tabungan nasional
1 – b = MPS yaitu tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahan tabungan

Orang menabung di bank sebagai bentuk


dari sisa pendapatan yang tidak dikonsumsi.

Contoh 2:
Berdasarkan fungsi konsumsi pada Contoh 1, maka fungsi tabungan dapat ditentukan sebagai
berikut.

S = -200 milyar + (1 – 0,75) Y


S = -200 milyar + 0,25 Y
Adapun besarnya 0,25 dapat diperoleh dengan menggunakan rumus MPS berikut.
4. Grafik Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
Untuk menggambar grafik fungsi konsumsi dan fungsi tabungan terlebih dahulu harus kamu
tentukan bahwa sumbu tegak menunjukkan sumbu C dan S (sumbu konsumsi dan tabungan),
sedangkan sumbu datar menunjukkan sumbu Y (sumbu pendapatan).

Grafik fungsi konsumsi


dan fungsi tabungan.

Langkah-langkah untuk menggambar grafik fungsi konsumsi dan fungsi tabungan yaitu sebagai
berikut.

a. Grafik fungsi konsumsi dimulai dari titik a (konsumsi otonom).


b. Grafik fungsi tabungan dimulai dari titik -a.
c. Kemudian kedua titik tersebut ditarik garis lurus dan memotong titik BEP, baik titik BEP yang
berada di atas maupun titik BEP yang berada di bawah.

Berdasarkan fungsi konsumsi pada Contoh 1 dan fungsi tabungan pada Contoh 2, akan tampak
grafik pada Gambar berikut.
Grafik Konsumsi, tabungan, dan investasi.

5. Hubungan antara MPC (Marginal Propencity to Consume)


dengan MPS (Marginal Propencity to Save )

Secara matematis hubungan antara MPC dan MPS dapat dinyatakan sebagai berikut.

Contoh:
Berdasarkan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan di atas, dapat ditentukan bahwa:
MPC + MPS = 1
0,75 + 0,25 = 1 (terbukti)

6. Angka Pengganda Pendapatan ( Multiplier)


Angka pengganda pendapatan adalah angka yang menunjukkan perubahan konsumsi dan
tabungan karena adanya perubahan pendapatan nasional. Angka pengganda biasa ditulis
dengan huruf k dan dirumuskan sebagai berikut.
Contoh:
Berdasarkan penentuan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, maka besarnya angka pengganda
dapat dihitung sebagai berikut.

Wawasan Ekonomi

Jika angka pendapatan diperoleh angka 4, berarti jika pendapatan berubah 4


kali lipat, maka besarnya konsumsi dan tabungannya juga berubah 4 kali lipat.

7. Cara Lain untuk Mencari Fungsi Konsumsi dan Tabungan


Untuk mencari fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, selain yang telah diuraikan di atas,
sebenarnya ada cara yang lebih singkat untuk menentukan fungsi tersebut.

a. Untuk menentukan fungsi konsumsi, dapat digunakan rumus berikut ini.

Keterangan:
C = tingkat konsumsi
Y = tingkat pendapatan
C1 = tingkat konsumsi yang ke-1
Y1 = tingkat pendapatan yang ke-1
C2 = tingkat konsumsi yang ke-2
Y2 = tingkat pendapatan yang ke-2

Contoh:
1) Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.000 miliar, besarnya konsumsi per tahun
Rp950 miliar, sehingga tabungannya Rp50 miliar.

2) Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.200 miliar, besarnya konsumsi per tahun
Rp1.100 miliar, sehingga tabungannya Rp100 miliar.

Maka fungsi konsumsinya dapat dicari sebagai berikut.

Jadi fungsi konsumsinya adalah C = 200 miliar + 0,75 Y, sama dengan menggunakan sistem
sebelumnya.

b. Untuk fungsi tabungan, dengan rumus:

Keterangan:
S  = tingkat tabungan
S1 = tingkat tabungan yang ke-1
S2= tingkat tabungan yang ke-2

Contoh:
Berdasarkan contoh soal pada fungsi konsumsi di atas, maka fungsi tabungan dapat dicari
sebagai berikut.

Jadi, fungsi konsumsinya adalah S = -200 miliar + 0,25 Y, sama dengan menggunakan sistem
sebelumnya.

Hal-hal lain yang berhubungan dengan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan dapat kamu simak
berikut ini.
a. Menentukan besarnya kenaikan konsumsi atau tambahan konsumsi (ΔC).

b. Menentukan besarnya kenaikan tabungan atau tambahan tabungan (ΔS).

c. Menentukan besarnya kenaikan pendapatan atau tambahan pendapatan (ΔY).

Contoh:
Diketahui fungsi konsumsi suatu negara C = 250 + 0,8 Y. Jika pendapatan meningkat dari
Rp200.000,00 menjadi Rp300.000,00, tentukan besarnya kenaikan tabungan!

Jawab:
Kenaikan tabungan,
ΔS = ΔY (1 – MPC)
ΔS = 100.000 (1 – 0,8)
ΔS = 100.000 × 0,2
ΔS = Rp20.000,00

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

← Newer PostOlder Post →Home

Copyright © 2019 Plengdut.com: Learning Articles and Book Reading Online


Design by Plengdut.com
Jurnal Penyesuaian adalah jurnal akuntansi yang digunakan untuk
melakukan proses penyesuaian terhadap pos atau transaksi-transaksi
tertentu dalam proses penyusunan laporan keuangan.

Jurnal penyesuaian digunakan oleh perusahaan dagang, jasa, manufaktur


dan entitas lainnya, termasuk yayasan, sekolah, NGO/LSM, dan lembaga
pengelola zakat.

Contoh transaksi yang dicatat dengan jurnal penyesuaian, antara lain:

 transaksi sewa dibayar dimuka,


 asuransi dibayar di muka,
 pendapatan diterima di muka,
 penyusutan aktiva tetap, dan

Langsung saja yuk dimulai pembahasannya…

 
01. Konsep Dasar Jurnal Penyesuaian

Apa yang dimaksud konsep dasar jurnal penyesuaian?


Konsep dasar jurnal penyesuaian adalah konsep dasar akuntansi yang
digunakan sebagai landasan pembuatan jurnal penyesuaian.

Ketika seorang pegawai bagian accounting menyiapkan laporan keuangan,


ia berasumsi bahwa masa ekonomis perusahaan dapat dibagi-bagi dalam
periode waktu.

Misalnya bulanan, triwulan, atau tahunan.

Dengan menggunakan konsep periode akuntansi (accounting period


concept) pegawai bagian accounting harus menentukan pada periode mana
pendapatan dan beban perusahaan seharusnya dilaporkan?

Untuk menentukan periode yang tepat ia mengacu pada prinsip akuntansi


berterima umum (PABU), dalam bahasa Inggris disebut generally
accepted accounting principles (GAAP) yang mengharuskan penggunaan
akuntansi berbasis akrual.

Ada 2 konsep akuntansi dasar berkaitan dengan jurnal penyesuaian, yaitu:


A. Konsep Akuntansi Berbasis Akrual (accrual basis of accounting)
Dalam akuntansi berbasis akrual (accrual basis of accounting) pendapatan
dicatat dalam laporan laba rugi pada periode saat pendapatan tersebut
dihasilkan.

Sebagai contoh, pendapatan dilaporkan saat jasa telah diberikan kepada


pelanggan. Kas yang telah atau belum diterima dari pelanggan selama
periode itu.

Konsep akuntansi yang mendukung pencatatan pendapatan seperti ini,


disebut konsep pengukuran pendapatan (revenue recognition concept).

Apa itu konsep pengukuran pendapatan?


Konsep pengukuran pendapatan adalah konsep akuntansi  berbasis akrual
di mana beban dilaporkan pada periode yang sama dengan pendapatan
yang terkait dengan beban tersebut.

Sebagai contoh:

Gaji karyawan dilaporkan sebagai beban pada periode saat karyawan


menyediakan jasa untuk pelanggan, yang tidak harus sama waktunya
dengan saat gaji dibayarkan.

Prinsip akuntansi yang mendukung konsep ini adalah prinsip pemadanan


(matching concept), atau prinsip pemadanan (matching principle).
Dengan memadankan pendapatan dengan bebannya, laba rugi bersih
untuk periode tersebut akan dilaporkan dengan benar dalam laporan laba
rugi.

 
B. Konsep Akuntansi Berbasis Kas (cash basis of accounting)
Meskipun PABU mengharuskan penggunaan akuntansi berbasis akrual,
beberapa perusahaan menggunakan konsep akuntansi berbasis kas (cash
basis of accounting).

Dalam konsep akuntansi berbasis kas, pendapatan dan beban dilaporkan


dalam laporan laba rugi pada periode ketika kas diterima atau dikeluarkan.

Sebagai contoh, pendapatan dilaporkan ketika kas diterima dari klien,


sementara gaji dilaporkan saat kas dibayarkan kepada karyawan.

Laba bersih atau rugi bersih adalah selisih antara penerimaan kas
(pendapatan) dan pembayaran kas (beban).

Perusahaan jasa atau perusahaan dagang berskala kecil dapat


menggunakan akuntansi berbasis kas karena mereka memiliki sedikit
piutang dan utang.

Sebagai contoh, dokter, pengacara dan rumah makan sering menggunakan


basis kas.

Bagi mereka, basis kas akan menghasilkan laporan keuangan yang sama
dengan laporan yang disiapkan menggunakan basis akrual.

Namun, bagi kebanyakan perusahaan besar, konsep akuntansi berbasis kas


tidak akan menghasilkan laporan keuangan yang akurat untuk memenuhi
kebutuhan para pengguna.

 
02. Pengertian Jurnal Penyesuaian

Apa yang dimaksud dengan jurnal penyesuaian?

Jurnal penyesuaian adalah jurnal akuntansi yang digunakan untuk


melakukan proses pemutakhiran akun-akun tertentu sebelum dilakukan
proses penyusunan laporan keuangan.

Mengapa perlu pemutakhiran akun atau pos-pos transaksi?

Begini penjelasannya….

Pada akhir periode akuntansi, banyak saldo akun di buku besar yang dapat
dilaporkan tanpa perubahan apa pun dalam laporan keuangan.

Sebagai contoh, saldo akun kas dan akun aktiva tetap tanah, biasanya
jumlah yang dilaporkan di neraca adalah sama dengan saldo di buku besar.

Namun demikian, dalam prinsip akuntansi berbasis akrual,  beberapa akun


dalam buku besar memerlukan pemutakhiran (updating).
A.  Fungsi Jurnal Penyesuaian
Saya sajikan contoh berikut ini untuk menjelaskan fungsi jurnal
penyesuaian:

Saldo akun beban habis pakai (supplies) yang meliputi kertas, ballpoint,


tinta printer dan sejenisnya, biasanya mencerminkan biaya bahan habis
pakai pada awal periode ditambah biaya beban habis pakai yang dibeli
selama periode tersebut.

Untuk mencatat penggunaan bahan habis pakai harian akan memerlukan


banyak ayat jurnal dengan jumlah yang kecil-kecil.

Selain itu, jumlah nilai bahan habis pakai umumnya relatif lebih kecil
dibandingkan aset lainnya.

Sehingga untuk mencatat penggunaan bahan habis pakai dilakukan pada


akhir periode akuntansi.

Caranya dengan menghitung jumlah saldo awal dikurangi dengan saldo


akhir periode.

Maka ketemulah jumlah bahan habis pakai yang digunakan. Untuk


mencatat jumlah penggunaan bahan habis pakai ini digunakan jurnal
penyesuaian.

Di mana akun beban bahan habis pakai dicatat di sisi DEBIT, sedangkan
lawannya akun bahan habis pakai dicatat di sisi KREDIT.

Jadi, bila tidak dilakukan pemutakhiran akun, maka akan terjadi LEBIH
catat atau KURANG catat.

Apa akibat selanjutnya?

Akibatnya laporan keuangan menjadi kurang akurat, karena ada akun-akun


yang dicatat tidak pada kondisi riil.

Itulah fungsi jurnal penyesuaian!


Dan melengkapi penjelasan mengenai pengertian Jurnal Penyesuaian,
berikut saya sajikan sebuah video singkat…

Sampai di sini jelas ya?


Okay dilanjutkan ya…

 
03. Jenis Jurnal Penyesuaian

Ada berapa jenis jurnal penyesuaian?

Ada 2  jenis jurnal penyesuaian, yaitu:

A. Kelompok akun yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas di


awal:

 Beban dibayar di muka (prepaid expenses) dan


 Pendapatan diterima di muka (unearned revenue).

Kelompok ini sering disebut sebagai pos tangguhan (deferral).

B. Kelompok yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas di


belakang:

 Akruan pendapatan/Piutang pendapatan (accrued revenues) dan


 Akruan beban/Beban yang masih harus dibayar (accrued expenses).

 
A. Kelompok akun yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas di awal
01. Beban Dibayar Di Muka (prepaid expenses)
Apa yang dimaksud dengan Beban Dibayar Di Muka?

Pengertian Beban dibayar di muka adalah pos yang awalnya dicatat sebagai
aset karena karena kasnya telah dibayarkan, padahal jasa atau barangnya
belum diterima.

Beban dibayar di muka disebut juga beban yang ditangguhkan (deferred


expenses).

Aset ini kemudian berubah menjadi beban dengan berlalunya waktu atau
melalui operasi normal usaha. Proses penyesuaiannya dengan
menggunakan jurnal biaya dibayar di muka.

Bahan habis pakai dan asuransi dibayar di muka adalah dua contoh beban
dibayar di muka yang memerlukan jurnal penyesuaian asuransi dibayar
dimuka pada akhir periode akuntansi.

Contoh lain adalah iklan yang dibayar di muka dan bunga dibayar di muka.

02. Pendapatan diterima di muka (unearned revenue)


Apa yang dimaksud dengan pendapatan diterima di muka?

Pengertian pendapatan diterima di muka adalah pos yang awalnya dicatat


sebagai kewajiban.

Karena kasnya telah diterima di muka padahal jasa atau barangnya belum
diberikan kepada pelanggan.

Pendapatan diterima di muka disebut juga pendapatan yang ditangguhkan


(deferred revenue).

Kewajiban ini kemudian berubah menjadi pendapatan seiring dengan


berlalunya waktu atau melalui operasi normal usaha.

 “Beban dibayar di muka dan pendapatan diterima di muka timbul dari


transaksi yang melibatkan penerimaan atau pembayaran kas”

Dalam hal ini, pencatatan beban atau pendapatan terkait, ditangguhkan


sampai akhir periode atau ke periode mendatang.
Perhatikan penjelasan dalam ilustrasi berikut ini:

Cara pencatatan jurnal penyesuaian.

 
B. Kelompok yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas di belakang
01. Piutang Pendapatan (Accrued Revenues)
Apa yang dimaksud piutang pendapatan?

Pengertian Piutang Pendapatan adalah pendapatan yang telah dihasilkan,


tapi belum dicatat di akun pendapatan.

Piutang Pendapatan disebut juga dengan akruan aset (accrued assets) atau
akruan pendapatan.

Contohnya adalah imbalan atas jasa yang telah diberikan seorang


pengacara, namun belum ditagihkan ke kliennya pada akhir periode.

Contoh lain meliputi piutang bunga atas pemberian pinjaman kepada pihak
lain dan piutang sewa atas bangunan yang disewakan kepada orang lain.

02. Beban Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)


Apa yang dimaksud dengan Beban Masih Harus Dibayar?
Pengertian Beban yang Masih Harus Dibayar adalah beban yang telah
terjadi, tapi belum dicatat di akun beban.

Beban  yang masih harus dibayar disebut juga akruan kewajiban (accrued
liabilities) atau akruan beban.

Contohnya adalah utang gaji karyawan pada akhir periode. Contoh lain
adalah utang bunga atas pinjaman bank dan utang pajak.

Dari pengertian dua akun piutang pendapatan dan beban yang harus
dibayar, dapat ditarik sebuah kesimpulan sederhana bahwa piutang
pendapatan timbul dari pendapatan yang belum dicatat, tapi telah
dihasilkan.

Sedangkan beban yang masih harus dibayar timbul dari beban yang belum
dicatat, tapi telah terjadi.

Perhatikan penjelasan dalam ilustrasi berikut ini :

Cara membuat jurnal penyesuaian

 
04. Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dan Contoh

Bagaimana cara membuat jurnal penyesuaian?

Cara membuat jurnal penyesuaian adalah dengan menganalisis dan


mengidentifikasi jenis transaksi yang terjadi, kemudian lakukan pencatatan
sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Agar lebih jelas, saya sajikan cara membuat jurnal penyesuaian untuk tiap
jenis akun penyesuaian berikut ini:
A. Jurnal Penyesuaian Beban Dibayar diMuka
Berikut ini saya sajikan 2 contoh dan cara membuat jurnal penyesuaian
perusahaan jasa untuk akun beban dibayar di muka:

Contoh jurnal penyesuaian #1:


Tanggal 01 Januari 2019:

PT Anak Zaman Now membeli bahan habis pakai (supplies) sebesar Rp


1.350.000.

Atas transaksi ini perusahaan membuat catatan jurnal sebagai berikut:


Tanggal 31 Januari 2019:

PT Anak Zaman Now menghitung sisa bahan habis pakai yang telah
digunakan, dan ternyata jumlah sisa bahan habis pakai sebesar Rp 550.000

Berarti jumlah bahan habis pakai yang digunakan sebesar:


= Rp 1.350.000  – Rp 550.000 = Rp 800.000

Untuk meng-update kondisi tanggal 31 Januari 2019, maka dibuat jurnal


penyesuaian seperti berikut ini:

Untuk lebih memudahkan pemahaman kita terhadap transaksi-transaksi di


atas, mari dilihat akun Bahan Habis Pakai di BUKU BESAR:

Saldo akun beban bahan habis pakai adalah sebesar bahan habis pakai yang
digunakan di bulan Januari 2019, yakni sebesar Rp 800.000.
Akun Bahan habis pakai di Buku besar nilainya sama dengan jumlah sisa
pemakaian, yaitu sebesar Rp 550.000

Contoh jurnal peyesuaian #2:


Pada contoh jurnal penyesuaian yang kedua ini merupakan kelanjutan dari
contoh #1.

Diasumsikan pada tanggal 28 Februari 2019, jumlah sisa bahan habis pakai
sebesar Rp 760.000.

Bahan habis pakai yang tersedia selama Februari 2019 (saldo akun) = Rp
2.000.000

Sisa bahan habis pakai pada tanggal 28 Februari 2019 = Rp 760.000

Beban habis pakai yang digunakan (jumlah penyesuaian):


= Rp 2.000.000 – Rp 760.000 = Rp 1.240.000

Kenaikan dalam akun beban dicatat sebagai debit dan penurunan dalam
akun aset dicatat sebagai kredit.

Pada akhir bulan Februari 2019 akun Beban Habis Pakai seharusnya di-
debit Rp 1.240.000.

Dan akun Bahan Habis Pakai di-kredit Rp 1.240.000 untuk mencatat


pemakaian selama bulan Februari.

Ayat jurnal penyesuaian untuk Beban Habis Pakai dan Bahan Habis Pakai
adalah sebagai berikut:

Tanggal 28 Februari 2019:

(Debit) Beban Bahan Habis Pakai Rp 1.240.000


(Kredit) Bahan Habis Pakai Rp 1.240.000

Sedangkan akun T untuk Beban Habis Pakai dan Bahan Habis Pakai adalah
sebagai berikut:
Perhatikan akun T di atas, setelah penyesuaian dicatat dan diposting, akun
Bahan Habis Pakai memiliki saldo debit Rp 760.000.

Saldo ini mencerminkan aset akan menjadi beban di masa mendatang.

 
B: Jurnal Penyesuaian Pendapatan diterima dimuka
Perhatikan contoh saldo Akun Sewa diterima di muka PT Berkah Jaya
tanggal 28 Februari 2019 berikut ini:

Saldo ini mencerminkan penerimaan sewa 3 bulan pada tanggal 1 Februari


untuk bulan Februari, Maret, dan April.

Pada akhir bulan Februari, akun Sewa Diterima di Muka seharusnya naik
(di-debit) sebesar Rp 120.000dan akun Pendapatan Sewa seharusnya naik
(di-kredit) Rp 120.000.

Nilai sebesar Rp 120.000 mencerminkan pendapatan sewa untuk satu


bulan, yaitu hasil perhitungan Rp 360.000 dibagi 3.

Ayat jurnal penyesuaian untuk pendapatan sewa adalah sebagai berikut:

(Debit) Sewa Diterima di Muka Rp 120.000


(Kredit) Pendapatan Sewa Rp 120.000

Sedangkan akun T untuk pendapatan sewa adalah sebagai berikut:


Setelah penyesuaian dicatat dan diposting, akun Sewa Diterima di Muka
yang merupakan Utang PT Berkah Jaya akan bersaldo kredit Rp 240.000.

Jumlah ini merupakan pendapatan tangguhan (defferal) yang akan


menjadi pendapatan di masa depan.

Akun Pendapatan Sewa memiliki saldo Rp 120.000, yaitu pendapatan


untuk periode ini.

Jika jurnal penyesuaian untuk sewa diterima di muka dan pendapatan sewa
di atas tidak dicatat.

Laporan keuangan yang disiapkan pada tanggal 28 Februari  akan menjadi


salah saji.

Dalam Laporan Laba Rugi, Pendapatan Sewa dan laba bersih akan kurang
catat Rp 120.000.

Sedangkan di Neraca, Sewa Diterima di Muka akan lebih catat RP 120.000


dan Modal PT Berkah Jaya akan kurang catat Rp 120.000.

Hal yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah
sebagai berikut:
Proses pencatatan jurnal penyesuaian

 
C: Jurnal Penyesuaian Akruan/Piutang Pendapatan
Selama satu periode akuntansi, sebagian pendapatan dicatat hanya saat kas
diterima.

Jadi, pada akhir periode akuntansi , ada pos pendapatan yang telah
dihasilkan namun belum dicatat.

Untuk kasus seperti ini, jumlah pendapatan tersebut perlu dicatat dengan
men-debit akun Aset dan meng-kredit akun Pendapatan.

Misalnya, diasumsikan PT Berkah Jaya menandatangani perjanjian dengan


perusahaan PT Sukses Mulia Jaya pada tanggal 15 Maret 2019.

Dalam perjanjian disebutkan bahwa PT Berkah Jaya akan menyediakan


jasa konsultasi penyusunan dan implementasi Standar Operasional
Prosedur & Accounting Tool.

Sekaligus memberikan transfer knowledge untuk para karyawan PT Sukses


Mulia Jaya.

Jasa yang disediakan akan ditagihkan tanggal 15 setiap bulan dengan biaya
Rp 20.000 per jam.

Per 31 Maret 2019, PT Berkah Jaya telah memberikan 25 jam jasa


konsultasi dan pendampingan pada PT Sukses Mulia Jaya.
Meskipun pendapatan Rp 500.000 (25 jam x Rp 20.000) akan difakturkan
dan dibayarkan di April 2019, PT Berkah Jaya telah mengakui pendapatan
di bulan Maret 2019.

Ayat jurnal  penyesuaian untuk mencatat klaim terhadap pelanggan


(piutang usaha) dan pendapatan honor di bulan Maret 2019 adalah sebagai
berikut:

(Debit) Piutang Usaha  Rp 500.000


(Kredit) Pendapatan Kotor  Rp 500.000

Sedangkan akun T untuk mencatat klaim terhadap pelanggan (piutang


usaha) dan pendapatan honor di bulan Maret 2019 adalah sebagai berikut:

Proses membuat jurnal penyesuaian

Jika penyesuaian atas piutang usaha (Rp 500.000) tidak dicatat,


pendapatan Fee Konsultasi dan laba Bersih akan kurang catat sebesar Rp
500.000 dalam Laporan laba Rugi.

Sementara di Neraca, Piutang Usaha dan Modal akan kurang catat  sebesar
Rp 500.000.

Hal yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah
sebagai berikut:
Prases pencatatan jurnal penyesuaian

 
D: Jurnal Penyesuaian Akruan Beban/Beban yang masih harus dibayar
Beberapa jenis jasa, seperti asuransi, biasanya dibayar sebelum digunakan.

Pembayaran di muka ini merupakan beban yang dtangguhkan (defferal).


Jenis jasa lainnya dibayarsetelah digunakan.

Contoh studi kasus akruan beban lengkap dengan langkah-langkah


solusinya sudah saya bahas di artikel Jurnal pembalik termasuk penjelasan
tentang apa yang dimaksud dengan jurnal pembalik? lengkap tersaji di
artikel tersebut.

Berikut ini contoh jurnal penyesuaian beban gaji:

(Debit) Beban Gaji = Rp 250.000


(Kredit) Utang Gaji = Rp 250.000

Dan akun T untuk mencatat transaksi tanggal 31 Oktober 2018 adalah:


Penjelasan proses pencatatan akun T

Bagaimana akibatnya bila penyesuaian untuk gaji (Rp 250.000) tersebut


tidak dibuat?

Dalam Laporan Laba Rugi, Beban Gaji akan kurang catat sebesar Rp
250.000, dan laba bersih akan lebih catat sebesar Rp 250.000.

Di Neraca, Utang Gaji akan kurang catat sebesar Rp 250.000 dan modal
akan lebih catat.

Hal yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah
sebagai berikut:

Pengaruh jurnal umum di laporan keuangan

 
E: Jurnal Penyesuaian Penyusutan Peralatan
Pengertian Aset Tetap (fixed assets atau plan assets) adalah sumber daya
fisik yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan bersifat permanen
dan memiliki masa kegunaan yang panjang.

Sebenarnya, aset tetap merupakan jenis beban dibayar di muka jangka


panjang.

Karena sifat dan masa manfaatnya yang panjang, aset ini dibahas terpisah
dari beban dibayar di muka lainnya, seperti bahan habis pakai dan asuransi
dibayar di muka.

Contoh aset tetap adalah peralatan kantor seperti meja, kursi dan
komputer yang digunakan sama dengan bahan habis pakai, yaitu untuk
menghasilkan pendapatan.

Namun tidak seperti bahan habis pakai, kita tidak dapat melihat secara
kasat mata terjadinya penurunan perlatan dalam hal kuantitas/fisik.

Seiring berjalannya waktu, peralatan akan kehilangan kemampuannya


untuk memberikan manfaat bagi penggunanya.

Penurunan manfaat ini disebut penyusutan atau depresiasi


(depreciation).
Semua aset tetap, kecuali TANAH akan kehilangan manfaatnya. Penurunan
manfaat aset yang dipakai untuk menghasilkan pendapatan dicatat sebagai
beban.

Meskipun demikian, penurunan dalam aset tetap sulit diukur. Karena


alasan ini, sebagian dari biaya aset tetap dicatat sebagai beban setiap tahun
sepanjang masa manfaatnya.

Beban periodik ini disebut beban penyusutan (depreciation expense)


Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan sama dengan ayat
jurnal penyesuaian untuk penggunaan bahan habis pakai.

dikredit karena harga perolehan aset tetap berikut akumulasi jumlah


penyusutan yang telah dicatat sejak pembeliannya biasanya dilaporkan di
neraca.

Akun yang dikreditkan adalah akumulasi penyusutan (accumulated


depreciation).

Akun akumulasi penyusutan disebut akun kontra (contra accounts) atau


akun kontra aset (contra asset accounts), karena akun tersebut
dikurangkan dari akun aset pasangannya di neraca.
Saldo normal akun kontra adalah kebalikan dari akun yang dikuranginya.
Jadi saldo normal Akumulasi Penyusutan adalah kredit.

Sebutan yang biasa digunakan untuk aset tetap dan akun Aset Kontra
Terkait, berikut ini beberapa contohnya:

 (Aset Tetap) Tanah  –  (Aset Kontra) Tidak ada – tanah tidak


disusutkan

 (Aset Tetap) Gedung – (Aset Kontra) Akumulasi Penyusutan –


Gedung

 (Aset Tetap) Peralatan Kantor – (Aset Kontra) Akumulasi


Penyusutan – Peralatan Kantor

Contoh soal jurnal penyesuaian 01:


Dalam contoh ini yang dijurnal adalah Peralatan Kantor. Estimasi besarnya
penyusutan untuk bulan Maret 2019 diasumsikan Rp 50.000.

Dan saldo awal akun Peralatan Kantor adalah Rp 1.800.000

Maka:

Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan aktiva adalah sebagai


berikut:

(Debit) Beban Penyusutan = Rp 50.000


(Kredit) Akumulasi Penyusutan – Peralatan Kantor = Rp. 50.000

Sedangkan akun T untuk mencatat penyusutan aktiva adalah sebagai


berikut:

Proses jurnal penyesuaian penyusutan peralatan


Kenaikan Rp 50.000 dalam akun akumulasi penyusutan dikurangi dari
biaya Rp 1.800.000 yang dicatat ada akun aset tetap terkait.

Selisih antara dua saldo adalah biaya Rp 1.750.000 yang belum disusutkan.

Jumlah sebesar Rp 1.750.000 disebut nilai buku aset (book value of the


asset) atau nilai buku bersih (net book value) yang disajikan di Neraca
dengan urutan sebagai berikut:

= Peralatan Kantor – Dikurangi akumulasi penyusutan


= Rp 1.800.000 – Rp 50.000
= Rp 1.750.000

Perlu dicatat bahwa nilai pasar suatu aset tetap biasanya berbeda dengan
nilai bukunya. Karena penyusutan merupakan metode alokasi, bukan
metode PENILAIAN.

Maksudnya adalah penyusutan mengalokasikan biaya aset tetap yang


dibebankan selama estimasi masa manfaat.

Penyusutan tidak berusaha untuk mengukur perubahan nilai pasar yang


dapat berupa signifikan dari tahun ke tahun.

Jika penyusutan sebelumnya atas penyusutan Rp 50.000 tidak dicatat,

Beban Penyusutan dalam laporan laba rugi akan kurang catat Rp 50.000,
dan Laba Bersih akan lebih catat Rp 50.000.

Sementara itu di Neraca, nilai buku peralatan kantor dan modal, akan lebih
catat Rp 50.000.
Yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah seperti berikut ini:

Pengaruh jurnal penyesuaian di laporan keuangan

Contoh soal jurnal penyesuaian #2:


Estimasi penyusutan atas peralatan kantor untuk tahun berjalan adalah Rp
18.000.000. Buatlah ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat beban
penyusutan.

Jawaban soal jurnal penyesuaian:

(Debit) Beban Penyusutan = Rp 18.000.000


(Kredit) Akumulasi Penyusutan – Peralatan kantor = Rp 18.000.000

Contoh soal jurnal penyesuaian #3:


Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2018, PT Sukses Mulia Jaya
tidak memasukkan ayat jurnal penyesuaian untuk:

 Pendapatan diterima di muka Rp 10.000.000 yang telah dihasilkan.


 Pendapatan diterima yang belum ditagih Rp 12.500.000
 Akruan gaji Rp 5.000.000.

Tunjukkan pengaruh seluruh kesalahan pada:

 a. Pendapatan
 b. Beban
 c. Laba Bersih untuk Tahun 2018
Jawaban soal jurnal penyesuaian:

Pendapatan kurang catat sebesar:


= Rp 10.000.000 + Rp 12.500.000 = Rp 22.500.000

Beban kurang catat sebesar Rp 5.000.000

Laba Bersih kurang catat sebesar:


= (Rp 10.000.000 + Rp 12.500.000) – Rp 5.000.000
= Rp 17.500.000

Bagaimana? Mudah ya?

dilanjutkan ya…

 
05. Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dari Neraca Saldo

Bagaimana cara membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo?

Cara membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo adalah proses


membuat jurnal penyesuaian setelah membuat neraca saldo.
Apa tahap-tahap untuk membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo?

Ada 3 tahap untuk membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo, yaitu:

 Tahap #1: Membuat Neraca saldo


 Tahap #2: Membuat jurnal penyesuaian
 Tahap #3: Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

 
A. Tahap 01: Membuat Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian
Apa yang dimaksud dengan neraca saldo?

Neraca saldo adalah daftar saldo ekun-akun yang dibuat setelah proses
pembuatan buku besar.

Perhatikan contoh neraca saldo perusahaan jasa berikut ini:

Neraca saldo belum disesuaikan


Cara membuat neraca saldo adalah dengan memindahkan saldo-saldo akun
dari buku besar ke form neraca saldo.

Sebenarnya apa fungsi neraca saldo?

Fungsi neraca saldo adalah untuk memeriksa proses pencatatan debit dan
kredit, apakah sudah benar atau belum?

Jadi, angka-angka pada contoh neraca saldo di atas diperoleh dari saldo
akun buku besar:

 kas,
 piutang,
 piutang sewa,
 perlengkapan,
 tanah,
 hutang,
 utang gaji,
 modal,
 prive,
 pendapatan jasa,
 beban gaji,
 beban sewa,
 beban lain-lain, dan
 beban perlengkapan.

Perhatikan jumlah saldo di debit dan kredit, yaitu sebesar Rp 59.200.00.


Sudah sama kan?

 
B. Tahap 02: Langkah Membuat Jurnal Penyesuaian
Setelah membuat neraca saldo, selanjutnya kita melakukan proses
penyesuaian terhadap akun-akun tertentu dengan cara membuat jurnal
penyesuaian.

Untuk membantu memahami cara membuat jurnal penyesuaian, saya


sajikan contoh berikut ini:

Misalnya ada 4 akun yang memerlukan penyesuaian, yaitu:

 Pendapatan
 Perlengkapan
 Beban sewa
 Beban gaji
Data rinci akun-akun yang memerlukan penyesuaian adalah sebagai
berikut:

1. Pendapatan jasa yang belum diterima sebesar Rp 500.000


2. Perlengkapan yang tersisa Rp 200.000
3. Sewa tempat setiap bulannya Rp 100.000 dan dibayar selama 2
tahun
4. Beban gaji yang belum dibayar Rp 3.000.000

Selanjutnya, kita melakukan proses penyesuaian dengan membuat ayat


jurnal penyesuaian sebagai berikut:

1. Akun Piutang dan Pendapatan Jasa

2. Akun Beban Perlengkapan dan Perlengkapan

Khusus untuk akun perlengkapan ini ada penjelasan lebih lanjut. Sebelum
membuat jurnal penyesuaian dilihat dulu saldo akun perlengkapan di
neraca saldo.

Pada neraca saldo, akun perlengkapan memiliki saldo sebesar Rp 800.000,


sedangkan di akhir periode jumlah perlengkapan yang tersisa sebesar Rp
200.000, berarti jumlah perlengkapan yang terpakai sebesar:

= Rp 800.000 – Rp. 200.000 = Rp 600.000

Sehingga bentuk jurnalnya adalah seperti di atas.


3. Akun Beban Sewa dan Piutang Sewa:

4. Akun Beban Gaji dan Gaji Terutang

Lengkap sudah empat jurnal penyesuaian untuk contoh ini.

 
C. Tahap 03: Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Setelah melakukan proses penyesuaian, selanjutnya membuat neraca saldo
setelah penyesuaian yang data-datanya akan digunakan untuk menyusun
Laporan keuangan yang lengkap, yaitu:

 Laporan Laba Rugi,


 Neraca,
 Laporan Perubahan Modal,
 Laporan Arus Kas, dan
 Catatan Atas Laporan Keuangan

Dan berikut ini format lengkap neraca lajur 8 kolom yang merupakan
ringkasan dari tahap #1 dan #2::
Neraca saldo setelah penyesuaian

Neraca lajur 8 kolom di atas terdiri dari:

 Nomor akun
 Nama akun
 Neraca saldo belum disesuaikan
 jurnal penyesuaian, dan
 neraca saldo setelah penyesuaian.

 
06. Contoh Jurnal Penyesuaian di Perusahaan

Bagaimana penerapan materi jurnal penyesuaian di perusahaan?

Berikut ini saya sajikan penggunaan jurnal penyesuaian di Microsoft.

Microsoft mengembangkan, menghasilkan, mengeluarkan lisensi, dan


mendukung sejumlah besar produk piranti lunak untuk komputer,
termasuk Windows OS dan MS Office.

Ketika Microsoft menjual produk-produknya, mereka juga melakukan


support terhadap produk piranti lunaknya dengan dukungan teknis dan
memberikan informasi tentang update software secara periodik.

Hasilnya, tidak semua pendapatan diterima saat tanggal penjualan,


sebagian pendapatan saat tanggal penjualan merupakan pendapatan
diterima di muka.

Bagian pendapatan yang terkait dengan jasa support, seperti informasi


update dan dukungan teknis, diterima dengan berlalunya waktu, yaitu saat
jasa telah diberikan pada customer.

Jadi setiap tahun Microsoft membuat ayat jurnal penyesuaian untuk


mengubah sebagian pendapatan yang diterima di muka menjadi
pendapatan.
So, jika anda ingin bekerja di perusahaan kelas dunia pun harus menguasai
materi jurnal penyesuaian 🙂

Itulah pentingnya memahami materi jurnal penyesuaian.

 
07. Bonus: Download Materi Jurnal Penyesuaian PDF
KHUSUS untuk anda  yang tidak sempat membaca artikel ini secara online
di sini. tidak usah angan khawatir karena saya akan memberikan semua
materi jurnal penyesuaian PDF, yang isinya antara lain:

 Pengertian jurnal Penyesuaian


 Jenis akun yang perlu disesuaikan dengan jurnal penyesuaian
 Contoh dan cara membuat jurnal penyesuaian.
 Cara membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo
 Contoh soal jurnal penyesuaian perusahaan jasa dan jawabannya

Semua materi tersebut dapat di-unduh serta dibaca di mana saja saat Anda
senggang.

Dan berikut ini link download-nya: Jurnal Penyesuaian PDF – Super


Lengkap

 
08. Kesimpulan
Sebagai ringkasan pembahasan materi jurnal penyesuaian dan
pengaruhnya terhadap Laporan Keuangan, saya sajikan dalam bentuk tabel
berikut:
Ringkasan materi dan contoh jurnal penyesuaian

Keterangan:
Ayat jurnal penyesuaian diberi tanggal per hari terakhir periode tersebut.

Namun, karena diperlukan beberapa waktu untuk mengumpulkan


informasi mengenai penyesuaian, maka ayat jurnal penyesuaian biasanya
dicatat pada tanggal setelah hari terakhir periode akuntansi.

Setiap ayat jurnal penyesuaian didukung oleh penjelasan

Dan di akhir pembahasan materi ini, saya ingin memberikan tips jitu yang
terbukti ampuh untuk memastikan pencatatan jurnal penyesuaian adalah:

“Salah satu cara bagi akuntan untuk memastikan apakah semua


penyesuaian telah dibuat adalah dengan membandingkan penyesuaian
periode berjalan dengan penyesuaian periode sebelumnya”
Jurnal Penutup: Pengertian dan Cara Membuatnya
Definisi dan Penjelasan Jurnal Penutup
Jurnal penutup dapat didefinisikan sebagai entri jurnal yang dibuat pada akhir
periode akuntansi untuk mentransfer saldo berbagai akun sementara  atau akun
nominal ke akun permanen dalam buku besar.

Berbeda dengan jurnal khusus, jurnal penutup dicatat setelah laporan keuangan


tahunan disusun. Alasan dibuat jurnal penutup adalah untuk memastikan bahwa
setiap akun pendapatan dan pengeluaran akan memulai siklus akuntansi berikutnya
dengan saldo nol. Jurnal penutupan mengharuskan suatu debet dimasukkan ke
masing-masing akun sementara yang memiliki saldo kredit. Debit yang dimasukkan
harus sama persis dengan jumlah saldo kredit sebelum dilakukan jurnal penutup.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan saldo akun menjadi nol. Jurnal penutup juga
mengharuskan kredit dimasukkan ke masing-masing akun sementara yang memiliki
saldo debit. Jumlah kredit yang dimasukkan harus sama persis dengan jumlah saldo
debet sebelum jurnal penutup.

Sebelum membahas lebih jauh tentang jurnal penutup, perlu bagi Anda untuk mengerti dua macam
akun dalam buku besar :

 Akun sementara (juga dikenal sebagai akun nominal) adalah akun dalam buku besar
yang digunakan untuk mencatat transaksi hanya untuk periode akuntansi tunggal
dan ditutup pada akhir periode dengan membuat jurnal penutup yang sesuai. Pada
periode akuntansi berikutnya, akun-akun ini biasanya dimulai dengan saldo nol. Akun
sementara atau nominal termasuk pendapatan, pengeluaran, dividen atau prive, dan
akun laporan laba rugi.
 Akun permanen (juga dikenal sebagai akun riil) adalah rekening buku besar yang
terus ada di luar periode akuntansi saat ini (yaitu, akun-akun ini tidak ditutup pada
akhir periode). Pada periode akuntansi berikutnya, akun-akun ini biasanya (tetapi
tidak selalu) dimulai dengan saldo bukan nol. Semua akun neraca seperti adalah
harta, utang, dan modal  adalah contoh akun permanen atau riil.

Proses Mempersiapkan Jurnal Penutup


Akun sementara dapat ditutup langsung ke akun laba ditahan atau ke akun perantara
yang disebut rekening ikhtisar laba rugi. Ikhtisar laba rugi kemudian ditutup ke akun
laba ditahan. Menutup semua akun sementara ke ikhtisar laba rugi meninggalkan
jejak audit untuk akuntan. Total ikhtisar laba rugi setelah semua akun sementara
telah ditutup harus sama dengan laba bersih untuk periode tersebut.

Pembuatan jurnal penutup adalah proses empat langkah sederhana yang dijelaskan
secara singkat di bawah ini:
Langkah 1 – Menutup Akun Pendapatan
Transfer saldo semua akun pendapatan ke rekening ikhtisar laba rugi. Hal ini
dilakukan dengan mendebit berbagai akun pendapatan dan mengkredit akun
rekening ikhtisar laba rugi. Langkah ini menutup semua akun pendapatan.

Akun Debit Kredit

Pendapatan Rp150.000.000

Ikhtisar Laba/Rugi Rp150.000.000

Langkah 2 – Menutup Akun Biaya


Transfer saldo berbagai rekening pengeluaran ke akun rekening ikhtisar laba rugi. Ini
dilakukan dengan mendebit rekening ikhtisar laba rugi dan mengkredit berbagai
rekening biaya. Langkah ini untuk menutup semua akun biaya.

Langkah 3 – Menutup Akun Ringkasan Pendapatan atau Ikhtisar Laba Rugi


Setelah membuat entri penutup pada langkah 1 dan langkah 2, akun rekening ikhtisar
laba rugi menunjukkan saldo kredit atau debit yang ditransfer ke akun laba ditahan
untuk menutup akun ringkasan pendapatan.

Akun rekening ikhtisar laba rugi akan memiliki saldo kredit, jika total saldo semua
akun pendapatan lebih besar dari total saldo semua akun biaya.

Di sisi lain, jika total saldo semua akun pendapatan kurang dari total saldo semua
akun biaya, rekening ikhtisar laba rugi menunjukkan saldo debit.

Entri jurnal untuk menutup akun ringkasan pendapatan dibuat sebagai berikut:

Jika rekening ikhtisar laba rugi memiliki saldo kredit, itu berarti bisnis telah
memperoleh laba selama periode akuntansi yang menyebabkan peningkatan modal.
Oleh karena itu, akun ringkasan pendapatan ditutup dengan mendebet rekening
ikhtisar laba rugi dan mengkredit akun modal.

Rekening Debit Kredit

Ikhtisar Laba/Rugi Rp5.000.000


Rekening Debit Kredit

Modal Rp5.000.000

Jika rekening ikhtisar laba rugi memiliki saldo debit, itu berarti bisnis telah
mengalami kerugian selama periode akuntansi yang menyebabkan penurunan laba
ditahan. Dalam situasi seperti itu, rekening ikhtisar laba rugi ditutup dengan
mendebet rekening modal dan mengkredit rekening ikhtisar laba rugi

Rekening Debit Kredit

Modal Rp5.000.000

Ikhtisar Laba/Rugi Rp5.000.000

Langkah 4 – Menutup Akun Prive:

Transfer saldo akun prive  atau modal milik owner langsung ke akun modal. Akun
prive yang dibayarkan kepada owner bukan merupakan pengeluaran bisnis dan
karena itu tidak digunakan saat menentukan laba bersih atau rugi bersih. Saldo tidak
ditransfer ke rekening ikhtisar laba rugi tetapi langsung ditransfer ke akun modal.

Rekening Debit Kredit

Modal Rp100.000.000

Prive Rp100.000.000

Cara Lain  Membuat Jurnal Penutup


Menutup semua akun sementara ke akun laba ditahan lebih cepat daripada
menggunakan metode akun ikhtiar laba rugi karena menghemat satu langkah. Tidak
perlu menutup akun sementara ke akun  rekening ikhtisar laba rugi untuk kemudian
menutupnya lagi.

Kedua cara jurnal penutup dapat diterima dan keduanya menghasilkan hasil yang
sama, tergantung dari bentuk perusahaan, baik itu berupa PT, CV, firma, ataupun
perusahaan perseorangan, karena struktur modal dari jenis perusahaan kadang
berbeda. Semua akun sementara akhirnya ditutup untuk saldo laba rugi dan disajikan
di neraca.

Membuat jurnal dalam praktik bisnis bukanlah hal mudah, Anda bisa menggunakan
aplikasi akuntansi untuk membantu menyelasaikan semua itu. Dengan aplikasi
akuntansi yang tepat dan mudah digunakan tentunya bisa menghemat waktu dan
membuar bisnis Anda lebih cepat berkembang. Accurate Online adalah aplikasi
akuntansi yang menjawab kebutuhan bisnis Anda. Tungu apa lagi? Anda bisa
mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis melalui

Anda mungkin juga menyukai