Anda di halaman 1dari 19

PENGAUDITAN AKUN – AKUN TERPILIH

Makalah

Disusun Oleh :

Kelompok 1 :

1. Brilly Josua Sarinda (19304173)

2. Arfiston Dimigu (19304167)

Akuntansi 3-F

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Pengauditan Akun –
Akun Terpilih” dengan tepat waktu dalam memenuhi persyaratan tugas mata kuliah
Pengauditan II secara efektif dan efesien.

Terlepas dari itu semua, karya sederhana ini tentu tidak luput dari kelemahan dan
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai motivasi menyusun
makalah yang lebih baik lagi. Mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat dan berperan
positif.

Manado, 24 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3 Tujuan .......................................................................................................2

1.4 Manfaat .....................................................................................................2

1.5 Metode Penulisan.......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Jenis Akun Lain dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran..........................4

2.2 Audit Atas Aset Tetap................................................................................4

2.3 Audit Beban Dibayar Di Muka...................................................................11

2.4 Audit Utang Akrual ...................................................................................14

2.5 Audit Akun Pendapatan dan Beban............................................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan....................................................................................................16

3.2 Saran..........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perusahaan dalam mengembangkan dan menjalankan setiap kebijakannya guna
keberlanjutan usahanya memerlukan kepercayaan baik dari pihak internal dan eksternal
perusahaan. Sehingga dalam upaya meningkatkan kepecayaan dari pihak eksternal yang akan
menanamkan modalnya, maka lapoan keuangan perusahaan tersebut harus di audit oleh pihak
auditor internal dan eksternal. Pengauditan ini betujuan untuk menghindari penyalahgunaan
laporan keuangan perusahaan. Adapun salah satu masalah yang sering terjadi dalam
pengujian siklus akuisisi dan pembayaran : memverifikasi akun tertentu. Transaksi dalam
siklus akuisisi dan pembayaran mempengaruhi beberapa akun aktiva: perlengkapan, properti,
peralatan, serta akun beban dibayar dimuka.

Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran antara lain pembayaran
jasa juga mempengaruhi banyak akun beban. Untuk lebih mengetahui mengenai siklus
akuisisi dan pembayaran juga akan membahas masalah audit yang berhubungan dengan akun
– akun lain yang umumnya ditemukan dalam siklus akuisisi dan pembayaran sebagian besar
bisnis.

Masalah pengujian siklus akuisisi dan pembayaran ini dapat diketahui pentingnya
memahami sifat dari siklus akuisisi dan pembayaran. Karena transaksi dalam siklus ini
mempengaruhi sejumlah besar akun baik dalam neraca maupun laporan laba rugi, transaksi
yang diklasifikasikan dengan tidak benar dapat sangat mempengaruhi hasil yang dilaporkan,
seperti yang terjadi pada TVCN. Auditor harus memahami sifat transaksi yang mengatur
melalui siklus akuisisi dan pembayaran sehingga dapat menilai secara efektif risiko salah saji
yang material dan melaksanakana prosedur audit lebih lanjut untuk mengevaluasi akun –
akun dalam siklus tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran: verifikasi
akun tertentu ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi tugas matakuliah Audit II
b. Untuk mengetahui dan memahami tentang menyelesaikan pengujian dalam siklus
akuisisi dan pembayaran (verifikasi akun tertentu)

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
a. Bagi Pembaca
Makalah ini bisa menjadi wacana, sumber informasi, dan pengetahuan (wawasan) bagi
pembaca. Sehingga pembaca lebih mengerti tentang pembahasan mengenai menyelesaikan
pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran dalam makalah tersebut.
Pemilik perusahaan diharapkan dapat mengambil informasi dari makalah ini. Serta dapat
mengevaluasi dan menentukan kebijakan perusahaan yang lebih baik sehingga dapat menilai
secara efektif risiko salah saji yang material dan melaksanakana prosedur audit lebih lanjut
untuk mengevaluasi akun – akun dalam siklus tersebut.

b. Bagi Penulis
Penulis lebih mengetahui dan memperdalam mengenai menyelesaikan pengujian dalam
siklus akuisisi dan pembayaran (verifikasi akun tertentu) melalui sumber – sumber referens,
serta dapat menghasilkan karya tulis, yaitu makalah.
1.5 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah Metode Pustaka, yaitu metode yang
dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan
dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet. Penulis menggunakan metode
ini karena jauh lebih praktis, efektif dan efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan
data-data tentang topik ataupun materi yang akan digunakan untuk karya tulis ini. 
BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Jenis Akun Lain dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran


Banyak akun khusus yang terkait dengan transaksi dalam siklus akuisisi dan
pembayaran. Jenis aktiva, beban, dan kewajiban bagi banyak perusahaan akan berbeda
terutama yang berkecimpung dalam industri selain ritel, grosir, dan manufaktur. Suatu
tinjauan mengenai pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi khusus
untuk siklus akuisisi dan pembayaran serta yang umumnya digunakan dalam prosedur analitis
dan pengujian atas rincian saldo utang usaha. Masalah yang berkaitan dengan beberapa akun
kunci lainnya dalam siklus ini akan dibahas terutama audit atas:
a. Properti, pabrik dan peralatan
b. Beban dibayar dimuka
c. Kewajiban lainnya
d.  Laba dan akun beban
Pada tabel menyebutkan jenis – jenis akun yang berhubungan dengan transaksi dalam
siklus akuisisidan pembayaran. Jenis aset, beban dan utang berbeda untuk masing – masing
perusahaan terutama untuk industri yang bukan ritel, grosir dan manufaktur.
Aset Beban Kewajiba
Kas Harga pokok penjualan Hutang usaha
Persediaan Beban sewa Hutang sewa
Perlengkapan Pajak properti Honor profesional yang
Properti, bangunan
Beban pajak penghasilan terhutang
pabrik, dan perelatan
Beban asuransi Pajak properti yang
Paten, merek dagang,
Beban profesional terutang
dan hak cipta
Beban yang masih harus
Sewa dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka
Tunjangan pensiun dibayar lainnya

Asuransi dibayar Prasarana Hutang pajak penghasilan


dimuka
2.2 Audit Atas Aset Tetap
Properti, pabrik, dan peralatan adalah aktiva yang memiliki umur yang diharapkan lebih
dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak diperoleh untuk dijual kembali. Tujuan
penggunaan aktiva sebagai bagian dari operasi bisnis klien dan umur yang diharapkannya
yang lebih dari satu tahun merupakan karakteristik yang signifikan yang membedakan aktuva
tersebut dengan persediaan, beban dibayar di muka, dan investasi.
Pendebetan ke peralatan manufaktur berasal dari siklus akusisi dan pembayaran. Karena
sumber debet akun aktiva adalah jurnal akuisisi. Akan tetapi karena penambahan peralatan
tidak sering dilakukan, sering kali berjumlah besar, dan terkena pengendalian khusus, seperti
persetujuan dewan direksi, auditor dapat memutuskan untuk tidak terlalu bergantung pada
pengujian tersebut sebagai bukti pendukung penambahan aktiva tetap.
Klasifikasi akun properti, pabrik dan peralatan :
1. Tanah dan pengembangan tanah
2. Bangunan dan perbaikan bangunan
3. Peralatan dan manufaktur
4. Perobatan dan perkakas
5. Mobil dan truk
6. Pengembangan leasehold

7. Konstruksi dalam proses untuk properti, pabrik, dan peralatan

Auditor membedakan cara memverifikasi peralatan manufaktur dengan akun aktiva


lancar karena tiga alasan:

1. Biasanya akuisisi peralatan manufaktur jarang dilakukan pada periode berjalan


2. Jumlah setiap akuisisi biasanya material
3. Peralatan mungkin tetap disimpan dan dicatat dalam catatan akunansi selama
beberapa tahun.
Karena perbedaan tersebut, audit atas peralatan manufaktur lebih menekankan pada
verifikasi akuisisi yang dilakukan pada periode berjalan dan bukan saldo akun yang dibawa
dari tahun sebelumnya. Dalam audit atas peralatan manufaktur dan akun-akun yang terkait,
auditor harus memisahkan pengujian ke dalam kategori berikut:
a. Melaksanakan prosedur analitis
Jenis prosedur analitis tergantung pada sifat operasi klien. Sebagian prosedur analitis
yang tipikal menilai kemungkinan salah saji yang material dalam beban penyusutan dan
akumulasi penyusutan. Berikut adalah beberapa prosedur analitis dan salah saji yang
mungkin ditemukan prosedur tersebut

Prosedur analitik untuk Akun Pendapatan dan Beban

Prosedur Analitik Salah saji yang mungkin terjadi

Membandingkan rasio beban depresiasi Salah saji pada beban depresiasi dan
dibagi biaya peralatan manufaktur kotor akumulasi depresiasi
dengan tahun sebelumnya

Membandingkan akumulasi depresiasi Salah saji pada akumulasi depresiasi


dengan biaya peralatan manufaktur kotor
dengan tahun sebelumnya

Membandingkan beban perbaikan dan Jumlah beban yang harus dikapitalisasi


pemeliharaan bulanan atau tahunan beban
persediaan, beban peralatan, dan akun
sejenis dengan tahun sebelumnya

Membandingkan beban manufaktur kotor Perlengkapan yang tidak dipakai atau


dibagi dengan berapa jumlah produksi dibuang tetapi belum dihapus bukukan
dengan tahun sebelumnya

b. Memverifikasi akuisisi tahun berjalan


Perusahaan harus mencatat penambahan selama tahun berjalan dengan benar karena
aktiva memiliki pengaruh jangka panjang terhadap laporan keuangan. Auditor menggunakan
tujuh dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sebagai kerangka referensi bagi
pengujian atas rincian saldo: eksistensi, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, pisah batas,
detail tie-in, serta hak dan kewajiban.
Pengujian audit aktual dan ukuran sampel sangat tergantung pada salah saji yang dapat
ditoleransi, risiko inheren, dan penilaian risiko pengendalian. Salah saji yang dapat
ditoleransi merupakan hal yang penting untuk memverifikasi penambahan tahun berjalan
karena transaksi tersebut bervariasi dari jumlah yang tidak material dalam beberapa tahun
hingga sejumlah besar akuisisi yang signifikan dalam tahun lainnya.
Skedul yang tipikal memuat daftar setiap penambahan secara terpisah dan
mencantumkan tanggal akuisisi, vendor, deskripsi, notasi apakah barang tersebut baru atau
bekas, umur aktiva untuk tujuan penyusutan, metode penyusutan, dan biaya atau bekas, umur
aktiva untuk tujuan penyusutan, metode penyusutan, dan biaya atau harga perolehannya.
Pengujian audit yang paling umum untuk memverifikasi penambahan adalah memeriksa
faktur vendor.
Auditor harus waspada terhadap kemungkinan kelalaian klien untuk mencantumkan
biaya transportasi dan instalasi yang material sebagai bagian dari biaya akuisisi aktiva, serta
kelalaian untuk mencatat dengan benar tukar tambah peralatan yang ada. Jika kebijakan kilen
adalah membebankan akuisisi yang lebih kecil dari jumlah secara otomatis, seperti $1000,
auditor harus memverifikasi bahwa kebijakan tersebut ditaati pada tahun berjalan. Auditor
juga harus memverifikasi transaksi yang tercatat menyangkut ketepatan klasifikasinya.
Dalam beberapa kasus, jumlah yang tercatat sebagai peralatan manufaktur  harus
diklasifikasikan sebagai peralatan kantor atau sebagai bagian dari bangunan. Pengendalian
internal yang buruk terhadap pembuatan dokumen yang dapat menimbulkan misklasifikasi
transaksi pengeluaran yang signifikan.
Biasanya klien mencantumkan transaksi yang harus dicatat sebagai aktiva dalam beban
reparasi dan pemeliharaan, beban lease, perlengkapan, peralatan kecil, dan akun-akun serupa.
Slah saji dapat saja berasal dari kurangya pemahaman terhadap prinsip-prinsip akuntansi
yang diterima umum atau keinginan klien untuk menghindari pajak penghasilan. Jika auditor
menyimpulkan jenis salah saji yang material ini mungkin terjadi,  mereka harus
memvouching jumlah yang lebih besar yang didebet ke akun beban.

c. Memverifikasi pelepasan atau pembuangan tahun berjalan


Transaksi yang melibatkan pelepasan peralatan manufaktur sering kali disalahsajikan
apabila pengendalian internal perusahaan tidak memiliki metode formal. Jikla klien lalai
mencatat pelepasan, biaya awal akun peralatan manufaktur akan dinyatakan terlalu tinggi,
dan nilai buku bersih akan dinyatakan terlalu tinggi hingga aktiva telah disusutkan
sepenuhnya. Metode formal untuk menelusuri pelepasan dan provisi menyangkut otorisasi
yang tepat atas penjualan atau pelepasan peralatan manufaktur lainnya akan membantu
mengurangi risiko salah saji. Juga harus ada verifikasi internal yang memadai atas pelepasan
yang tercatat untuk memastikan bahwa aktiva telah dihapus dengan benar dari catatan
akuntansi.

Titik awal untuk memverifikasi pelepasan adalah skedul klien yang berisi catatan tentang
pelepasan itu. Skedul tersebut umumnya mencantumkan tanggal kapan aktiva dilepas atau
dibuang, nama orang atau perusahaan yang mengakuisisi aktiva, harga jual, biaya awal,
tanggal akuisisi, dan akumulasi penyusutan. Pengujian detail tie-in atas skedul yang mencatat
pelepasan diperlukan, termasuk memfooting skedul, menelusuri total pada skedul ke
pelepasan yang tercatat dalam buku besar umum, serta menelusuri biaya dan akumulasi
penyusutan pelepasan ke file induk properti. Prosedur berikut seringkali digunakan untuk
memverifikasi pelepasan:

1. Mereview apakah aktiva yang baru diakuisisi menggantikan aktiva yang ada,
2. Menganalisis keuntungan dan kerugian atas pelepasan aktiva dan pendapatan rupa-
rupa yang diterima dari pelepasan aktiva,
3. Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak properti, atau cakupan
asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan,
4. Melakukan tanya-jawab dengan manajemen dan personil produksi mengenai
kemungkinan pelepasan aktiva.

Ketika suatu aktiva dijual atau dibuang begitu saja tanpa ditukar dengan aktiva pengganti,
keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait dan file
induk properti. Auditor harus membandingkan biaya dan akumulasi penyusutan yang ada
dalam file induk dengan ayat jurnal yang tercatat dalam jurrnal umum serta menghitung
kembali keuntungan atas kerugian atas pelepasan aktiva. Jika terjadi tukar tambah aktiva
dengan aktiva pengganti, auditor harus memastikan bahwa aktiva yang baru dikapitalisasi dan
aktiva yang digantikan dihapus secara layak dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai
buku aktiva yang ditukar tambah dan biaya tambahan aktiva yang baru.

d. Memverifikasi saldo akhir akun aktiva


Dua tujuan auditor mengaudit peralatan manufaktur termasuk menentukan bahwa:
1. Semua peralatan yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca (eksistensi)
2. Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)

Ketika merancang pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, pertama auditor
mempertimbangkan sifat pengendalian internal terhadap peralatan manufaktur. Auditor
mampu menyimpulkan bahwa pengendalian cukup kuat untuk memungkinkannya bergantung
pada saldo yang dicatat  dari tahun sebelumnya. Pengendalian yang penting meliputi
penggunaan file induk untuk setiap aktiva tetap, pengendalian fisik yang memadai terhadap
aktiva yang mudah dipindahkan penulisan nomor identifikasi ke setiap aktiva tetap, serta
perhitungan fisik periodik atas aktiva tahu departemen akuntansi tentang semua pelepasan
aktiva tetap juga merupakan pengendalian yang penting.
Langkah audit yang pertama berkenaan dengan tujuan detail tie-in: Peralatan manufaktur,
seperti yang tercantum dalam file induk, sama dengan buku besar. Memeriksa printout file
induk untuk melihat bahwa totalnya sama dengan slado buku besar. Setelah menilai risiko
pengendalian untuk tujuan eksistensi, auditor memutuskan apakah perlu memverifikasi
eksistensi pada setiap item peralatan manufaktur yang tercantum dalam file induk. Jika
terdapat kemungkinan yang besar bahwa aktiva tetap yang hilang sampel dari file induk dan
memeriksa aktiva aktual.
Biasanya auditor tidak perlu menguji keakuratan atau klasifikasi aktiva tetap yang dicatat
pada periode sebelumnya karena sudah diverifikasi dalam audit sebelumnya kadang mungkin
memiliki peralatan manufaktur di tangan yang tidak lagi digunakan dalam operasi. Jika
jumlahnya material, auditor harus mengevaluasi apakah peralatan itu harus dicatat pada nilai
realisasi bersih (tujuan nilai realisasi) atau setidaknya diklasifikasikan secara terpisah sebagai
“ peralatan non operasi.”
Pertimbangan utama dalam memverifikasi pengungkapan yang terkait dengan aktiva tetap
adalah kemungkinan adanya rintangan hukum. Auditor dapat menggunakan beberapa metode
untuk menentukan apakah peralatan manufaktur terbebani, termasuk:
1. Membaca syarat-syarat dalam perja njian pinjaman dan kredit
2. Mengirimkan permintaan konfirmasi pinjaman kepada bank dan institusi pemberi
pinjaman lainnya
3. Melakukan diskusi dengan klien atau mengirimkan surat ke penasihat hukum

e. Memverifikasi beban penyusutan


Jika beban penyusutan berjumlah material, akan diperlukan lebih banyak pengujian yang
terinci atas beban penyusutan ketimbang untuk akun yang telah diverifikasi melalui
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo yang paling penting untuk beban penyusutan adalah  keakuratan. Dalam
menentukan hal yang pertama, auditor harus mempertimbangkan empat aspek:
1. Umur manfaat akuisisi periode berjalan
2. Metode penyusutan
3. Estimasi nilai sisa
4. Kebijakan penyusutan aktiva dalam tahun akuisisi dan disposisi

Kebijakan klien dapat ditentukan melalui diskusi dengan personil yang berwenang dan
membandingkan responsnya dengan informasi yang ada dalam file permanen auditor.  Dalam
memutuskan kelayakan umur manfaat yang dibebankan ke aktiva yang baru saja diakuisisi,
auditor harus memperttimbangkan umur fisik aktiva, umur yang diharapkan, dan kebijakan
perusahaan yang ditetapkan menyangkut pertukaran peralatan.
Metode yang berguna untuk mengaudit penyusutan adalah pengujian prosedur analitis
atas kelayakan yang dilakukan dengan mengalikan aktiva tetap yang belum disusutkan
dengan tingkat penyusutan tahun tersebut. Dalam melakukan perhitungan tersebut, auditor
harus membuat penyesuaian yerhadap penambahan dan pelepasan tahun berjalan, aktiva
dengan umur yang berbeda, dan aktiva dengan metode penyusutan yang berbeda.
Jika pengujian kelayakan secara keseluruhan tidak dapat dicapai, biasanya diperlukan
pengujian yang lebih terinsi. Auditort akan menghitung kembali beban penyusutan atas aktiva
tertentu untuk menentukan apakah klien mengikuti kebijakan penyusutan yang benar dan
konsisten. Agar relevan, perhitungan yang terinci harus dikaitkan dengan perhitungan total
penyusutan dengan memfooting beban penyusutan pada file ninduk properti dan
merekonsiliasi totalnya ke buku besar umum.
Auditor membandingkan informasi yang diperoleh melalui pengujian audit atas akun
beban penyusutan dengan informasi yang diungkapkan dalam catatan kaki guna memastikan
informasi yang disajikan konsisten dengan metode aktual dan asumsi yang digunakan untuk
menghitung serta mencatat penyusutan. Pendebetan ke akumulasi penyusutan biasanya diuji
sebagai bagian dari audit atas pelepasan aktiva, sementara kredit diverifikasi sebagai bagian
dari beban penyusutan.

f. Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan


Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit atas saldo akhir akumulasi penyusutan
adalah:
1. Akumulasi penyusutan yang dinyatakan pada file induk properti sama dengan buku
besar umum. Tujuai ini dapat dipenuhi dengan menguji footing akumulasi
penyusutan dalam file induk properti dan menelusuri totalnya ke buku besar umum
2. Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah akurat
2.3  Audit Beban Dibayar Di Muka
Beban dibayar di muka, beban yang ditangguhkan, dan aktiva berwujud. Hal tersebut
termasuk: Sewa dibayar dimuka, Biaya organisasi, Pajak dibayar di muka, Paten, Asuransi
dibayar dimuka, Merek dagang, Beban yang ditangguhkan, dan Hak cipta. Karena sumber
debet dalam akun aktiva asuransi dibayar dimuka adalah jurnal akuisisi, pembayaran premi
asuransi dapat dengan mudah dibagi ke dalam tiga kategori: pengendalian terhadap akuisisi
dan pencatatan asuransi, pengendalian terhadap register asuransi, dan pengendalian terhadap
penghapusan beban asuransi. Otorisasi yang tepat atas polis asuransiyang baru dan
pembayaran premi asuransi merupakan pengendalian yang penting.
Register asuransi adalah catatan polis yang berlaku dan tanggal jatuh tempo setiap polis.
Syarat dan jumlah itu menyediakan dasar untuk menentukan jumlah asuransi dibayar dimuka,
auditor secara independen akan memverifikasi syarat dan jumlah tersebut ke polisasuransi
atau kontrak yang mendasari. Auditor harus mengingat bahwa jumlah beban asuransi
merupakan nilai residu. Nilai residu ini didasarkan pada saldo awal asuransi dibayar dimuka,
pembayaran premi selama tahun berjalan, dan saldo akhir.
Satu-satunya pengujian atas saldo akun beban yang umumnya diperlukan mencakup
prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan ke beban
asuransi berasal dari kredit asuransi dibayar di muka. Auditor memperoleh skedul klien
ataumembuat sendiri skedul yang mencantumkan rincian mengenai polis tertentu yang
berlaku, nomor polis, cakupan asuransi untuk setiap polis, jumlah premi, periode premi,
beban asuransi untuk tahun berjalan, dan asuransi dibayar di muka pada akhir tahun.

a. Tinjauan Terhadap Asuransi Dibayar Di Muka


Gambar diatas mengilustrasikan akun yang umumnya digunakan untuk asuransi dibayar
di muka serta hubungan antara asuransi dibayar di muka dan siklus akuisisi dan pembayaran
melalui pendebetan ke akun asuransi dibayar di muka.

b. Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dapat dibagi ke
dalam tiga kategori, yaitu:
1. Pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi,
2. Pengendalian terhadap register asuransi,
3. Pengendalaian terhadap penghapusan beban asuransi.

c. Pengujian Audit
Pengujian atas saldo akun beban yang umumnya diperlukan mencakup prosedur analitis
dan pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan beban asuransi berasal dari
kredit asuransi dibayar di muka, prosedur analitis yang biasa dilakukan oleh auditor:
1. Membandingkan total asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dengan tahun
sebelumnya,
2. Menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun sebelumnya,
3. Membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh
dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian atas eliminasi polis
tertentu atau perubahan cakupan asuransi,
4. Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung selama tahun berjalan
atas dasar polis per polis dengan yang ada pada tahun sebelumnya sebagai pengujian
terhadap kesalahan perhitungan,
5. Mereview cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar di muka
dengan pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi menyangkut kememadaian
cakupan. Auditor tidak boleh menjadi pakar asuransi, tetapi pemahaman auditor
mengenai akuntansi dan penilaian aktiva sangat diperlukan untuk memastikan bahwa
perusahaan tidak diasuransikan terlalu rendah.

Prosedur audit lainnya, yang hanya harus dilakukan apabila ada alasan khusus untuk
melakukannya. Pengujian tersebut menggunakan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
untuk melaksanakan pengujian atas rincian saldo aktiva, pembahasannya:
1. Polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar di muka memang ada dan polis yang ada
telah dicantumkan (eksistensi dan kelengkapan),
2.  Klien memiliki hak atas semua polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar di muka
(hak),
3.  Jumlah dibayar di muka pada skedul sudah tepat dan totalnya sudah dijumlahkan
dengan benar serta sama dengan buku besar umum (keakuratan dan detail tie-in),
4. Beban asuransi yang berhubungan dengan asuransi dibayar di muka telah
diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi),
5. Transaksi asuransi telah dicatat pada periode yang benar (pisah batas).

2.4 Audit Utang Akrual


Utang atau kewajiban akrual merupakan estimasi kewajiban yang belum dibayar atas
jasa dan manfaat yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Kewajiban akrual diantaranya
seperti:
1. Gaji akrual,
2. Pajak gaji akrual,
3. Bonus pejabat akrual,
4. Komisi akrual,
5. Fee profesional akrual,
6. Sewa akrual,
7. Bunga akrual.

Akun-akun tesebut yang umumnya digunakan oleh perusahaan untuk mengakrualkan


pajak properti. Penekanan dalam pengujian harus diberikan pada kewajiban pajak properti
akhir dan pembayaran. Berikut dua hal yang terpenting adalah:
1. Properti yang ada pada skedul akrual sudah tepat untuk mengakrualkan pajak. Kelalaian
untuk mencantumkan properti dimana pajak harus diakrualkan akan menyatakan terlalu
rendah kewajiban pajak properti (kelengkapan). Sebagai contoh salah saji yang material
dapat terjadi jika pajak properti belum dibayarkan hingga tanggal neraca dan tidak
dimasukkan sebagai pajak properti akrual.
2. Pajak properti telah dicatat secara akurat. Auditor memperhatikan perlakuan yang
konsisten terhadap akrual dari tahun ke tahun (keakuratan). Auditor memverifikasi akrual
pada saat yang bersamaan dengan audit pembayaran pajak properti tahun berjalan.
Auditor juga membandingkan akrual itu dengan tahun atau peiode sebelumnya. Auditor
memulainya dengan memperoleh skedul pembayaran pajak properti dari klien, dan
membandingkan setiap pembayaran dengan skedul tahun sebelumnya untuk menentukan
apakah semua pembayaran dengan skedul tahun sebelumnya telah dicantumkan dalam
skedul yang disiapkan klien. Skedul audit aktiva tetap juga harus diperiksa untuk melihat
penambahan dan pelepasan aktiva yang mungkin mempengaruhi akrual pajak properti.
Semua properti yang dipengaruhi olehregulasi pajak properti lokal harus dicantumkan
dalam skedul. Auditor akan mengevaluasi kelayakan pajak properti atas setiap properti
yangdigunakan oleh klien untuk mengestimasi akrual. Auditor dapat memverifikasi pajak
properti akrual dengan menghitung kembali bagian dari total pajak yang dikenakan pada
tahun berjalan bagi setiap bagian properti. Setelah akrual dan beban pajak properti untuk
setiap bagian properti telah dihitung kembali, totalnya harus ditambahkan dan
dibandingkan dengan buku besar umum.

2.5 Audit Akun Pendapatan dan Beban


Dua konsep berikut dalam audit atas akun pendapatan dan beban akan diperlukan ketika
mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi:
1.      Penandingan laba dan beban periodik diperlukan untuk menentukan hasil operasi yang
tepat.
2.      Aplikasi prinsip-prinsip akuntansi yang konsisten selama bperiode yang berbeda
diperlukan untuk komparabilitas

Kedua konsep tersebut harus diterapkan ketika mencatat setiap transaksi dan
mengombinasikan akun dalam buku besar umum demi penyajian laporan
Bagian audit yang secara langsung mempengaruhi akun-akun tersebut adalah:
1. Prosedur analitis
2. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
3. Pengujian atas rincian saldo

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Bisa di simpulkan bahwa mengenai akun dan transaksi dalam siklus akuisisi dan
pembayaran. Agar audit atas sejumlah besar akun yang berkaitan dengan siklus ini memadai,
auditor harus memahami akun – akun kunci, kelas transaksi, fungsi bisnis, dokumen serta
catatan yang berhubungan dengan transaksi siklus akuisisi dan pembayaran. Banyak dari
akun – akun tersebut, seperti utang usaha, properti,  pabrik dan peralatan, beban penyusutan
serta beban dibayar dimuka, memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi cara auditor
memngumpulkan bukti yang mencukupi tentang saldo akun yang terkait. Dan terakhir
keterkaitan diantara pengujian audit yang berbeda dalam siklus akuisisi akuisisi dan
pembayaran dapat menyediakan dasar bagi verifikasi auditor atas banyak akun laporan
keuangan.

3.2 Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berfikir tepat dan
benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur. Setidaknya dengan makalah
ini, ada sedikit pemahaman mengenai materi audit tentang “Menyelesaikan pengujian dalam
siklus skuisisi dan pembayaran : verifikasi akun tertentu”.

Tentunya, makalah ini jauh dari kesempurnaan karena akan ditemukan banyak
kelemahan atau bahkan kekeliruan, baik dalam kepenulisan ataupun penyajian. Oleh karena
itu, penulis berharap adanya masukan dari para pembaca sehingga kedepan mampu lebih baik
dalam penyelesaiannya.
DAFTAR PUSTAKA

Alvin A. Arens dan James Loebbecke. 1990. AUDITING An Intergrated Approach 3rd        Edition.
Jakarta : Erlangga

Randol J. Elder. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai