Anda di halaman 1dari 11

RESUME

TEORI PENAWARAN ISLAM


DOSEN PENGAMPU:
Reni Ria Armayani Hsb, M.E.I

MATA KULIAH:
EKONOMI MIKRO ISLAM II

OLEH
Kelompok 7:

1. Annisa Zahra (0501192051)


2. M. Rifqi Akbar (0501192111)
3. Sri Rahayu (0501193169)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARAFAKULTAS


EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI EKONOMI ISLAM T.A 2020/2021
Penawaran dan Hukum Penawaran

1. Penawaran
Penawaran, dalam ilmu ekonomi adalah banyaknya barang atau jasa yang
tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat
harga selama periode waktu tertentu. Penawaran dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Antara lain harga barang, tingkat teknologi, jumlah produsen di pasar,
harga bahan baku, serta harapan, spekulasi, atau perkiraan.

Di antara faktor-faktor di atas, harga barang dianggap sebagai faktor


terpenting dan sering dijadikan acuan untuk melakukan analisis penawaran. Harga
berbanding lurus dengan jumlah penawaran. Jika harga tinggi, maka produsen
akan berlomba-lomba menjajakan barangnya sehingga penawaran meningkat.
Sementara itu, jika harga turun, maka produsen akan menunda penjualan atau
menyimpan produknya di gudang sehingga jumlah penawaran akan berkurang.

Faktor teknologi akan memengaruhi output barang atau jasa yang akan
dihasilkan produsen. Semakin tinggi teknologi, semakin cepat barang dihasilkan,
maka semakin besar pula penawaran yang terjadi. Harga-harga barang lain,
termasuk di antaranya harga bahan baku, juga ikut memengaruhi penawaran.
Semakin mahal harga bahan baku, semakin mahal pula harga produk yang
dihasilkan. Namun biasanya, kenaikan harga bahan baku cenderung mengurangi
keuntungan yang diterima oleh produsen, sehingga produsen akan mengurangi
tingkat produksi dan mengurangi tingkat penawaran.

Teori mikro ekonomi selalu didefinisikan oleh ahli ahli ekonomi sebagai
sutau bidang studi dalam ilmu ekonomi yang menerangkan tentang kegiatan dalam
bagian bagian kecil dari keseluruhan perekonomian, salah satunya teori
penawaran.

Penawaran (supply) dalam ilmu ekonomi adalah banyaknya barang atau


jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada
setiap waktu tertentu.Jadi penawaran dapat didefinisikan yaitu banyaknya barang
yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu, dan
pada tingkat harga tertentu.

Hukum penawaran menerangkan apabila harga sesuatu barang meningkat,


kuantitas barang ditawar akan meningkat dan apabila harga sesuatu barang
menurun, kuantitas barang yang ditawar akan menurun. Hukum ini menunjukkan
wujud hubungan positif antara tingkat harga dan kuantitas barang yang ditawar.
Hal ini disebabkan karena harga yang tinggi memberi keuntungan yang lebih
kepada produsen, jadi produsen akan menawarkan lebih banyak barang. Harga
yang tinggi menyebakan produsen berpendapat barang tersebut sangat diminta
oleh konsumen tetapi penawarannya kurang di pasaran. Produsen akan
menambahkan penawaran untuk memenuhi permintaan.

penawaran yaitu teori yang menerangkan sifat penjual dalam menawarkan


barang yang akan dijual. Gerakan sepanjang dan pergeseran kurva penawaran
perubahan dalam jumlah yang ditawarkan dapat berlaku sebagai akibat dari
pergeseran kurva penawaran. Dengan kata lain definisi penawaran bisa juga
dijelaskan dengan proses atau gejala sustitusi pada umumnya sumber sumber dan
teknik produksi yang digunakan oleh seorang produsen dapat digunakan untuk
memproduksi berbagai macam dan jumlah produk.1
Adapun jenis-jenis penawaran yaitu:
a) Penawaran individu
Penawaran individu adalah jumlah barang dan/atau jasa yang ditawarkan seorang
penjual atau produsen pada waktu, tempat dan satuan harga tertentu.
b) Penawaran Pasar
Penawaran pasar adalah jumlah barang dan/atau jasa yang ditawarkan penjual
atau beberapa orang produsen pada waktu, tempat dan satuan harga tertentu.

1
Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer. Gema Insani Press. Jakarta. 200
2. Hukum Penawaran

Hukum penawaran menunjukkan hubungan harga dengan jumlah barang


yang ditawarkan. Hukum penawaran berbunyi “jika harga barang turun, maka
jumlah barang yang ditawarkan turun, dan sebaliknya, jika harga barang naik,
maka jumlah barang yang ditawarkan naik.” Dalam hukum penawaran, semakin
tinggi harga, suatu barang semakin banyak pula jumlah barang yang ditawarkan.
semakin rendah harga suatu barang, maka jumlah yang ditawarkan juga akan
semakin sedikit.

Hal ini terjadi karena ketika harga sedang tinggi-tingginya, tentu penjual
ingin mendapat keuntungan yang lebih banyak. Akhirnya, penjual ingin menjual
lebih banyak barang agar keuntungannya berlipat. Dan sebaliknya, saat harga
barang turun, maka penjual seolah tidak se-ambisius sebelumnya. Sehingga
hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan adalah hubungan
positif. Hal tersebutlah menyebabkan mengapa bentuk kurva permintaan turun
dari kiri atas ke kanan bawah seperti gambar berikut ini.

Gambar 1. Kurva Penawaran Bentuk Linier

Gambar 2. Kurva Penawaran Bentuk Non Linier


Gambar 1 menjelaskan bahwa pada saat harga P1, jumlah barang yang ditawarkan
sebanyak Q1. Saat harga turun menjadi P2, maka jumlah barang yang ditawarkan
turun menjadi Q2. Gambar kurva penawaran di atas berupa garis linear/lurus.

Kurva penawaran non linear pada Gambar 2 di atas berupa garis lengkung yang
naik dari kiri bawah ke kanan atas. Pada saat harga P1, maka jumlah barang yang
ditawarkan Q1 dan pada saat harga turun menjadi P2, maka jumlah yang
ditawarkan menjadi Q2.

3. Penawaran Dalam Ilmu Ekonomi


Penawaran barang atau jasa didefinisikan sebagai kuantitas barang atau jasa
yang orang bersedia untuk menjualnya pada berbagai tingkat harga dalam suatu
periode waktu tertentu. Jika diperhatikan definisi permintaan dan penawaran hanya
berbeda pada satu kata, jika permintaan menggunakan kata membeli sedangkan
penawaran menggunakan kata menjual. Seperti juga dalam permintaan, analisis
penawaran juga mengasumsikan suatu periode waktu tertentu, dan faktor-faktor
penentu penawaran selain harga barang dianggap tidak berubah (ceteris paribus).
Penawaran secara harfiah adalah perilaku seseorang untuk menawarkan barang
atau jasakepada orang lain. Namun pada ilmu ekonomi penawaran terbagi menjadi
dua yaitu:

1) Penawaran mikro
Penawaran jenis ini adalah penawaran perorangan, dimana produsen menawarkan
barang atau jasa kepada konsumen.
2) Penawaran makro
Pada jenis ini lebih memfokuskan pada kondisi pasar secara menyeluruh.
Hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan harga barang adalah
hubungan searah. Jika harga barang tinggi maka akan lebih banyak orang yang
melihat potensi mendapat keuntungan dengan menjual barang yang diproduksi
atau dimilikinya, sehingga jumlah penawaran barang tersebutpun tinggi.
Sebaliknya apabila harga turun maka jumlah penawaranpun akan turun. Lebih
sedikit orang yang deapat memperoleh keuntungan dari harga yang rendah akan
menunda penjualan, akibatnya jumlah penawaran di pasarpun berkurang.

Contoh, apabila harga es krim naik dari Rp 5.000 per bungkus menjadi Rp 7.000 per
bungkus, maka penjual es krim akan menambah jumlah barang yang ditawarkan.
Tujuannya jelas yaitu untuk menambah laba atau keuntungan. Apabila harga es krim
turun dari Rp 5.000 menjadi Rp 4.000, maka penjual es krim akan mengurangi jumlah
produksi es krimnya. Tujuannya untuk Dalam menganalisis penawaran perlu pula
dibedakan antara penawaran (supply) dan jumlah penawaran (Quantity Suppliied).
Perbedaan diantara keduanya sama seperti ketika kita membedakan antara permintaan
(demand) dengan jumlah permintaan (quantity demand) secara ringkas bisa dikatakan
bahwa perubahan pada harga barang atau jasa mengakibatkan perubahan pada jumlah
penawaran barang atau jasa tersebut.
Seperti juga permintaan, penawaran terhadap suatu barang tidak hanya
dipengaruhi harga barang tersebut. Banyak faktor-faktor lain yang
mempengaruhi penawaran suatu barang selain harga barang tersebut. Perubahan
pada setiap faktornya akan menyebabkan kurva penawaran bergeser. Adapun arah
pergeseranya bergantung kepada efek perubahan masing-masing variabel terhadap
jumlah penawaran pada harga yang tetap.2 Jenis-jenis penawaran:
1) Penawaran individu
Penawaran individu adalah jumlah barang dan/atau jasa yang ditawarkan
seorangpenjual atau produsen pada waktu, tempat dan satuan harga tertentu.
2) Penawaran pasar

2
Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomi Mikro (Yogyakarta: BPFF, 1991), hal, 114-115
Penawaran pasar adalah jumlah barang dan/atau jasa yang ditawarkan sekelompok
penjual atau produsen pada waktu, tempat dan satuan harga tertentu.
Peran penawaran sangat penting dalam dunia ekonomi, karena dapat
digunakan sebagai analisis ekonomi mikro. Penawaran juga dapat digunakan
sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ilmu ekonomi lainnya. Dari
penawaran dapat digunakan sebagai perkiraan harga yang berfungsi sebagai
penyeimbang antara kuantitas yang diminta dan kuantitas yang ditawarkan dalam
pasar yang komperatif.
Fungsi penawaran:

Jika kamu adalah penjual/pedagang, maka pada saat harga sebuah barang naik,
maka kamu akan berusaha menjual barang tersebut secara banyak untuk
mendapatkan keuntungan. Sementara jika harga turun, maka kamu akan malas
menjual sebuah barang karena tidak akan mendapatkan keuntungan yang besar.

Jadi bisa diketahui, bahwa hubungan anatar harga dan barang pada fungsi
penawaran selalu berbanding lurus. Nah, penawaran ini adalah banyaknya barang
atau jasa yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen dalam jangka waktu
tertentu. Hubungan antara banyaknya barang yang ditawarkan dan harga dapat
dilihat melalui fungsi umum.

B. Teori Penawaran Islami


Seperti halnya pada permintaan yang diturunkan dari fungsi konsumsi, maka
teori penawaran hakikatnya adalah derivasi dari perilaku individu-individu
perusahaan dalam analisis biayanya. Setiap perusahaan hanya akan berproduksi
jika harga barang yang berlaku lebih tinggi daripada biaya variabel rata-ratanya.
Pada dasarnya terdapat garis harga yang tak terbatas jumlahnya di atas titik
perpotongan antara kurva biaya marginal dengan kurva biaya variabel rata-rata.
Dari sinilah kita dapat menemukan beberapa kuantitas yang dapat ditawarkan
pada setiap tingkatan harga.
Secara umum tidak banyak perbedaan antara teori permintaan konvensional
dengan Islami sejauh hal itu dikaitkan dengan variabel atau faktor yang turut
berpengaruh terhadap posisi penawaran. Bahkan bentuk kurva secara umum pada
hakikatnya sama. Satu aspek penting yang memberikan suatu perbedaan dalam
pespektif ini kemungkinan besar berasal dari landasan filosofi dan moralitas
yang didasarkan pada premis nilai-nilai Islam.

Yang pertama adalah bahwa Islam memandang manusia secara umum, apakah
sebagai konsumen atau produsen, sebagai suatu objek yang terkait dengan nilai-
nilai. Nilai-nilai yang paling pokok yang didorong oleh Islam dalam kehidupan
perekonomian adalah kesederhanaan, tidak silau dengan gemerlapnya kenikmatan
duniawi (zuhud) dan ekonomis (iqtishad). Inilah nilai-nilai yang seharusnya
menjadi trend gaya hidup Islamic man. Yang kedua adalah norma-norma Islam
yang selalu menemani kehidupan manusia yaitu halal dan haram. Produk-produk
dan transaksi pertukaran barang dan jasa tunduk kepada norma ini. Hal-hal yang
diharamkan atas manusia itu pada hakikatnya adalah barang-barang atau
transaksi-transaksi yang berbahaya bagi diri mereka dan kemaslahatannya.

Dalam perspektif ekonomi Islam, manusia diinjeksi dengan norma moral Islam
sehingga nafsu untuk memenuhi keinginannya tidak selalu dipenuhi.
Demikian juga cara untuk memenuhi keinginan tersebut senantiasa dikaitkan
dengan norma moral Islam yang selalu menemaninya ke mana saja dan di mana
saja. Karena itu, semua barang dan jasa yang diproduksi dan ditawarkan ke pasar
mencerminkan kebutuhan riil dan sesuai dengan tujuan syariah itu sendiri
(maqashid syariah). Dalam perspektif ini tidak dimungkinkan produksi barang
yang tidak berguna secara syar‟i.

Membahas teori penawaran islami, kita harus kembali kepada sejarah


penciptaan manusia. Bumi dan manusia tidak diciptakan pada saat yang sama,
bumi berevolusi sedemikian rupa sampai suatu saat segalanya siap untuk manusia.
Ketika itulah manusia pertama diciptakan dan diturunkan kemuka bumi. Dari
refleksi ini Allah SWT, telah mempersiapkan bumi ini untuk kepentingan
manusia. Karena pada intinya teori penawaran Islami tidak terlepas dari kaidah
dan ketentuan yang digaris Allah kepada manusia dalam melakukan kegiatan
produksi. Dalam melakukan pengolahan alam, manusia harus senantiasa menjaga
kesinambungan kehidupan disekitarnya, dan jangan sampai melakukan perusakan.
Kegiatan produksi juga dianjurkan terhadap barang- barang yang bermanfaat, dan
diolah secara halal dan dibenarkan dalam syariat. Tidak dibenarkan melakukan
kegiatan produksi yang jika dikonsumsi menimbulkan kerusakan pada orang lain.
Seperti tercantum dalam surat Ibrahim ayat 32-34.

Artinya:
“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari
langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan
menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya
bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan
(pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari
dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan
bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu)
dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung
nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia
itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”.
Qs. Luqman ayat 20
Artinya:
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan
DAFTAR PUSTAKA

Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer. Gema Insani Press. Jakarta. 2001
Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomi Mikro, (Yogyakarta: BPFF, 1991), hal,
114-115. An‟im Fattach Teori Permintaan dan Penawaran Dalam Ekonomi
Islam, Jurnal Penelitian
Ilmu Manajemen, Volume II No. 3, Oktober 2017
Domonick Salvatore, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 1990), hal.19-20
Karim, Adiwarman, A. 2007. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Qaradhawi, Yusuf, Peran Nilai dalam Perekonomian Islam,

Anda mungkin juga menyukai