Anda di halaman 1dari 28

AUDITING 2

“MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISI


DAN PEMBAYARAN: VERIFIKASI AKUN TERPILIH”

Disusun Oleh :

1. AFRISA KURNIATI (15102063)


2. ANGGIA CAHYANINGTYAS (15102109)
3. MAULYDIA RIZKI AMALIA (15102112)
4. MIRA AYU PRIHATINIA (15102114)
5. RATIH NURLITA DEWI (15102115)
6. RIDHA AMALIYAH (15102116)

UNIVERSITAS TRILOGI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2018

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang diberi judul“Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Akuisisi dan
Pembayaran: Verifikasi Akun Terpilih”. Makalah ini dibuat dan diajukan untuk
memenuhi tugas matakuliah Auditing 2 pada Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Trilogi.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu selama proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Salomo Jimmyanto, selaku Dosen Matakuliah Auditing 2 yang telah
membimbing kami dalam penulisan makalah ini;
2. Pengarang buku yang menginspirasi kami melalui karya-karya dalam tulisannya;
Kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi terciptanya kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan
baik bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, Mei 2018

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR …………..……..………………………………....... ii


DAFTAR ISI ……………………………………………………………...... iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1
A. Latar Belakang ……………………………………………...... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………. 1
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………... 2
D. Manfaat Penelitian …...………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………... 3
A. Jenis Akun Lain Dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran …... 3
B. Audit Atas Properti, Pabrik, dan Peralatan ……….………….. 3
1. Memverifikasi Akuisisi Tahun Berjalan …………………... 5
2. Memverifikasi Pelepasan Tahun Berjalan …………………. 6
3. Memverifikasi Saldo Akhir Akun Aset ……………………. 8
4. Memverifikasi Beban Penyusutan …………………………. 9
C. Audit Beban Dibayar di Muka ……………………………….. 10
1. Tinjauan terhadap Asuransi Dibayar di Muka ……………... 11
2. Pengendalian Internal ……………………………………… 11
3. Pengujian Audit ……………………………………………. 12
D. Audit Kewajiban Akrual ……………………………………... 14
E. Audit Akun Laba dan Beban …………………………………. 17
F. Contoh Kasus ………………………………………………… 21
BAB III PENUTUP ………………...……………………………………. 23
Kesimpulan ……………………………………………….…...... 23
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...... 24

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran mempengaruhi beberapa akun
aktiva:
a. Perlengkapan
b. Properti
c. Pabrik
d. Peralatan
e. Akun beban dibayar dimuka.
Diantara beberapa lainnya pembayaran jasa juga mempengaruhi banyak akun
beban. Untuk melanjutkan pembahasan mengenai siklus akuisisi dan pembayaran juga
akan membahas masalah audit yang berhubungan dengan akun – akun lain yang
umumnya ditemukan dalam siklus akuisisi dan pembayaran sebagian besar bisnis.
Cerita mengenai TVCN menyoroti pentingnya memahami sifat transaksi siklus
akuisisi dan pembayaran. Karena transaksi dalam siklus ini mempengaruhi sejumlah
besar akun baik dalam neraca maupun laporan laba rugi, transaksi yang
diklasifikasikan dengan tidak benar dapat sangat mempengaruhi hasil yang dilaporkan
, seperti yang terjadi pada TVCN. Auditor harus memahami sifat transaksi yang
mengatur melalui siklus akuisisi dan pe,mbayaran sehingga dapat menilai secara efektif
risiko salah saji yang material dan melaksanakana prosedur audit lebih lanjut untuk
mengevaluasi akun – akun dalam siklus tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka kami membuat rumusan masalah
antara lain :
1. Bagaimana jenis akun lain dalam siklus akuisisi dan pembayaran?
2. Bagaimana audit atas property, pabrik, dan peralatan?

1
3. Bagaimana audit beban dibayar di muka?
4. Bagaimana audit kewajiban akrual?
5. Bagaimana audit akun laba dan beban?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui jenis akun lain dalam siklus akuisisi dan pembayaran.
2. Untuk mengetahui audit atas property, pabrik, dan peralatan.
3. Untuk mengetahui audit beban dibayar di muka.
4. Untuk mengetahui audit kewajiban akrual.
5. Untuk mengetahui audit akun laba dan beban.

D. MANFAAT PENELITIAN
Selain tujuan, makalah ini juga memiliki manfaat, antara lain sebagai berikut:
1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran: Verifikasi
Akun Terpilih.
2. Bagi pihak lainnya, memperluas wawasan dan sebagai acuan penulis lainnya
yang akan melakukan penyusunan atau pun yang akan melanjutkan penulisan
makalah ini sesuai judul diatas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis Akun Lain Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran


Tabel 19-1 menyoroti banyak akun khusus yang berkaitan dengan transaksi
dalam siklus akuisisi dan pembayaran. Jenis asset, beban, dan kewajiban bagi banyak
perusahaan akan berbeda, terutama yang berkecimpung dalam industry selain ritel,
grosir, dan manufaktur.
Tabel 19-1 Akun yang umumnya berkaitan dengan transaksi dan pembayaran

Asset Beban Kewajiban


• Kas • •
Harga pokok penjualan Utang usaha
• Persediaan • Beban sewa • Utang sewa
• Perlengkapan • Pajak property • Biaya professional
• Property, pabrik, dan • Beban pajak akrual
peralatan penghasilan • Pajak property akrual
• Paten, merek dagang, • Beban asuransi • Beban akrual lainnya
dan hak cipta • Beban professional • Utang pajak
• Sewa dibayar dimuka • Tunjangan pension penghasilan
• Pajak dibayar dimuka • Utilitas
• Asuransi dibayar
dimuka
Dalam bab ini masalah yang berkaitan dengan beberapa akun kunci lainnya
dalam siklus ini akan dibahas, terutama audit atas ;
• Property, pabrik, dan peralatan
• Beban dibayar dimuka
• Kewajiban lainnya
• Akun laba dan beban

B. Audit Atas Properti, Pabrik, dan Peralatan


Property, pabrik, dan peralatan adalah asset yang memiliki umur yang
diharapkan lebih dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak diperoleh untuk

3
dijual kembali. Tujuan penggunaan asset itu sebagai bagian dari operasi bisnis klien
dan umur diharapkannya yang lebih dari satu tahun merupakan karakteristik yang
signifikan yang yang membedakan asset tersebut dengan persediaan, beban dibayar
dimuka, dan investasi. Tabel 19-2 menunjukkan contoh beberapa klasifikasi akun
property, pabrik, dan peralatan yang umum. Akuisisi property, pabrik, dan peralatan
dilakukan melalui siklus akuisisi dan pembayaran.

Table 19-2 Klasifikasi akun property, pabrik, dan peralatan

• Tanah dan pengembangan tanah


• Bangunan dan perbaikan bangunan
• Peralatan
• Perabotan dan perkakas
• Mobil dan truk
• Pengembangan leasehold
• Konstruksi dalam proses untuk property, pabrik, dan peralatan
Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan serta akun property, pabrik, dan
peralatan lain umumnya berupa file induk asset tetap. File induk ini meliputi catatan
yang terinci atas setiap bagian peralatan dan jenis pproperti lainnya yang dimiliki.
Setiap catatan yang ada dalam file mencantumkan deskripsi asset, tanggal akuisisi,
biaya awal, penyusutan tahun berjalan, dan akumulasi penyusutan property.
Auditor membedakan cara memverifikasi peralatan dengan akun asset lancer
karena tiga alasan :
a. Biasanya akuisisi peralatan jarang dilakukan pada periode berjalan, terutama
peralatan berat yang digunakan dalam proses manufaktur.
b. Jumlah setiap akuisisi sering kali material.
c. Peralatan mungkin tetap disimpan dan dicatat dalam catatan akuntansi selama
beberapa tahun.
Karena perbedaan tersebut , audit atas peralatan lebih menekankan pada
verifikasi akuisisi yang dilakukan pada periode berjalan dan bukan saldo akun yang
dibawa dari tahun sebelumnya.

4
Walaupun pendekatan untuk memverifikasi peralatan berbeda dengan yang
digunakan untuk asset lancer, beberapa akun asset lainnya diverifikasi dengan cara
yang sama. Hal tersebut termasuk paten , hak cipta, biaya katalog, serta semua akun
property, pabrik, dan peralatan. Dalam audit atas peralatan dana kun-akun terkait,
auditor harus memisahkan pengujian kedalam kategori berikut :
• Melaksanakan prosedur analitis
• Memverifikasi akuisisi tahun berjalan
• Memverifikasi pelepasan atau pembuangan tahun berjalan
• Memverifikasi saldo akhir akun asset
• Memverifikasi akun beban penyusutan
• Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan.

1. Memverifikasi Akuisisi Tahun Berjalan


Perusahaan harus mencatat penambahan selama tahun berjalan dengnan
benar karena asset memiliki pengaruh jangka panjang terhadap laporan keuangan.
Kegagalan untuk mengkapitalisasi asset tetap, atau mencatat akuisisi pada jumlah
yangn salah, akan mempengaruhi neraca hingga perusahaan melepas atau
membuang asset itu. Laporan laba rugi juga akan terpengaruh hingga asset itu telah
disusutkan sepenuhnya. Pentingnya akuisisi berjalan dalam audit peralatan, auditor
menggunakan tujuh dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sebagai
kerangka referensi bagi pengujian atas rincian saldo: eksistensi, kelengkapan,
keakuratan, klasifikasi, pisah batas, detail tie-in, serta hak dan kewajiban yang
merupakan tujuan utama bagi bagian audit ini.
Pengujian audit aktual dan ukuran sampel sangat tergantung pada
materialitas kinerja, risiki inheren, dan penilaian risiko pengendalian. Materialitas
kinerja merupakan hal yang penting untuk memverifikasi penambahan tahun
berjalan karena transaksi tersebut bervariasi dari jumlah yang tidak material dalam
beberapa tahun hingga sejumlah besar akuisisi yang signifikan dalam tahun lainnya.
Titik awal untuk memverifikasi akuisisi tahun berjalan umumnya skedul yang
diperoleh dari klien menyangkut semua akuisisi yang dicatat pada akun property,

5
pabrik dan peralatan di buku besar umum selama tahun tersebut. Klien memperoleh
informasi ini melalui file induk property. Skedul yang tipikal memuat daftar setiap
penambahan secara terpisah dan mencantumkan tanggal akuisisi, vendor, deskripsi,
notasi apakah barang tersebut baru atau bekas, umur asset untuk tujuan penyusutan,
metode penyusutan dan biaya atau harga perolehannya.
Pengujian audit yang paling umum untuk memverifikasi penambahan adalah
memeriksa faktur vendor. Pengujian tambahan, selain yang dilakukan sebagai
bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi, sering
kali juga diperlukan Karena kompleksitas dari banyak transaksi peralatan dan
materialitas jumlahnya. Luas pengujian tergantung pada risiko pengendalian yang
dinilai auditor atas akuisisi dan materialitas penambahan tersebut. Dalam menguji
akuisisi, auditor harus memahami standar akuntansi untuk memastikan bahwa klien
mengikuti persyaratan terkait. Sebagai contoh, Auditor harus waspada terhadap
kemungkinan kelalaian klien untuk mencantumkan biaya transportasi dan instalasi
yang material sebagai bagian dari biaya akuisisi asset, serta kelalaian untuk
mencatat dengan benar tukar tambah peralatan yang ada. Auditor juga harus
mengetahui kebijakan kapitalisasi klien untuk menentukan apakah akuisisi telah
diperlukan secara konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya.
Auditor juga harus memverifikasi transaksi yang tercatat menyangkut
ketepatan klasifikasinya. Pengendalian internal yang buruk dapat menimbulkan
misklasifikasi transaksi pengeluaran yang signifikan. Salah saji dapat saja bersala
dari kurangnya pemahaman terhadap standar akuntansi atau keinginan klien untuk
menghindari pajak penghasilan. Auditor juga harus memeriksas apakah klien
memiliki hak untuk mencatat peralatan sebagai asset dan menentukan apakah
kapitalisasi peralatan sudah tepat.

2. Memverifikasi Pelepasan Tahun Berjalan


Transaksi yang melibatkan pelepasan peralatan sering kali disalah sajikan
apabila pengendalian internal perusahaan tidak memiliki metode formal untuk
memberi tahu manajemen tentang penjualan, tukar tambah, pengabaian atau

6
pencurian mesin dan peralatan yang tercatat. Jika klien lalai dalam mencatat
pelepasan, biaya awal akun peralatan akan lebih saji, dan nilai buku bersih akan
lebih saji hingga asset telah disusutkan sepenuhnya. Metode formal untuk
menelusuri pelepasan dan provisi menyangkut otorisasi yang tepat atas penjualan
atau pelepasan peralatan lainnya akan membantu mengurangi risiko salah saji. Juga
harus ada verifikasi internal yang memadai atas pelepasan yang tercatat untuk
memastikan bahwa asset telah dihapus dengan benar dari catatan akuntansi.
Tujuan utama auditor dalam memverifikasi penjualan, tukar tambah, atau
pengabaian peralatan adalah untuk mengumpulkan bukti yang cukup bahwa semua
pelepasan telah dicatat dan pada jumlah yang benar. Titik awal untuk memverifikasi
pelepasan adalah skedul klien yang berisi catatan tentang pelepasan itu. Pengujian
detail tie-in atas skedul yang mencatat pelepasan sangat diperlukan, termasuk
memfooting skedul, menelusuri total pada skedul ke pelepasan yang tercatat dalam
buku besar umum, serta menelusuri biaya dan akuntansi penyusutan pelepasan ke
file induk property.
Kelalaian untuk mencatat pelepasan peralatan yang tidak digunakan lagi
dalam bisnis dapat mempengaruhi secara signifikan laporan keuangan, pencarian
pelepasan yang tidak tercatat merupakan hal yang penting. Sifat dan kememadaian
pengendalian terhadap pelepasan mempengaruhi luas pencarian. Prosedur berikut
seringkali digunakan untuk memverifikasi pelepasan:
a. Mereview apakah asset yang baru diakuisisi menggantikan asset yang ada
b. Menganalisi keuntungan dan kerugian atas pelepasan asset serta pendapatan
rupa-rupa yang diterima dari pelepasan asset.
c. Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, perubahan peralatan
terkait computer utama yang mahal, pajak property, atau cakupan asuransi untuk
indikasi penghapusan peralatan.
d. Melakukan tanya jawab dengan manajeman dan personil produksi mengenai
kemungkinan pelepasan aser.

7
3. Memverifikasi Saldo Akhir Akun Aset
Dua tujuan auditor ketika mengaudit saldo akhir akun peralatan termasuk
menentukan bahwa:
a. Semua peralatan yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca (eksistensi)
b. Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)
Untuk memenuhi kedua tujuan tersebut, pertama auditor harus
mempertimbangkan sifat pengendalian internal terhadap peralatan. Pengendalian
yang penting meliputi penggunaan file induk untuk setiap aset tetap, pengendalian
fisik yang memadai terhadap aset yang mudah dipindahkan, penulisan nomor
identifikasi pada setiap aset tetap, serta perhitungan fisik periodik atas aset tetap dan
rekonsiliasinya oleh personil akuntansi. Langkah audit ini berkenaan dengan tujuan
detail-in peralatan, memeriksa print out file induk untuk melihat bahwa totalnya
sama dengan saldo buku besar biasanya sudah mencukupi. Kemudian auditor
memutuskan apakah perlu memverifikasi eksistensi setiap item peralatan yang
tercantum dalam file induk. Jika jumlahnya material, auditor harus mengevaluasi
apakah peralatan itu harus dicatat pada nilai realisasi bersih atau setidaknya
diklasifikasikan secara terpisah sebagai “peralatan non operasi”.
Auditor juga melaksanakan prosedur audit yang terkait dengan 4 tujuan
penyajian dan pengungkapan aset tetap. Pertimbangan utama dalam memverifikasi
pengungkapan yang terkait dengan aset tetap adalah kemungkinan adanya rintangan
hukum. Auditor dapat menggunakan beberapa metode untuk menentukan apakah
peralatan terbebani, termasuk:
• Membaca syarat-syarat dalam perjanjian pinjaman dan kredit.
• Mengirimkan permintaan konfirmasi pinjaman kepada bank dan institusi
pemberi pinjaman lainnya.
• Melakukan diskusi dengan klien atau mengirimkan surat ke penasihat hukum.
Penyajian dan pengungkapan yang tepat atas peralatan dalam laporan
keuangan harus dievaluasi secara hati-hati untuk memastikan bahwa standar
akuntansi diikuti.peralatan harus meliputi biaya kotor dan biasanya harus terpisah
dari aset tetap lainnya.

8
4. Memverifikasi beban penyusutan
Beban penyusutan merupakan salah satu dari beberapa akun beban yang tidak
diverifikasi sebagai bagian dai pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi. Jumlah yang tercatat ditentukan dengan alokasi internal, bukan dengan
pihak luar. Jadi, jika beban penyusutan berjumlah material, maka diperlukan lebih
banyak pengujian yang terinci atas beban penyusutan. Tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo yang paling penting untuk beban penyusutan adalah keakuratan.
Dalam menentukan hal yang pertama, auditor harus mempertimbangkan
empat aspek:
a. Umur manfaat akuisisi periode berjalan
b. Metode penyusutan
c. Estimasi nilai sisa
d. Kebijakan penyusutan aset dalam tahun akuisisi dan disposisi.
Dalam memutuskan kelayakan umur manfaat yang dibebankan ke aset yang
baru saja diakuisisi, auditor harus mempertimbangkan umur fisik aset, umur yang
diharapkan, dan kebijakan perusahaan yang ditetapkan menyangkut pertukaran
peralatan.
Metode yang berguna untuk mengaudit penyusutan adalah pengujian prosedur
analitis atas kelayakan yang dilakukan dengan mengalikan aset tetap yang belum
disusutkan dengan tingkat penyusutan tahun tersebut. Auditor harus melakukan
penyesuaian terhadap penambahan dan pelepasan tahun berjalan, aset dengan umur
yang berbeda, dan aset dengan metode penyusutan yang berbeda. Jika pengujian
kelayakan secara keseluruhan tidak dapat dicapai, biasanya diperlukan pengujian
lebih terinci. Agar relevan, perhitungan yang terinci harus dikaitkan dengan
perhitungan total penyusutan dengan memfooting beban penyusutan pada file induk
properti dan merekonsiliasi totalnya dengan buku besar umum.

9
C. Audit Beban Dibayar di Muka
Beban dibayar dimuka, beban yang ditangguhkan, dan asset tidak berwujud
adalah asset yabg umurnya bervariasi dari beberapa bulan hingga beberapa tahun. Hal
tersebut termasuk:
• Sewa dibayar dimuka
• Biaya organisasi
• Pajak dibayar dimuka
• Paten
• Asuransi dibayar dimuka
• Merek dagang
• Beban yang ditangguhkan
• Hak cipta
• Goodwill
Prosedur Analitis sering kali sudah mencukupi untuk beban dibayar di muka,
beban yang ditangguhkan, dan asset tidak berwujud. Dalam audit tertentu, beberapa
dari asset tersebut dapat signifikan dan melibatkan pertimbangan yang kompleks.
Sebagai contoh, audit atas barang tak berwujud seperti goodwill sangat bergantung
pada pengetahuan auditor tentang sifat bisnis dan industri klien, serta membutuhkan
pengujian atas asumsi yang signifikan dari manajemen, model penilaiannya, dan data
dasar yang digunakan sebagai input bagi model itu. Auditor sering melibatkan spesialis
penilaian bisnis yang membantu mengevaluasi apakah nilai barang tak berwujud itu
telah mengalami penurunan.
Beberapa pengendalian internal khusus dan pengujian audit terkait yang biasanya
berkaitan dengan beban dibayar di muka. Contoh audit atas asuransi dibayar di muka
akan digunakan sebagai representative akun kelompok ini karena:
a. Auransi dibayar di muka ditemukan pada sebagian besar audit-hampur semua
perusahaan memiliki beberapa jenis asuransi
b. Masalah yang umumnya dihadapi dalam audit asuransi dibayar di muka merupakan
hal yang umum bagi kelas akun ini.

10
c. Tanggung jawab auditor untuk mereview cakupan asuransi merupakan
pertimbangan tambahan yang tidak ditemukan pada akun lainnya dalam kategori ini

1. Tinjauan terhadap Asuransi Dibayar di Muka

Mengilustrasikan akun yang umumnya digunakan untuk asuransi dibayar


dimuka serta hubungan antara asuransi dibayar dimuka dan siklus akuisisi dan
pembayaran melalui pendebetan ke akun asuransi dibayar di muka. Karena sumber
debet dalam akun asset adalah jurnal akuisisi, pembayaran premi asuransi sebagian
telah diuji dengan menggunakan pengujian pengendalian dan pengujian substantive
atas transaksi akuisisi serta pengeluaran kas.

2. Pengendalian Internal
Pengendalian Internal untuk asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dapat
dengan mudah dibagi kedalam tiga kategori: pengendalian terhadap akuisisi dan
pencatatan asuransi, pengendalian terhadap register asuransi, dan pengendalian
terhadap penghapusan beban asuransi. Pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan
asuransi merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran. Prosedur yang akan
dibahas dalam siklus tersebut, otorisasi yang tepa tatas polis asuransi yang baru dan
pembayaran semi asuransi merupakan pengendalian yang penting
Register akuntansi adalah catatan polis asuransi yang berlaku dan tanggal jatuh
tempo setiap polis. Auditor menggunakan register akuntansi untuk mengidentifikasi
polis yang berlaku terkait dengan akun asuransi dibayar dimuka. Syarat dan jumlah

11
pembayaran polis yang berlaku dicantumkan dalam register. Karena syarat dan jumlah
itu menyediakan dasar untuk menentukan jumlah asuransi dibayar dimuka, auditor
secara independent akan memverifikasi syarat dan jumlah tersebut ke polis ausuransi
atau kontrak yang mendasari.

3. Pengujian Audit
Dalam audit atas asuransi dibayar di muka, auditor memperoleh skedul dari klien
yang mencantumkan setiap polis yang berlaku:
• Informasi tentang polis, termasuk nomor polis, jumlah cakupan, dan premi tahunan.
• Saldo awal asuransi dibayar dimuka
• Pembayaran premi polis
• Jumlah yang dikenakan ke beban asuransi.
• Saldo akhir asuransi dibayar dimuka.
Auditor melakukan prosedur analitis berikut untuk asuransi dibayar di muka
dan beban asuransi:
• Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun
sebelumnya.
• Menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun sebelumnya.
• Membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh
dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian atas eliminasi polis
tertentu atau perubahan cakupan asuransi.
• Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang diihitung selama tahun
berjalan atas dasar polis per polis dengan yang ada pada tahun sebelumnya sebagai
pengujian terhadap kesalahan perhitungan.
• Mereview cakupan asuransi yang trecantum pada skedul asuransi dibayar di muka
dengan pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi menyangkut
kememadaian cakupan. Auditor tidak boleh menjadi pakar asuransi, tetapi

12
pemahaman auditor mengenai akuntansi dan penilaian asset sangat diperlukan untuk
memastikan bahwa perusahaan tidak diasruransikan terlalu rendah.

Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka Memang ada dan polis
yang ada Telah Dicantumkan (Eksistensi dan Kelengkapan)
Pengujian atas eksistensi dan pengabaian polis asuransi yang berlaku dapat dilakukan
pada skedul asuransi dibayar di muka klien dengan salah satu dari du acara berikut:
a. Memeriksa sampel faktur asuransi dan polis yang berlaku untuk dibandingkan
dengan skedul.
b. Memperoleh konfirmasi informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan.
Auditor umumnya lebih suka mengirimkan konfirmasi kepada agen asuransi
klien, karena pendekatan ini biasanya tidak terlalu menghabiskan banyak waktu
ketimbang pengujian vouching dan menyediakan verifikasi pihak ketiga.
Klien Memiliki Hak atas Semua Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar
di Muka (Hak)
Pihak yang akan menerima manfaat jika klaim asuransi diajukan adalah mereka yang
memiliki hak. Biasanya penerima yang disebutkan dalam polis adalah klien, tetapi
apabila ada hipotik atau hak gadai lainnya, klaim asuransi mungkin dapat dibayarkan
kepada kreditor. Mereview polis asuransi untuk penuntut selain klien merupakan
pengujian yang bai katas kewajiban yang belum tercatat dan asset yang digadaikan.
Jumlah Dibayar di Muka pada Skedul Sudah Tepat dna Totalnya Sudah
Dijumlahkan dengan Benar serta Sama dengan Buku Besar Umum (Keakuratan
dan Detail Tie-In).
Pengujian audit untuk memverifikasi keakuratan asuransi dibayar di muka melibatkan
verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode polis, dan alokasi premi ke asuransi
yang belum jatuh tempo. Jumlah premi untuk polis tertentu dan periode waktunya dapat
diverifikasi pada waktu yang sama dengan pemeriksaan faktur premia tau konfirmasi
dari agen asuransi. Setelah keduanya selesai diverifikasi, perhitungan klien atas
asuransi yang belum jatuh tempo dapat diuji dengan menghitungnya kembali. Skedul

13
asuransi dibayar di muka tersebut kemudian dapat difooting dan totalnya ditelusuri ke
buku besar umum untuk menyelesaikan pengujian detail tie-in.
Beban Asuransi yang Berhubungan dengan Asuransi Dibayar di Muka Telah
Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi)
Klasifikasi yang benar atas pendebatan ke akun beban asuransi yang berbeda harus
direview sebagai pengujian atas laporan laba rugi. Dalam beberapa kasus, akun beban
yang sesuai bersifat nyata karena jenis asuransi, seperti polis asuransi sebuah peralatan.
Dalam kasus lainnya juga diperlukan alokasi. Sebagai contoh, asuransi kebakaran atas
suatu bangunan mungkin memerlukan alokasi ke beberapa akun, termasuk overhead
manufaktur. Membebankan akun yang tepat dan konsisten dengan tahun sebelumnya
merupakan pertimbangan utama dalam mengevaluasi klasifikasi.
Transaksi Asuransi Telah Dicatat pada Periode yang Benar (Pisah Batas)
Pisah batas untuk akuisisi asuransi biasanya bukan merupakan masalah yang signifikan
karena jumlah polisnya kecil dan jumlahnya tidak material. Jika auditor mengecek
pisah batas akuisisi asuransi, mereka melakukannya sebagai bagian dari pengujian
pisah batas utang usaha.

D. AUDIT KEWAJIBAN AKRUAL


Kewajiban utama akun yang ketiga dalam siklus akuisisi dan pembayaran
adalah kewajiban akrual (accrued liabilities), yang merupakan estimasi kewajiban
yang belum dibayar atas jasa dan manfaat yang telah diterima sebelum tanggal neraca.
Kebanyakan kewajiban akrual merupakan kewajiban di masa depan atas jasa yang
belum dibayar akibat berlalunya waktu tetapi belum dibayarkan pada tanggal neraca.
Contohnya, manfaat sewa property yang diakrualkan selama tahun bersangkutan.
Karena itu, pada tanggal neraca, bagian tertentu dari total biaya sewa yang telah
dibayarkan harus diakrualkan. Kewajiban serupa lainnya termasuk :
• Gaji akrual
• Pajak gaji akrual
• Bonus pejabat akrual
• Komisi akrual

14
• Fee professional akrual
• Sewa akrual
• Bunga akrual
Jenis akrual yang kedua melibatkan estimasi di mana jumlah kewajiban yang
jatuh tempo tidak pasti, seperti kewajiban pajak penghasilan federal apabila ada
kemungkinan yang masuk akal bahwa jumlah yang dilaporkan pada SPT pajak akan
berubah setelah Internal Revenue Service mengaudit SPT tersebut. Biaya garansi
akrual dan biaya pension akrual merupakan jenis akrual yang serupa.
Verifikasi beban akrual bervariasi tergantung pada sifat akrual dan situasi yang
dihadapi klien. Bagi sebagian besar audit, akrual hanya memerlukan waktu audit yang
sedikit.
Pembahasan berikut mengenai audit atas pajak properti akrual akan digunakan sebagai
contoh audit akun kewajiban akrual.

Gambar diatas mengilustrasikan akun-akun yang umunya digunakan oleh


perusahaan untuk mengakrualkan pajak property, yang menunjukkan hubungan antara
pajak property akrual serta siklus akuisisi dan pembayaran melalui pendebetan ke akun
kewajiban. Karena sumber debet adalah jurnal pengeluaran kas, pembayaran pajak
property harus sudah diuji sebagian oleh pengujian atas transaksi siklus akuisisi dan
pembayaran.

15
Ketika auditor memverifikasi pajak property akrual, kedelapan tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo kecuali nilai realisasi bersifat relevan. Dua yang paling
penting adalah :
a. Property yang ada pada skedul akrual sudah tepat untuk mengakrualkan pajak.
Kelalaian untuk mencantumkan property di mana pajak harus diakrualkan akan
merendahsajikan kewajiban pajak property (kelengkapan). Contoh salah saji yang
material dapat terjadi jika pajak property belum dibayarkan hingga tanggal neraca
dan tidak dimasukkan sebagai pajak property akrual.
b. Pajak property akrual telah dicatat secara akurat. Auditor memperhatikan perlakuan
yang konsisten terhadap akrual dari tahun ke tahun (keakuratan).
Auditor menggunakan dua pengujian utama untuk mencantumkan semua
akrual. Auditor memverifikasi akrual pada saat yang bersamaan dengan audit
pembayaran pajak property tahun berjalan. Dalam sebagian besar audit, terdapat
beberapa pembayaran pajak property, tetapi setiap pembayaran sering kali berjumlah
material sehingga merupakan hal yang umum untuk memverifikasi semuanya. Auditor
juga membandingkan akrual itu dengan tahun sebelumnya.
Auditor sering kali memulainya dengan memperoleh skedul pembayaran pajak
property dari klien dan membandingkan setiap pembayaran dengan skedul tahun
sebelumnya untuk menentukan apakah semua pembayan telah dicantumkan dalam
skedul yang disiapkan klien. Skedul audit aset tetap juga harus diperiksa untuk melihat
penambahan dan pelepasan aset yang mungkin mempengaruhi akrual pajak property.
Semua properti yang dipengaruhi oleh regulasi pajak properti local harus dicantumkan
dalam skedul, meskipun ppembayaran pajak pertama belum dilakukan.
Setelah merasa yakin bahwa semua property kena pajak telah dicantumkan
dalam skedul yang disiapkan klien, auditor akan mengevaluasi kelayakan pajak
property atas setiap property yang digunakan oleh klien untuk mengestimasi akrual.
Auditor dapat memverifikasi pajak property akrual dengan menghitung kembali
bagian dari total pajak yang dikarenakan pada tahun berjalan atas setiap bagian
property. Pertimbangan paling penting adalah menggunakan bagian yang sama dari
setiap pembayaran pajak untuk akrual yang telah digunakan pada tahun sebelumnya,

16
kecuali ada kondisi yang dapat dibenarkan untuk melakukan perubahan. Setelah
dihitung kembali, totalnya harus ditambahkan dan dibandingkan dengan buku besar
umum. Dalam banyak kasus, pajak property dibebankan ke lebih dari satu akun beban,
sehingga auditor harus menguji klasifikasi yang benar dengan mengevaluasi apakah
jumlah yang benar telah dibebankan ke setiap akun.

E. Audit Akun Laba dan Beban


Auditor harus menyadari bahwa sebagian besar pengguna laporan keungan
semakin bergantung pada laporan laba rugi etimbang neraca untuk membuat
keputusan. Dua konsep berikut dalam audit atas akun laba dan beban akan diperlukan
ketika mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi:
a. Penandingan laba dan beban periodik diperlukan untuk menentukan hasil operasi
yang tepat.
b. Aplikasi prinsip-prinsip akuntansi yang konsisten selama periode yang berbeda
diperlukan untuk komparabilitas.
Kedua konsep tersebut harus diterapkan ketika mencatat setiap transaksi dan
mengkombinasikan akun dalam buku besar umum demi penyajian laporan.
Audit atas akun laba dan beban berkaitan langsung dengan neraca dan bukan
merupakan bagian terpisah dari proses audit. Salah saji akun laporan laba rugi hamper
selalu mempengaruhi akun neraca begitu pula sebaliknya. Bagian audit yang secara
langsung mempengaruhi akun-akun tersebut adalah:
• Prosedur analitis
• Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
• Pengujian atas rincian saldo

17
Sarana yang paling penting untu memverivikasi banyak akun laporan laba rugi
pada setiap siklus transaksi adalah memahami pengendalian internal dan pengujian
pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi yang berhubungan.
Auditor harus menganalisis jumlah yang tercantum dalam akun laporan laba
rugi tertentu walaupun pengujian yang telah disinggung sebelumnya sudah dilakukan.
Analisis akun beban (expense account anayssis) melibatkan pemeriksaan
auditor terhadap pendokumentasian yang mendasari setiap transaksi dan jumlah yang
terdiri dari rincian total akun beban. Dokumen ini sejenis dengan yang digunakan untuk
memeriksa transaksi sebagai bagian dari penggujian transaksi akuisisi,termasuk faktur,
laporan penerimaan, pesanan pembelian dan kontrak. Gambar 19-4 mengilustrasikan
skedul audit khusus yang menunjukkan analisis beban untuk beban hukum.

18
Dengan asumsi pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
memberikan hasil yang memuaskan, umumnya auditor membatasi analisis beban pada
akun-akun tersebut dengan kemungkinan adanya salah saji uji material yang tinggi.
Sebagai contoh, auditor sering menganalisis :
• Akun beban reparasi dan pemeliharaan untuk menentukan apakah mereka telah
salah mencantumkan transaksi properti, pabrik, dan peralatan.
• Beban sewa dan lease guna menentukan kebutuhan untuk mengkapitalisasi lease
• Beban hukum untuk menentukan apakah ada kewajiban kontinjen yang potensial,
perselisihan, tindakan ilegal, atau masalah hukum lainnya yang dapat
mempengaruhi laporan keuangan.

19
Akun utilitas, beban perjalanan, dan iklan jarang dianalisis kecuali prosedur
analitis menunjukkan tingginya potensi salah saji yang material. Auditor sering kali
menganalisis akun beban sebagai bagian dari verifikasi asset terkait. Sebagai contoh,
sudah umum bagi auditor untuk menganalisis reperasi dan pemeliharaan sebagai
bagian dari memverifikasi asset tetap dan beban asuransi sebagai bagian dari pengujian
asuransi dibayar dimuka.
Beberapa akun beban berasal dari alokasi (allocation) data akutansi dan bukan
dari transaksi diskret. Beban semacam itu termasuk penyusutan, deplesi, dan amortisasi
hak cipta serta biaya katalog. Alokasi overhead manufaktur antara persediaan dan
harga pokok penjualan merupakan contoh jenis alaokasi lainnya yang mempengaruhi
beban.
Alokasi sangatlah penting karena menentukan apakah pengeluaran merupakan
suatu asset atau beban berjalan. Alokasi beban seperti penyusutan asset tetap dan
amortisasi hak cipta akan diperlukan karena umur asset lebih lama dari satu tahun.
Harga perolehan awal asset akan diverifikasi pada saat akuisisi, tetapi pembebanan
akan dilakukan selama beberapa tahun.
Dalam mengaudit alokasi pengeluaran seperti asuransi dibayar dimuka dan
overhead manufaktur, dua pertimbangan yang paling penting adalah mengacu pada
standar akuntansi dan konsistensi dengan periode sebelumnya. Dua prosedur audit
yang paling penting untuk mengaudit alokasi adalah pengujian atas kelayakan secara
keseluruhan dengan menggunakan prosedur analitis dan penghitungan ulang hasil
klien.
Biasanya auditor melaksanakan pengujian tersebut sebagai bagian dari audit
atas akun asset atau kewajiban terkait. Hal ini meliputi memverifikasi beban
penyusutan sebagai bagian dari memverifikasi beban penyusutan sebagai bagian dari
audit properti, pabrik, dan peralatan, pengujian amortisasi paten sebagai bagian dari
memverifikasi paten baru atau pelepasan paten yang ada, dan memverifikasi alokasi
antara persediaan serta harga pokok penjualan sebagai bagian dari audit persediaan.

20
F. Contoh Kasus
Soal 19-22
Jenis-jenis pengendalian intern berikut ini biasa digunakan oleh organisasi untuk
properti,bangunan pabrik, dan peralatan.
1. Terdapat kebijakan tertulis dan diketahui oleh personil akuntansi untuk
membedakan antara penambahan yang dikapitalisasi, ongkos angkut, biaya
instalansi, penggantian, dan pengeluaran pemeliharaan.
2. File induk aset tetap dibuat dengan catatan terpisah bagi setiap aset tetap.
3. Akuisisi aset tetap yang melebihi angka $20.000 disetujui oleh dewan direksi.
4. Jika lebih praktis, peralatan diberi label dengan tanda logam dan disimpan atas dasar
sistematis.
5. Beban penyusutan setiap aset dihitung bagi masing-masing aset; dicatat dalam file
induk aset tetap yang meliput biaya, penyusutan, dan akumulasi penyusutan setiap
aset; dan diverifikasi secara periodic oleh klerk independen.
a. Sebutkan tujuan setiap pengendalian internal yang baru saja disebutkan. Jawaban
anda harus dalam bentuk jenis salah saji yang mungkin akan dikurangi oleh
pengendalian tersebut.
b. Untuk setiap pengendalian internal, sebutkan satu pengujian pengendalian yang
dapat digunakan auditor untuk menguji keberadaannya.
c. Sebutkan satu prosedur substantif untuk menguji apakah pengendalian benar-
benar mencegah salah saji properti, pabrik, dan peralatan.
Jawaban Kasus 19-22
NO A. Tujuan B. Uji Pengendalian C. Prosedur
substantif
1 Untuk Verifikasi bahwa ada Periksa dokumentasi
meminimalkan salah kebijakan tertulis. pendukung untuk
saji klasifikasi transaksi untuk
akuntansi. menentukan apakah
(Klasifikasi) kebijakan diikuti untuk
klasifikasi akun.

21
2 Untuk memastikan Verifikasi bahwa file Secara fisik memeriksa
bahwa salah saji induk ada dan digunakan. aset tetap dan melacak
catatan aset ke file master.
diminimalkan.
(Keberadaan,
Kelengkapan)

3 Untuk Periksa contoh faktur Periksa contoh faktur


meminimalkan pembelian aset tetap lebih pembelian aset tetap
pembelian yang dari $ 20.000 untuk untuk kepatutan dan
tidak tepat. persetujuan Direksi. kewajaran.
(Keberadaan)
4 Untuk memberikan Periksa jumlah fisik Telusuri sampel
catatan aset tetap dan peralatan perusahaan peralatan yang direkam
melindungi terhadap yang membandingkan ke peralatan terkait
kerugian mereka. label pada peralatan untuk memastikannya
(Kelengkapan dan dengan catatan tag. ada.
keberadaan)

5 Untuk Periksa catatan untuk Uji perhitungan dan


meminimalkan indikasi verifikasi file posting biaya
perhitungan master secara periodik. penyusutan.
depresiasi dan
mencatat salah saji.
(Ketepatan)

22
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Mengenai akun dan transaksi dalam siklus akuisisi serta pembayaran. Agar
audit atas sejumlah besar akun yang berkaitan dengan siklus ini memadai, auditor harus
memahami akun-akun kunci, kelas transaksi, fungsi bisnis , dokumen, serta catatan
yang berhubungan dengan transaksi siklus akuisisi dan pembayaran. Banyak dari akun-
akun tersebut, seperti utang usaha, property, pabrik, dan peralatan, beban penyusutan,
serta beban dibayar di muka, memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi cara
auditor mengumpulkan bukti yang mencukupi tentang saldo akun terkait. Dan, terakhir,
keterkaitan di antara pengujian audit yang berbeda dalam siklus akuisisi dan
pembayaran dapat menyediakan dasar bagi verifikasi auditor atas banyak akun laporan
keuangan.

23
DAFTAR PUSTAKA

A. Arens, A., J. Elder, R., & S. Beasly, M. (2014). Auditing and Jasa Assurance,
Fifteenth Edition. Jakarta : Penerbit Elangga.

24

Anda mungkin juga menyukai