Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

MENGUKUR BIAYA HIDUP

OLEH:
Kelompok II

Luh Ayu Sri Budiyani (2007531040)


I Luh Nova Dewi (2007531046)
Ni Komang Maheswari Puspita Dewi Narendra Putri (2007531047)
I Kadek Yasa Astawa (2007531073)
Kadek Ayu Esa Pratiwi (2007531103)
Cindy Valentina (2007531108)

Universitas Udayana
Denpasar
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………...……………….…i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………....ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang……………………………………………….…….……………………1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………….……………………………1
1.3 Tujuan……………………………………………….…………………………………..1
1.4 Manfaat………………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..2
2.1 Bagaimana Menghitung Indeks Harga Konsumen………………………….…...….…..2
2.2 Permasalahan dalam Menghitung Biaya Hidup………………………….………….…..3
2.3 Perbedaan Deflator PDB dan IHK…………………………………………….…..….…5
2.4 Nilai Uang di Berbagai Waktu…………………………………………………….….…5
2.5 Menetapkan Indeks untuk Mengoreksi Dampak Inflasi………..……………………….7
2.6 Menghitung Suku Bunga Nominal dan Riil………………………………...….10
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………....12
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….…13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indeks harga konsumen digunakan untuk mengamati perubahan biaya hidup
dari waktu ke waktu. Ketika indeks harga konsumen meningkat, rumah tangga pada
umumnya mengeluarkan lebih banyak uang untuk mempertahankan standar hidup yang
sama. Para ekonom menggunakan istilah inflasi untuk menjelaskan suatu situasi ketika
tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian meningkat. Tingkat inflasi merupakan
persentase perubahan tingkat harga dari periode sebelumnya. Inflasi merupakan aspek
yang sangat diperhatikan terkait dengan kinerja ekonomi makro dan menjadi variabel
utama untuk memandu penentuan kebijakan makroekonomi. Tujuan utama indeks
harga konsumen adalah untuk menghitung perubahan biaya hidup. Dengan kata lain,
indeks harga konsumen mencoba mengukur berapa banyak pendpatan harus meningkat
untuk mempertahankan standar hidup.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana IHK dihitung?
1.2.2. Apa saja permasalahan dalam menghitung biaya hidup?
1.2.3. Apa perbedaan deflator PDB dengan IHK?
1.2.4. Bagaimana nilai uang di berbagai waktu?
1.2.5. Bagaimana menetapkan indek untuk mengoreksi dampak inflasi?
1.2.6. Bagaimana menghitung suku bunga nominal dan riil?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana IHK dihitung
1.3.2. Untuk mengetahui permasalahan dalam menghitung biaya hidup
1.3.3. Untuk mengetahui perbedaan deflator PDB dengan IHK
1.3.4. Untuk mengetahui nilai uang di berbagai waktu
1.3.5. Untuk mengetahui penetapan indek untuk mengoreksi dampak inflasi
1.3.6. Untuk mengetahui bagaimana suku bunga dan riil dihitung
1.4. Manfaat
1.4.1. Mengetahui bagaimana IHK dihitung
1.4.2. Mengetahui permasalahan dalam menghitung biaya hidup
1.4.3. Mengetahui perbedaan deflator PDB dengan IHK
1.4.4. Mengetahui nilai uang di berbagai waktu
1.4.5. Mengetahui penetapan indek untuk mengoreksi dampak inflasi
1.4.6. Mengetahui bagaimana suku bunga dan riil dihitung

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Bagaimana Menghitung Indeks Harga Konsumen


Indeks harga konsumen (IHK) (Consumer Price Index-CPI) merupakan
pengukuran keseluruhan biaya dari barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen. Tujuan
perhitungan indeks harga secara umum adalah untuk menentukan ukuran perubahan
variabel ekonomi sebagai ukuran keadaan ekonomi suatu negara.Indeks harga memiliki
peran yang cukup penting untuk menentukan kebijakan ekonomi pemerintah dala
mengatasi inflasi.Berikut tujuan lain dari perhitungan indeks harga:
1. Barometer dari kondisi ekonomi secara umum
2. Pedoman untuk berbagai kebijakan dan administrasi perusahaan
3. Sebagai deflator
4. Pedoman pembelian berbagai jenis barang
5. Pedoman dalam mengatur gaji buruh atau untuk menyesuaikan kenaikan gaji
buruhpada saat terjadinya inflasi.
Bagaimana menghitung indeks harga konsumen?. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan yaitu misalkan konsumen hanya membeli dua jenis barang, roti dan burger.
Berikut adalah langkah-langkahnya:
Langkah pertama: survey konsumen untuk menentukan keranjang barang.
Menentukan harga penting bagi konsumen. Jika konsumen membeli lebih banyak roti
dibandingkan burger, maka harga roti akan menjadi lebih signifikan bagi para konsumen
dibandingkan harga burger, sehingga harga roti harus diberi bobot lebih dalam
perhitungan biaya hidup. Perbobotan ini dengan melakukan survey kepada konsumen
untuk menemukan keranjang barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen.
Misalnya:
Keranjang = 4 roti, 2 burger
Langkah kedua: mencari harga tiap barang pada tiap tahunnya
Misalnya:
Tahun Harga roti (dollar) Harga burger (dollar)
2013 1 2
2014 2 3
2015 3 4

Langkah ketiga: menghitung biaya keranjang barang pada tiap tahunnya.


Gunakan data pada harga untuk menghitung biaya dari sekeranjang barang dan jasa pada
waktu yang berbeda. Perhatikan bahwa hanya harga yang berubah dalam perhitungan,
dengan memastikan sekeranjang barang tetap berjumlah sama ( 4 roti dan 2 burger)

2
Misalnya:
2013 ($1 per roti x 4 roti) + ($2 per burger x 2 burger) = $8 perkeranjang
2014 ($2 per roti x 4 roti) + ($3 per burger x 2 burger) = $14 perkeranjang
2015 ($3 per roti x 4 roti) + ($4 per burger x 2 burger) = $20 perkeranjang
Langkah keempat: memilih salah satu tahun sebagai tahun dasar (2013) dan
menghitung harga indeks konsumen pada tiap tahunnya
2013 ($8 / $8) x 100 = 100
2014 ($14 /$8) x 100 = 175
2015 ($20 / $8) x 100 = 250
Langkah kelima: Gunakan harga indeks konsumen untuk menghitung tingkat
inflansi dari tahun sebelumnya
2014 (175 - 100) / 100 x 100 = 75%
2015 (250 - 175) /175 x 100 = 43%
Sehingga tingkat inflasi tersebut 75 % pada tahun 2014 dan 43% pada tahun 2015.
Biro statistik tenaga kerja mengumpulkan dan memproses data pada harga dari ribuan
barang dan jasa tiap bulan dan dengan menggunakan lima langkah tersebut, biro statistik
tenaga kerja menentukan seberapa cepat biaya hidup bagi konsumen meningkat.

2.2. Permasalahan dalam Menghitung Biaya Hidup


Target dari indeks harga konsumen adalah mengukur perubahan-perubahan pada
biaya hidup. Dengan kata lain, indeks harga konsumen mencoba untuk mengukur berapa
banyak penghasilan yang harus dinaikkan untuk memelihara standar hidup yang konstan.
Terdapat tiga permasalahan dengan indeks yang sudah diketahui dengan luas, tetapi
masih sulit dipecahkan.
1. Bias substitusi
Ketika harga-harga berubah dari satu tahun ke tahun yang lain, harga-harga
tersebut tidak berubah secara seimbang. Ada harga yang naik leih tinggi dari harga-
harga lainnya. Konsumen merespons perubahan harga yanng berbeda ini dengan
membeli lebih sedikit barang barang yang harganya naik tinggi dan memebeli barang
barang yang harganya naik sedikit atau bahkan yang harganya mungkin turun . dengan
kata lain, konsumen beralih pada barang barang yang relatif lebih tidak mahal. Jika
indeks harga dihitung dengan mengasumsikankeranjang barang tetap, maka indeks
harga ini menghilangkan kemungkinan substitusi (atau penggantian) yang dilakukan
oleh konsumen sehingga terlalu melebih lebihkan kenaikan biaya hidup dari satu tahun
ke tahun berikutnya.
Misalnya, dalam satu tahun harga apel lebih murah daripada buah pir, sehingga
konsumen lebih banyak membeli buah apel daripada buah pir. Ketika ekonomi
statistika menetapkan isi keranjang barang dan jasa. Buah apel lebih banyak

3
dimasukkan daripada buah pir. Andaikan pada tahun berikutnya harga buah pir lebih
murah dari apel, maka konsumen akan merespon perubahan harga tersebut dengan
mengonsumsi lebih banyak pir daripada apel. Namun demikian, pakar statistika
mengasumsikan bahwa konsumen tetap membeli apel yang harganya sedang mahal
dengan jumlah yang sama seperti tahn sebelumnya. Oleh karena itu indeksakan
menghitung peningkatan biaya hidup yang lebih besar.
2. Permasalahan kedua dengan indeks harga konsumen adalah munculnya barang-barang
yang baru.
Ketika barang baru diperkenalkan, para konsumen memiliki varietas lebih
banyak yang dapat mereka pilih. Ragam produk yang lebih besar, pada giliran, akan
membuat uang lebih bernilai, sehingga konsumen membutuhkan uang lebih sedikit
untuk memelihara standar hidup yang ada. Namun , karena indeks harga konsumen
didasarkan pada keranjang tetap barang dan jasa, indeks harga konsumen tidak
mencerminkan perubahan pada daya beli uang ini.
Contohnya, ketika media online diperkenalkan pada pasar, seperti kompas.com,
konsumen dapat membacanya di sela-sela waktu kosong dimana pun mereka berada.
Dibandingkan dengan media cetak, seperti koran, pilihan ini memberikan kenyamanan
yang lebih besar dan biaya yang lebih murah.
Sebuah indeks biaya hidup yang sempurna seharusnya menunjukkan bahwa
pemasaran media online mengakibatkan penurunan biaya hidup. Bagaimanapun juga,
indeks harga konsumen tidak mennjukkan penurunan sebagai dampak dari
dipasarkannya media online.
3. Permasalahan ketiga dalam indeks harga konsumen adalah perubahan kualitas yang
tidak terukur.
Masalah ketiga adalah perubahan kualitas yang tidak terukur. Jika kualitas
suatu barang memburuk dari tahun ke tahun, nilai uang akan jatuh sekalipun harga
barangnya tetap. Demikian pula apabila kualitas barang tersebut meningkat dari tahun
ke tahun, nilai uang akan meningkat (mankiw,2006:35).
Pakar statistika berusaha untuk memperhitungkan perubahan kualitas ini. Jika
kualitas suatu barang dalam keranjang berubah, misalnya sebuah mobil jenis baru
memilliki tenaga yang lebih besar atau penggunaan bahan bakarnya lebih hemat,
ekonomi statistika berusaha menyesuaikan harga barang tersebut dengan perubahan
kualitasnya.
Pada pokoknya, ekonomi statistika mencoba menghitung harga sekeranjang
barang dan jasa yang kualitasnya tetap. Walaupun demikian, perubahan kualitas tetap
merupakan suatu masalah karena kualitas sangat sulit di ukur.

4
2.3. Perbedaan Deflator PDB dan IHK
Deflator PDB dan juga IHK itu berbeda, terlihat dari pengert iannya.
Perbedaan tersebut bisa dipahami dengan ilustrasi, yaitu IHK dan deflator
PDB akan terasa pentingnya ketika harga minyak berubah dan suatu Negara
benar-benar bergantung pada minyak impor untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Akibatnya, minyak dan produk minyak seperti bensin menjadi bagian belanja
konsumen yang jauh lebih besar daripada bagian PDB.Ketika harga minyak naik, IHK
naik lebih banyak daripada deflator PDB.Perbedaan kedua dan yang lebih tidak kentara
adalah deflator PDB dan indeks harga konsumen berhubungan dengan bagaimana
beragam harga ditimbang untuk menghasilkan sebuah angka untuk tingkat harga
keseluruhan.
IHK membandingkan harga keranjang tetap barang dan jasa dengan harga
keranjang pada tahun basis. Sebaliknya, deflator PDB membandingkan harga
barang dan jasa yang sekarang ini diproduksi dengan harga barang dan jasa yang
sama pada t ahun basis. Oleh karena it u kelo mpok barang dan jasa yang
digunakan unt uk menghit ung deflator PDB berubah secara otomat is
sepanjang wakt u. Perbedaanya tidak penting ketika semua harga berubah
secara proporsional. Namun, jika harga-harga barang dan jasa yang berbeda
berubah dalam jumlah yang beragam, cara kita menimbang harga-harga yang
beragam ini akan berarti penting bagi laju inflasi keseluruhan.
Untuk lebih memudahkan perbedaan Deflator PDB dengan IHK, bisa lihat tabel
di bawah ini :
DEFLATOR PDB (GDP) IHK (CPI)
Barang dan jasa yang diproduksi. Barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen.
Hanya produk domestic, bukan barang impor. Barang impor termasuk IHK.
Menerapkan timbangan yang berubah. Menerapkan timbangan tetap pada harga
barang yang berbeda-beda.
Diupdate / diperbaharui mengikuti Diupdate / diperbaharui 4/5 tahun sekali.
perkembangan terkini.

2.4. Nilai Uang di Berbagai Waktu


Pernahkah kita menyadari bahwa di tahun 2000an, membeli satu kilo telur hanya
berkisar Rp.8000,00. Sedangkan sekarang, harga satu kilo telur bisa mencapai Rp
20.000,00. Selain harga telur, masih banyak harga kebutuhan lainnya yang dulunya bisa
didapat dengan harga murah namun hari ini kita harus membayarnya lebih mahal. Ini
artinya, nilai uang akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang menyebabkan
adanya perbedaan nilai uang.

5
Nilai uang di masa lalu memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada masa sekarang,
dan uang di masa sekarang memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
uang yang ada di masa depan. Hal inilah yang menimbulkan konsep “nilai waktu atas
uang”
Konsep nilai waktu atas uang merupakan konsep menghitung nilai uang yang
berkaitan dengan waktu. Sehingga dapat dinyatakan bahwa waktu merupakan variable
yang dapat mengubah dan membuat perbedaan antara nilai uang di satu waktu dengan
waktu lainnya.
Gambaran (pemisalan) yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut :Michael
Berg adalah seorang manajer pada tahun 1968 yang upah mingguannya senilai $253.
Jika nilai itu dibawa ke masa sekarang, maka apakah upah mingguannya lebih
tinggi/rendah jika dibandingkan dengan upah saat ini?
Sebelum melangkah untuk menjawab gambaran diatas, maka harus diketahui
terlebih dahulu tingkat harga tahun 1968 dan tingkat harga pada tahun ini. Caranya
adalah kita harus mengubah nilai dollar pada tahun 1968 ke dalam nilai dollar pada hari
ini dengan menginflasi upah mingguan Michael Berg. Koreksi Inflasi ini ditentukan oleh
indeks harga.
Statistik pemerintah menunjukan indeks harga konsumen sebesar 9,7 untuk tahun
1968 dan 96,2 untuk tahun 2020. Dengan demikian, tingkat harga keseluruhan telah
mengalami kenaikan sebesar 9,9 (hasil dari 96,2/9,7). Jika kedua tingkat harga masing-
masing tahun sudah diketahui, kita dapat mengukur upah Michael Berg dalam nilai dollar
di tahun 2021. Penghitungannya :
 Upah Michael Berg berdasarkan nilai dollar 2020
= Upah dalam nilai dollar tahun 1968 x Tingkat harga tahun 2021
Tingkat harga tahun 1968
92,6
= $253 x 9,7

= $2.509,1
Kesimpulan :
Upah Michael Berg tahun 1968 setara dengan upah hari ini sebesar $2.509,1
yang jika dibawa kedalam rupiah maka dapat dilihat perbandingannya sebagai
berikut :
$1 = Rp 378/tahun1968
$1 = Rp 13.976/12 februari 2021
Kemudian nilai tukar mata uang ini kita terapkan pada upah Michael Berg
untuk tahun 1980 dan 2021 dan digambarkan dengan table berikut :
Upah Michael Berg Dollar AS Rupiah
1968 $253 Rp 95.634,00

6
2021 $2.509,1 Rp 35.065.784,00

Upah Michael seperti diatas menunjukan perbedaan nilai mata uang dari
waktu ke waktu. Perbedaan antara nilai uang di tahun 1968 dengan tahun 2021
sangatlah terlihat jelas terutama ketika nilainya dijadikan ke rupiah. Melihat nilai
upah Michael Berg pada tahun 2021 bahkan melewati upah manajer sekarang bahkan
upah PNS sekalipun.

2.5. Menetapkan Indeks untuk Mengoreksi Dampak Inflasi


 Indeks
Menurut KBBI, indeks adalah daftar harga sekarang dibandingkan dengan harga
sebelumnya menurut persentase untuk mengetahui turun naiknya harga barang. Dari
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa indeks harga mengacu pada perbandingan
antara harga rata-rata pada tahun yang dihitung dengan harga rata-rata pada tahun
sebelumnya.Secara umum indeks harga memiliki tujuan untuk mengambil arah atau
menentukan ukuran dalam perubahan ekonomi yang terjadi. Variabel ekonomi tersebut
merupakan ukuran keadaan ekonomi dalam suatu negara.
Dengan adanya sebuah indeks maka suatu sistem pemerintahan maupun
perusahaan dapat menentukan jumlah pembelian suatu bahan produksi maupun
penggunaan jasa tertentu. Umumnya fungsi serta tujuan utamanya adalah sebagai
penentu terkait peredaran barang maupun jasa tertentu dalam sebuah sistem.
Indeks harga terbagi menjadi 4, yaitu :
1. Indeks Harga Konsumen atau IHK
Indeks harga konsumen adalah indeks yang menghitung perubahan rata-rata
harga barang dan jasa yang dikonsumsi dari waktu ke waktu oleh konsumen.Biasanya
suatu negara menggunakan IHK untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi, selain itu
dapat menjadi pertimbangan dalam menyesuaikan gaji, upah, dana pensiun, dan
kontrak lainnya. Indeks Harga Konsumen (IHK) diambil dari rata-rata empat kelompok,
yaitu kelompok makanan, perumahan, barang, dan jasa.
2. Indeks Harga Produsen atau IHP
Indeks Harga Produsen merupakan indeks harga yang menunjukan perubahan
harga pembellian barang oleh para produsen. Perubahan angka yang terjadi merupakan
angka yang mengalami perubahan harga barang maupun jasa pada fase produksi.
Dalam index yang satu ini barang yang dimaksud merupakan barang baku atau bisa
disebut sebagai bahan mentah.
3. Indeks Harga Petani
Indeks Harga Petani merupakan suatu indeks harga yang harus dibayar oleh
petani baik untuk biaya hidup maupun biaya produksi termasuk juga biaya hipotek,
pajak, upah, dsb. Rasio antara indeks harga yang dibayar dan diterima dalam waktu

7
tertentu disebut rasio paritas. Secara spesifik Indonesia merupakan negara agraris,
sehingga bisa dibilang jumlah petani di Indonesia sendiri cukup banyak. Dengan
adanya kondisi tersebut, maka dikeluarkanlah kebijakan perekonomian yang berkaitan
dengan kegiatan peningkatan perekonomian dan kesejahteraan bagi para petani
4. Indeks Implisit
Indeks Implisit adalah metode pembanding yang membandingkan antara
pertumbuhan ekonomi dalam kajian nominal serta pertumbuhan ekonomi yang bersifat
riil. Dasar dari perhitungan indeks implisit ini adalah perhitungan dengan melibatkan
seluruh kapasitas barang yang akan mengalami produksi.Indeks harga implisit juga
dapat menentukan nilai inflasi yaitu dengan menggunakan harga dasar GNP atau PDB
deflator.

 Inflasi
Inflasi secara sederhana diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan
terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang
saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan
kenaikan harga pada barang lainnya. Naiknya harga barang dan jasa tersebut
menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan
sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.
Kenaikan harga barang terus menerus atau inflasi terjadi bukan tanpa sebab.
Secara umum, ada beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi, antara lain:
1. Meningkatnya jumlah permintaan atau demand pada suatu jenis barang tertentu.
Saatpermintaan naik, namun stok atau suplai terbatas, pasti akan terjadi lonjakan
harga.
2. Biaya produksi sebuah barang atau jasa mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan
karena terjadi peningkatan harga bahan baku maupun upah pekerja. Dari situlah,
produsen akan mengambil tindakan mengerek harga jual barang atau jasa.
3. Saat jumlah uang yang beredar di masyarakat cukup tinggi. Ketika jumlah uang yang
ada di masyarakat meningkat hingga dua kali lipat, harga barang pun akan
mengalami peningkatan yang setara. Hal ini disebabkan karena kenaikan daya beli
masyarakat, tetapi stok barang tetap statis.
Adapun jenis-jenis inflasi, antara lain:
1. Inflasi dilihat dari tingkat keparahan.
- Inflasi ringan. Kenaikan harga barang masih di bawah angka 10% dalam
setahun
- Inflasi sedang. Kenaikan harga hingga 30% per tahun
- Inflasi tinggi. Kenaikan harga barang atau jasa berkisar 30%-100%

8
- Hiperinflasi. Kenaikan harga barang melampaui angka 100% per tahun. Dalam
situasi tersebut, kebijakan fiskal dan moneter dari otoritas seringkali tak
memberi dampak signifikan.
2. Inflasi berdasarkan asalnya, dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
- Inflasi yang berasal dari domestik (domestic inflation)
Penyebabnya meningkatnya jumlah uang beredar di masyarakat, kenaikan harga
barang atau jasa, permintaan masyarakat tinggi, suplai terganggu atau terbatas,
biaya produksi naik, dan masih banyak lainnya.
- Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)
Penyebabnya harga barang-barang impor atau yang berasal dari luar negeri
semakin mahal karena kenaikan harga di negara asalnya.
 Hubungan Indeks dengan Inflasi
Nilai dan tingkat inflasi ditentukan oleh indikator indeks harga, yaitu Indeks
Harga Konsumen (IHK). Namun tidak hanya IHK saja, tingkat inflasi juga bisa
dihitung berdasarkan GNP atu PDB deflator.Selain itu, hubungan IHK dengan Inflasi
antara lain :
- Perkembangan IHK yang menjadi patokan oleh pemerintah saat menghitung laju
inflasi akan dijadikan sebuah pertimbangan untuk menentukan kenaikan gaji PNS
yang biasanya kemudian diikuti oleh perusahaan swasta, namun dengan
pertimbangan yang berbeda.
- Nilai IHK dan inflasi dapat digunakan pemerintah saat menentukan batasan dari
harga jual produk agar tidak lagi ada pihak yang merasa dirugikan. Sehingga
pemerintah dapat menetapkan kebijakan harga maksimum dimana akan
melindungi dari sisi konsumen serta minimum untuk melindungi dari sisi produsen.
- Perkembangan IHK dan laju inflasi dapat menggambarkan bagaimana tingkat dari
kemajuan perekonomian suatu negara.
- Pergerakan dari IHK dan Inflasi dapat dijadikan cara untuk mengetahui berbagai
macam faktor yang dapat memicu atau menghambat kemajuan serta kemandekan
ekonomi.
- IHK dan Inflasi dapat menggambarkan jumlah serta ketersediaan barang maupun
jasa. Biasanya saat nilai IHK terus menanjak, maka pembelian persediaan dapat
dipercepat untuk menghindar pembelian persediaan yang lebih tinggi.

 Contoh Soal
Rumus :
𝐼𝐻𝐾𝑛 − 𝐼𝐻𝐾𝑛−1
(1) In = 𝐼𝐻𝐾𝑛−1
x 100%
𝐷𝑓𝑛 − 𝐷𝑓𝑛−1
(2) In = 𝐷𝑓𝑛−1
x 100%
In = inflasi

9
IHKn = Indeks Harga Konsumen tahun dasar
IHKn–1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya
Dfn = GNP atau PDB deflator berikutnya
Dfn–1 = GNP atau PDB deflator tahun sebelumnya

Contoh soal :
Diketahui Indeks Harga Konsumen di akhir tahun 2010 mencapai 125,17 dan di akhir
tahun 2011 naik menjadi 129,91. Tentukan tingkat inflasi yang terjadi di tahun 2011!
Jawab:
Karena pada soal diketahui IHK, penyelesaian soal dapat menggunakan rumus (1)
Dik :
- IHK2011 = 129,91
- IHK2010 = 125,17
Dit : In = ….?
Jawab :
𝐼𝐻𝐾2011 − 𝐼𝐻𝐾2010
In = 𝑥 100%
𝐼𝐻𝐾2010
129,91 − 125,17
In = 𝑥 100%
125,17
In = 3,787 %
Jadi, nilai tingkat inflasinya sebesar 3,787 % termasuk dalam kategori ringan.

Perubahan nilai IHK dan Inflasi ini dapat dijadikan bahan patokan untuk
mengetahui berbagai macam faktor yang dapat memicu atau menghambat kemajuan
ekonomi suatu negara. Dengan mengetahui nilai dan tingkat inflasi tersebut, pemerintah
dapat menetapkan kebijakan untuk menanggulangi dampak atau mencegah timbulnya
inflasi pada negara bersangkutan.

2.6. Menghitung Suku Bunga Nominal dan Riil


Menurut N. Grerory Mankiw (2006:43) Tingkat suku bunga dapat dibedakan
secara makro yakni suku bunga nominal (Nominal Interest Rate) dan suku bunga riil
(Real Interest Rate). Tingkat suku bunga nominal adalah tingkat bunga yang dapat
diamati dipasar yakni tingkat bunga yang dibayar oleh bank dengan tidak
memperhitungkan inflasi. Sedangkan, tingkat suku bunga riil adalah konsep yang
mengukur tingkat suku bunga dengan mengukur tingkat pengembalian yang telah
dikurangi inflasi yang menunujukan kenaikan daya beli masyarakat yang didalamnya
sudah memperhitungkan inflasi.
Kemunculan tingkat suku bunga karena masyarakat yang tidak memiliki uang dan
ingin mempunyai uang harus membayar sesuatu kepada yang memiliki uang dan yang

10
memberikan pinjaman sebagai imbalan, sehingga disebut bunga. Tingkat suku bunga
adalah jumlah yang diterima sesuai dengan jumlah yang dipinjamkan, biasanya
dinyatakan dalam bentuk persentase (Mennis, 1991)
Suku Bunga Riil = Suku Bunga Nominal – Tingkat Inflasi
Suku Bunga Nominal = Suku Bunga Riil + Ekspetasi Inflasi
Sederhananya, dapat diilustrasikan bahwa suku bunga riil merupakan selisih
antara suku bunga nominal dan tingkat inflasi. Sementara itu, suku bunga nominal
menunjukkan seberapa cepat jumlah uang Anda di bank bertambah dalam suatu periode.
Hubungan antara tingkat bunga nominal dan riil dapat digambarkan sebagai berikut:
(Bodie,1999)
Jika R adalah bunga nominal, r adalah tingkat riil, dan i adalah tingkat inflasi maka:
r=R-i
𝑅−1
𝑟=
1+𝑖
Misalkan, Seulgi meminjam uang di Bank CVB, dan bank meminta pengembalian
(bunga) sebesar 3% dan memperkirakan inflasi di tahun depan adalah sebesar 3%. Maka,
berdasarkan persamaan diatas bank akan mengenakan suku bunga nominal sebesar 6%.
Dan Ketika bank tersebut memperkirakan ternyata suku bunga akan lebih tinggi, menjadi
4%. Maka, suku bunga nominal yang mereka kenakan adalah 7%.
Untuk menghitung suku bunga riil, mulailah dengan indeks harga konsumen (CPI)
dan data suku bunga nominal. Costumer Price Index adalah nomor indeks yang
mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga
(household).
Tahun Data CPI Data Suku Bunga Nominal
1 100 -
2 110 15%
3 120 13%
4 115 8%

Untuk menghitung prediksi tingkat inflasi di masa depan dapat menggunakan rumus:
i = [CPI (tahun ini) – CPI (tahun lalu) / CPI (tahun lalu)]
Jadi tingkat inflasi ditahun ke 2 adalah [110-100]/100 = 0,1 = 10%
Untuk tahun ke 3 = 9,1%
Untuk tahun ke 4 = -4,2%
Menghitung tingkat bunga riil, menggunakan persaman fisher r = n – i
Tahun 1 = -
Tahun 2 = 15% - 10% = 5%
Tahun 3 = 13% - 9,1% = 3,9%

11
Tahun 4 = 8% - (-4,2%) = 12,2%

BAB III
PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan
Indeks harga konsumen (IHK) (Consumer Price Index-CPI) merupakan
pengukuran keseluruhan biaya dari barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen. adapun
langkah-langkahnya yaitu yang pertama, melakukan survey konsumen untuk menentukan
keranjang barang. Kedua, mencari harga tiap barang pada tiap tahunnya. Ketiga,
menghitung biaya keranjang barang pada tiap tahunnya. Keempat, memilih salah satu
tahun sebagai tahun dasar dan menghitung harga indeks konsumen pada tiap tahunnya.
Kelima, harga indeks konsumen untuk menghitung tingkat inflansi dari tahun
sebelumnya.
Target dari indeks harga konsumen adalah mengukur perubahan-perubahan pada
biaya hidup.Terdapat tiga permasalahan dengan indeks yaitu bias substitusi, munculnya
barang-barang yang baru, dan perubahan kualitas yang tidak terukur. IHK
membandingkan harga keranjang tetap barang dan jasa dengan harga keranjang
pada tahun basis.
Sementara, deflator PDB membandingkan harga barang dan jasa yang
sekarang ini diproduksi dengan harga barang dan jasa yang sama pada t ahu n
basis. N ilai uang akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang menyebabkan
adanya perbedaan nilai uang.Nilai dan tingkat inflasi ditentukan oleh indikator indeks
harga, yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK). Namun tidak hanya IHK saja, tingkat inflasi
juga bisa dihitung berdasarkan GNP atu PDB deflator.

12
DAFTAR PUSTAKA

Admin SE. (5 Maret 2019). Perbedaan Antara Suku Bunga Minimal dan Suku Bunga
Riil. Diakses tgl 10 Februari 2021, dari https://www.situsekonomi.com/2019/03/suku-bunga-
nominal-dan-riil.html?m=1
Administrator Tempo. (25 Februari 2019). Menghitung-hitung Suku Bunga Riil.
Diakses tanggal 10 Februari 2021, dari https://majalah.tempo.co/amp/ekonomi-
danbisnis/22103/menghitung-hitung-suku-bunga-riil
Greenlane. (30 Juli 2019). Mana Yang Lebih Baik, Suku Bunga Nominal atau Riil?.
Diakses tanggal 10 Februari 2021, dari https://www.greelane.com/id/sains-teknologi-
matematika/ilmu-sosial/calculating-real-interest-rates-1146229/
Jurusan Ekonomi. (Juli 2017). Suku Bunga Minimal vs Riil. Diakses tgl 10 Februari
2021, dari http://jurusan-ekonomi.blogspot.com/2008/07/suku-bunga-nominal-vs-
riil.html?m=1
Mankiw, N. Gregory, Euston Quah, Peter Wilson. 2014. Pengantar Ekonomi Makro.
Jakarta: Salemba
Ramadhani, N. (Maret 2020). Mengenal Hubungan IHK dengan Inflasi Lebih dalam.
Diakses tgl 10 Februari 2021, dari www.akseleran.co.id:
https://www.akseleran.co.id/blog/ihk-adalah/
Samuelsp15. (2018). Inflasi. Diakses tanggal 11 Februari 2021, dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Inflasi
Teguh Riyanto. (Juni 2016). Mengenal Konsep Nilai Waktu Terhadap Uang. Diakses
tgl 11 Februari 2021, dari https://zahiraccounting.com/id/blog/mengenal-konsep-nilai-waktu-
terhadap-uang/
Tiyas. (Desember 2020). Indeks Harga. Diakses tgl 10 februari 2021, dari
www.yuksinau.id :https://www.yuksinau.id/indeks-harga /
Universitas Bung Hatta. (16 Agustus 2020). Definisi Nilai Waktu Atas Uang, Konsep,
Manfaat, dan Contohnya. Diakses tanggal 10 Februari 2021, dari
https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/309-definisi-nilai-waktu-atas-uang-
konsep-manfaat-dan-contohnya

13

Anda mungkin juga menyukai