Makalah
Disusun Oleh :
Kelompok 1 :
Akuntansi 3-F
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Pengauditan Akun –
Akun Terpilih” dengan tepat waktu dalam memenuhi persyaratan tugas mata kuliah
Pengauditan II secara efektif dan efesien.
Terlepas dari itu semua, karya sederhana ini tentu tidak luput dari kelemahan dan
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai motivasi menyusun
makalah yang lebih baik lagi. Mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat dan berperan
positif.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan....................................................................................................16
3.2 Saran..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran antara lain pembayaran
jasa juga mempengaruhi banyak akun beban. Untuk lebih mengetahui mengenai siklus
akuisisi dan pembayaran juga akan membahas masalah audit yang berhubungan dengan akun
– akun lain yang umumnya ditemukan dalam siklus akuisisi dan pembayaran sebagian besar
bisnis.
Masalah pengujian siklus akuisisi dan pembayaran ini dapat diketahui pentingnya
memahami sifat dari siklus akuisisi dan pembayaran. Karena transaksi dalam siklus ini
mempengaruhi sejumlah besar akun baik dalam neraca maupun laporan laba rugi, transaksi
yang diklasifikasikan dengan tidak benar dapat sangat mempengaruhi hasil yang dilaporkan,
seperti yang terjadi pada TVCN. Auditor harus memahami sifat transaksi yang mengatur
melalui siklus akuisisi dan pembayaran sehingga dapat menilai secara efektif risiko salah saji
yang material dan melaksanakana prosedur audit lebih lanjut untuk mengevaluasi akun –
akun dalam siklus tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran: verifikasi
akun tertentu ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi tugas matakuliah Audit II
b. Untuk mengetahui dan memahami tentang menyelesaikan pengujian dalam siklus
akuisisi dan pembayaran (verifikasi akun tertentu)
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
a. Bagi Pembaca
Makalah ini bisa menjadi wacana, sumber informasi, dan pengetahuan (wawasan) bagi
pembaca. Sehingga pembaca lebih mengerti tentang pembahasan mengenai menyelesaikan
pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran dalam makalah tersebut.
Pemilik perusahaan diharapkan dapat mengambil informasi dari makalah ini. Serta dapat
mengevaluasi dan menentukan kebijakan perusahaan yang lebih baik sehingga dapat menilai
secara efektif risiko salah saji yang material dan melaksanakana prosedur audit lebih lanjut
untuk mengevaluasi akun – akun dalam siklus tersebut.
b. Bagi Penulis
Penulis lebih mengetahui dan memperdalam mengenai menyelesaikan pengujian dalam
siklus akuisisi dan pembayaran (verifikasi akun tertentu) melalui sumber – sumber referens,
serta dapat menghasilkan karya tulis, yaitu makalah.
1.5 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah Metode Pustaka, yaitu metode yang
dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan
dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet. Penulis menggunakan metode
ini karena jauh lebih praktis, efektif dan efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan
data-data tentang topik ataupun materi yang akan digunakan untuk karya tulis ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Membandingkan rasio beban depresiasi Salah saji pada beban depresiasi dan
dibagi biaya peralatan manufaktur kotor akumulasi depresiasi
dengan tahun sebelumnya
Titik awal untuk memverifikasi pelepasan adalah skedul klien yang berisi catatan tentang
pelepasan itu. Skedul tersebut umumnya mencantumkan tanggal kapan aktiva dilepas atau
dibuang, nama orang atau perusahaan yang mengakuisisi aktiva, harga jual, biaya awal,
tanggal akuisisi, dan akumulasi penyusutan. Pengujian detail tie-in atas skedul yang mencatat
pelepasan diperlukan, termasuk memfooting skedul, menelusuri total pada skedul ke
pelepasan yang tercatat dalam buku besar umum, serta menelusuri biaya dan akumulasi
penyusutan pelepasan ke file induk properti. Prosedur berikut seringkali digunakan untuk
memverifikasi pelepasan:
1. Mereview apakah aktiva yang baru diakuisisi menggantikan aktiva yang ada,
2. Menganalisis keuntungan dan kerugian atas pelepasan aktiva dan pendapatan rupa-
rupa yang diterima dari pelepasan aktiva,
3. Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak properti, atau cakupan
asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan,
4. Melakukan tanya-jawab dengan manajemen dan personil produksi mengenai
kemungkinan pelepasan aktiva.
Ketika suatu aktiva dijual atau dibuang begitu saja tanpa ditukar dengan aktiva pengganti,
keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait dan file
induk properti. Auditor harus membandingkan biaya dan akumulasi penyusutan yang ada
dalam file induk dengan ayat jurnal yang tercatat dalam jurrnal umum serta menghitung
kembali keuntungan atas kerugian atas pelepasan aktiva. Jika terjadi tukar tambah aktiva
dengan aktiva pengganti, auditor harus memastikan bahwa aktiva yang baru dikapitalisasi dan
aktiva yang digantikan dihapus secara layak dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai
buku aktiva yang ditukar tambah dan biaya tambahan aktiva yang baru.
Ketika merancang pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, pertama auditor
mempertimbangkan sifat pengendalian internal terhadap peralatan manufaktur. Auditor
mampu menyimpulkan bahwa pengendalian cukup kuat untuk memungkinkannya bergantung
pada saldo yang dicatat dari tahun sebelumnya. Pengendalian yang penting meliputi
penggunaan file induk untuk setiap aktiva tetap, pengendalian fisik yang memadai terhadap
aktiva yang mudah dipindahkan penulisan nomor identifikasi ke setiap aktiva tetap, serta
perhitungan fisik periodik atas aktiva tahu departemen akuntansi tentang semua pelepasan
aktiva tetap juga merupakan pengendalian yang penting.
Langkah audit yang pertama berkenaan dengan tujuan detail tie-in: Peralatan manufaktur,
seperti yang tercantum dalam file induk, sama dengan buku besar. Memeriksa printout file
induk untuk melihat bahwa totalnya sama dengan slado buku besar. Setelah menilai risiko
pengendalian untuk tujuan eksistensi, auditor memutuskan apakah perlu memverifikasi
eksistensi pada setiap item peralatan manufaktur yang tercantum dalam file induk. Jika
terdapat kemungkinan yang besar bahwa aktiva tetap yang hilang sampel dari file induk dan
memeriksa aktiva aktual.
Biasanya auditor tidak perlu menguji keakuratan atau klasifikasi aktiva tetap yang dicatat
pada periode sebelumnya karena sudah diverifikasi dalam audit sebelumnya kadang mungkin
memiliki peralatan manufaktur di tangan yang tidak lagi digunakan dalam operasi. Jika
jumlahnya material, auditor harus mengevaluasi apakah peralatan itu harus dicatat pada nilai
realisasi bersih (tujuan nilai realisasi) atau setidaknya diklasifikasikan secara terpisah sebagai
“ peralatan non operasi.”
Pertimbangan utama dalam memverifikasi pengungkapan yang terkait dengan aktiva tetap
adalah kemungkinan adanya rintangan hukum. Auditor dapat menggunakan beberapa metode
untuk menentukan apakah peralatan manufaktur terbebani, termasuk:
1. Membaca syarat-syarat dalam perja njian pinjaman dan kredit
2. Mengirimkan permintaan konfirmasi pinjaman kepada bank dan institusi pemberi
pinjaman lainnya
3. Melakukan diskusi dengan klien atau mengirimkan surat ke penasihat hukum
Kebijakan klien dapat ditentukan melalui diskusi dengan personil yang berwenang dan
membandingkan responsnya dengan informasi yang ada dalam file permanen auditor. Dalam
memutuskan kelayakan umur manfaat yang dibebankan ke aktiva yang baru saja diakuisisi,
auditor harus memperttimbangkan umur fisik aktiva, umur yang diharapkan, dan kebijakan
perusahaan yang ditetapkan menyangkut pertukaran peralatan.
Metode yang berguna untuk mengaudit penyusutan adalah pengujian prosedur analitis
atas kelayakan yang dilakukan dengan mengalikan aktiva tetap yang belum disusutkan
dengan tingkat penyusutan tahun tersebut. Dalam melakukan perhitungan tersebut, auditor
harus membuat penyesuaian yerhadap penambahan dan pelepasan tahun berjalan, aktiva
dengan umur yang berbeda, dan aktiva dengan metode penyusutan yang berbeda.
Jika pengujian kelayakan secara keseluruhan tidak dapat dicapai, biasanya diperlukan
pengujian yang lebih terinsi. Auditort akan menghitung kembali beban penyusutan atas aktiva
tertentu untuk menentukan apakah klien mengikuti kebijakan penyusutan yang benar dan
konsisten. Agar relevan, perhitungan yang terinci harus dikaitkan dengan perhitungan total
penyusutan dengan memfooting beban penyusutan pada file ninduk properti dan
merekonsiliasi totalnya ke buku besar umum.
Auditor membandingkan informasi yang diperoleh melalui pengujian audit atas akun
beban penyusutan dengan informasi yang diungkapkan dalam catatan kaki guna memastikan
informasi yang disajikan konsisten dengan metode aktual dan asumsi yang digunakan untuk
menghitung serta mencatat penyusutan. Pendebetan ke akumulasi penyusutan biasanya diuji
sebagai bagian dari audit atas pelepasan aktiva, sementara kredit diverifikasi sebagai bagian
dari beban penyusutan.
b. Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dapat dibagi ke
dalam tiga kategori, yaitu:
1. Pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi,
2. Pengendalian terhadap register asuransi,
3. Pengendalaian terhadap penghapusan beban asuransi.
c. Pengujian Audit
Pengujian atas saldo akun beban yang umumnya diperlukan mencakup prosedur analitis
dan pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan beban asuransi berasal dari
kredit asuransi dibayar di muka, prosedur analitis yang biasa dilakukan oleh auditor:
1. Membandingkan total asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dengan tahun
sebelumnya,
2. Menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun sebelumnya,
3. Membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh
dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian atas eliminasi polis
tertentu atau perubahan cakupan asuransi,
4. Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung selama tahun berjalan
atas dasar polis per polis dengan yang ada pada tahun sebelumnya sebagai pengujian
terhadap kesalahan perhitungan,
5. Mereview cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar di muka
dengan pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi menyangkut kememadaian
cakupan. Auditor tidak boleh menjadi pakar asuransi, tetapi pemahaman auditor
mengenai akuntansi dan penilaian aktiva sangat diperlukan untuk memastikan bahwa
perusahaan tidak diasuransikan terlalu rendah.
Prosedur audit lainnya, yang hanya harus dilakukan apabila ada alasan khusus untuk
melakukannya. Pengujian tersebut menggunakan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
untuk melaksanakan pengujian atas rincian saldo aktiva, pembahasannya:
1. Polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar di muka memang ada dan polis yang ada
telah dicantumkan (eksistensi dan kelengkapan),
2. Klien memiliki hak atas semua polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar di muka
(hak),
3. Jumlah dibayar di muka pada skedul sudah tepat dan totalnya sudah dijumlahkan
dengan benar serta sama dengan buku besar umum (keakuratan dan detail tie-in),
4. Beban asuransi yang berhubungan dengan asuransi dibayar di muka telah
diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi),
5. Transaksi asuransi telah dicatat pada periode yang benar (pisah batas).
Kedua konsep tersebut harus diterapkan ketika mencatat setiap transaksi dan
mengombinasikan akun dalam buku besar umum demi penyajian laporan
Bagian audit yang secara langsung mempengaruhi akun-akun tersebut adalah:
1. Prosedur analitis
2. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
3. Pengujian atas rincian saldo
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bisa di simpulkan bahwa mengenai akun dan transaksi dalam siklus akuisisi dan
pembayaran. Agar audit atas sejumlah besar akun yang berkaitan dengan siklus ini memadai,
auditor harus memahami akun – akun kunci, kelas transaksi, fungsi bisnis, dokumen serta
catatan yang berhubungan dengan transaksi siklus akuisisi dan pembayaran. Banyak dari
akun – akun tersebut, seperti utang usaha, properti, pabrik dan peralatan, beban penyusutan
serta beban dibayar dimuka, memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi cara auditor
memngumpulkan bukti yang mencukupi tentang saldo akun yang terkait. Dan terakhir
keterkaitan diantara pengujian audit yang berbeda dalam siklus akuisisi akuisisi dan
pembayaran dapat menyediakan dasar bagi verifikasi auditor atas banyak akun laporan
keuangan.
3.2 Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berfikir tepat dan
benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur. Setidaknya dengan makalah
ini, ada sedikit pemahaman mengenai materi audit tentang “Menyelesaikan pengujian dalam
siklus skuisisi dan pembayaran : verifikasi akun tertentu”.
Tentunya, makalah ini jauh dari kesempurnaan karena akan ditemukan banyak
kelemahan atau bahkan kekeliruan, baik dalam kepenulisan ataupun penyajian. Oleh karena
itu, penulis berharap adanya masukan dari para pembaca sehingga kedepan mampu lebih baik
dalam penyelesaiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Alvin A. Arens dan James Loebbecke. 1990. AUDITING An Intergrated Approach 3rd Edition.
Jakarta : Erlangga
Randol J. Elder. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2. Jakarta : Erlangga