Oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS BUMIGORA
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nya
sehingga makalah ini berhasil penyusun selesaikan. Penyusunan makalah ini merupakan tugas
mata kuliah Akuntansi Sektor Publik di program jurusan S1 Akuntansi di Universitas
Bumigora. Adapun judul yang diambil dalam makalah ini adalah “Pengukuran Kinerja Sektor
Publik”.
Ucapan terima kasih penyusun berikan kepada semua pihak yang telah membantu untuk
menyelesaikan makalah ini. Tanpa dukungan dari mereka semua, penyusunan makalah ini
belum tentu bisa terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, sehingga
kritik dan saran sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat memberi manfaat bagi semua pihak.
ii
DAFTAR ISI
JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Pengukuran Kinerja 3
1. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja 4
2. Manfaat Pengukuran Kinerja 4
3. Prinsip – Prinsip Pemilihan Ukuran Kinerja 5
4. Skala dan Siklus Pengukuran Kinerja 6-7
B. Informasi Yang Digunakan Untuk Pengukuran Kinerja 7-13
C. Peranan Indikator Kinerja Dalam Pengukuran Kinerja 13-16
1. Manfaat Indikator Kinerja 16
2. Penyusunan Indikator Kinerja 16
3. Indikator Kinerja dan Pengukuran Value for Money 17
4. Peran Indikator Kinerja Bagi Pemerintah 17
5. Value for Money Sebagai Metode Penilaian Kinerja 17-18
6. Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Value for Money 18-19
7. Mekanisme Penentuan Indikator Kinerja 19
8. Langkah - Langkah Pengukuran dan Tujuan Value for Money 19-21
BAB III PENUTUP 22
A. Kesimpulan 22
DAFTAR PUSTAKA 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Membantu memperbaiki kinerja pemerintah agar dapat berfokus pada tujuan dan
sasaran program unit kerja yangn pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas organisasi sektor publik dalam memberikan layanan kepada
masyarakat.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan.
4. Capital rationing
1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and bottom up).
2. Untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga
dapat ditelusur berkembangan pencapaian strateginya.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah bagaimana pengukuran kinerja sektor publik ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang
bagaimana pengukuran kinerja sektor publik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Membantu memperbaiki kinerja pemerintah agar dapat berfokus pada tujuan dan
sasaran program unit kerja yangn pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas organisasi sektor publik dalam memberikan layanan kepada
masyarakat.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan.
Selain itu, pihak legislatif menggunakan ukuran kinerja ini untuk menentukan
kelayakan biaya pelayanan (cost of service) yang dibebankan kepada masyarakat
pengguna jasa publik karena mereka tidak mau selalu ditarik pungutan tanpa adanya
peningkatan kualitas dan kuantitas dari pelayanan yang diterima tersebut. Kinerja
sektor publik bersifat multidimensional, sehingga tidak ada indikator tunggal yang
dapat digunakan untuk menunjukkan kinerja secara komprehensif. Berbeda dengan
sektor swasta, karena sifat output yang dihasilkan sektor publik lebih banyak
bersifat intangible output, maka ukuran finansial saja tidak cukup untuk mengukur
kinerja sektor publik. Oleh karena itu, perlu dikembangkan ukuran kerja non finansial.
3
1. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja
a) Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and bottom
up).
b) Untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga
dapat ditelusur berkembangan pencapaian strateginya.
4
3. Prinsip – Prinsip Pemilihan Ukuran Kinerja
Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih ukuran-
ukuran kinerja instansi yang sesuai dengan skema indikator.
5
4. Skala Pengukuran
a) Skala Nominal
b) Skala Ordinal
Skala ini lebih tinggi tingkatannya atau lebih baik dari pada skala
nominal karena selain memiliki ciri-ciri yang sama dengan skala nominal, yaitu
dapat mengolongkan obyek dalam golongan yang berbeda, skala ordinal juga
mempunyai kelebihan dari skala nominal, yaitu bahwa golongan-golongan atau
klasifikasi dalam skala ordinal ini dapat dibedakan tingkatannya. Ini berarti
bahwa suatu golongan dapat dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah dari pada
golongan yang lain.
c) Skala Interval
Skala interval memiliki kelebihan yaitu mempunyai unit pengukuran
yang sama, sehingga jarak antara satu titik dengan titik yang lain, atau antara
satu golongan dengan golongan yang lain dapat diketahui.
d) Skala rasio
6
5. Siklus Pengukuran Kinerja
c) Mengembangkan sistem pengukuran kinerja yaitu tahap ini terdiri dari tiga
langkah, yaitu: pertama, meyakinkan keberadaan data yang diperlukan dalam
siklus pengukuran kinerja. Kedua, mengukur kinerja dengan data yang tersedia
dan data yang dikumpulkan. Ketiga, penggunaan data pengukuran yang
dihimpun, harus dipresentasikan dalam cara-cara yang dapat dimengerti dan
bermanfaat.
d) Penyempurnaan ukuran yaitu pada tahap ini dilakukan pemikiran kembali atas
indikator hasil (outcomes) dan indikator dampak (impacts) menjadi lebih
penting dibandingkan dengan pemikiran kembali atas indikator masukan
(inputs) dan keluaran (outputs).
1. Informasi Finansial
7
a) Varians pendapatan (revenue varians)
8
a) Perspektif finansial (financial perspective)
9
diungkapkan dalam bentuk jumlah pelanggan uang yang dibelanjakan
atau volume satuan yang terjual.
Dalam hal ini perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama yaitu:
1) Proses inovasi
10
ketepatan waktu dari proses inovasi ini akan mendorong terjadinya efisiensi
biaya pada proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan. Proses inovasi
dapat dibagi menjadi dua yaitu:
2) Proses Operasi
11
1) Menjelaskan faktor pemicu keberhasilan dan kegagalan organisasi
12
f) Agar pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan baik, berikut ini merupakan
hal-hal yang perlu diperhatikan:
2) Hal yang perlu dilakukan oleh instansi adalah sesegera mungkin memulai
upaya pengukuran kinerja dan tidak perlu mengharap pngukuran kinerja
akan langsung sempurna. Nantinya, perbaikan atas pengukuran kinerja akan
dilakukan.
13
1. Biaya pelayanan (cost of service)
Indikator biaya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost), misalnya
biaya per unit pelayanan (panjang jalan yang diperbaiki, jumlah ton sampah
yang terangkut, biaya per siswa). Beberapa pelayanan mungkin tidak dapat
ditentukan biaya unitnya karena output yang dihasilkan tidak dapat
dikuantifikasi atau tidak ada keseragaman tipe pelayanan yang diberikan. Untuk
kondisi tersebut maka dibuat indikator kinerja produksi misalnya belanja per
kapita.
2. Penggunaan (utilization)
5. Kepuasan (satisfaction)
14
jumlah komplain. Pembuatan indikator kinerja tersebut memerlukan kerjasama
antar unit kerja. Contoh Pengembangan Indikator Kinerja
15
1. Manfaat Indikator Kinerja
c) Pilih dan tetapkan indikator kinerja yang paling relevan dan berpengaruh
besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijaksanaan/program/kegiatan.
16
c) Sebagai masukan untuk menentukan skema insentif manajerial
17
guna) dalam penggunaan sumber daya dalam arti penggunaannya diminimalkan
dan hasilnya dimaksimalkan (maximizing benefits and minimizing costs), serta
efektif (berhasil guna) dalam arti mencapai tujuan dan sasaran. Value for money
merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan
pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
18
7. Mekanisme Penentuan Indikator Kinerja
a) Pengukuran Ekonomi
2) Apakah biaya organisasi lebih besar dari pada biaya organisasi lain yang
sejenis yang dapat diperbandingkan ?
b) Pengukuran Efisiensi
19
2) Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada
proporsi peningkatan input.
c) Pengukuran Efektifitas
d) Pengukuran Outcome
Tujuan pelaksanaan value for money adalah, ekonomi: hemat cermat da-
lam pengadaan dan alokasi sumber daya. Efisiensi: Berdaya guna dalam
penggunaan sumber daya Efektivitas: Berhasil guna dalam arti mencapai tujuan
dan sasaran. Equity: Keadilan dalam mendapatkan pelayanan publik. Equality:
Kesetaran dalam penggunaan sumber daya. Tujuan lain yang dikehendaki
terkait pelaksanaan value for money adalah :
20
a) Meningkatan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang
diberikan tepat sasaran
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Pengukuran Kinerja sektor publik adalah suatu system yang bertujuan untuk
membantu manajer public menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial
dan non finansial. System pengukuran kinerja merupakan salah satu alat pengendalian
organisasi karena diperkuat dengan adanya mekanisme reward dan punishment.
Pengukuran kinerja sektor publik dimkasudkan untuk membantu memperbaiki kinerja
pemerintah, memperbaiki pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, serta
untuk memfasilitasi terwujudnya akuntabilitas publik
22
DAFTAR PUSTAKA
23
PERTANYAAN:
1. Kenapa informasi non finansial dapat dijadikan tolak ukur dalam pengukuran kinerja ?
1. Informasi non finansial dapat dijadikan tolak ukur dalam pengukuran kinerja adalah
tentunya menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen
perusahaan khususnya dalam mengambil keputusan, baik itu dalam perencanaan,
implementasi dan pelaksanaan dari strategi sehingga perusahaan dapat memberikan
perbaikan mendasar dan menghasilkan outcome yang baik
2. Suatu unit organisasi perlu melakukan estimasi atau perkiraan adalah untuk mencapai
target kinerja yang ingin dicapai pada periode mendatang, penentuan target tersebut
didasarkan pada perkembangan cakupan pelayanan atau indikator kinerja, bisa dengan
membandingkan kinerja dimasa lalu dengan yang sekarang demi tercapainya agar dapat
memberikan pelayanan yang terbaik dan kepuasan kepada masyarakat
a. Ekonomi (spending less) konsep biaya untuk memperoleh input. Sumber daya input
hendaknya diperoleh dengan harga yang lebih rendah, yaitu harga yang mendekati
harga pasar
24
b. Ekonomi: apakah kendaraan dapat dibeli dengan harga yang lebih rendah dari harga
pasar
c. Efisien: dengan jumlah sunber daya modal tertentu dapat memperoleh kendaraan
dengan jumlah lebih banyak
5. Mengambil data dari organisasi sendiri, menggunakan jasa observer terlatih, melakukan
survei kepada pengguna jasa (pelanggan/masyarakat).
25