Permintaan absolut: permintaan terhadap barang dan jasa secara umum, dengan
disertai atau tidak disertai dengan kemampuan untuk membeli.
Permintaan efektif: permintaan terhadap barang dan jasa yang disertai dengan
kemampuan untuk membeli.
Hukum permintaan
Dengan menganggap faktor-faktor lain bersifat tetap (ceteris paribus) hukum permintaan
menyatakan bahwa: ketika harga suatu barang/jasa mengalami penurunan, maka
jumlah permintaan barang/jasa tersebut akan naik, dan sebaliknya ketika harga
barang/jasa meningkat, maka jumlah barang/jasa yang diminta akan berkurang.
Pendapatan masyarakat
Pada barang normal, peningkatan pendapatan akan meningkatkan jumlah barang/jasa
yang diminta. Namun pada barang inferior (misalnya nasi jagung), peningkatan
pendapatan justru akan mengurangi jumlah barang/jasa yang diminta.
Intensitas kebutuhan
Semakin penting barang/jasa dalam memenuhi kebutuhan seseorang maka jumlah
permintaannya akan semakin meningkat. Misalnya permintaan payung di
kala hujan akan lebih tinggi dibandingkan saat tidak hujan.
Jumlah penduduk
Semakin besar jumlah penduduk di suatu negara maka semkain besar permintaannya
terhadap barang/jasa.
Selera
Peningkatan selera pada satu jenis barang/jasa akan meningkatkan permintaan
terhadap barang/jasa tersebut dibandingkan dengan jenis barang/jasa lain. Misalnya
permintaan terhadap tiket konser artis Korea meningkat akhir-akhir ini karena
meningkatnya kegemaran remaja Indonesia terhadap artis-artis tersebut.
Barang pengganti
Ketersediaan barang pengganti berpengaruh terhadap jumlah barang dan jasa yang
diminta. Ketika harga teh meningkat, masyarakat yang menganggap kopi adalah barang
substitusi dari teh akan mengalihkan pembeliaannya ke kopi sehingga permintaan kopi
akan meningkat.
Kurva permintaan
Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan fungsi antara harga dan jumlah
barang yang diminta. Perubahan pada harga barang itu sendiri akan menyebabkan
pergeseran sepanjang kurva permintaan (gambar A) sementara perubahan pada faktor-
faktor lain akan menyebabkan pergeseran kurva (gambar B).
Gambar A
Gambar B
Keterangan: peningkatan selera berakibat pada pergeseran kurva ke kanan atas,
sehingga dengan kuantitas yang sama, seseorang akan membayar dengan jumlah yang
lebih tinggi untuk barang/jasa yang diminta.
Penawaran
Pengertian penarawan adalah sejumlah barang dan jasa yang tersedia di pasar untuk
dijual pada berbagai tingkat harga dan waktu tertentu.
Hukum penawaran
Berkebalikan dengan hukum permintaan, peningkatan harga barang/jasa akan
menyebabkan penwaran terhadap barang/jasa tersebut meninngkat dan sebaliknya,
dengan asumsi faktor lain dianggap tetap.
Biaya produksi
Tinggi rendahnya biaya produksi berpengaruh terhadap kemampuan produksi dan harga
jual barang, sehingga berpengaruh terhadap jumlah penawaran.
Teknologi
Semakin mutakhir teknologi yang digunakan maka produksi semakin efisien sehingga
jumlah yang ditawarkan dapat ditingkatkan.
Gambar 1
Keterangan: peningkatan harga menyebabkan penawaran meningkat dari A ke B
Gambar 2
Contoh Soal
Yang bukan merupakan ciri penawaran adalah
Jawaban yang benar adalah (c) dipengaruhi selera. Selera mempengaruhi permintaan
konsumen, namun tidak mempengaruhi penawaran produsen
KESEIMBANGAN PASAR
1.
DEC
14
Keseimbangan Pasar
A. PENGERTIAN KESEIMBANGAN PASAR
Keseimbangan pasar (ekuilibrium) adalah keadaan yang menunjukkan baik
Konsumen maupun Produsen telah menyetujui harga suatu barang, yaitu harga yang
Konsumen bersedia membeli untuk sejumlah barang sama dengan harga yang Produsen
bersedia menjual untuk sejumlah barang tersebut. Keseimbangan Pasar dapat ditulis dengan
Qd = Qs dan dapat digambarkan dengan kurva seperti pada gambar dibawah ini.
Dimana :
Qd : jumlah permintaan
Qs : jumlah penawaran
E : titik keseimbangan
Q e : jumlah keseimbangan
Harga keseimbangan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Penjual
dan pembeli biasanya akan selalu mengambil tindakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Situasi dimana jumlah penawaran lebih
besar dari permintaan disebut dengan surplus. Sebaliknya, situasi dimana jumlah permintaan
lebih besar dari penawaran disebut dengan kekurangan (shortage).
Jadi, Konsep Keseimbangan Pasar dapat diartikan sebagai kesepakatan antara pembeli
dan penjual, atau konsumen dan produsen. Lebih jauh hal tersebut secara ekonomi dapat
diartikan sebagai pertemuan antara fungsi permintaan dan fungsi penawaran, sehingga secara
matematis titik potong antara fungsi permintaan dan fungsi penawaran dapat dikatakan
sebagai titik keseimbangan pasar.
B. TITIK KESEIMBANGAN PASAR
a. Keseimbangan Pasar Satu Macam Produk
Keseimbangan pasar satu macam produk adalah interaksi fungsi permintaan
Q = a – bP dan fungsi penawaran Q = a + bP, dimana jumlah produk yang di minta konsumen
sama dengan jumlah produk yang ditawarkan (Qd = Qs) atau harga produk yang diminta
sama dengan harga produk yang ditawarkan (Pd = Ps).
Dimana :
Qd = Jumlah produk yang diminta
Qs = Jumlah produk yang ditawar
E = Keseimbangan pasar
Qe = Jumlah keseimbangan
Pe = Harga Keseimbangan
Contoh soal:
Fungsi permintaan dan penawaran dari suatu barang di tunjukan oleh persamaan beriktu,
Qe = 6 – 0,75
Qs = -5 + 2P
Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar ?
Penyelesaian :
Syarat keseimbangan pasar Qd = Qs
Maka
6 – 0,75P = -5 + 2P
-2,75P = -5 – 6
P = 4
Masukkan nilai P tadi di salah satu persamaan
Q = 6 – 0,75(4)
Q = 6 – 3
Jadi harga dan jumlah keseimbangan E(3,4)
b. Keseimbangan Pasar Dua Macam Produk
Di pasar terkadang permintaan suatu barang dipengaruhi oleh permintaan barang lain. Ini
bisa terjadi pada dua macam produk atau lebih yang berhubungan secara :
- Substitusi (Produk Pengganti)
Contoh :
1. Beras dengan gandum
2. Minyak tanah dengan Gas elpiji
- Komplementer (Produk Pelengkap)
Contoh :
1. The dengan gula
2. Semen dengan pasir
Secara sistematis fungsi permintan dan fungsi penawaran produk mempunyai 2 variabel
bebas, yaitu :
- Harga produk itu sendiri
- Harga lain yang saling berhubungan
Notasi fungsi permintaan menjadi:
Dimana :
Qdx = Jumlah yang diminta dari produk X
Qdy = Jumlah yang diminta dari produk Y
Qsx = Jumlah yang ditawarkan dari produk X
Qsy = Jumlah yang ditawarkan dari produk Y
Px = Harga Produk X
Py = Harga Produk Y
a0, b0, m0 dan n0 adalah konstanta
Syarat-syarat Titik Keseimbangan Pasar
Titik keseimbangan pasar bagi barang dan jasa tertentu harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
1. Hanya berlaku untuk nilai-nilai (P dan Q) yang positif.
2. Hanya berlaku untuk titik yang memenuhi syarat bagi (sesuai dengan cirri-ciri dari) kurva
permintaan maupun kurva penawaran.
C. FUNGSI PADA KESEIMBANGAN PASAR
Fungsi Permintaan dan Penawaran
a. Fungsi Permintaan
Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu
barang yang diminta dengan faktor-faktor yang memepengaruhinya. Fungsi permintaan
adalah suatu kajian matematis yang digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen dan
harga. Fungsi permintaan mengikuti hokum permintaan yaitu apabila harga suatu barang naik
maka permintaan akan barang tersebut juga menurun dan sebaliknya apabila harga barang
turun maka permintaan akan barang tersebut meningkat. Jadi hubungan antara harga dan
jumlah barang yang diminta memiliki hubungan yang terbalik, sehingga gradient dari fungsi
permintaan (b) akan selalu negatif.
Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai berikut :
Qd = a – bPd atau Pd = -1/b (-a + Qd)
Dimana:
a dan b : adalah konstanta, dimana b harus bernilai negative
Dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,
Maka kita masukan data diatas kedalam rumus :
Jadi, dari kasus di atas diperoleh fungsi permintaan Qd = 2.000 – 0,2P
b. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar
dengan jumlah harga yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh
produsen untuk menganalisa kemungkinan-kemungkinan banyak barang yang akan di
produksi. Menurut hokum penawaran bila harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus
(faktor-faktro lain di anggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan
sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga menurun. Jadi
dalam fungsi penawaran antar harga barang dan jumlah barang yang di tawarkan memiliki
hubungan positif, karena gradient (b) dari fungsi penawaran selalu positif.
Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:
Qs = a + bPs
Dimana:
a dan b = konstanta, dimana b harus bernilai positif
Contoh soal:
Pada saat harga Durian Rp 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian sebanyak
100 buah dan pada saat harga Durian Rp 4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian lebih
banyak menjadi 200 buah. Dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?
Jawab:
Dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut:
P1 = 3.000 Q1 = 100
P2 = 4.000 Q2 = 200
Langkah selanjutnya, kita memasukkan data-data diatas kedalam rumus
c. Keseimbangan Harga
Keseimbangan harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi keseimbangan
harga merupakan kesepakatan-kesepakatan antara produsen dan konsumen dipasar.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal dibawah ini :
· Tentukan jumlah barang dan harga pada keseimbangan pasar untuk fungsi permintaan Qd =
10 – 0,6Pd dan fungsi penawaran Qs = -20 + 0,4Ps
Jawab:
Keseimbangan terjadi apabila Qd = Qs, Jadi
10 – 0,6Pd = -20 + 0,4Ps
0,4P + 0,6P = 10 + 20
P = 30
Setelah diketahui nilai P, kita maukan nilai tersebut kedalam salah satu fungsi tersebut:
Q = 10 – 0,2(30)
Q = 10 – 6
Q = 4
Jadi keseimbangan pasar terjadi pada saat harga (P) = 30 dan jumlah barang (Q) = 4.
d. Pengaruh Pajak terhadap Keseimbangan Pasar
Pengaruh pajak atau pemberian subsidi atau suatu barang yang di produksi/di jual akan
mempengaruhi keseimbangan pasar barang tersebut, mempengaruhi harga keseimbangan dan
jumlah keseimbangan.
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang
tersebut naik. Setelah dikenakan pajak, maka produsen akan mengalihkan sebagian beban
pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan menawarkan harga jual lebih tinggi. Akibanya
harga keseimbangan yang tercipta di pasar menjadi lebih tinggi dari pada harga
keseimbangan sebelum pajak, sedangkan jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit.
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang di jual menyebabkan kurva
penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih besar (lebih tinggi) pada sumbu
harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia akan
menjadi P = a + bQ + t. Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi (cateris paribus), titik
keseimbangan akan bergeser menjadi lebih tinggi.
Contoh :
Fungsi penawaran akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan
penawarannya P = 3 + 0,5Q. Terhadap barang tersebut di kenakan pajak sebesar 3 per unit.
Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak dan berapa pula jumlah
keseimbangan sesudah pajak ?
Jawab :
Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5Q
Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0,5Q + 3
P = 6 + 0,5QQ = -12 + 2P
Sedangkan persamaan permintaan tetap :
Q = 15 – P
Keseimbangan pasar : Qd = Qs
15 – P = -12 + 2P
27 = 3P
P = 9
Q = 15 – P
Q = 15 – 9
Q = 6
Jadi, sesudah pajak : Pe’ = 9 dan Qe’ = 6.
e. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, dan sring disebut pajak negatif.
Pengaruh terhadap pajak juga berkebalikan dengan keseimbangan akibat pajak. Subsidi juga
dapat bersifat spesifik dan juga proposional.
Pengaruh Ssidi. Ssidi yang dierikan atas produksi/penjualan barang menyebabkan harga
jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dampaknya harga keseimbangan yang tercipta di
pasar lebih rendah daripada harga keseimbangan sebelum atau tanpa subsidi, dan jumlah
keseimbangannya menjadi lebih banyak.
Dengan subsidi spesifik sebesar s kurva penawaran bergeser sejajar ke bawah, dengan
penggal yang lebih rendah (lebih kecil) pada sumbu harga. Jika sebelum subsidi persamaan
penawaran P = a + bQ, maka sesudah subsidi akan menjadi
P’ = a + bQ – s = (a – s) + bQ. Karena kurva penawaran lebih rendah, cateris paribus,
maka titik keseimbangan akan menjadi lebih rendah.
Contoh:
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan
penawarannya P = 3+ 0,5Q. pemerintah memberikan subsidi sebesar 1,5 terhadapt barang
yang diproduksi. Berapa harga keseimbangan dan jumlahnya tanpa dan dengan subsidi.
Jawab :
Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5Q
Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5Q -1,5
P = 1,5 + 0,5QQ = -3 + 2P
Keseimbangan pasar setelah ada subsidi:
Qd = Qs
15 – P = -3 + 2P
18 = 3P
P = 6
Q = 15 – P
Q = 15 – 6 = 9
Diposting 14th December 2016 oleh SILVIA GUSTINA BENOWATI
2
Lihat komentar
Memuat
Kegiatan Ekonomi
Barang dan jasa yang dihasilkan dari kegiatan produksi, nantinya akan didistribusikan
untuk bisa menjangkau konsumen, agar konsumen dapat memenuhi kebutuhannya.
Pelaku kegiatan produksi disebut dengan produsen, yaitu orang, badan usaha atau
perusahaan yang melakukan kegiatan produksi. Oleh karenanya, istilah produsen tidak
hanya diberikan kepada pemilik pabrik, namun juga pemilik industri rumah tangga.
Secara sederhana, proses pada kegiatan produksi dapat ditunjukkan pada diagram
berikut ini:
Seperti yang dapat kita lihat pada diagram di atas, kegiatan produksi membutuhkan
input, yaitu:
Barang mentah
Barang mentah adalah barang yang belum mengalami proses pengolahan sama sekali,
Contoh dari barang mentah adalah: hasil perhutanan (kayu, damar, rotan, karet mentah,
dan lainnya), perkebunan (teh, tembakau, kopi, dan lainnya), pertanian padi, jagung,
dan lainnya), serta hasil pertambangan (minyak bumi, perak, batu bara, dan lainnya)
Barang setengah jadi.
Barang setengah jadi adalah barang yang sudah mengalami proses pengolahan, namun
belum menjadi produk akhir yang bisa langsung dinikmati oleh konsumen. Oleh
karenanya, barang setengah jadi umumnya digunakan sebagai input dari kegiatan
produksi, sehingga nantinya dapat menghasilkan barang jadi. Contohnya, benang, dapat
kembali diolah menjadi kain. Kain tersebut masih dapat diolah menjadi pakaian, untuk
akhirnya dapat digunakan oleh konsumen secara langsung untuk memenuhi
kebutuhannya.
Barang jadi
Barang jadi dapat diartikan sebagai barang yang sudah siap untuk dikonsumsi oleh
konsumen untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Contohnya adalah bantal, karpet,
selimut dan lain sebagainya.
Input berupa barang mentah dan barang setengah jadi, pada dasarnya hanya
merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam kegiatan produksi. Berikut adalah
uraian lengkap mengenai faktor produksi, yang dibutuhkan agar kegiatan produksi yang
dilakukan oleh produsen dapat berjalan dengan lancar:
Coba teman-teman bayangkan jika di desa penghasil buah jambu tidak terdapat jalur
distribusi yang baik, yang akan mungkin terjadi adalah hasil dari produksi buah jambu
tersebut tidak akan mencapai konsumen yang membutuhkan dan akhirnya hanya akan
membusuk dan menimbulkan kerugian bagi petani selaku produsennya. Bayangkan
pula misalnya daerah kepulauan seribu yang tidak memiliki pabrik semen. Tanpa
adanya jalur distribusi yang baik, harga semen di kepulaian seribu akan sangat mahal
sehingga penduduknya akan sangat kesulitan untuk bisa membangun rumahnya
menggunakan semen.
Atau contoh lainnya, jika di desa terpencil tidak ada warung kelontong, maka setiap
penduduk harus pergi ke pasar yang jaraknya jauh hanya untuk membeli beberapa
barang saja (misalnya membeli satu batang pensil, satu buah buku dan lainnya). Hal ini
tentu akan meningkatkan biaya yang harus ditanggung oleh penduduk dibandingkan jika
ada sebuah warung yang dapat menyediakan barang yang diperlukan sehingga
penduduk tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi yang mahal untuk pergi ke pasar.
Kegiatan Konsumsi
Kegiatan konsumsi adalah suatu kegiatan untuk menghabiskan atau mengurangi nilai
guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Pelaku kegiatan konsumsi disebut
sebagai konsumen. Contoh kegiatan konsumsi adalah penggunaan listrik sebagai
sumber daya untuk menerangi rumah di malam hari, pemenuhan kebutuhan makanan
dan pakaian juga salah satu contoh dari kegiatan konsumsi.
Setidaknya, terdapat tiga pelaku utama kegiatan konsumsi pada suatu perekonomian,
yaitu:
Sampai di sini, semoga teman-teman menjadi lebih memahami kegiatan ekonomi yang
berlangsung pada suatu perekonomian ya. Akan tetapi untuk memastikan pemahaman
teman-teman, berikut kami sajikan beberapa pertanyaan dan pembahasannya.
Jawaban:
(a). kegiatan ekonomi terdiri dari kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Jawaban
(b) salah karena kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa. Jawaban (c) salah
karena kegiatan konsumsi juga dilakukan oleh pemerintah dan industri, jawaban (d)
salah karena kegiatan distribusi terdiri dari beberapa aspek seperti pengemasan,
pengangkutan, penyimpanan dan lainnya, jawaban (e) salah karena minyak bumi
merupakan hasil dari kegiatan produksi di bidang ekstratif
Contoh Soal 2
Berikut ini yang tidak termasuk dalam faktor produksi adalah…
a. sumber daya alam
b. sumber daya manusia
c. modal
d. kewirausahaan
e. barang jadi
Jawaban (e) barang jadi. Barang jadi merupakan hasil dari kegiatan produksi.
Sementara sumber daya alam, sumber daya manusia, modal dan kewirausahaan
adalah faktor produksi yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan produksi.
Saban tahun, buruh selalu menuntut kenaikan upah. Kemudian pemerintah mengerek upah di
berbagai daerah dengan perhitungan pertumbuhan ekonomi ditambah inflasi. Apa sih inflasi itu?
Pasti pernah dong lihat atau merasakan kenaikan harga kebutuhan pokok maupun barang-
barang di pasar secara terus menerus. Contohnya saja cabai saat ini yang terus merangkak naik
hingga menyentuh Rp100 ribu per kilogram (kg).
Lonjakan harga cabai tersebut disebabkan karena musim kemarau panjang sehingga produksi
turun. Sementara permintaan masyarakat cukup tinggi. Kenaikan harga cabai ini bisa menjadi
penyumbang inflasi.
Tentu saja dari kenaikan harga sembako, kebutuhan pokok, maupun barang atau jasa lain,
sejumlah pihak dirugikan, seperti pedagang kecil dan konsumen. Dampak besar dari inflasi yang
liar dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara. Tak heran, pemerintah bakal mati-matian
menjaga laju inflasi agar tetap terkendali.
Kalau mau tahu penjelasan soal inflasi dan pengaruhnya terhadap ekonomi suatu bangsa,
berikut ulasannya seperti dirangkum Cermati.com dari berbagai sumber:
Baca Juga: Koperasi, Pengertian, Jenis, Fungsi, Prinsip dan Keuntungannya yang Perlu Kamu
Ketahui
Definisi Inflasi
Definisi Inflasi
Dikutip dari laman resmi Bank Indonesia (BI), inflasi secara sederhana diartikan sebagai
kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga
dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan itu meluas (atau
mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Nah kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengartikan inflasi sebagai kecenderungan naiknya
harga barang dan jasa, pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika harga
barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan.
Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian,
inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara
umum.
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen
(IHK). Yakni indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari suatu paket barang dan jasa
yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam kurun waktu tertentu.
Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau tingkat
penurunan (deflasi) dari barang dan jasa. Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK
dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilakukan BPS.
Kemudian BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara
bulanan di 82 kota seluruh Indonesia, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis
barang atau jasa di setiap kota.
4. Kelompok sandang
5. Kelompok kesehatan
Kenaikan harga barang atau jasa secara kontinyu dapat membuat daya beli masyarakat turun.
Gaji atau penghasilan yang mereka dapat tidak akan cukup membeli kebutuhan hidup. Sebagai
contoh biasanya emak-emak bisa membeli 1 kg cabai, begitu harga cabai melonjak, mereka
mengurangi pembelian jadi setengah kilo saja.
Biasanya inflasi di Indonesia akan tinggi menjelang Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, atau
terganggunya produksi akibat cuaca, dan momen lainnya. Kalau tidak ada upaya dari pemerintah,
inflasi tersebut akan cenderung bergerak tak terkendali.
Kenaikan harga barang terus menerus atau inflasi terjadi bukan tanpa sebab. Secara umum, ada
beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi, antara lain:
1. Meningkatnya jumlah permintaan atau demand pada suatu jenis barang tertentu. Saat
permintaan naik, namun stok atau suplai terbatas, pasti akan terjadi lonjakan harga.
2. Biaya produksi sebuah barang atau jasa mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena
terjadi peningkatan harga bahan baku maupun upah pekerja. Dari situlah, produsen akan
mengambil tindakan mengerek harga jual barang atau jasa.
3. Saat jumlah uang yang beredar di masyarakat cukup tinggi. Ketika jumlah uang yang ada di
masyarakat meningkat hingga dua kali lipat, harga barang pun akan mengalami peningkatan
yang setara. Hal ini disebabkan karena kenaikan daya beli masyarakat, tetapi stok barang tetap
statis.
Jenis-jenis Inflasi
Jenis-jenis Inflasi
Hiperinflasi. Kenaikan harga barang melampaui angka 100% per tahun. Dalam situasi
tersebut, kebijakan fiskal dan moneter dari otoritas seringkali tak memberi dampak signifikan.
Penyebabnya meningkatnya jumlah uang beredar di masyarakat, kenaikan harga barang atau
jasa, permintaan masyarakat tinggi, suplai terganggu atau terbatas, biaya produksi naik, dan
masih banyak lainnya.
Penyebabnya harga barang-barang impor atau yang berasal dari luar negeri semakin mahal
karena kenaikan harga di negara asalnya.
Inflasi di suatu negara dapat dihitung berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Biaya
Hidup, dan Indeks Harga Produsen. Rumus menghitung inflasi berdasarkan IHK adalah:
Pit adalah harga barang pada periode tertentu, Qit adalah bobot barang pada periode tertentu,
Pio adalah harga barang pada periode dasar, dan Qio adalah bobot barang pada periode dasar.
Setelah mendapatkan nilai IHK, baru nilai inflasi dapat diketahui dengan menggunakan rumus:
Dengan menggunakan rumus tersebut, nilai inflasi dalam suatu negara dapat diketahui dengan
tepat. Jadi, saat nilai inflasi berada pada tingkat yang melebihi target, pemerintah dan Bank
Indonesia (BI) dapat mengambil langkah tepat agar inflasi tidak semakin memburuk.
Inflasi memiliki dampak cukup signifikan bagi perekonomian suatu negara, antara lain:
1. Inflasi dapat menggerus daya beli masyarakat. Kalau daya beli turun, masyarakat jadi irit
belanja. Padahal motor penggerak ekonomi Indonesia masih ditopang konsumsi masyarakat.
Jika masyarakat mengurangi belanja, otomatis pertumbuhan ekonomi nasional akan bergerak ke
lambat atau stagnan, bahkan lebih rendah.
2. Inflasi tentu saja merugikan konsumen karena gaji atau penghasilan stagnan, tapi pengeluaran
atau belanja membengkak lantaran kenaikan harga barang atau jasa yang menjadi kebutuhan
utama.
3. Inflasi juga mempengaruhi kemampuan ekspor sebuah negara. Akibat inflasi, biaya ekspor jadi
lebih mahal dan daya saing produk ekspor menurun. Akhirnya devisa jadi berkurang.
4. Inflasi akan mengurangi minat orang menabung di bank. Penyebabnya bunga simpanan
tabungan yang kecil tergerus inflasi. Apalagi menabung di bank juga mengeluarkan biaya
administrasi setiap bulan, sehingga bunga yang diperoleh nasabah makin minim, bahkan nyaris
tak terasa.
5. Inflasi dapat mempengaruhi kestabilan mata uang rupiah. Kestabilan kurs rupiah mengandung
dua aspek, yakni kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap
mata uang negara lain.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua berkaca pada
perkembangan kurs rupiah terhadap mata uang negara lain.
Dalam mengatasi laju inflasi, biasanya pemerintah dan BI memiliki target tahunan. Tahun ini,
inflasi dijaga pada level 3,5 plus minus 1%. Otoritas fiskal dan moneter ini bersinergi dengan
mengeluarkan jurus-jurus pengendalian inflasi.
Sebagai contoh, pertama sinergi 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan,
kelancaran distribusi, dan koordinasi komunikasi yang efektif. Kedua, adaptasi dalam inovasi,
dan ketiga, pengembangan bisnis model kerja sama perdagangan antar daerah, serta strategi
lainnya.
Masyarakat juga dapat berperan dalam menjaga inflasi. Salah satunya tidak berlebihan atau
memborong sembako. Misalnya saat produksi bawang putih merosot, harga melonjak, kemudian
masyarakat panik dan akhirnya membeli dalam jumlah banyak.
Alibinya takut kehabisan. Padahal cara tersebut justru dapat mendongkrak kenaikan harga lebih
tinggi karena permintaan besar. Jadi bijaklah dalam berbelanja karena pemerintah dan BI akan
berupaya keras untuk menjaga inflasi sesuai target.
Sejak kita masih kecil, mungkin kita sering sekali mendengar bahwa Indonesia
adalah negara berkembang. Awalnya, itu terasa seperti sesuatu yang wajar dan
masuk akal. Namun, setelah beberapa dekade, mungkin kita pun jadi berpikir, kok
Indonesia berkembang terus? Kapan jadi negara majunya? Apakah Indonesia
benar-benar berkembang? Untuk mengetahui hal ini secara pasti, ada lho caranya!
Hal inilah yang dinamakan Pendapatan Nasional.
Pendapatan nasional biasa dihitung dalam satu periode tertentu atau selama satu
tahun. Angka ini menunjukkan jumlah rata-rata pendapatan yang diterima oleh
seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan berbagai
faktor produksi. Lalu sebetulnya untuk apa kita menghitunga pendapatan nasional?
Ada 3 metode perhitungan yang bisa digunakan untuk mencari tahu jumlah atau nilai
dari pendapatan nasional tersebut. Metode-metode ini antara lain metode
perhitungan dengan pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan
pemasukan.
Pendekatan Pengeluaran
Metode perhitungan dengan pendekatan pengeluaran ini dilakukan dengan cara
menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai sektor ekonomi, yakni rumah tangga,
pemerintah, perusahaan dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode
tertentu.
Pengeluaran dari berbagai sektor ekonomi dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis-
jenis pengeluaran ini terdiri dari:
Sektor Sekunder
Sektor ini adalah sektor yang masih berisi kebutuhan manusia di kehidupan sehari-
hari, meskipun bukan termasuk kebutuhan pokok. Sektor ini terdiri dari industri
pengolahan, listrik, air dan gas.
Sektor Tersier
Sektor ini adalah sektor yang berisi hal-hal yang bukan kebutuhan pokok, bahkan
bisa dikategorikan sebagai kemewahan di kehidupan sehari-hari. Sektor ini terdiri
dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan, telekomunikasi dan jasa lain-lain.
1.1. Total Revenue (TR).
1.2. Average Revenue (AR).
1.3. Marginal Revenue (MR).
Untuk menjelaskan hubungan antara TR, AR, maupun MR, kita akan mengambil sebuah contoh
sederhana.
Misalkan A menjual roti tawar dengan kuantitas dan harga seperti tercantum dalam Tabel 1.
keterangan:
ketika harga satu kemasan roti tawar ditentukan sebesar IDR 20,000; maka besarnya P sama
dengan AR dan MR.
kondisi ini (dimana harga ditentukan oleh pasar, sedangkan penjual bertindak selaku price
taker) merupakan karakteristik pasar persaingan sempurna (perfectly-competitive market).
2. PROFIT.
Bila dinyatakan dengan sebuah persamaan, maka akan terlihat seperti berikut.
3. MAKSIMALISASI PROFIT.
Setelah memahami hubungan antara TR, AR, MR, TC dan Profit, pada bagian ini kita akan
mempelajari konsep maksimalisasi profit.
Dengan menggunakan contoh diatas, kita bisa melihat bagaimana maksimalisasi profit didapatkan,
melalui Tabel 2. dibawah ini.
keterangan:
pada tabel tersebut terlihat bahwa semakin banyak jumlah output terjual, pada awalnya
profit mengalami peningkatan; namun pada titik tertentu, profit tersebut mengalami penurunan.
perhatikan kolom Perubahan pada Profit (MR – MC), disitu terlihat bagaimana besarnya
perubahan profit yang diperoleh, seiring peningkatan penjualan output.
Maksimalisasi profit juga bisa dijelaskan melalui kurva yang terlihat di Gambar 1.
keterangan:
Demikian ulasan tentang konsep penerimaan (revenue), laba (profit), dan maksimalisasi profit (profit
maximization). *
Kebijakan moneter
Baca dalam bahasa lain
Unduh
Pantau
Sunting
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai
tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera.
Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin
requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha
terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta
tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang
seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter
pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan
tersebut, Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara
persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan
kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan
antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku
bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi
bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini
dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat
(permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan
ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy)
Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini
dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang
ketat (tight money policy)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter,
yaitu antara lain:[1]
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau
membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah
uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah
uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah
kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau
singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar
Uang.
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat
bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan
uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah,
pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat
bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah
dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah
uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang
beredar, pemerintah menaikkan rasio.
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan
jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan
pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang
beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Menu
A. Uang
Dalam ilmu ekonomi tradisional, uang didefinisikan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat
tukar dapat berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran
barang dan jasa. Sebelum uang diciptakan, masyarakat pada zaman dahulu melakukan perdagangan dengan cara
barter. Barter merupakan pertukaran barang dengan barang.
1. Sejarah Uang
a. Alat tukar
1. Tahan lama
2. Diterima tanpa keraguan
3. Ringan dan mudah dibawa
4. Nominalnya harus dapat dipecah-pecah
5. Tidak mudah dipalsukan
b. Satuan hitung
Sebagai satuan hitung untuk mempermudah masyarakat untuk menghitung nilai satu barang dalam mata uang.
Tanpa adanya fungsi satuan hitung, kita akan sulit membandingkan harga barang satu dengan yang lainnya.
Dengan skala yang lebih luaws, tanpa adanya uang sebagai satuan hitung, orang akan kesulian membandingkan
harga satu rumah dengan rumah yang lain, dan lain sebagainya.
c. Alat penimbun kekayaan
Uang juga merupakan penimbun kekayaan. Banyak orang yang menyimpan sebagian kekayaannya dalam
bentuk uang yang disimpan di rumah untuk atau dibank dalam bentuk tabungan tau deposito.
Skip to content
MENU
Pelaku Ekonomi : Pengertian, Siapa Saja,
Macam, Contoh, Peran
Oleh samhis setiawanDiposting pada 24/11/2019
Sebagai konsumen
Skip to content
Twitter
Facebook
Linkedin
Youtube
Instagram
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
15:23 on 15:23 irmawan hadi saputra Belajar Ekonomi , ID
Konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat dan negara sangat erat hubungannya dengan
pendapatan masyarakat dan negara. Sehingga besar kecilnya konsumsi ditentukan oleh tingkat
pendapatan, semakin besar pendapatan akan selalu diikuti meningkatnya konsumsi. Jadi,
hubungan antara pendapatan dan konsumsi bersifat positif (berbanding lurus), atau secara
matematis fungsi konsumsi dapat dinotasikan C = f (Y).
Sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi oleh masyarakat akan ditabung, sehingga semakin
besar pendapatan, akan semakin besar pula tabungan. Jadi, hubungan antara pendapatan
dengan tabungan bersifat positif (berbanding lurus), atau secara matematis fungsi tabungan
dapat dinotasikan S = f (Y).
1. Pengertian
Dalam suatu perekonomian, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan
(pendapatan nasional) dialokasikan ke dalam dua kategori penggunaan, yaitu untuk keperluan
konsumsi dan tabungan. Pada umumnya pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan
konsumsi dilambangkan dengan C, tabungan dilambangkan dengan S, dan investasi
dilambangkan dengan I. Menurut John Maynard Keynes, pendapatan suatu negara dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
Y = income/pendapatan
C = consumption/konsumen
S = saving/tabungan
I = investment/investasi
Jika pendapatan berubah, maka akan berakibat konsumsi dan tabungan juga berubah.
Perubahan tersebut dapat ditentukan sebagai berikut.
Wawasan Ekonomi
2. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsums iadalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi (C) dengan
pendapatan (Y). Pada umumnya, fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai persamaan linear
sebagai berikut.
Keterangan:
C = tingkat konsumsi nasional
a = besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nol atau autonomous consumptio(nk
onsumsi otonom).
b = MPC yaitu tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahlah pengeluaran.
Di mana Average Propencity to Consum(Ae PC), artinya hasrat untuk berkonsumsi rata-rata. APC
adalah perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat pendapatan nasional (C)
dengan besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri (Y).
Semakin tinggi pendapatan
konsumen, konsumsi cenderung
semakin besar pula.
Dalam fungsi konsumsi, kita juga harus mengenal tingkat pendapatan Break Even Point (BEP)
atau Break Even Income (BEI). Adapun maksud tingkat pendapatan BEP adalah tingkat
pendapatan, di mana besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi,
yang dapat dirumuskan:
C : fungsi konsumsi
S : fungsi tabungan
Contoh 1:
Diketahui data pendapatan suatu negara beserta konsumsi dan tabungannya sebagai berikut.
a. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.000 miliar, besar konsumsi per tahun Rp950
miliar, sehingga tabungannya Rp50 miliar.
b. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.200 miliar, besar konsumsi per tahun
Rp1.100 miliar, sehingga tabungannya Rp100 miliar.
Tentukan:
a. Fungsi konsumsi.
b. Tingkat pendapatan nasional BEP (Break Even Point).
Jawab:
a. Mencari fungsi konsumsi
Maka besarnya:
a = (APC – MPC) Y
a = (0,95 – 0,75) 1.000 miliar
a = 0,20 × 1.000 miliar
a = 200 miliar
Perhitungannya adalah:
Y–C=0
Y – (200 miliar + 0,75 Y) = 0
Y – 0,75 Y – 200 miliar = 0
0,25 Y = 200 miliar
Y = 800 miliar
3. Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara tabungan (S) dengan
pendapatan (Y). Dengan menggunakan rumus fungsi konsumsi, dapat ditentukan sebagai
berikut.
Y=C+S
S = Y – C padahal C = a + bY,
sehingga
S = Y – (a + bY)
S = Y – a – bY
S = -a + (1 – b) Y
Keterangan:
S = tingkat tabungan nasional
1 – b = MPS yaitu tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahan tabungan
Contoh 2:
Berdasarkan fungsi konsumsi pada Contoh 1, maka fungsi tabungan dapat ditentukan sebagai
berikut.
Langkah-langkah untuk menggambar grafik fungsi konsumsi dan fungsi tabungan yaitu sebagai
berikut.
Berdasarkan fungsi konsumsi pada Contoh 1 dan fungsi tabungan pada Contoh 2, akan tampak
grafik pada Gambar berikut.
Grafik Konsumsi, tabungan, dan investasi.
Secara matematis hubungan antara MPC dan MPS dapat dinyatakan sebagai berikut.
Contoh:
Berdasarkan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan di atas, dapat ditentukan bahwa:
MPC + MPS = 1
0,75 + 0,25 = 1 (terbukti)
Wawasan Ekonomi
Keterangan:
C = tingkat konsumsi
Y = tingkat pendapatan
C1 = tingkat konsumsi yang ke-1
Y1 = tingkat pendapatan yang ke-1
C2 = tingkat konsumsi yang ke-2
Y2 = tingkat pendapatan yang ke-2
Contoh:
1) Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.000 miliar, besarnya konsumsi per tahun
Rp950 miliar, sehingga tabungannya Rp50 miliar.
2) Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.200 miliar, besarnya konsumsi per tahun
Rp1.100 miliar, sehingga tabungannya Rp100 miliar.
Jadi fungsi konsumsinya adalah C = 200 miliar + 0,75 Y, sama dengan menggunakan sistem
sebelumnya.
Keterangan:
S = tingkat tabungan
S1 = tingkat tabungan yang ke-1
S2= tingkat tabungan yang ke-2
Contoh:
Berdasarkan contoh soal pada fungsi konsumsi di atas, maka fungsi tabungan dapat dicari
sebagai berikut.
Jadi, fungsi konsumsinya adalah S = -200 miliar + 0,25 Y, sama dengan menggunakan sistem
sebelumnya.
Hal-hal lain yang berhubungan dengan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan dapat kamu simak
berikut ini.
a. Menentukan besarnya kenaikan konsumsi atau tambahan konsumsi (ΔC).
Contoh:
Diketahui fungsi konsumsi suatu negara C = 250 + 0,8 Y. Jika pendapatan meningkat dari
Rp200.000,00 menjadi Rp300.000,00, tentukan besarnya kenaikan tabungan!
Jawab:
Kenaikan tabungan,
ΔS = ΔY (1 – MPC)
ΔS = 100.000 (1 – 0,8)
ΔS = 100.000 × 0,2
ΔS = Rp20.000,00
01. Konsep Dasar Jurnal Penyesuaian
Sebagai contoh:
B. Konsep Akuntansi Berbasis Kas (cash basis of accounting)
Meskipun PABU mengharuskan penggunaan akuntansi berbasis akrual,
beberapa perusahaan menggunakan konsep akuntansi berbasis kas (cash
basis of accounting).
Laba bersih atau rugi bersih adalah selisih antara penerimaan kas
(pendapatan) dan pembayaran kas (beban).
Bagi mereka, basis kas akan menghasilkan laporan keuangan yang sama
dengan laporan yang disiapkan menggunakan basis akrual.
02. Pengertian Jurnal Penyesuaian
Begini penjelasannya….
Pada akhir periode akuntansi, banyak saldo akun di buku besar yang dapat
dilaporkan tanpa perubahan apa pun dalam laporan keuangan.
Sebagai contoh, saldo akun kas dan akun aktiva tetap tanah, biasanya
jumlah yang dilaporkan di neraca adalah sama dengan saldo di buku besar.
Selain itu, jumlah nilai bahan habis pakai umumnya relatif lebih kecil
dibandingkan aset lainnya.
Di mana akun beban bahan habis pakai dicatat di sisi DEBIT, sedangkan
lawannya akun bahan habis pakai dicatat di sisi KREDIT.
Jadi, bila tidak dilakukan pemutakhiran akun, maka akan terjadi LEBIH
catat atau KURANG catat.
03. Jenis Jurnal Penyesuaian
A. Kelompok akun yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas di awal
01. Beban Dibayar Di Muka (prepaid expenses)
Apa yang dimaksud dengan Beban Dibayar Di Muka?
Pengertian Beban dibayar di muka adalah pos yang awalnya dicatat sebagai
aset karena karena kasnya telah dibayarkan, padahal jasa atau barangnya
belum diterima.
Aset ini kemudian berubah menjadi beban dengan berlalunya waktu atau
melalui operasi normal usaha. Proses penyesuaiannya dengan
menggunakan jurnal biaya dibayar di muka.
Bahan habis pakai dan asuransi dibayar di muka adalah dua contoh beban
dibayar di muka yang memerlukan jurnal penyesuaian asuransi dibayar
dimuka pada akhir periode akuntansi.
Contoh lain adalah iklan yang dibayar di muka dan bunga dibayar di muka.
Karena kasnya telah diterima di muka padahal jasa atau barangnya belum
diberikan kepada pelanggan.
B. Kelompok yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas di belakang
01. Piutang Pendapatan (Accrued Revenues)
Apa yang dimaksud piutang pendapatan?
Piutang Pendapatan disebut juga dengan akruan aset (accrued assets) atau
akruan pendapatan.
Contoh lain meliputi piutang bunga atas pemberian pinjaman kepada pihak
lain dan piutang sewa atas bangunan yang disewakan kepada orang lain.
Beban yang masih harus dibayar disebut juga akruan kewajiban (accrued
liabilities) atau akruan beban.
Contohnya adalah utang gaji karyawan pada akhir periode. Contoh lain
adalah utang bunga atas pinjaman bank dan utang pajak.
Dari pengertian dua akun piutang pendapatan dan beban yang harus
dibayar, dapat ditarik sebuah kesimpulan sederhana bahwa piutang
pendapatan timbul dari pendapatan yang belum dicatat, tapi telah
dihasilkan.
Sedangkan beban yang masih harus dibayar timbul dari beban yang belum
dicatat, tapi telah terjadi.
04. Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dan Contoh
Agar lebih jelas, saya sajikan cara membuat jurnal penyesuaian untuk tiap
jenis akun penyesuaian berikut ini:
A. Jurnal Penyesuaian Beban Dibayar diMuka
Berikut ini saya sajikan 2 contoh dan cara membuat jurnal penyesuaian
perusahaan jasa untuk akun beban dibayar di muka:
PT Anak Zaman Now menghitung sisa bahan habis pakai yang telah
digunakan, dan ternyata jumlah sisa bahan habis pakai sebesar Rp 550.000
Saldo akun beban bahan habis pakai adalah sebesar bahan habis pakai yang
digunakan di bulan Januari 2019, yakni sebesar Rp 800.000.
Akun Bahan habis pakai di Buku besar nilainya sama dengan jumlah sisa
pemakaian, yaitu sebesar Rp 550.000
Diasumsikan pada tanggal 28 Februari 2019, jumlah sisa bahan habis pakai
sebesar Rp 760.000.
Bahan habis pakai yang tersedia selama Februari 2019 (saldo akun) = Rp
2.000.000
Kenaikan dalam akun beban dicatat sebagai debit dan penurunan dalam
akun aset dicatat sebagai kredit.
Pada akhir bulan Februari 2019 akun Beban Habis Pakai seharusnya di-
debit Rp 1.240.000.
Ayat jurnal penyesuaian untuk Beban Habis Pakai dan Bahan Habis Pakai
adalah sebagai berikut:
Sedangkan akun T untuk Beban Habis Pakai dan Bahan Habis Pakai adalah
sebagai berikut:
Perhatikan akun T di atas, setelah penyesuaian dicatat dan diposting, akun
Bahan Habis Pakai memiliki saldo debit Rp 760.000.
B: Jurnal Penyesuaian Pendapatan diterima dimuka
Perhatikan contoh saldo Akun Sewa diterima di muka PT Berkah Jaya
tanggal 28 Februari 2019 berikut ini:
Pada akhir bulan Februari, akun Sewa Diterima di Muka seharusnya naik
(di-debit) sebesar Rp 120.000dan akun Pendapatan Sewa seharusnya naik
(di-kredit) Rp 120.000.
Jika jurnal penyesuaian untuk sewa diterima di muka dan pendapatan sewa
di atas tidak dicatat.
Dalam Laporan Laba Rugi, Pendapatan Sewa dan laba bersih akan kurang
catat Rp 120.000.
Hal yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah
sebagai berikut:
Proses pencatatan jurnal penyesuaian
C: Jurnal Penyesuaian Akruan/Piutang Pendapatan
Selama satu periode akuntansi, sebagian pendapatan dicatat hanya saat kas
diterima.
Jadi, pada akhir periode akuntansi , ada pos pendapatan yang telah
dihasilkan namun belum dicatat.
Untuk kasus seperti ini, jumlah pendapatan tersebut perlu dicatat dengan
men-debit akun Aset dan meng-kredit akun Pendapatan.
Jasa yang disediakan akan ditagihkan tanggal 15 setiap bulan dengan biaya
Rp 20.000 per jam.
Sementara di Neraca, Piutang Usaha dan Modal akan kurang catat sebesar
Rp 500.000.
Hal yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah
sebagai berikut:
Prases pencatatan jurnal penyesuaian
D: Jurnal Penyesuaian Akruan Beban/Beban yang masih harus dibayar
Beberapa jenis jasa, seperti asuransi, biasanya dibayar sebelum digunakan.
Dalam Laporan Laba Rugi, Beban Gaji akan kurang catat sebesar Rp
250.000, dan laba bersih akan lebih catat sebesar Rp 250.000.
Di Neraca, Utang Gaji akan kurang catat sebesar Rp 250.000 dan modal
akan lebih catat.
Hal yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah
sebagai berikut:
E: Jurnal Penyesuaian Penyusutan Peralatan
Pengertian Aset Tetap (fixed assets atau plan assets) adalah sumber daya
fisik yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan bersifat permanen
dan memiliki masa kegunaan yang panjang.
Karena sifat dan masa manfaatnya yang panjang, aset ini dibahas terpisah
dari beban dibayar di muka lainnya, seperti bahan habis pakai dan asuransi
dibayar di muka.
Contoh aset tetap adalah peralatan kantor seperti meja, kursi dan
komputer yang digunakan sama dengan bahan habis pakai, yaitu untuk
menghasilkan pendapatan.
Namun tidak seperti bahan habis pakai, kita tidak dapat melihat secara
kasat mata terjadinya penurunan perlatan dalam hal kuantitas/fisik.
Sebutan yang biasa digunakan untuk aset tetap dan akun Aset Kontra
Terkait, berikut ini beberapa contohnya:
Maka:
Selisih antara dua saldo adalah biaya Rp 1.750.000 yang belum disusutkan.
Perlu dicatat bahwa nilai pasar suatu aset tetap biasanya berbeda dengan
nilai bukunya. Karena penyusutan merupakan metode alokasi, bukan
metode PENILAIAN.
Beban Penyusutan dalam laporan laba rugi akan kurang catat Rp 50.000,
dan Laba Bersih akan lebih catat Rp 50.000.
Sementara itu di Neraca, nilai buku peralatan kantor dan modal, akan lebih
catat Rp 50.000.
Yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah seperti berikut ini:
a. Pendapatan
b. Beban
c. Laba Bersih untuk Tahun 2018
Jawaban soal jurnal penyesuaian:
dilanjutkan ya…
05. Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dari Neraca Saldo
Ada 3 tahap untuk membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo, yaitu:
A. Tahap 01: Membuat Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian
Apa yang dimaksud dengan neraca saldo?
Neraca saldo adalah daftar saldo ekun-akun yang dibuat setelah proses
pembuatan buku besar.
Fungsi neraca saldo adalah untuk memeriksa proses pencatatan debit dan
kredit, apakah sudah benar atau belum?
Jadi, angka-angka pada contoh neraca saldo di atas diperoleh dari saldo
akun buku besar:
kas,
piutang,
piutang sewa,
perlengkapan,
tanah,
hutang,
utang gaji,
modal,
prive,
pendapatan jasa,
beban gaji,
beban sewa,
beban lain-lain, dan
beban perlengkapan.
B. Tahap 02: Langkah Membuat Jurnal Penyesuaian
Setelah membuat neraca saldo, selanjutnya kita melakukan proses
penyesuaian terhadap akun-akun tertentu dengan cara membuat jurnal
penyesuaian.
Pendapatan
Perlengkapan
Beban sewa
Beban gaji
Data rinci akun-akun yang memerlukan penyesuaian adalah sebagai
berikut:
Khusus untuk akun perlengkapan ini ada penjelasan lebih lanjut. Sebelum
membuat jurnal penyesuaian dilihat dulu saldo akun perlengkapan di
neraca saldo.
C. Tahap 03: Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Setelah melakukan proses penyesuaian, selanjutnya membuat neraca saldo
setelah penyesuaian yang data-datanya akan digunakan untuk menyusun
Laporan keuangan yang lengkap, yaitu:
Dan berikut ini format lengkap neraca lajur 8 kolom yang merupakan
ringkasan dari tahap #1 dan #2::
Neraca saldo setelah penyesuaian
Nomor akun
Nama akun
Neraca saldo belum disesuaikan
jurnal penyesuaian, dan
neraca saldo setelah penyesuaian.
06. Contoh Jurnal Penyesuaian di Perusahaan
07. Bonus: Download Materi Jurnal Penyesuaian PDF
KHUSUS untuk anda yang tidak sempat membaca artikel ini secara online
di sini. tidak usah angan khawatir karena saya akan memberikan semua
materi jurnal penyesuaian PDF, yang isinya antara lain:
Semua materi tersebut dapat di-unduh serta dibaca di mana saja saat Anda
senggang.
08. Kesimpulan
Sebagai ringkasan pembahasan materi jurnal penyesuaian dan
pengaruhnya terhadap Laporan Keuangan, saya sajikan dalam bentuk tabel
berikut:
Ringkasan materi dan contoh jurnal penyesuaian
Keterangan:
Ayat jurnal penyesuaian diberi tanggal per hari terakhir periode tersebut.
Dan di akhir pembahasan materi ini, saya ingin memberikan tips jitu yang
terbukti ampuh untuk memastikan pencatatan jurnal penyesuaian adalah:
Sebelum membahas lebih jauh tentang jurnal penutup, perlu bagi Anda untuk mengerti dua macam
akun dalam buku besar :
Akun sementara (juga dikenal sebagai akun nominal) adalah akun dalam buku besar
yang digunakan untuk mencatat transaksi hanya untuk periode akuntansi tunggal
dan ditutup pada akhir periode dengan membuat jurnal penutup yang sesuai. Pada
periode akuntansi berikutnya, akun-akun ini biasanya dimulai dengan saldo nol. Akun
sementara atau nominal termasuk pendapatan, pengeluaran, dividen atau prive, dan
akun laporan laba rugi.
Akun permanen (juga dikenal sebagai akun riil) adalah rekening buku besar yang
terus ada di luar periode akuntansi saat ini (yaitu, akun-akun ini tidak ditutup pada
akhir periode). Pada periode akuntansi berikutnya, akun-akun ini biasanya (tetapi
tidak selalu) dimulai dengan saldo bukan nol. Semua akun neraca seperti adalah
harta, utang, dan modal adalah contoh akun permanen atau riil.
Pembuatan jurnal penutup adalah proses empat langkah sederhana yang dijelaskan
secara singkat di bawah ini:
Langkah 1 – Menutup Akun Pendapatan
Transfer saldo semua akun pendapatan ke rekening ikhtisar laba rugi. Hal ini
dilakukan dengan mendebit berbagai akun pendapatan dan mengkredit akun
rekening ikhtisar laba rugi. Langkah ini menutup semua akun pendapatan.
Pendapatan Rp150.000.000
Akun rekening ikhtisar laba rugi akan memiliki saldo kredit, jika total saldo semua
akun pendapatan lebih besar dari total saldo semua akun biaya.
Di sisi lain, jika total saldo semua akun pendapatan kurang dari total saldo semua
akun biaya, rekening ikhtisar laba rugi menunjukkan saldo debit.
Entri jurnal untuk menutup akun ringkasan pendapatan dibuat sebagai berikut:
Jika rekening ikhtisar laba rugi memiliki saldo kredit, itu berarti bisnis telah
memperoleh laba selama periode akuntansi yang menyebabkan peningkatan modal.
Oleh karena itu, akun ringkasan pendapatan ditutup dengan mendebet rekening
ikhtisar laba rugi dan mengkredit akun modal.
Modal Rp5.000.000
Jika rekening ikhtisar laba rugi memiliki saldo debit, itu berarti bisnis telah
mengalami kerugian selama periode akuntansi yang menyebabkan penurunan laba
ditahan. Dalam situasi seperti itu, rekening ikhtisar laba rugi ditutup dengan
mendebet rekening modal dan mengkredit rekening ikhtisar laba rugi
Modal Rp5.000.000
Transfer saldo akun prive atau modal milik owner langsung ke akun modal. Akun
prive yang dibayarkan kepada owner bukan merupakan pengeluaran bisnis dan
karena itu tidak digunakan saat menentukan laba bersih atau rugi bersih. Saldo tidak
ditransfer ke rekening ikhtisar laba rugi tetapi langsung ditransfer ke akun modal.
Modal Rp100.000.000
Prive Rp100.000.000
Kedua cara jurnal penutup dapat diterima dan keduanya menghasilkan hasil yang
sama, tergantung dari bentuk perusahaan, baik itu berupa PT, CV, firma, ataupun
perusahaan perseorangan, karena struktur modal dari jenis perusahaan kadang
berbeda. Semua akun sementara akhirnya ditutup untuk saldo laba rugi dan disajikan
di neraca.
Membuat jurnal dalam praktik bisnis bukanlah hal mudah, Anda bisa menggunakan
aplikasi akuntansi untuk membantu menyelasaikan semua itu. Dengan aplikasi
akuntansi yang tepat dan mudah digunakan tentunya bisa menghemat waktu dan
membuar bisnis Anda lebih cepat berkembang. Accurate Online adalah aplikasi
akuntansi yang menjawab kebutuhan bisnis Anda. Tungu apa lagi? Anda bisa
mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis melalui