Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS LAPORAN

KEUANGAN
KELOMPOK 3
Fajar Sidiq J – 023151900011
Giftia Tekadiah – 023151900012
Jetri Wilson – 023151900017
Novan Nugroho – 023151900025
Budi Supri Handoko – 023151900076
Haryanto - 023151900084
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
• Analisis Laporan Keuangan atau
Analisis Keuangan mengacu pada
proses menganalisis kelayakan,
stabilitas dan profitabilitas
ANALISIS organisasi, unit bisnis atau proyek.
• Hal ini untuk  mengidentifikasi
LAPORAN kekuatan dan kelemahan finansial
KEUANGAN suatu organisasi dengan
menetapkan hubungan antara entri
pada neraca, jurnal dan laporan
laba rugi.
• Analisis laporan keuangan sering
dilaporkan kepada manajemen
senior dan dewan direksi, hal ini
termasuk dalam bagian akuntansi
manajemen.
Laporan keuangan yang
formal meliputi :
1. Neraca
LAPORAN 2. Laba Rugi
3. Perubahan Ekuitas
KEUANGAN
4. Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan
Keuangan
METODE
ANALISIS • ANALISIS HORIZONTAL
LAPORAN • ANALISIS VERTIKAL
KEUANGAN • ANALISIS RASIO
ANALISIS HORIZONTAL
• Analisis Horizontal terdiri dari perbandingan data
keuangan tahun terakhir dengan tahun-tahun lainnya.
Jenis analisis laporan keuangan ini juga dikenal sebagai
analisis tren. Analisis horizontal sering dinyatakan dalam
istilah moneter (mata uang) dan persentase.
• Contoh: Pada tahun 2011, sebuah organisasi menjadi
mendapat laba 2 milyar dari tahun sebelumnya. Omset ini
tampaknya menjadi perkembangan yang sangat positif.
Namun ketika melakukan analisa dan diperiksa lebih teliti,
menunjukkan bahwa biaya pengadaan barang dan jasa
telah meningkat 2,5 milyar. Gambaran luar biasa dari
tambahan omset 2 milyar sekaligus disesuaikan dengan
gambar yang kurang positif.
ANALISIS HORIZONTAL
• Analisis horizontal yang dinyatakan sebagai persentase akan
memberikan lebih banyak wawasan dan informasi tentang signifikansi
peningkatan atau penurunan. Contoh analisis horizontal yang
dinyatakan sebagai persentase adalah representasi peningkatan
omset 1 milyar pada pendapatan 2 milyar di tahun sebelumnya. Jika
dilihat, ini adalah peningkatan 50%, yang merupakan pertumbuhan
omset yang luar biasa untuk sebuah organisasi.

• Namun, jika peningkatan ini dibandingkan dengan omzet 20 milyar


pada tahun sebelumnya, maka kenaikannya hanya mencapai 5%,
hanya mewakili pertumbuhan normal dari suatu organisasi. Membuat
analisis keuangan yang dinyatakan sebagai persentase memberikan
informasi yang jauh lebih baik daripada saat dinyatakan sebagai mata
uang yang baku.
ANALISIS HORIZONTAL
ANALISIS VERTIKAL
• Analisis vertikal membutuhkan penyajian laporan
keuangan perusahaan dalam bentuk common size.
• Dalam implementasinya terhadap laporan laba rugi
analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui besarnya
tingkat pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai
tingkat penjualan yang dicapai dalam operasi bisnis.
• Dalam neraca dapat digunakan untuk mengetahui
proporsi tiap elemen aktiva, kewajiban, dan modal
dibanding total aktiva.
• Analisis ini dapat sekaligus memberikan indikasi lebih
awal mengenai kesehatan posisi keuangan perusahaan.
ANALISIS VERTIKAL
• Contohnya: Aset total perusahaan adalah sebesar 20 juta
rupiah, sedangkan nilai aset lancar sebesar 2 juta rupiah, nilai
aset tetap sebesar 5 juta rupiah, aset tidak berwujud sebesar
13 juta rupiah. Dalam analisis vertikal Anda harus
membandingkan nilai akun – akun tersebut dengan aset total.
• Analisis vertikal juga dapat diterapkan pada akun untung dan
rugi. Dengan merepresentasikan tajuk standar sebagai
persentase dari total omset tahunan. Hal ini memudahkan
untuk mendapatkan informasi jika pembagian biaya,
pengeluaran, dan laba yang berbeda. Ini memungkinkan untuk
membandingkan tahun-tahun berikutnya dan untuk
mengidentifikasi tren tertentu
ANALISIS VERTIKAL
ANALISIS RASIO
Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab
beberapa pertanyaan penting mengenai kesehatan
keuangan dari perusahaan, pertanyaan itu adalah :
1. Likuiditas perusahaan
2. Kemampuan manajemen memperoleh laba dari
penggunaan aktiva perusahaan
3. Kemampuan manajemen mendanai investasinya
4. Serta hasil yang dapat diperoleh para pemegang
saham dari investasi yang dilakukannya.
Rasio likuiditas adalah rasio
yang menggambarkan
ANALISIS RASIO
kemampuan suatu
perusahaan untuk melunasi
semua kewajiban yang harus
RASIO segera dipenuhi (hutang
jangka pendeknya).
LIKUIDITAS Perusahaan yang mempunyai
cukup kemampuan untuk
membayar hutang jangka
pendek disebut perusahaan
yang likuid sedang bila tidak
disebut ilikuid.
RASIO LIKUIDITAS
Rasio likuiditas diukur dengan ; current ratio, quick ratio, rasio
persediaan terhadap modal kerja dan rasio kas
1. Current ratio

Artinya setiap rupiah kewajiban jangka pendek dijamin dengan


aktiva lancar sebesar Rp 1,28
RASIO LIKUIDITAS
2. Quick Ratio (Aced test rasio)

Artinya setiap rupiah kewajiban jangka pendek dijamin


dengan aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 1,01
RASIO LIKUIDITAS
3. Rasio persediaan terjadap modal kerja bersih

Artinya bahwa tiap rupiah kelebihan aktiva lancar


diatas kewajiban jangka pendeknya
RASIO LIKUIDITAS
4. Rasio kas

Artinya bahwa tiap rupiah kewajiban jangka pendek


dijamin kas selain setara kas sebesar Rp 0,57
Rasio profitabilitas
ANALISIS RASIO adalah rasio yang
digunakan untuk
mengukur kemampuan
suatu perusahaan dalam
RASIO mendapatkan laba.
Perhatian ditekankan
PROFITABILI pada rasio ini karena hal
TAS ini berkaitan erat dengan
kelangsungan hidup
perusahaan.
RASIO PROFITABILITAS
1. Margin laba bersih

Artinya bahwa tiap rupiah penjualan menghasilkan laba


setelah pajak sebesar 0,00574.
RASIO PROFITABILITAS
2. Margin laba bruto

Artinya bahwa tiap rupiah penjualan menghasilkan laba


bruto sebesar 0,2308.
Rasio ini melihat pada beberapa
asset kemudian menentukan
ANALISIS RASIO berapa tingkat aktivitas aktiva-
aktiva tersebut pada tingkat
kegiatan tertentu. Aktivitas yang
rendah pada tingkat penjualan
RASIO tertentu akan mengakibatkan
AKTIVITAS semakin besarnya dana
kelebihan yang tertanam
padaaktiva-aktiva tersebut.
Dana kelebihan tersebut akan
lebih baik bila ditanamkan pada
aktiva lain yang lebih produktif.
RASIO AKTIVITAS
1. Perputaran persediaan

Artinya bahwa dalam tahun 2009 persediaan


mengalami perputaran sebanyak 41,49 kali
RASIO AKTIVITAS
2. Perputaran aktiva

Artinya bahwa tiap rupiah aktiva dapat menghasilkan


penjualan sebesar Rp 4,85.
RASIO AKTIVITAS
3. Perputaran aktiva tetap

Artinya bahwa tiap rupiah aktiva tetap dapat


menghasilkan penjualan sebesar Rp 8,55.
Rasio solvabilitas adalah
ANALISIS RASIO rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan
dalam memenuhi segala
kewajibannya baik jangka
RASIO pendek maupun jangka
SOLVABILITAS panjang apabila
perusahaan dilikuidasi.
RATIO SOLVABILITAS
1. Rasio kewajiban terhadap aktiva

Artinya bahwa tiap rupiah kewajiban dijamin aktiva


sebesar Rp 42,69
RATIO SOLVABILITAS
2. Rasio kewajiban terhadap ekuitas

Artinya bahwa tiap rupiah kewajiban dijamin ekuitas


sebesar Rp 74,5
KEPATUHAN LAPORAN
KEUANGAN TERHADAP
OTORITAS YANG BERWENANG
• Undang-undang republik indonesia
nomor 8 tahun 1995 tentang pasar
modal
KEPATUHAN
LAPORAN • Peraturan otoritas jasa keuangan
No. 29/pojk.04/2014 tentang
KEUANGAN laporan tahunan emiten atau
TERHADAP perusahaan publik
OTORITAS
YANG • PERATURAN OTORITAS JASA
KEUANGAN NO. 37/POJK.03/2019
BERWENANG TENTANG TRANSPARANSI DAN
PUBLIKASI LAPORAN BANK
• PERATURAN NO. iii-d TENTANG PELAPORAN
ANGGOTA BURSA EFEK DAN DEALER PARTISIPAN
2 september 2019

KEPATUHAN LAPORAN KEUANGAN WAJIB DISUSUN DAN


DISAJIKAN SESUAI DENGAN PERATURAN
LAPORAN BAPEPAM DAN LK TENTANG PEDOMAN
AKUNTANSI PERUSAHAAN EFEK DENGAN
KEUANGAN MELIPUTI KOMPONEN-KOMPONEN SEBAGAI
BERIKUT :
TERHADAP
OTORITAS -LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PADA
AKHIR PERIODE
YANG -LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF SELAMA
PERIODE
BERWENANG -LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS SELAMA
PERIODE
-LAPORAN ARUS KAS SELAMA PERIODE
-CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BERISI
RINGKASAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Laporan keuangan triwulan I dan triwulan iii unaudited paling lambat
pada hari bursa terakhir di bulan pertama setelah tanggal laporan
keuangan triwulan

KEPATUHAN Laporan keuangan tengah tahunan dengan ketentuan

LAPORAN laporan keuangan yang tidak disertai laporan akuntan disampaikan


paling lambat pada hari bursa terakhir di bulan pertama setelah
tanggal laporan keuangan tengah tahunan dimaksud
KEUANGAN laporan keuangan yang disertai laporan akuntan, dalam rangka

TERHADAP penelaahan terbatas disampaikan paling lambat pada hari bursa


terakhir di bulan ke 2 setelah tanggal laporan keuangan tengah
tahunan dimaksud
OTORITAS laporan keuangan yang disertai laporan akuntan yang memberikan

YANG pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan


disampaikan paling lambat pada hari bursa terakhir di bulan ke 3
setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan dimaksud
BERWENANG
PERANGKAT HUKUM
• UUD 1945 pasal 23 ayat 1: “Anggaran pendapatan
dan belanja negara sebagai wujud dari

Dasar pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap


tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan
Hukum secara terbuka dan bertanggung jawab untuk
sebesar besarnya kemakmuran rakyat.”
Penyusunan • UU Nomor 17 Tahun 2003: Keuangan Negara;

Laporan • UU Nomor 1 Tahun 2003: Perbendaharaan Negara;


• PP Nomor 58 Tahun 2005: Pengelolaan Keuangan
Keuangan – Daerah.

Pemerintah • PP Nomor 24 Tahun 2005: Standar Akuntansi


Pemerintah.
• PP Nomor 71 Tahun 2010: Standar
AkuntansiPemerintahan.
• PM Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006: Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
• PP No. 24 Tahun 1998 tentang
Informasi Keuangan Tahunan
Perusahaan
Dasar
Hukum • PP No. 64 Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas PP No. 24 Tahun
Penyusunan 1998 tentang Informasi Keuangan
Tahunan Perusahaan
Laporan – Neraca;
– Laporan laba rugi;
Keuangan – – Laporan perubahan ekuitas;
– Laporan arus kas, dan
Swasta – Catatan atas laporan keuangan yang
mengungkapkan utang piutang
termasuk kredit bank dan daftar
penyertaan modal.
Dasar Hukum Penyusunan Laporan Keuangan – Swasta

• Kepmenperindag No. 121/MPP/Kep/2/2002 Tahun 2002 tentang Ketentuan Penyampaian


Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan
– Merupakan Perseroan Terbuka (PT. Tbk);
– Memiliki bidang usaha yang berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat;
– Mengeluarkan surat pengakuan utang;
– Memiliki jumlah aktiva atau kekayaan paling sedikit Rp 25.000.000.000,- (dua puluh lima
milyar rupiah); atau
– Merupakan debitur yang laporan keuangan tahunannya diwajibkan oleh Bank untuk diaudit.
– Perusahaan asing yang melakukan kegiatan usaha di wilayah negara Republik Indonesia
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta berwenang untuk mengadakan
perjanjian;
– Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Daerah.
• UU Nomor 3 Tahun 1982: Wajib Daftar
Perusahaan

Dasar • PP Nomor 24 Tahun 1998: Informasi


Keuangan Tahunan Perusahaan
Hukum • PP Nomor 64 Tahun 1999: Perubahan
Penyusunan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24

Laporan Tahun 1998 tentang Informasi Keuangan


Tahunan Perusahaan
Keuangan – • Keputusan Menteri Perindustrian dan

Swasta Perdagangan Nomor 121/MPP/Kep/2/2002


Tahun 2002 tentang Ketentuan
Penyampaian Laporan Keuangan
Tahunan Perusahaan
Dasar Hukum Penyusunan Laporan
Keuangan – Swasta
• Berdasarkan Pasal 66 ayat (2) UUPT No 40 Tahun 2007, laporan tahunan harus memuat:
– paling sedikit memuat neraca akhir tahun buku yang lampau dalam perbandingan
dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang
bersangkutan, laporan arus kas, laporan perubahan ekuisitas dan catatan atas
laporan keuangan tersebut.
– Laporan mengenai kegiatan perseroan.
– Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
– Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha
perseroan.
– Laporan mengenai tugas pegawasan yang telah dilaksanakan dewan komisaris
selama tahun buku yang baru lampau.
– Nama anggota direksi dan anggota dewan komisaris.
– Gaji dan tunjangan bagi anggota direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan
anggota dewan komisaris perseroan untuk tahun yang baru lampau.
• Sesuai dengan ketentuan Pasal 68 ayat 1 UUPT, direksi
wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan
kepada akuntan publik untuk diaudit apabila:

Dasar – kegiatan usaha Perseroan adalah menghimpun


dan/atau mengelola dana masyarakat, seperti
Hukum bank, asuransi, reksa dana;

Penyusunan – Perseroan menerbitkan surat pengakuan utang


kepada masyarakat;
Laporan – Perseroan merupakan Perseroan Terbuka;

Keuangan – – Perseroan merupakan persero;


– Perseroan mempunyai aset dan/atau jumlah
Swasta peredaran usaha dengan jumlah nilai paling
sedikit Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah);
– diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai