Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik

Dosen Pengampu: Dr. Vince Ratnawati, M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8

Divanka Aulia (2202110681)

Naia Nabila

Nisa Manalu

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU
2023

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setelah melakukan operasionalisasi anggaran, hal selanjutnya adalah


melakukan pengukuran kinerja untuk menilai prestasi manajer dan unit organisasi
yang dipimpinnya. Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas
organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik.

Akuntabilitas bukan sekadar kemampuan menunjukkan bagaimana uang


publik dibelanjakan tetapi meliputi kemampuan menunjukkan bahwa uang publik
tersebut telah dibelanjakan secara ekonomis, efisien dan efektif. Pusat
pertanggungjawaban berperan untuk menciptakan indikator kinerja sebagai dasar
untuk menilai kinerja.

Dipergunakannya sistem pengukuran kinerja yang andal merupakan salah satu


faktor suksesnya organisasi. Melalui pengukuran kinerja, keberhasilan satuan
organisasi akan lebih dilihat dari kemampuannya berdasarkan sumber daya yang
dikelolanya, untuk mencapai hasil sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.

Untuk mendukung terwujudnya pemerintahan yang baik tentunya diperlukan


adanya sistem pengukuran kinerja yang baik pula. Sistem pengukuran kinerja ini
akan mengintegrasikan proses peningkatan kinerja melalui tahap perencanaan
sampai dengan evaluasi capaiannya. Sistem pengukuran kinerja yang baik akan
bermanfaat untuk berbagai hal di antaranya dapat digunakan sebagai alat untuk
sistem reward and punishment, mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan ekonomis
program serta kegiatan, meningkatkan kinerja, dan lain-lain.

Sebagai mahasiswa jurusan akuntansi, informasi mengenai bagaimana


pengukuran kinerja sektor publik tentu sangat penting, agar dapat
mengaplikasikannya apabila suatu saat bekerja pada organisasi sektor publik.
Oleh karena itu penulis berusaha menyajikan informasi mengenai bagaimana
pengukuran kinerja sektor publik dalam bentuk makalah yang berjudul
“Pengukuran Kinerja Sektor Publik”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada penulisan makalah ini
adalah, sebagai berikut.

1. Bagaimana sistem pengukuran kinerja di sektor publik?


2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja sektor publik?
3. Apa tujuan penilaian kinerja sektor publik?
4. Bagaimana prinsip pengukuran kinerja sektor publik?
5. Apa ukuran kinerja sektor publik?

1.3 Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah, sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengukuran kinerja di sektor publik.


2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja sektor publik.
3. Untuk mengetahui tujuan penilaian kinerja sektor publik.
4. Untuk mengetahui prinsip pengukuran kinerja sektor publik.
5. Untuk mengetahui ukuran kinerja sektor publik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pengukuran Kinerja di Sektor Publik

Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu


kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang
tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.

Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap


tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas:
efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas
barang dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan;
dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.

Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu manajer publik dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui alat
ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan
sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan
menetapkan reward and punishment system.

Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud.


Pertama, pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu
memperbaiki kinerja pemerintah. Kedua, ukuran kinerja sektor publik digunakan
untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. Ketiga, ukuran
kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggung jawaban
publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sektor Publik

1. Tujuan yang jelas dan terukur

Tujuan yang jelas dan terukur sangat diperlukan untuk mencegah


penyebaran energi organisasional. Perincian tujuan-tujuan jangka panjang dan
jangka pendek organisasi bisa membantu menurunkan ambiguitas pegawai
terhadap tujuan organisasi,sehingga para pegawai akan terfokus pada penyelesaian
tugas-tugas mereka. Tujuan yang jelas dan terukur dalam hal ini terkait dengan
penetapan visi dan misi organisasi dalam unir kerja dan apakah penetapan tujuan
tersebut telah memberikan gambaran jelas kepada responden mengenai hasil yang
harus dicapai (Indudewi, 2009).

2. Motivasi kerja

Faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi adalah motivasi kerja.


Motivasi seringkali dikatakan menjadi kunci kinerja kerja. Kinerja dapat
ditingkatan dengan motivasi kerja yang tinggi, pengetahuan dan keadilan dalam
melakukan tugas dan persepsi peran positif yang dimiliki seseorang. Oleh karena
itu memotivasi sumber saya manusia yang terlingkup dalam suatu organisasi lebih
banyak berhubungan dengan pemeliharaan kultur organisasi untuk mendorong
prestasi kerja (Tarigan, 2011).

3. Sistem pengukuran kinerja

Faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi adalah sistem pengukuran


kinerja. Keberhasilan sebuah organisasi sektor publik tidak dapat diukur semata-
mata dari persfektif keuangan. Surplus ataupun defisit dalam laporan keuangan
tidak dapat menjadi tolak ukur keberhasilan, karena sifat dasarnya yang tidak
mencari profit, keberhasilan sebuah organisasi sektor publik juga harus diukur
dari kinerjanya (Nordiawan, 2011).
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian
kinerja, yaitu untuk menilai sukses atau tidaknya suatu organisasi. Pengukuran
kinerja merupakan suatu proses sistematis untuk menilai apakah program/kegiatan
yang telah direncanakan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana tersebut, dan
yang lebih penting adalah apakah mencapai keberhasilan yang telah ditargetkan
pada saat perencanaan. Pengukuran kinerja dimulai dengan proses penetapan
indikator kinerja yang memberikan informasi sedemikian rupa sehingga
memungkinkan unit kerja sektor pulik untuk memonitor kinerjanya dalam
menghasilkan output dan outcome terhadap masyarakat (Nordiawan, 2011).

4. Insentif

Pemberian insentif dapat mendorong individu untuk berkinerja lebih baik,


walaupun dalam konteks pemerintahan, fungsi insentif seharusnya tidak berperan
besar mengingat tugas utama pemerintah adalah melayani kebutuhan masyarakat.
Permendagri 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pada
pasal 39 mengatur mengenai tambahan penghasilan bagi pegawai berdasarkan
prestasi kerja. Tambahan penghasilan ini tentunya berdasarkan pertimbangan
obyektif dengan memperhatikan kemampuan daerah dan memperoleh persetujuan
DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Desentralisasi

Desentralisasi dapat diartikan adanya pelimpahan sebagian wewenang dari


pejabat pemerintah terhadap pejabat dibawahnya untuk mengmbil keputusan dan
bertanggungjawab terkait dengan alokasi sumber daya dan pelayanan jasa
terhadap masyarakat. (Halachmi, 2002). Desentralisasi bertujuan agar instansi
pemerintah dapat melayani kebutuhan masyarakat maupun stakeholders lainnya
dengan cepat dan mendapatkan umpan balik guna peningkatan kinerja instansi
yang bersangkutan. Desentralisasi dapat mendorong terjaringnya aspirasi
masyarakat dengan adanya umpan balik antar SKPD dengan masyarakat.

6.Penyusunan Anggaran

Mardiasmo (2009) menyatakan bahwa tahap penganggaran menjadi sangat


penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja
dapat menggagalkan perencanaan yang telah disusun. Anggaran merupakan
managerial plan of action untuk memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi.
Anggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu sebagai alat
perencanaan,alat pengendalian, alat kebijakan fiskal, alat politik, alat koordinasi
dan komunikasi, alat penilaian kinerja, alat motivasi dan alat penciptaan ruang
publik.

2.3 Tujuan Penilaian Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Tujuan sistem pengukuran kinerja antara lain :

1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and


bottom up)
2. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang
sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian strateginya.
3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah
dan bawah serta motivasi untuk mencapai good congruence
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual
dan kemampuan kolektif yang rasional.

2.4 Prinsip Pengukuran Kinerja Sektor Publik

1. Evaluasi kembali ukuran yang ada

Informasi kinerja tetap dibutuhkan oleh manajemen. Apabila skema


indikator kinerja sudah tidak berfungsi, maka manajemen akan mengembangkan
skema.

2. Mengukur kegiatan yang penting, tidak hanya hasil

Kinerja selalu berorientasi hasil. Ukuran hasil sering diformulasikan dalam


rasio keuangan. Pencapaian hasil akan menunjukkan adanya permasalahan. Hasil
tersebut tidak akan menunjukkan diagnosis hasil.

3. Pengukuran harus mendorong tim kerja yang akan mencapai tujuan


Pembagian prosespengukuran menciptakan lingkungan tim kerja yang
aktivitasnya diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.

4. Pengukuran harus merupakan perangkat yang terintegrasi,seimbang dalam


penerapannya

Agar efekif, sistem pengukuran harus diciptakan sebagai perangkat


terintegrasi yang diperoleh dari strategi perusahaan. Sebagian besar perusahaan
berusaha meminimalkan biaya, meningkatkan kualitas, mengurangi waktu
pelaksanaan produksi dan menciptakan pengembalian investasi yang wajar.

5. Pengukuran harus memiliki fokus eksternal jika memungkinkan

Ukuran internal yang umum dipakai dalam sebuah organisasi


perbandingan kinerja dari tahun ke tahun. Suatu perbandingan tertentu dapat
dilakukan ke tingkatan mikro: divisi, departemen, kelompok, bahkan individu.

2.5 Ukuran Kinerja Sektor Publik

Komponen yang digunakan dalam penentuan indikator kinerja :

a. Biaya Pelayanan (cost of serice)


Indikator biaya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost) , misalnya
biaya per unit pelayanan (panjang jalan yang diperbaiki, jumlah ton
sampah yang terangkut, biaya per siswa).
b. Penggunaan (utilization)
Indikator ini membandingkan antara jumlah pelayanan yang ditawarkan
(supply of service) dengan permintaan publik (public demand). Indikator
ini harus mempertimbangkan preferensi publik sedangkan pengukurannya
berupa volume absolut atau presentase tertentu.
c. Kualitas dan Standar Pelayanan (quality and standards)
Indikator ini merupakan indikator yang paling sulit diukur karena
menyangkut pertimbangan yang sifatnya subyektif.
d. Cakupan Pelayanan (coverage)
Indikator ini perlu dipertimbangkan jika terdapat kebijakan atau peraturan
perundangan yang mensyaratkan untuk memberikan pelayanan dengan
tingkat pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
e. Kepuasan (satisfaction)
Indikator kepuasan diukur melalui metode jajak pendapat secara langsung.
Bagi pemerintah daerah, metode penjaringan aspirasi masyarakat (need
assesment) dapat juga digunakan untuk menetapkan indikator kepuasan.

Menurut Mahmdi (2005:97) dalam bukunya Manajemen Kinerja Sektor Publik


menyatakan karakteristik indikator kinerja sebagai berikut :

a. Sederhana dan mudah dipahami


b. Dapat diukur
c. Dapat dikualifikasian, misalnya dalam rasio presentase dan angka
d. Diaktifkan dengan standar atau target kinerjanya
e. Berfokus pada customer service, kualitas dan efisiensi
f. Dikaji secara teratur

Mekanisme yang diperlukan untuk menentukan indikator kinerja, antara lain :

1. Sistem perencanaan dan pengendalian


Meliputi proses, prosedur dan struktur yang memberi jaminan bahwa
tujuan organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan ke seluruh bagian
organisasi
2. Spesifikasi dan standarisasi
Kinerja suatu kegiatan, program, dan organisasi diukur dengan
menggunakan spesifikasi teknis secara detail.
3. Kompetensi teknis dan profesionelisme
Untuk memberikan jaminan terpenuhinya spesifikasi teknis dan
standarisasi yang ditetapkan maka diperlukan personel yang memiliki
komptensi teknis dan profesional dalam bekerja
4. Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar
Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian penghargaan dan hukuman
(rewaward and punishment) yang bersifat financial
5. Mekanisme sumber daya manusia
Pemerintah perlu menggunakan beberapa mekanisme untuk memotivasi
stafnya untuk memperbaiki kinerja personal dan organisasinya

Anda mungkin juga menyukai