Dalam ilmu ekonomi, kenaikan harga dan kelangkaan disebabkan oleh penawaran (supply)
dan pemintaan (demand) yang tidak seimbang. Dalam teori penawaran dan permintaan,
menggambarkan hubungan-hubungan di pasar, antara calon pembeli dan penjual dari suatu barang
atau jasa. Ketidakseimbangan yang terjadi menyebabkan kenaikan harga dan kelangkaan seperti
yang terjadi di atas.
Permintaan adalah jumlah keseluruhan barang/jasa yang ingin dibeli oleh konsumen pada
berbagai tingkat harga. Hukum permintaan menyatakan bahwa ketika harga suatu barang
meningkat, ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap), jumlah permintaan barang tersebut
akan menurun (berbanding terbalik/negatif). Permintaan yang terjadi dipasar ini dipengaruhi
beberapa faktor lho, antara lain:
Apabila harga suatu barang semakin murah, kecenderungan permintaan terhadap barang itu akan
bertambah dan hal ini berlaku juga sebaliknya.
Apabila harga barang substitusinya turun, maka permintaan akan barang tersebut akan
berkurang. Namun apabila harga barang substitusinya naik, maka permintaan barang
tersebut akan meningkat. (hubungannya positif/berbanding lurus)
Apabila harga barang komplementernya turun, maka permintaan akan barang tersebut
akan menurun pula. Sebaliknya, jika harga barang komplementernya naik, maka
permintaan akan barang tersebut akan meningkat pula. (hubungannya
negatif/berbanding terbalik)
3. Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan konsumen akan menunjukkan daya beli konsumen. Semakin tinggi tingkat
pendapatan, maka semakin meningkat permintaan terhadap suatu barang tersebut.
Contohnya, di suatu pasar malam terdapat bazar baju murah, Caca memutuskan hanya membeli
satu baju seharga Rp80.000 karena Caca hanya memiliki penghasilan Rp500.000/bulan. Berbeda
dengan Amed yang berpenghasilan Rp1.000.000/bulan, ia membeli 2 baju di bazar tersebut.
4. Selera Masyarakat
Selera atau kebiasaan juga akan memengaruhi permintaan suatu barang. Jika selera masyarakat
terhadap suatu barang meningkat, permintaan terhadap barang itu pun akan meningkat.
Contoh, celana panjang sedang menjadi tren sekarang, akibatnya jumlah permintaan model celana
panjang cenderung meningkat.
5. Jumlah Penduduk
Semakin besar jumlah penduduk suatu daerah atau negara, semakin tinggi permintaan suatu
barang untuk harga tertentu.
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang
itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat
belanja di masa mendatang.
Penawaran adalah kesediaan penjual untuk menyerahkan berbagai barang pada tingkat
harga dalam waktu tertentu dan keadaan tertentu. Hukum penawaran menyatakan bahwa
ketika harga suatu barang meningkat, ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap tidak ada
perubahan), jumlah penawaran barang tersebut juga akan meningkat (berbanding lurus/positif).
Seperti halnya pada permintaan maka pada penawaranpun dipengaruhi oleh beberapa faktor,
Squad. Antara lain:
1. Harga
Harga barang itu sendiri. Produsen atau perusahaan akan menawarkan lebih banyak
barang jika harga naik. Begitupun berlaku sebaliknya.
Harga barang lain yang terkait. Contohnya seorang petani memiliki lahan yang dapat
ditanami jagung atau kacang-kacangan. Ketika harga jagung naik, petani akan mengurangi
penanaman kacang dan menggantinya dengan jagung karena lebih menguntungkan.
2. Biaya Produksi
Produsen membutuhkan/membeli berbagai faktor produksi untuk dapat menghasilkan barang dan
jasa. Oleh karena itu, jika biaya produksi mengalami kenaikan, maka harga barang akan cenderung
naik. Produsen cenderung mengurangi jumlah produksinya, akibatnya jumlah
penawarannya pun akan berkurang. Hal ini berlaku sebaliknya.
3. Tingkat Teknologi
Perusahaan yang menggunakan teknologi pada tingkat yang lebih tinggi dapat meningkatkan
hasil produksinya dengan cepat. Di samping itu, penggunaan teknologi yang tinggi juga akan
menyebabkan biaya produksi semakin murah. Peningkatan hasil produksi dan biaya produksi yang
semakin murah, akan menyebabkan jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak pada tingkat
harga tertentu.
4. Jumlah Produsen
Semakin banyak jumlah produsen, semakin banyak pula jumlah barang yang ditawarkan.
Misalnya, jika beberapa produsen es krim memutuskan untuk berhenti berjualan dan keluar dari
pasar, maka tentu jumlah es krim yang dijual/ditawarkan di pasar akan turut berkurang.
5. Kebijakan Pemerintah
Pajak. Asumsi bahwa pajak menjadi beban penjual (penambah harga yang ditawarkan)
dan mengurangi laba. Maka semakin besar pajak, jumlah barang yang ditawarkan akan
menurun, begitu pula sebaliknya.
Subsidi. Mampu mengurangi biaya produksi, sehingga menjadi pengurang harga yang
ditawarkan dan menambah laba. Karena itu, semakin besar subsidi, jumlah barang yang
ditawarkan akan bertambah.
6. Faktor Alam
Pengaruh alam akan memengaruhi penawaran produk pertanian dan perikanan. Misalnya, bagi
para petani padi, iklim yang tidak menentu dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu,
jumlah beras yang ditawarkan akan berkurang.
Sebagai contoh, jika produsen meramalkan akan terjadi kenaikan harga beras bulan depan. Maka,
pada saat ini produsen akan mengurangi stok penjualannya dan menunggu hingga bulan depan
untuk mengeksploitasi keuntungan yang mungkin akan diperoleh akibat naiknya harga.
Dalam setiap transaksi perdagangan dalam ilmu ekonomi, pasti ada yang namanya permintaan
(demand) dan penawaran (supply). Harga dan kuantitas suatu barang atau jasa akan saling
mempengaruhi satu sama lain.
Untuk bisa memprediksi fenomena ekonomi di masa mendatang, ada baiknya kita mengetahui
lebih lanjut tentang permintaan dan penawaran ini. Yuk, kita simak lebih lanjut!
Kedua hal ini digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Perannya
sangat penting dalam dunia ekonomi, karena dapat digunakan untuk melakukan analisis ekonomi
mikro dan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ilmu ekonomi lainnya.
Model penawaran dan permintaan juga memperkirakan harga yang akan berfungsi sebagai
penyeimbang antara kuantitas yang diminta dan kuantitas yang ditawarkan dalam pasar yang
kompetitif.
Jenis Permintaan
Jenis permintaan bisa dibagi berdasarkan dua faktor, yakni daya beli konsumen dan jumlah
permintaan. Berikut adalah kedua pembagian tersebut dengan lebih detil:
Permintaan efektif, yakni sejumlah permintaan yang disertai dengan adanya daya beli
dan dilaksanakan.
Permintaan potensial, yaitu sejumlah permintaan yang disertai dengan adanya daya beli,
tapi belum dilaksanakan.
Permintaan absolut, yang adalah sejumlah permintaan yang tidak disertai dengan
adanya daya beli, cenderung berupa angan-angan belaka.
Jenis Penawaran
Jenis ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni penawaran perorangan dan penawaran pasar.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai kedua jenis tersebut:
Penawaran Perorangan
Ini adalah jenis penawaran barang atau jasa yang dilakukan oleh seorang produsen atau penjual
pada tingkat harga tertentu.
Penawaran Pasar
Penawaran jenis ini adalah jumlah keseluruhan dari penawaran barang atau jasa yang dilakukan
oleh seorang produsen atau penjual pada tingkat harga tertentu.
Untuk mengetahui bagaimana cara kerja permintaan dan penawaran, sehubungan dengan
perilaku pelaku ekonomi, diperlukan hukum ini. Meskipun begitu, hukum-hukum ini hanya
berlaku jika faktor-faktor di luar harga dianggap tidak berubah (ceteris paribus). Berikut adalah
penjelasan kedua hukum tersebut.
Hukum Permintaan
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat
negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik, maka
jumlah barang yang diminta sedikit. Apabila harga rendah, maka jumlah barang yang diminta
meningkat. Beginilah bunyi hukum permintaan:
“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta,
dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia
diminta.”
Hukum Penawaran
Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya,
semakin rendah perubahan harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah
yang disebut hukum penawaran. Hukum ini menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang
ditawarkan dengan tingkat harga. Hukum ini pun berbunyi sebagai berikut:
“Semakin tingi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditwarkan.”
Sementara itu, kurva adalah sebuah gambaran hubungan antara harga dan kuantitas tersebut,
dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tidak berubah. Berikut adalah rinciannya untuk
masing-masing aspek ilmu ekonomi:
Dari kurva di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa, ketika harga naik, maka kuantitas barang
yang ditawarkan pun akan naik—begitu pula sebaliknya. Tentu saja, ini mengingat adanya azas
ceteris paribus.
Perilaku/selera konsumen
Ketersediaan dan perubahan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Pendapatan/penghasilan konsumen
Perkiraan harga di masa depan
Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan
menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga. Sebelum kita
mengetahui cara menentukan harga yang seimbang, kita perlu mengetahui arti sesungguhnya dari
harga keseimbangan.
Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena
itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri
adalah harga pasar atau harga keseimbangan.
Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis, akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar,
yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual
dengan penawarannya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka harga keseimbangan dapat diartikan sebagai harga yang
terbentuk pada titik pertemuan pergeseran kurva permintaan dan pergeseran kurva penawaran.
Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara
pembeli (konsumen) dan penjual (produsen), dimana kuantitas yang diminta dan yang
ditawarkan sama besarnya.
Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan
menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan
persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan.
CONTOH :
1.600 = 0,002 Pq
Pengenaan pajak atau pemberian subsidi atas suatu barang yang diproduksi/dijual akan
mempengaruhi keseimbangan pasar barang tersebut, mempengaruhi harga keseimbangan dan
jumlah keseimbangan.
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut naik.
Setelah dikenakan pajak, maka produsen akan mengalihkan sebagian beban pajak tersebut
kepada konsumen, yaitu dengan menawarkan harga jual yang lebih tinggi.
Akibatnya, harga keseimbangan yang tercipta di pasar menjadi lebih tinggi daripada harga
keseimbangan sebelum pajak, sedangkan jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit.
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, dan sering disebut pajak negatif.
Keseimbangan akibat subsidi juga berkebalikan dengan keseimbangan akibat pajak. Subsidi
dapat bersifat spesifik dan juga proposional.
Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan barang menyebabkan harga jual barang tersebut
menjadi lebih rendah. Dampaknya, harga keseimbangan yang tercipta di pasar lebih rendah
daripada harga keseimbangan sebelum atau tanpa subsidi, dan jumlah keseimbangannya menjadi
lebih banyak.