Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hery Susanto

Kelas : AM-3
NIM : 1711081
Tugas : ASP (Pengukuran Kinerja Sektor Publik)

Pengukuran Kinerja Sektor Publik (Ringkasan)

A. Pengukuran Kinerja
Kinerja merupakan gambaran dari pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan untuk mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.
Menurut Mardiasmo (2002), sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu manajer sektor publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat
ukur finansial dan nonfinansial. Sistem pengukuran kinerja ini dapat dijadikan sebagai alat
pengendalian organisasi.

Maksud dilakukannya pengukuran kinerja sektor publik antara lain:


1. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja
pemerintah. Ukuran kinerja yang dimaksusdkan untuk dapat membantu pemerintah berfokus
kepada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan
keputusan.
3. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik
dan memperbaiki komunikasi kelembagan.”.
Selain itu, pihak legislatif menggunakan ukuran kinerja ini untuk menentukan kelayakan
biaya pelayanan (cost of service) yang dibebankan kepada masyarakat pengguna jasa publik
karena mereka tidak mau selalu ditarik pungutan tanpa adanya peningkatan kualitas dan
kuantitas dari pelayanan yang diterima tersebut.
Kinerja sektor publik bersifat multidimensional, sehingga tidak ada indikator tunggal yang
dapat digunakan untuk menunjukkan kinerja secara komprehensif. Berbeda dengan sektor
swasta, karena sifat output yang dihasilkan sektor publik lebih banyak bersifat intangible output,
maka ukuran finansial saja tidak cukup untuk mengukur kinerja sektor publik. Oleh karena itu,
perlu dikembangkan ukuran kerja non-finansial.

Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja


1. Dapat memperbaiki kinerrja masa yang akan datang agar lebih baik dalam mencapai tujuan
organisasi sector public.
2. Pengukuran kinerja dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan, misalnya mengganti
kebijakan dan mempertahankan pimpinan.
3. Mewujudkan tanggungjawab public.
4. Untuk mengkonsumsikan strategi menjadi lebih baik antara atasan dan bawahan.
5. Mengalokasikan sumber daya.
6. Untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga dapat
ditelusuri perkembangan pencapaian strategi.
7. Pengukuran kinerja pendorong terciptanya akuntabilitas publik.
Manfaat Pengukuran Kinerja
1.Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen
Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan.
2.Untuk memonitor dan mengawasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target
kinerja serta melakukan tindakan kolektif untuk memperbaiki kinerja.
3.Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward and punishment).
4.Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja
organisasi.
5.Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
6.Membantu memahami kegiatan instansi pemerintah.
7.Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.

Informasi Yang Digunakan Untuk Pengukuran Kinerja


1. Informasi finansial.
Penilaian laporan kinerja finansial diukur berdasarkan anggaran yang telah dibuat.
2. Informasi nonfinansial.
Berguna untuk menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen.

B. Value For Money


 Value For Money merupakan indikator kinerja sebuah sektor publik yang memberikan
informasi apakah anggaran (dana) yang dibelanjakan menghasilkan suatu nilai tertentu bagi
masyarakatnya. Indikator yang dimaksud adalah ekonomi, efisien, dan efektif

Tujuan Value For Money


Tujuan yang dikehendaki terkait pelaksanaan value for money adalah
1. Meningkatan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran.
2. Meningkatkan mutu pelayanan publik
3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan
dalam penggunan input
4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik
5. Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar pelaksanaan
akuntanbilitas public.

C. Pelaporan Kinerja
Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan
melaporkan kinerja semua ktivitas dan sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan.
Karakteristik pelaporan kinerja organisasi sektor publik yang berkualitas fokus pada hal – hal
yang penting. 3 hal yang perlu dipehatikan dalam penyajian kualitas informasi yakni:
- Mengetahui apa yang dianggap penting oleh user.
- Memuat informasi tentang tujuan utama pelaporan kinerja dan komitmen – komitmennya
pada pencapaian hasil. Fokus pelaporan kinerja merupakan tanda kualitas laporan yang
terkait dengan tujuan pokok dan komitmen pada pencapaian hasil.
- Memuat informasi yang dinilai paling penting oleh organisasi sektor publik dari aspek
kinerja.

Pelaporan kinerja harus memuat :


a. Kerangka informasi mengenai hal – hal yang sedang dilakukan organisasi sektor publik dan
apa yang telah dicapai.
b. Penghargaan kesuksesan dan budaya belajar secara berkelanjutan untuk melakukan
perbaikan.
c. Diskusi publik, partisipasi kebijakan publik, dan proses pengalokasian sumber daya,
membantu manajemen sektor publik untuk mengetahui apa dan bagaimana mengkomunikasikan
program yang dicoba untuk dilakukan.
d. Membangun pemahaman publik atas Pelaporan Kinerja yang dibuat. kepercayaan publik
perlu dimunculkan atas arah kebijakan dan harapan yang akan diraih.

Fungsi Pelaporan Kinerja

1. Pelaporan Kinerja sebagai Motivator untuk Meningkatkan Kinerja


Motivasi pelayanan publik akan sulit dicapai tanpa kompetisi, karna unit kerja organisasi
publik hanya dapat ditingkatkan dengan pemeliharaan keunggulan secara konsistensi. Dengan
informasi tentang pembandingan pengukuran kinerja, kemampuan barang-barang sektor
perseorangan dan publik akan mendapatkan tekanan persaingan. Pelaporan kinerja juga dapat
disediakan untuk memotivasi kinerja seseorang. Faktanya, perbandingan antara kinerja unit kerja
organisasi dengan unit kerja organisasi lainnya dapat dijadikan sebagai dasar pemahaman
karakter unit kerja organisasi tersebut.

2. Pelaporan Kinerja sebagai Alat Akuntabilitas


Secara tidak langsung, akuntabilitas sektor publik adalah baik. Pelaporan kinerja yang
diterbitkan secara regular akan menjadi langkah maju dalam mendemonstrasikan proses
akuntabilitas. Perbandingan pengukuran kinerja dapat dibangun atas pengukuran kinerja dan
menambah dimensi lainnya untuk akuntabilitas perbandingan dengan unit kerja organisasi lain
yang serupa.

3. Pelaporan Kinerja sebagai Alat untuk Menentukan Latihan Terbaik


Fakta menyatakan bahwa perbandingan pengukuran kinerja adalah alat yang baik untuk
mengindikasikan program yang berjalan dan program yang tidak berjalan. Peningkatan kinerja
industry merupakan contoh yang terbaik bagi praktik profesionalisme. Pemerintah dan unit kerja
organisasi nonprofit dapat mengikuti model ini. Perbandingan pengukuran kinerja dapat
menyediakan informasi dasar yang siap di analisis. Ketika uji substantive dilakukan pada kinerja
pelayanan unit kerja organisasi yang serupa, kesamaan dan perbedaan antarorganisasi yang
teribat bisa diketahui. Dengan menggunakan perbandingan pengukuran kinerja antar unit kerja
organisasi yang sama, praktik terbaik dan terefektif dapat diidentifikasi.

D. Laporan Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah


Laporan Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) merupakan dokumen
pertanggungjawaban kinerja suatu instansi atas rencana strategis maupun rencana tahunan yang
telah disusun dan disampaikan secara sistematik dan berlembaga.

Perencanaan Strategis merupakan Suatu proses yg berorientasi pada hasil yg ingin


dicapai dalam kurun waktu 1-5 tahun secara sistematis dan berkesinambungan
Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja
berdasarkan program , kebijakan, sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik.  Hasil
dari proses ini berupa Rencana Kinerja Tahunan.

Pengukuran Kinerja dengan mempergunakan Indikator Kinerja Utama (IKU).


IKU pada tingkat Kementerian Negara/ Departemen/LPND adalah Indikator Hasil
(Outcome) sesuai dengan kewenangan tugas dan fungsi IKU pada tingkat Eselon I adalah
Indikator hasil (Outcome) dan atau keluaran (Output), setingkat lebih tinggi dari keluaran
(Output)  unit kerja dibawahnya.IKU pada tingkat Eselon II sekurang-kurangnya adalah
Indikator keluaran (Output).Bahan-bahan dan data untuk penyusunan pelaporan kinerja
bersumber:
1.    Dokumen RPJMN
2.    Dokumen Renstra
3.    Kebijakan Umum Instansi
4.    Bidang kewenangan, tugas dan fungsi
5.    Informasi Data Kinerja
6.    Data statistik
7.    Kelaziman pada bidang tertentu dan perkembangan ilmu pengetahuan

Indikator Kinerja Utama dikatan baik apabila IKU tersebut setidaknya mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
•    Specific (spesifik)
•    Measurable (dapat diukur)
•    Achievable (dapat dicapai)
•    Result Oriented (berorientasi kepada Hasil)
•    Relevan (berkaitan dengan tujuan dan sasaran) 

Penetapan Indiktor Kinerja Utama  wajib menggunakan Azas  Konservatisme yaitu azas
kehati-hatian, kecermatan, keterbukaan guna menghasilkan  informasi yang handal. Dalam hal
IKU menimbulkan dampak negatif terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan pimpinan unit
organisasi melaporkan kepada unit organisasi diatasnya. Penggunaan IKU, adalah untuk:
•    Perencanaan Jangka Menengah
•    Perencanaan Tahunan
•    Penyusunan dokumen Penetapan Kinerja
•    Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
•    Evaluasi Kinerja
•    Pemantauan dan pengendalian Kinerja

LAKIP yang selama ini disusun dan disajikan secara terpisah dengan laporan keuangan,
harus disusun dan disajikan secara terintegrasi dengan laporan keuangan, sehingga memberi
informasi yang komprehensif berkaitan dengan keuangan dan kinerja. Pentingnya LAKIP
bermanfaat  bagi  dilaksanakannya  Evaluasi  Kinerja. Fungsi Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP), antara lain:
1.    Media hubungan kerja organisasi
2.    Media akuntabilitas
3.    Media informasi umpan balik perbaikan kinerja
4.    LAKIP sebagai Instrumen Peningkatan Kinerja Berkesinambungan:

LAKIP menyajikan informasi kinerja berupa hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan
analisis akuntabilitas kinerja, termasuk menguraikan keberhasilan dan kegagalan,
hambatan/kendala, permasalahan, serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil.
Disertakan uraian mengenai aspek keuangan yang secara langsung mengaitkan hubungan antara
anggaran negara yang dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang diperoleh (akuntabilitas
keuangan). Adapun tujuan dari analisis kinerja, antara lain:
- Mengenali kendala dan permasalahan  yang dihadapi  Menilai efisiensi penggunaan
sumber daya dalam menghasilkan output 
- Menilai efektivitas pencapaian hasil (outcome) terhadap rencana 
- Menilai apakah kualitas hasil telah memenuhi keinginan/kepuasan stakeholders 
- Menilai apakah pencapaian output dan outcome sesuai dengan waktu yang ditetapkan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)
- mendorong Instansi fokus pada Pencapaian Sasaran. Dalam upaya Pencapaian
Sasaran perlu sebuah Alat Ukur yang dinamakan Indikator Kinerja.

Anda mungkin juga menyukai