EKONOMI MAKRO
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
TAHUN 2013-2014
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati kami memanjatkan segala puji
& syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Tugas Makalah
ini untuk memenuhi mata kuliah Perekonomian Indonesia. Mungkin
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
segi penulisan,isi,dan lain sebagainya. Maka, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan untuk kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini diterima dan bermanfaat bagi para
pembaca khususnya dalam menambah wawasan dan pengetahuan di
bidang Ilmu Ekonomi. Atas perhatian dan kerja sama nya kami
mengucapkan Terima kasih.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah
inflasi dan pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini
dapat saling berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah
bergantung pada berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah
minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah efisiensi dan seberapa
efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali
bergantung pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral,
oleh sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran secara garis besar
bukanlah dua masalah yang saling berkaitan.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu,
kebijakan moneter dan fiskal dapat memindahkan perekonomian sepanjang
kurva phillips. Kenaikan jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran
pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan agregat dan
memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips dengan tingkat
pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu juga
sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan
kombinasi antara inflasi dan penangguran kepada para pembuat kebijakan
Rumusan Masalah
a. Penyebab hubungan antara Pengangguran dan Inflasi
b. Dampak Inflasi Pengangguran, dan Ketimpangan Neraca Pembayaran
terhadap Masyarakat Indonesia
Tujuan Makalah
Mengetahui konsep Pengangguran & Inflasi Mengetahui hubungan
antara Pengangguran & Inflasi Mengetahui Kebijakan-kebijakan yang diambil
pemerintah untuk mengendalikan Inflasi dan menurunkan Pengangguran
DASAR TEORI
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum
dan terus menerus Sukirno (2002). Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari
satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut
meluas atau menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang
lain (Boediono, 2000). Kenaikan harga-harga barang itu tidaklah harus dengan
persentase yang sama.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang
layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau
para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Seperti dikemukakan diatas, penentuan sasaran inflasi dilakukan dengan
memperhatikan prospek ekonomi makro dan didasarkan pada perkembangan
dari proyeksi arah pergerakan ekonomi kedepan. Hal ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa terdapat ketidak sejalanan (trade-off) antara pencapaian
inflasi yang rendah dengan keinginan untuk mendorong laju pertumbuhan
ekonomi lebih tinggi. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia tidak ingin menargetkan
inflasi yang terlalu rendah karena dapat menghambat pemulihan ekonomi
nasional. Untuk ini dengan menggunakan model-model makro ekonomi yang
dikembangkan. Bank Indonesia menganalisis dan memproyeksi beberapa laju
pertumbuhan ekonomi kedepannya, dengan berbagai komponen-komponennya
dan komposisinya yang didorong oleh sisi permintaan dan dari sisi penawaran.
Dengan cara ini, dapat diukur kecenderungan terjadinya kesengajaan antara
besarnya permintaan dengan penawaran agregat (yang diukur dengan output
potensial), atau yang sering disebut output gap kesenjangan output. Besarnya
output gap inilah yang diperkirakan akan menentukan besarnya tekanan
terhadap inflasi kedepannya.
PEMBAHASAN
Hubungan Inflasi, Pengangguran, dan Ketimpangan
Neraca Pembayaran
Definisi Inflasi Dan Penganguran
Inflasi adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suatu harga atas barangbarang secara umum dari waktu ke waktu secara terus menerus.
Tingkat kenaikan harga baru dapat dikatakan sebagai inflasi bila kenaikan itu
meluas dan mempengaruhi kenaikan harga untuk barang yang lain. Sehingga
kenaikan harga untuk satu atau dua barang saja dapat dikatakan sebagai inflasi,
kecuali bila telah mempengaruhi harga barang lainnya.
Pengangguran adalah suatu kondisi dimana seseorang yang ingin
bekerja dan mempunyai kemampuan dibidang masing-masing tetapi
dikarenakan terbatasnya suatu pekerjaan yang tersedia dan tidak memadai
bahkan bisa juga tidak tersedianya lapangan kerja .
INFALASI
Inflasi adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suatu harga atas barangbarang secara umum dari waktu ke waktu secara terus menerus.
Tingkat kenaikan harga baru dapat dikatakan sebagai inflasi bila kenaikan itu
meluas dan mempengaruhi kenaikan harga untuk barang yang lain. Sehingga
kenaikan harga untuk satu atau dua barang saja dapat dikatakan sebagai inflasi,
kecuali bila telah mempengaruhi harga barang lainnya.
Dari definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan
telah terjadi inflasi :
1. Kenaikan Harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik juka menjadi lebih tinggi daripada
harga periode sebelumnya. Misalnya, harga sabun mandi 80 gram per unit
kemarin adalah Rp. 1.000. Hari ini menjadi Rp.1.100. Berarti harga sabun
per unit hari ini Rp.100 lebih mahal dibanding harga kemarin.
2. Bersifat Umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika
kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik.
Harga buah mangga Harum Manis di Jakarta, jika belum musimnya dapat
mencapai Rp.10.000 per kilogram. Tetapi jika sudah musimnya, sekitar
akhir tahun, dapat dibeli hanya dengan harga Rp.4.000-Rp.5.000 per
kilogram.
3. Berlangsung Terus-Menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan
inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi
dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan .
Penyebab Inflasi :
1. Tingkat pengeluaran agregat yg melebihi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa - Keinginan utk mendapatkan brg yg dibutuhkan
- Pengusaha menahan barangnya (pasar gelap)
2. Pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah - Peningkatan
produksi, pekerja menuntut kenaikan upah - Tuntutan upah yg meluas akan
mendorong biaya produksi
3. Kenaikan harga barang impor
4. Penambahan penawaran uang yg berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan
produksi dan penawaran barang
5. Kekacauan politik dan ekonomi
Jenis-jenis Inflasi
Jenis-jenis inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa golongan
berdasarkan berbagai faktor yang membedakannya.
Berdasarkan asalnya :
a.
b.
Inflasi Campuran
Adalah gabungan dari keduakombinasi antara tarikan permintaan dan dorongan
biaya. Namun jenis ini jarang dijumpai pada kehidupan nyata.
Dampak Negatif
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik,
sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat
yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa
membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan
yang ditimbulkannya.
Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk
menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank
di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau
rendahnya dana investasi yang tersedia.
Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk
memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.
Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan
konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber
produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.
Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena
produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu
membeli.
Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang
mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada
penjarahan dan perampasan.
Dampak positif
1.
Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan
diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
2.
Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam
negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
3.
Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan
tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau
membuka usaha.
Kerugian Inflasi
Inflasi memperbanyak jumlah masyarakat produktif yang menganggur
karena banyaknya PHK yang dilakukan perusahaan perusahaan.
Harga dalam berbagai barang konsumsi masyarakat menjadi mahal. Sehingga
untuk menutupinya seringkali masyarakat harus memperkecil pengeluaran akan
kebutuhannya.
Para pemborong atau kontraktor, harus mengeluarkan tambahan biaya agar
dapat menutup pengeluaran karena terjadinya inflasi. Sehingga keuntungannya
menjadi berkurang.
Bagi para kreditor atau pemberi pinjaman karena nilai riil dari pinjaman
yang diberikan dapat menjadi lebih kecil. Misalnya pada saat sebelum inflasi
pinjaman sebesar Rp.500.000,00 setara dengan 25 gram emas. Namun setelah
inflasi dapat menjurun menjadi 20 gram emas.
Bagi para penabung terjadinya inflasi dapat memperbesar tingkat bunga dan
menurunkan nilai uang yang ditabung dibandingkan ketika sebelum terjadinya
inflasi.
Keuntungan Inflasi
Keuntungan inflasi dapat juga di rasakan bagi suatu perusahaan yang
memiliki stok persediaan barang dari sebelum terjadinya inflasi.
Bagi para pedagang, inflasi dijadikan sebagai kesempatan untuk
mempermainkan harga dengan cara menaikkan harga untuk memperoleh
keuntungan yang besar.
Bagi para orang orang atau perusahaan yang mengadakan spekulasi, mereka
akan menimbun barang sebanyak banyaknya sebelum terjadinya inflasi untuk
menjualnya saat terjadinya inflasi. Kenaikan harga akan menguntungkan
mereka.
Bagi para peminjam, terjadinya inflasi tidak mempengaruhi jumlah
pinjamannya jika peminjaman terjadi sebelum terjadinya inflasi. Meskipun saat
inflasi terjadi kenaikan harga. Contohnya para pengambil KPR BTN inflasi
akan mengakibatkan harga bahan bangunan menjadi naik. Namun jumlah
kewajiban yg harus dibayar kepada BTN tidak ikut dinaikkan.
PENGANGURAN
Pengangguran adalah suatu kondisi dimana seseorang yang ingin
bekerja dan mempunyai kemampuan dibidang masing-masing tetapi
dikarenakan terbatasnya suatu pekerjaan yang tersedia dan tidak memadai
bahkan bisa juga tidak tersedianya lapangan kerja .
Pengangguran juga dapat didefinisikan sebagai berikut yaitu seseorang
yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang
mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat
memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.
Golongan penduduk yang termasuk sebagai angkatan kerja adalah sebagai
berikut :
Penduduk yang berumur antara 15 hingga 65 tahun kecuali ibu rumah
tangga yang lebih suka menjaga keluarganya
Orang yang belum mencapai umur 65 tahun tetapi sudah pensiun dan
tidak mau bekerja lagi
Pengangguran sukarela yaitu golongan penduduk dalam lingkungan
umur tersebut yang tidak aktif mencari pekerjaan
Pengangguran menyebabkan produktivitas masyarakat berkurang
sehingga banyak menyebabkan timbulnya kemiskinan, tingkat kriminalitas
meningkat dan masalah sosial lainnya yang akan terjadi. Yang jika dalam jangka
waktu yang panjang dapat menyebabkan kekacauan politik dan sosial disuatu
negara ini sehingga dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi disuatu negara sehingga dapat mengakibatkan
menurunnya GNP dan pendapatan perkapita disuatu Negara. Hal demikian
sangat dapat membahayakan untuk suatu Negara bahkan jika suatu Negara
tersebut sedang berkembang pesat disuatu bidang.
Jenis-jenis pengangguran :
1) Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Adalah suatu jenis pengangguran yang disebabkan oleh tindakan seorang
pekerja untuk meninggalkan kerjaannya dan mencari kerjaan lebih baik lagi
atau mencari kerjaan yang lebih sesuai dengan keinginannya.
Contoh :
- seorang guru di Medan, misalnya berhenti bekerja karena mengikuti suaminya
yang dipindahkan ke Jakarta. Di tempat yang baru ini guru tersebut mencari
kerjaan kembali.
- seorang wanita yang bekerja sedang mengandung anaknya yang pertama dan
memutuskan untuk berhenti kerja. Setelah anaknya berumur beberapa bulan ia
memutuskan mencari kerja kembali.
7) Pengangguran tersembunyi
Adalah pengangguran yang keadaan dimana suatu jenis kegiatan ekonomi
dijalankan oleh tenaga kerja yang jumlahnya melebihi dari yang diperlukan.
Contoh :
- Dalam kegiatan ekonomi dapat dijalankan secara efisien dengan
menggunakan 5 pekerja, tetapi pekerja yang sebenarnya adalah 8 orang.Dalam
contoh ini kelebihan 3 pekerja tersebut yang digolongkan sebagai penganggur
tersembunyi.
8) Pengangguran setengah menganggur
Adalah keadaan pengangguran dimana seseorang, pekerja itu melakukan
kerja jauh lebih rendah dari jam kerja yang normal.
Setidak-tidaknya ada dua dasar utama klasifikasi penganguran, yaitu
Pendekatan Angkata Kerja (Labour Force Approach) dan Pendekatan
Pemanfaatan Tenaga Kerja (Labour Utilization Approach)
1. Pendekatan Angkata Kerja (Labour Force Approach)
Pendekatan ini mendefinisikan penganguran sebagai angkatan kerja yang
tidak berkerja.
2. Pendekatan Pemanfaatan Tenaga Kerja (Labour Utilization Approach)
Dalam pendekatan ini, angkatan kerja dibedakan menjadi tiga kelompok
yakni :
1. Menganggur (Unemployed) adalah mereka yang sama sekali tidak
bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini sering disebut
juga pengangguran terbuka (open unemployment). Berdasarkan
definisi ini, Tingkat pengangguran di Indonesia umumnya relatif
rendah, yaitu 3%-5% per tahun.
2. Setengah Menganggur (Underemployed) adalah mereka yang bekerja,
tetapi belum dimanfaatkan secara penuh. Artinya jam kerja mereka
dalam seminggu kurang dari 35 jam. Berdasarkan definisi ini tingkat
pengangguran di Indonesia relatif tinggi, karena angkanya berkisar
35% per tahun.
3. Berkerja Penuh (Employed) adalah orang-orang yang bekerja penuh
satu jam kerjanya mencapai 35 jam per minggu.
Masalah Pengangguran
Jumlah pengangguran terus bertambah dari sekitar 4,5 juta orang atau 5% pada tahun 20
(menjelang krisis ekonomi), menjadi sekitar 6,5 juta orang atau 7% pada tahun 2008, dan me
9,5% pada tahun 2012. Demikian juga jumlah setengah pengangguran meningkat dari jumlah
juta orang pada 2005 menjadi sekitar 31 juta orang pada tahun 2008 dan 2012.
Indikator makro ekonomi dalam lima tahun terakhir ini memang berangsur-angsur baik
bentuk laju inflasi dan tingkat bunga yang relatif rendah. Namun, Indikator makro tersebut b
mampu mendongkrak sektor riil. Kesempatan kerja di sektor formal justru berkurang dari sek
31,5 juta dalam tahun 2008 menjadi hanya sekitar 27,5 juta dalam tahun 2012. Artinya, dalam
tahun sekitar 4 juta pekerja tergusur dari sektor formal. Sebagian dari pekerja tergusur terseb
membanjiri sektor informal yang tidak produktif dan sebagian lagi menambah barisan penga
Demikian juga angkatan kerja baru sangat minim terserap di sektor formal. Setelah tidak taha
menganggur terlalu lama, sebagian mengambil kesempatan kerja apa saja yang tersedia di se
formal.
Penyebab utama masalah berat tersebut adalah pengambil kebijakan sejak pemerintahan
Baru hingga sekarang ini yang terlalu percaya pada Trickle-down effect. Mereka beranggapan
dengan mendorong pertumbuhan ekonomi, masalah pengangguran da kemiskinan akan otom
teratasi. Tapi, mereka tidak menyadari struktur perekonomian yang dominan sektor informal,
hambatan-hambatan birokrasi dan kekakuan pasar. Misalnya, walaupun tingkat bunga pada s
makro dibawah 10%, namun hamir ada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang mengenakan b
pinjaman di bawah 25%. Demikian juga para keluarga petani dan keluarga miskin, tetap sang
memperoleh kredit karena mereka pada umumnya tidak paham memberikan agunan dan men
folmulir perjanjian meminjam uang.
Dengan demikian, pemerintahan baru, terutama selama 100 hari pertama kerja kabinet,
memprioritaskan penanggulangan pengangguran dan setengah pengangguran, yaitu antara la
1. Mengembangkan usaha mandiri dan usaha kecil, termasuk usaha-usaha keluarga dan
kerajina rakyat. Usaha-usaha menengah dan besar sudah dapat dipersilahkan meman
kemudahan indikator makro yang sudah relatif baik.
2. Untuk mendorong pengembanganusaha mandiri, usaha kecil dan usaha keluarga, per
menyalurkan dana melalui bank seperti BPR dengan tingkat bunga di bawah 15% pe
tahun.
3. Bantuan kepada keluarga miskin seperti Beras untuk keluarga miskin (RasKin)
4. Sejumlah dana bergulir disediakan dan disalurkan untuk usaha-usaha keluarga di sek
informal sehingga dapat menambah penghasilan mereka.
5. Mulai tahun kedua, dikembangkan program latihan kewirausahaan terutama bagi par
lulusan SMP atau SMA/SMK/MA yang tidak melanjutkan sekolah, sehingga bekerja
mandiri.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan sebelumnya dapat ditarik Kesimpulan,
bahwa Inflasi menunjukan tingkat kenaikan harga, sedangkan Pengangguran
adalah kesempatan yang timpang yang terjadi antara angkatan kerja dan
kesempatan kerja sehingga sebagian angkatan kerja tidak dapat melakukan
kegiatan kerja.
Inflasi mempunyai keterkaitan terhadap Pengangguran. Tingkat
Pengangguran yang rendah akan menimbulkan masalah Inflasi, sebaliknya bila
tingkat Pengangguran tinggi tingkat harga-harga relatif stabil.
Selain itu, melemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga
barang (Inflasi), berakibat pada lemahnya investasi pula, dan akhirnya
berdampak pada menambahnya Pengangguran karena tidak adanya kesempatan
kerja.
Saran
Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi pengangguran
yang terjadi di Indonesia yaitu dengan membuka lapangan kerja atau
menyediakan lapangan kerja.
DAFTAR PUSAKA
http://iermhadreier.blogspot.com/2012/12/makalah-inflasidan-pengangguran.html
http://triplego.wordpress.com/2013/06/18/pertumbuhanekonomi-inflasi-dan-pengangguran/
http://thixna.wordpress.com/2009/10/01/inflasipengangguran-dan-ketimpangan-neraca-pembayaran/
http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modulmaterikuliah/pengantar-ekonomi-makro/
http://onchall.blogspot.com/2013/05/pengertian-ekonomimakro.html