Anda di halaman 1dari 18

PELAPORAN KINERJA ORGANISASI

SEKTOR PUBLIK

SILWANUS SUSANTO HANDAYANI 2018105001


RIZAL AFFANDI 2018105006
DIAN SUCI PRATIWI 2018105008
MUHAMAAD AKHID 2018105019
A. Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Pengukuran kinerja sektor publik suatu proses


penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan
dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya,
termasuk informasi atas efisiensi penggunaan
sumber daya dalam menghasilkan barang dan
jasa, kualitas barang dan jasa, hasil kegiatan
dibandingkan dengan maksud yang diinginkan,
dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan,
visi dan misi organsisasi.
Ada beberapa elemen pokok dalam suatu pengukuran
kinerja, yaitu
1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi
2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja.
3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-
sasaran organisasi.
4. Evaluasi kinerja
5. Feedback
6. Penilaian kemajuan organisasi
B.Manfaat dan Tujuan

Manfaat pengukuran kinerja sektor publik dapat diuraikan sebagai


berikut:
1. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan
untuk menilai kinerja manajemen.
2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan.
3. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannnya dengan target kinerja serta serta
melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.
4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman
secara objektif atas pencapaian yang diukur sesuai dengan sistem
pengukuran kinerja yang telah disepakati.
5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam
rangka memperbaiki kinerja organisasi.
6.Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan
pelanggan telah terpenuhi
7.Membantu memahami proses kegiatan instansi
pemerintah.
8.Memastikan bahwa pengambilan keputusan
dilakukan secara objektif.
9.Tujuan lainnya adalah jika dilakukan secara terus-
menerus dapat menjadi umpan balik untuk upaya
perbaikan dan pencapaian tujuan di masa
mendatang.
Indikator Kerja dan Ukuran Kerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif
dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan dengan memperhitungkan elemen
indikator yang terdiri dari :
1. Indikator masukan (Input).
2. Indikator keluaran (output)
3. Indikator hasil (outcome).
4. Indikator manfaat (benefits)
5. Indikator dampak (impacts)
Kendala dalam Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik
1. Kinerja organisasi sektor publik tidak bisa dinilai hanya berdasar
rasio-rasio keuangan, karena tujuan organisasi bukan
memaksimalkan laba
2. Output berupa pelayanan biasanya bersifat kualitatif, intangible
dan indirect sehingga sulit diukur
3. Antara input dan output tidak mempunyai hubungan secara
langsung ( discretionary cost center ) karena sulitnya
menetapkan standar sebagai tolok ukur produktivitas.
4. Tidak beroperasi berdasarkan market forces sehingga tidak ada
pembanding yang independen dan memerlukan instrumen
pengganti mekanisme pasar dalam mengukur kinerja
5. Mengukur kepuasan masyarakat yang heterogen dari jasa
pelayanan organisasi sektor publik tidak mudah dilakukan
Fungsi pengukuran kinerja organisasi sektor
publik adalah sebagai berikut:
1. Transparency,
2. Learning
3. Appraising
4. Sanctioning
5. Ide pokok pengukuran kinerja
C.Sistem Pengukuran Kinerja

Sistem pengukuran kinerja merupakan suatu


sistem yang bertujuan untuk membantu
manajer publik menilai pencapaian suatu
strategi melalui alat ukur finansial dan
nonfinansial.
Sistem pengukuran kinerja meliputi:
1. Perencanaan Strategis.
2. Penyusunan Program.
3. Penyusunan Anggaran.
Tipe pengendalian manajemen dapat diklasifikasikan menjadi 3,
yaitu:
1. Pengendalian preventif. Berkaitan dengan perumusan strategi
dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk
program-program.
2. Pengendalian operasional. Berhubungan dengan pengawasan
pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui anggaran.
3. Pengendalian kinerja. Terkait dengan evaluasi kinerja
berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
4. Struktur Pengendalian Manajemen. Sistem pengendalian
manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang
baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur
pusat pertanggungjawaban.
D. Teknologi Pengukuran Kinerja

1.Balance Scorecard
Ada beberapa alat dalam pengukuran kinerja, salah
satunya dengan menggunakan Balance Scorecard (BSC).
Di dalam BSC, terdapat 4 perspektif yang di nilai, yaitu
a. Perspektif Keuangan (Financial)
b. Perspektif konsumen (Customer).
c. Perspektif Proses Bisnis/Intern.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (growth
and learn).
2. Valuey for Money
Value for money merupakan konsep
pengelolaan organisasi sektor publik yang
mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu:
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
Manfaat implementasi konsep Value For Money pada
organisasi sektor publik antara lain:
1. Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti
pelayanan yang diberikan tepat sasaran
2. Meningkatkan mutu pelayanan publik;
3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya
inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam penggunaan
input;
4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan
publik; dan
5. Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public cost
awareness) sebagai akar pelaksanaan Akuntabilitas Publik
E.Kondisi Kinerja Sektor Publik di Indonesia

Sistem pengukuran kinerja di Indonesia dikenal dengan


nama sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
(SAKIP). Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999
merupakan peraturan perundangan pertama yang
mengatur sistem pelaporan kinerja pemerintahan di
Indonesia. Bentuk akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah tersebut diwujudkan dengan menyampaikan
laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP)
kepada Presiden.
Untuk menyusun LAKIP tersebut dibuatlah SAKIP. Tujuan
SAKIP adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah. Sasaran yang ingin dicapai dari
SAKIP tersebut antara lain
1. menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel
sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif, dan
responsif terhadap aspirasi masyarakat dan
lingkungannya.
2. terwujudnya transparansi instansi pemerintah.
3. terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan nasional.
4. terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai