Disusun Oleh :
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRILOGI
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang diberi judul “Pengukuran Kinerja Sektor Publik”. Makalah ini dibuat dan
diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Akuntansi Sektor Publik pada Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trilogi.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu selama proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Afrizal Aziz, selaku Dosen Matakuliah Akuntansi Sektor Publik yang telah
membimbing kami dalam penulisan makalah ini;
2. Pengarang buku yang menginspirasi kami melalui karya-karya dalam tulisannya;
Kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
terciptanya kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan
baik bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
BAB III PENUTUP ………………...……………………………………. 15
Kesimpulan …….………………………………………………... 15
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...... 16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kinerja satuan organisasi/kerja banyak menjadi sorotan akhir-akhir ini,terutama
sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahan. Rakyat mulai
mempertanyakan akan nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang dilakukan.
Walaupun anggaran rutin dan pembangunan yangdikeluarkan oleh pemerintah semakin
membengkak, nampaknya masyarakat belum puas atas kualitas jasa maupun barang yang
diberikan. Di samping itu, selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalandari
satuan organisasi/kerja dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinyasulit untuk
dilakukan secara objektif. Kesulitan ini disebabkan belum pernahdisusun suatu sistem
pengukuran kinerja yang dapat menginformasikantingkat keberhasilannya. Kesulitan lain
adalah pengukuran tingkat kinerja satuan organisasi/kerjalebih ditekankan kepada
kemampuannya dalam menyerap anggaran.
Dengan kata lain, satuan organisasi/kerja akan dinyatakan berhasil apabila
menyerap100% anggaran pemerintah, walaupun hasil maupun dampak yang dicapaidari
pelaksanaan program tersebut masih berada jauh di bawah standar. Olehkarena itu, sudah
mendesak untuk disusun suatu sistem pengukuran kinerja yang dapat memberikan
informasi atas efektivitas dan efisiensi pencapaian kinerja satuan organisasi/kerja. Selama
tiga dekade terakhir, belum pernah dikembangkan suatu standar pengukuran kinerja
satuan organisasi/kerja yang dapat memberikan informasikepada pimpinan, apakah satuan
organisasi/kerja tersebut telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
Dengan kata lain,terjadi jurang yang sangat luas antara perencanaan satuan
organisasi/kerjadengan pengukuran kinerja atas perencanaan tersebut. Karenanya, perlu
dikembangkan suatu model pengukuran kinerja yang membantu memberikan informasi
apakah program yang dilaksanakan sesuai dengan rencana. Hal ini juga sekaligus
mengubah paradigma lama bahwa satuan organisasi/kerja yangsukses dinilai atas
keberhasilan penyerapan anggaran, dan bukan atas pencapaian tujuan yang pada akhirnya
memuaskan masyarakat banyak. Untuk dapat menjawab pertanyaan akan tingkat
keberhasilan satuanorganisasi/kerja, maka seluruh aktivitasnya harus dapat diukur.
Pengukurantersebut tidak semata-mata pada masukan (input) dari kegiatan tetapi lebih
ditekankan kepada keluaran, manfaat, dan dampak dari kegiatan tersebut bagi masyarakat.
1
Dengan kata lain, sistem pengukuran kinerja yang merupakan elemen pokok dari laporan
akuntabilitas satuan organisasi/kerja akan mengubah paradigma pengukuran keberhasilan.
Selama ini, keberhasilansuatu satuan organisasi/kerja lebih ditekankan kepada
kemampuannya dalam menyerap sumber daya (terutama anggaran) sebanyak-banyaknya,
walaupun hasilnya sangat mengecewakan. Melalui pengukuran kinerja, keberhasilan
satuan organisasi/kerja akanlebih dilihat dari kemampuannya, berdasarkan sumber daya
yang dikelolanya,untuk mencapai hasil sesuai dengan rencana yang telah
ditentukansebelumnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka kami membuat rumusan masalah antara
lain :
1. Bagaimana pengukuran kinerja sector publik?
2. Apa saja informasi yang digunakan untuk pengukuran kinerja?
3. Bagaimana indikator kinerja dalam pengukuran kinerja?
4. Bagaimana indikator kinerja dan pengukuran value for money?
5. Bagaimana pengukuran value for money?
6. Bagaimana pengembangan indikator value for money?
7. Bagaimana langkah-langkah pengukuran value for money?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengukuran kinerja sector publik.
2. Untuk mengetahui informasi yang digunakan untuk pengukuran kinerja.
3. Untuk mengetahui indikator kinerja dalam pengukuran kinerja.
4. Untuk mengetahui indikator kinerja dan pengukuran value for money.
5. Untuk mengetahui pengukuran value for money
6. Untuk mengetahui pengembangan indikator value for money.
7. Untuk mengetahui langkah-langkah pengukuran value for money.
D. MANFAAT PENELITIAN
Selain tujuan, makalah ini juga memiliki manfaat, antara lain sebagai berikut:
1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengukuran
kinerja sektor publik.
2
2. Bagi pihak lainnya, memperluas wawasan dan sebagai acuan penulis lainnya yang akan
melakukan penyusunan atau pun yang akan melanjutkan penulisan makalah ini sesuai
judul diatas.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
b. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang sehingga
dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi;
c. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan
bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence; dan
d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan
kemampuan kolektif yang rasional.
3. Manfaat Pengukuran Kinerja
a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen;
b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan;
c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaiana kinerja dan
membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif
untuk memperbaiki kinerja;
d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward &
punishment) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan
system pengukuran kinerja yang telah disepakati;
e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja organisasi;
f. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi;
g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintash; dan
h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.
6
C. Peranan Indikator Kinerja Dalam Pengukuran Kinerja
Untuk melakukan pengukuran kinerja, variabel kunci yang sudah
teridentifikasi tersebut kemudian dikembangkan menjadi indikator kinerja untuk unit
kerja yang bersangkutan. Untuk dapat diketahui tingkat capaian kinerja, indikator
kinerja tersebut kemudian dibandingkan dengan target kinerja atau standar kinerja.
Tahap terakhir adalah evaluasi kinerja yang hasilnya berupa feedback, reward, dan
punishment kepada manajer pusat pertanggungjawaban.
Indikator Kinerja digunakan sebagai indikator pelaksanaan strategi yang
telah ditetapkan. Indikator kinerja tersebut dapat berbentuk faktor-faktor keberhasilan
utama organisasi (critical success factors) dan indikator kinerja kunci (key performance
indicator).
Faktor Keberhasilan Utama adalah suatu area yang mengindikasikan kesuksesan
kinerja unit kerja organisasi. Area ini merefleksikan preferensi manajerial dengan
memperahtikan variabel-variabel kunci finansial dan nonfinansial pada kondisi waktu
tertentu. Critical success factor tersebut harus secara konsisten mengikuti perubahan
yang terjadi dalam organisasi.
Indikator Kinerja Kunci merupakan sekumpulan indikator yang dapat dianggap sebagai
ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun nonfinansial untuk
melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis. Indikator ini dapat digunakan oleh
manajer untuk mendeteksi dan memonitor capaian kinerja.
1. Pengembangan Indikator Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan mengembangkan variabel kunci yang
sudah teridentifikasi menjadi indikator kinerja. Indikator kinerja dapat berbentuk
faktor keberhasilan utama organisasi dan indikator kunci. Indikator kinerja penting
untuk mengetahui apakah aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien dan
efektif. Penentuan indikator kinerja perlu dipertimbangkan komponen berikut :
a. Biaya pelayanan (cost of service);
Indikator biasanya diukur dalam bentuk biaya unit.
b. Penggunaan (utilization);
Indikator penggunaan membandingkan antara supply of service (pelayanan
yang ditawarkan) dengan public demand (permintaan publik)
c. Kualitas dan Standar pelayanan (quality and standards);
Indikator kualitas dan standar pelayanan merupakan indikator yang paling sulit
diukur.
7
d. Cakupan pelayanan (coverage);
Indikator cakupan pelayanan perlu dipertimbangkan apabila terdapat kebijakan
atau peraturan perundangan yang mensyaratkan untuk memberikan pelayanan
dengan tingkat pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
e. Kepuasan (satisfaction).
Indikator kepuasan biasanya diukur melalui metode jajak pendapat secara
langsung.
8
d. Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar
Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian penghargaan dan hukuman
(reward & punishment) yang bersifat finansial, sedangkan mekanisme pasar
terkait dengan penggunaan sumber daya yang menjamin terpenuhinya value for
money. Ukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk memberikan
penghargaan dan hukuman (alat pembinaan).
e. Mekanisme Sumber Daya Manusia
Pemerintah perlu menggunakan beberapa mekanisme untuk memotivasi stafnya
untuk memperbaiki kinerja personal dan organisasi.
2. Peran Indikator Kinerja Bagi Pemerintah
a. Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi;
b. Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkan;
c. Sebagai masukan untuk menentukan skema insentif manajerial;
d. Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan
pilihan;
e. Untuk menunjukkan standar kinerja;
f. Untuk menunjukkan efektivitas;
g. Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya yang
paling baik untuk mencapai target sasaran; dan
h. Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial untuk
dilakukan penghematan biaya.
Permasalahan teknis yang dihadapi saat pengukuran ekonomi, efisiensi dan
efektivitas (value for money) organisasi adalah bagaimana membandingkan input
dengan output untuk menghasilkan ukuran efisiensi yang memuaskan jika output yang
dihasilkan tidak dapat dinilai dengan harga pasar. Solusi praktis atas masalah tersebut
adalah dengan cara membandingkan input finansial (biaya) dengan output nonfinansial,
misalnya biaya unit (unit cost statistics).
9
daya dalam arti penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan
(maximizing benefits and minimizing costs), serta efektif (berhasil guna) dalam arti
mencapai tujuan dan sasaran.
Agar dalam menilai kinerja organisasi dapat dilakukan secara obyektif, maka
diperlukan indikator kinerja. Indikator kinerja yang ideal harus terkait pada efisiensi
biaya dan kualitas pelayanan. Sementara itu, kualitas terkait dengan kesesuaian dengan
maksud dan tujuan (fitness for purpose), konsistensi, dan kepuasan public (public
satisfaction). Kepuasan masyarakat dalam konteks tersebut dapat dikaitkan dengan
semakin rendahnya complaint dari masyarakat.
10
Pengertian efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau
target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran
dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan
efektif apabalia proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan
(spending wisely).
11
Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan untuk mendayagunakan sumber daya
input pada tingkat kapasitas optimal. Efesiensi teknis (manajerial) terkait dengan
kemampuan mendayagunakan seumber daya input pada tingkat output tertentu.
3. Pengukuran Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya. Efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah
dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Efektivitas hanya melihat apakah suatu
program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Pengukuran Outcome
Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat. Output
hanya mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat,
sedangkan outcome mengukur kualitas output dan dampak yang dihasilkan (Smith,
1996). Pengukuran outcome memiliki dua peran, yaitu peran retrospektif dan
prospektif. Peran retrospektif terkait dengan penilaian kinerja masa lalu, sedangkan
peran prospektif terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang.
12
Pengukuran outcome memiliki dua peran:
a. Peran retrospektif penilaian kinerja masa lalu : menentukan apakah manfaat yang
diharapkan (expected benefit) dari suatu program publik telah terwujud
b. Peran prospektif terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang :
memberikan bukti terhadap praktik yang baik (good management). Bukti tersebut
dapat menjadi dasar untuk menetapkan target di masa yang akan datang dan
mendorong untuk menggunakan praktik yang terbaik.
Y = a + bt
13
Dimana,
Y = indikator kinerja
a = indikator kinerja autonomous
t = time lag
4. Regresi
Regresi ini menggunakan rumus
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑒
𝑌 = 𝑎 + 𝑏̂1 𝑋1 + 𝑏̂2 𝑋2 + 𝑒
14
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur
finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja merupakan salah satu alat
pengendalian organisasi karena diperkuat dengan adanya mekanisme reward dan
punishment. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu
memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi terwujudnya akuntabilitas publik.
Inti pengukuran kinerja pemerintah adalah pengukuran value for money. Kinerja
pemerintah harus diukur dari sisi input, output dan outcome. Tujuan pengukuran value
for money yaitu mengukur tingkat keekonomisan dalam alokasi sumber daya, efisiensi
dalam penggunaan sumber dayadan hasil yang maksimal, serta efektifitas dalam
penggunaan sumber daya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16