Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“PENYELESAIAN PEKERJAAN AUDIT PADA PERUSAHAAN”

KELOMPOK 5:

1. KIFI MAHESANI
2. ERA RISKIANA
3. OLINDASARI
4. JUNIANTI
5. ISMI HARIS JUAERI
6. ADJI INDRA PRANA

UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI


2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
karunia-Nya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang analisis
aktivitas pendanaan.

Dalam makalah ini, akan dibahas “penyelesaian pekerjaan audit pada


perusahaan”. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi
pembaca dalam mengembangkan pemahaman mengenai analisis aktivitas
pendanaan.

Selain itu, kami dari selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak akan
lengkap tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan arahan
dan bimbingan, serta teman-teman yang telah memberikan dukungan dan motivasi
selama proses penulisan makalah.

Dasan.Nyiur,13 Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3. Tujuan Masalah.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Prosedur Penyelesaian Pekerjaan Lapangan..............................................3

B. Mengevaluasi Temuan.............................................................................10

C. Mengkomunikasikan Dengan Klien........................................................14

D. Tanggung Jawab Setelah Audit...............................................................16

BAB III PENUTUP...............................................................................................18

Kesimpulan........................................................................................................18

DAPTAR PUSTAKA............................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit.
Tahap ini sangat penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas
berbagai siklus. Keputusan yang diambil auditor selama tahap penyelesaian ini
untuk mencapai hasil audit yang optimal. Berbagai prosedur yang diterapkan
dalam tahap ini dapat menghasilkan bukti tambahan yang dapat mempengaruhi
kesimpulan audit. Pengaruh tersebut meliputi kesimpulan akhir atas saldo
setiap rekening yang akan dicantumkan dalam laporan keuangan, dan pendapat
auditor atas laporan keuangan secara keseluruhan. Prosedur-prosedur yang
diterapkan pada tahap penyelesaian audit mempunyai beberapa karakteristik
khusus, yaitu:

1. Prosedur-prosedur tersebut tidak mengacu ke siklus transaksi maupun


saldo rekening tertentu.
2. Prosedur-prosedur tersebut dilaksanakan setelah tanggal neraca.
3. Prosedur-prosedur tersebut sangat memerlukan pertimbangan subyektif
auditor.
4. Prosedur-prosedur tersebut biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau
akuntan senior yang berpengalaman.

Pada tahap penyelesaian audit, auditor bekerja dengan keterbatasan


waktu. Hal ini diakibatkan oleh keinginan klien untuk memperoleh laporan
audit secepat mungkin. Meskipun waktu tidak mendukung auditor, auditor
harus menggunakan waktu yang tersedia untuk membuat pertimbangan
professional dan menyatakan pendapat sesuai keadaan yang sebenarnya.

Dalam menyelesaikan audit, auditor seringkali menghadapi kendala


waktu, terutama ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang paling cepat
untuk penerbitan laporan audit. Auditor harus menggunakan waktu tersebut
untuk membuat pertimbangan professional yang baik dan menyatakan pendapat

4
yang tepat dalam situasi bersangkutan. Tanggung jawab auditor dalam
menyelesaikan audit dibagi menjadi tiga kategori berikut ini:

1. Menyelesaikan pekerjaan lapangan


2. Mengevaluasi temuan
3. Berkomunikasi dengan klien

Setelah menjelaskan aktivitas yang terlibat dalam penyelesaian audit, kemudian


harus diberikan pertimbangan pada tanggung jawab auditor setelah audit.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan?
2. Bagaimana mengevaluasi temuan?
3. Bagaimana berkomunikasi dengan klien?
4. Bagaimana tanggung jawab setelah audit?

1.3. Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan;
2. Untuk mengetahui bagaimana mengevaluasi temuan;
3. Untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan klien;
4. Untuk mengetahui tanggung jawab setelah audit.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prosedur Penyelesaian Pekerjaan Lapangan

Jika semua unsur laporan keuangan telah selesai diaudit, auditor telah
pada tahap akhir auditnya. Sebelum ia meninggalkan perusahaan klien, ia harus
mereview kertas kerja yang dibuatnya dengan cara membandingkannya dengan
kuesioner pengendalian intern dan program pengujian subtantif, untuk
memperoleh keyakinan bahwa semua informasi yang diperlukannya sebagai
dasar penyusunan laporan audit telah terkumpul semua. Untuk itu dalam
menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan prosedur audit
spesifik untuk mendapatkan bukti audit tambahan. Prosedurnya adalah :
1. Melakukan review atas peristiwa kemudian.
2. Membaca notulen rapat
3. Mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
4. Mendapatkan surat representasi klien
5. Melaksanakan prosedur analitis

a. Melaksanakan Review Atas Peristiwa Kemudian


Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien
tidak terbatas pada pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hingga
tanggal neraca. AU 560, Subsequent Events, menyatakan bahwa auditor juga
mempunyai tanggung jawab spesifik atas peristiwa dan transaksi yang:
1. Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan

2. Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan


serta laporan auditor
Sebelum menyusun draft laporan audit, auditor harus mereview peristiwa-
peristiwa kemudian. Review ini terutama bertujuan untuk menentukan apakah
peristiwa tersebut mempunyai dampak yang sedemikian material terhadap
penyajian informasi di dalam laporan keuangan klien.

6
Jenis Peristiwa
Berikut adalah dua jenis peristiwa kemudian menurut AU 560.03 dan .05 :
1. Peristiwa Kemudian Jenis 1
Memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang ada pada tanggal
neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses penyusunan
laporan keuangan. Peristiwa jenis 1 tersebut memerlukan penyesuaian atas
laporan keuangan.

2. Peristiwa Kemudian Jenis 2


Memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca
tetapi muncul setelah tanggal tersebut. Peristiwa jenis 2 tersebut memerlukan
pengungkapan dalam laporan, atau dalam kasus yang sangat material,
menyertakan data pro-forma pada laporan keuangan.

Jenis 1 Jenis 2
- Realisasi aktiva akhir tahun yang - Penerbitan obligasi jangka panjang
dicatat, seperti piutang usaha dan atau saham preferen atau saham
persediaan, pada jumlah yang biasa.
berbeda dari yang dicatat. - Pembelian suatu perusahaan.
- Penyelesaian estimasi kewajiban - Kerugian dari bencana
akhir tahun yang dicatat, seperti akibat kebakaran.
perkara pengadilan atau litigasi dan
jaminan produk pada jumlah yang
berbeda dari
yang dicatat.

Peristiwa Kemudian Jenis 1

7
Peristiwa atau transaksi ini memberikan informasi tambahan bagi
manajemen untuk menentukan saldo akun penilian pada tanggal neraca dan
juga kepada auditor dalam memverifikasi saldo akun tersebut. Dalam
mempertimbangkan apakah suatu peristiwa kemudian perlu diusulkan kepada
klien untuk digunakan meng-adjust informasi di dalam laporan keuangan klien,
maka auditor harus membedakan kondisi berikut ini:

1. Apakah kondisi yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut


telah ada sebelum atau pada tanggal neraca? Jika “Ya”, maka auditor
berkewajiban untuk mengusulkan penyesuaian terhadap informasi yang
bersangkutan kepada klien.
2. Jika keadaan yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut
tidak ada sebelum atau pada tanggal neraca, maka peristiwa kemudian
tersebut tidak boleh digunakan untuk meng-adjust informasi di dalam
laporan keuangan klien.

Peristiwa Kemudian Jenis 2

Penyebab terjadinya peristiwa kemudian dalam golongan ini tidak ada


sebelum tanggal neraca, tetapi peristiwa ini sangat penting sehingga
memerlukan penjelasan meskipun tidak perlu penjelasan terhadap laporan
keuangan klien. Berikut contoh peristiwa kemudian yang memerlukan
penjelasan di dalam laporan keuangan klien sebagai catatan kaki atau
penjelesan dalam laporan audit:

1. Penurunan harga pasar surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi
sementara.

2. Pengeluaran obligasi atau saham.

3. Penyelesaian perkara pengadilan yang peristiwa penyebabnya terjadi


setelah tanggal neraca.
4. Penurunan nilai harga pasar persediaan sebagai akibat larangan
pemerintah terhadap penjualan suatu produk.
5. Kerugian akibat terbakarnya persediaan yang tidak diasuransikan.

8
6. Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh peristiwa kemudian

Prosedur Audit Dalam Periode Setelah Tanggal Neraca

Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian


sampai tanggal laporan auditor. Tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan
dalam dua cara berikut:

a. Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian substantif


akhir tahun seperti pengujian pisah batas dan mencari kewajiban yang
belum tercatat.
b. Melaksanakan prosedur audit yang ditetapkan dalam AU 560.12 atau
mendekati akhir pekerjaan lapangan.
 Membaca laporan keuangan interim akhir yang tersedia serta
membandingkannya dengan laporan yang sedang dilaporkan dan
melakukan perbandingan lainnya yang sesuai dalam situasi-situasi itu.
 Menanyakan kepada manajemen yang bertanggung jawab atas hal-hal
keuangan dan akuntansi mengenai:
 Setiap kewajiban kontinjen atau komitmen besar yang ada pada tanggal
neraca atau tanggal pertanyaan itu diajukan.
 Setiap perubahan yang signifikan pada modal saham, hutang jangka
panjang atau modal kerja sampai tanggal pertanyaan diajukan.
 Status saat ini dari pos-pos yang sebelumnya dipertanggungjawabkan atas
dasar data sementara, pendahuluan, atau tidak konklusif.
 Apakah setiap penyesuaian yang tidak biasa telah dilakukan sejak tanggal
neraca.
 Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham, dan komite
lainnya yang sesuai.
 Menanyakan ahli hokum klien mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
 Mendapatkan surat representasi dari klien mengenai perisiwa kemudian
yang menurut pendapatnya akan memerlukan penyesuaian atau
pengungkapan.
 Melakukan tanya-jawab tambahan atau melaksanakan prosedur tambahan

9
yang dipandang perlu dalam situasi-situasi itu.
Pengaruh Terhadap Laporan Auditor

Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa


kemudian dalam laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari
laporan standar auditor.

b. Membaca Notulen Rapat


Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya,
seperti komite keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang
mempunyai signifikansi audit. Contohnya: dewan komisaris dapat
mengotorisasi penerbitan obligasi baru, pembelian saham treasuri, dan lain lain.
Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah hal itu tersedia,
guna memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai signifikansi
auditnya. Misalnya: informasi yang dipelajari dari catatan tersebut
menyebabkan auditor untuk mengubah pengujian substantif. Dan pembacaan
notulen rapat oleh auditor harus didokumentasikan dalam kertas kerja.

c. Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian


FASB dalam SFAS 5, mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi,
atau serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai
kemungkinan keuntungan (kontinjensi keuntungan) dan kerugian (kontinjensi
kerugian). Kontinjensi keuntungan hanya akan menimbulkan masalah yang
relatif kecil, sedangkan kontinjensi kerugian seringkali merupakan masalah
yang signifikan bagi auditor. Kontinjensi kerugian meliputi kewajiban yang
potensial dari perselisihan pajak penghasilan, klaim, dan lain-lain
mempersyaratkan bahwa kontinjensi kerugian harus:

1. Dicatat sebagai kewajiban


2. Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
3. Diabaikan
4. Pertimbangan Audit

5. SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-


bukti tentang:

10
a. Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan
ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu
entitas dari litigasi, klaim, dan penilaian (LCA).

b. Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan


ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu
entitas dari litigasi, klaim, dan penilaian (LCA).
c. Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.
d. Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
e. Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.

Surat Pertanyaan Audit

AU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hukum


klien merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi
pendukung tentang LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus
dikirimkan oleh manajemen kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan
oleh klien.

Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan Auditor

Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan


auditor. Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya
menunjukkan bahwa berdasarkan penyelidikan yang layak atas masalah yang
dihadapi, terdapat:

a. Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan


b. Masalah yang dihadapi adalah tidak material

d. Mendapatkan Surat Representasi Klien

Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari


manajemen dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat
dicapai melalui surat representasi klien, yang umumnya dikenal sebagai surat
rep. AU 333, Management Representations, menjelaskan bahwa representasi

11
merupakan bagian dari barang bukti tetapi bukan pengganti penerapan prosedur
audit yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang layak atas suatu
pendapat. Representasi manajemen harus dapat :

1. Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor

2. Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut

3. Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi


manajemen
Isi Surat Representasi

Menurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi


spesifik yang harus termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus
mencakup representasi mengenai :

a. Laporan keuangan
b. Kelengkapan informasi
c. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
d. Peristiwa kemudian

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor

Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi


manajemen, maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika
ada keterbatasan pada lingkup audit jika auditor tidak dapat :

a. Memperoleh surat rep


b. Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan
keuangan dengan prosedur audit lainnya
Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari
laporan standar auditor baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun
penolakan pemberian pendapat..

e. Melaksanakan Prosedur Analitis


Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review
keseluruhan atas laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan bahwa

12
tujuan dari review keseluruhan adalah untuk membantu auditor menilai
kesimpulan yang dicapai dalam audit dan dalam mengevaluasi penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam melakukan review keseluruhan,
auditor membaca laporan keuangan dan catatan serta mempertimbangkan
kelayakan bukti yang diperoleh dalam menanggapi saldo dan hubungan yang
tidak biasa serta tidak terduga yang :

1. Diantisipasi dalam perencanaan audit


2. Diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantive
Dalam melakukan reviewe keseluruhan atas kewajaran penyajian laporan
keuangan, data perusahaan dapat dibandingkan dengan (1) hasil yang
diharapkan entitas berdasarkan dinamika bisnis yang mendasarinya, (2) data
yang tersedia mengenai kinerja industri, dan (3) data nonkeuangan yang
relevan seperti unit yang diproduksi atau dijual serta jumlah karyawan.

Suatu review keseluruhan biasanya akan membandingkan kinerja


keuangan entitas yang dilaporkan dengan sasaran strategisnya atas pendapatan,
pelanggan, dan pangsa pasar atas efisiensi dari proses inti serta kesesuaian
ukuran nonkeuangan dengan gambaran keseluruhan yang dilaporkan dalam
laporan keuangan.

B. Mengevaluasi Temuan

Terdapat dua tujuan auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan, yaitu:

1. Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan


2. Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit
Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor menyelesaikan langkah-langkah
berikut :

1. Membuat Penilaian Akhir Atas Materialitas Dan Risiko Audit


Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan
dikeluarkan adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak
untuk melakukan proses ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang
ditemukan ketika memeriksa semua akun yang belum dikoreksi oleh klien.

13
Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun dapat mencakup komponen
berikut:

a. Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui
pengujian substantif atas rincian transaksi dan saldo
b. Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik
sampling audit
c. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan
dikuantifikasi oleh prosedur audit lainnya
Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah
saji yang mungkin, sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua
akun disebut sebagai salah saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas
salah saji agregat yang mungkin dapat mencakup pengaruh dari semua salah
saji yang mungkin belum dikoreksi selama periode sebelumnya terhadap
laporan keuangan periode berjalan.

Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga


pendahuluan auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan
audit. Dalam merencanakan audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yang
dapat diterima. Jika salah saji agregat meningkat, maka risiko bahwa laporan
keuangan mengandung salah saji yang material juga meningkat. Jika auditor
merasa bahwa risiko audit tidak dapat diterima, maka auditor harus:

a. Melaksanakan pengujian substantif tambahan


b. Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk
mengurangi risiko salah saji yang material

2. Mengevaluasi Kelanjutan Usaha


AU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada
keraguan yang substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan
kelanjutan usahanya selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak
melebihi satu tahun di luar tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit.
Biasanya, informasi yang akan menimbulkan keraguan yang substansial
tentang asumsi kelanjutan usaha berkaitan dengan ketidakmampuan entitas

14
untuk terus memenuhi kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa diposisi aktiva
yang besar di luar arah bisnis yang biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi
operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan tindakan yang serupa. Jika
auditor merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang substansial mengenai
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelanjutan usahanya, maka
auditor harus :

a. Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi


pengaruh kondisi atau peristiwa tersebut
b. Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara
efektif tetapi jika auditor menyimpulkan terdapat keraguan yang substansial
mengenai kelanjutan usaha, maka auditor harus:
 Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan
ketidakmampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya
selama periode waktu yang layak
 Menyertakan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit untuk
mencerminkan kesimpulannya.
Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka
auditor tetap harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan.
Beberapa informasi yang mungkin diungkapkan mencakup:

 Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas


keraguan yang substansial mengenai kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu yang layak.
 Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
 Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi-kondisi dan peristiwa itu
serta setiap faktor yang dapat mengurangi.
 Kemungkinan penghentian operasi.
 Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan)
 Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat
atau jumlaj atau klasifikasi kewajiban.
3. Melakukan Review Teknis Atas Laporan Keuangan

15
Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan
perusahaan terbuka, review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh
partner yang bukan anggota tim audit. Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal
yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari masing- masing laporan keuangan
dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.

4. Merumuskan Pendapat Dan Membuat Naskah Laporan Audit


Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan
dengan mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan
pendapat ataslaporan keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas
langkah-langkah ini terletak pada partner yang melakukan penugasan itu.
Sebelum mengambil keputusan akhir tentang pendapat, biasanya diadakan
suatu konferensi dengan klien

5. Melakukan Review Akhir Atas Kertas Kerja


Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan,
bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja.
Review tambahan atas kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan
lapangan oleh anggota tim audit. Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam
penyelesaian audit ditunjukkan dalam table berikut:
Review Sifat Review
Manajer Mereview kertas kerja yang disiapkan
oleh auditor senior dan mereview
beberapa atau semua kertas kerja
yang
direview oleh auditor senior.
Partner yang bertanggung jawab Mereview kertas kerja yang
disiapkan
atas penugasan
oleh manajer dan mereview kertas
kerja lainnya atas dasar selektif.

16
Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dirancang untuk
mendapatkan kepastian bahwa:

 Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap.


 Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat
pada situasi bersangkutan.
 Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang
ditetapkan dalam surat penugasan.
 Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing, dan pelaporan signifikan
yang timbul selama audit telah diselesaikan dengan tepat.
 Kertas kerja mendukung pendapat auditor.
 GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah
dipenuhi.

C. Mengkomunikasikan Dengan Klien

Komunikasi antara auditor dengan klien pada penutupan audit melibatkan


komite audit dan manajemen. Komunikasi komite audit membicarakan hal-hal
berkenaan dengan:

1. Pengendalian internal klien


2. Pelaksanaan audit
Sementara komunikasi dengan manajemen dilakukan melalui surat manajemen.

1. Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Pengendalian Internal


AU 325 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisi-kondisi
yang dapat dilaporkan, yang didefinisikan sebagai hal yang merupakan
kekurangan yang signifikan dalam perancangan atau operasi pengendalian
internal, yang dapat berpengaruh buruk terhadap kemampuan organisasi untuk
mencatat, memproses, mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang
konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.

Komunikasi itu sebaiknya dilakukan dalam bentuk tertulis. Pembagian


laporan itu biasanya harus dibatasi kepada komite audit, manajemen dan pihak
lain di dalam organisasi. Akan tetapi, apabila laporan tersebut diisyaratkan oleh

17
otoritas pemerintah, maka rujukan khusus harus dinyatakan dalam laporan itu.
AU 325.11 menyatakan bahwa setiap laporan yang diterbitkan mengenai
kondisi yang dapat dilaporkan harus :

a. Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan


keuangan dan bukan memberikan kepastian tentang pengendalian internal
b. Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan
c. Menyertakan pembatasan pembagian

2. Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkenaan Dengan Pelaksanaan Audit


AU 380 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan hal-hal tertentu
berkenaan dengan pelaksanaan audit kepada mereka yang bertanggung jawab
mengawasi proses pelaporan keuangan. AU 380.06-14 menyatakan bahwa
komunikasi dengan komite audit dapat mencakup hal-hal berikut :

a. Tanggung jawab auditor menurut GAAS


b. Kebijakan akuntansi yang signifikan
c. Pertimbangan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitas
d. Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi
e. Penyesuaian audit yang signifikan
f. Ketidaksepakatan dengan manajemen
g. Konsultasi dengan akuntan lain
h. Masalah penting yang dibahas dengan manajemen sebelum penarikan diri
i. Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit

3. Menyiapkan Surat Manajemen


Ketika menyelesaikan suatu audit, banyak auditor menganggap
bermanfaat untuk menulis surat kepada manajemen, yang dikenal sebagai surat
manajemen, yang memuat rekomendasi yang tidak termasuk dalam komunikasi
yang disyaratkan dengan komite audit. Surat manajemen dapat mencakup
komentar tentang:

a. Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak di


pertimbangkan sebagai kondisi yang dapat dilaporkan

18
b. Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai tambah
yang tercatat selama audit
c. Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak

D. Tanggung Jawab Setelah Audit

Tanggung jawab setelah audit mencakup pertimbangan atas:

1. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan


auditor.
2. Penemuan faktor yang ada
3. Penemuan prosedur yang dihilangkan

1. Peristiwa Kemudian Yang Terjadi Antara Tanggal Dan Penerbitan Laporan


Auditor
SAS 1 (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung
jawab untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit
apapun selama periode waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian yang
material. Auditor dapat menggunakan tanggal ganda dalam laporan audit.
Tanggal ganda merupakan praktik yang paling umum karena member tanggal
kembali atas keseluruhan laporan akan memperluas tanggung jawab auditor
secara keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan lapangan.

2. Penemuan Fakta Yang Ada Pada Tanggal Laporan


Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang
ada setelah audit pada tanggal laporan audit. Namun, SAS 1 (AU 561.04),
menunjukkan bahwa jika (1) auditor menyadari adanya fakta tersebut dan (2)
fakta itu mungkin mempengaruhi laporan yang telah dikeluarkan, maka auditor
diwajibkan untuk memastikan reliabilitas informasi itu. Apabila

penyelidikan lebih lanjut menguatkan eksistensi fakta itu dan auditor merasa
yakin bahwa informasi itu penting bagi mereka yang mengandalkan atau
cenderung mengandalkan pada laporan keuangan, maka auditor harus
mengambil langkah-langkah untuk mencegah ketergantungan pada laporan
audit itu di masa depan.

19
Jika klien menolak untuk mengungkapkan fakta yang baru ditemukan,
maka auditor harus memberi tahu setiap anggota dewan komisaris mengenai
penolakan tersebut. Apabila klien tidak bersedia bekerja sama dan auditor tidak
dapat melakukan penyelidikan yang memuaskan, maka tanpa mengungkapkan
informasi spesifik, auditor harus (1) menunjukkan tidak adanya kerjasama itu
dan (2) menyatakan bahwa jika informasi itu benar, maka laporan audit tidak
dapat lagi diandalkan.

3. Penemuan Prosedur Yang Dihilangkan


Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus
menilai kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat
ini untuk mendukung pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan. AU
390.05 menunjukkan jika auditor memutuskan bahwa pendapatnya tidak dapat
didukung dan auditor yakin bahwa orang-orang saat ini mengandalkan pada
laporan itu, maka auditor harus segera melaksanakan prosedur yang
dihilangkan atau prosedur alternatif yang akan memberikan dasar yang
memuaskan atas pendapatnya.

Apabila dasar yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah


diperoleh dan bukti- bukti mendukung pendapat yang dinyatakan, auditor tidak
mempunyai tanggung jawab lagi. Tetapi, jika pelaksanaan prosedur yang
dihilangkan mengungkapkan fakta yang ada pada tanggal laporan sehingga
akan mengubah pendapat yang dinyatakan sebelumnya, auditor harus
mengikuti prosedur pemberitahuan yang diuraikan dalam paragraph terakhir
dari bagian terdahulu untuk mencegah ketergantungan selanjutnya atas laporan
bersangkutan. Jika auditor tidak dapat melaksanakan prosedur alternatif atau
yang dihilangkan, maka auditor dapat berkonsultasi dengan pengacara untuk
menentukan tindakan yang tepat.

20
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam banyak hal, kadangkala pekerjaan lapangan masih perlu dicek ulang,
mengingat ada beberapa informasi penting yang ada ditangan pimpinan puncak.
Auditor harus menuntaskan masalah-masalah yang diduga akan muncul tersebut.
Dengan demikian dalam pekerjaan audit di lapangan masih dipandang perlu
dilengkapi oleh beberapa informasi yang dipandang sangat Íital, dan oleh
karenanya masih diperlukan satu tahapan pekerjaan audit dalam rangka
penuntasan pekerjaan audit di lapangan.

Pekerjaan dan tanggung jawab auditor tidak hanya berhenti sampai dengan
pengumpulan informasi dì lapangan telah diselesaìkan.Dalam rangka
penyempurnaan pekerjaannya, Dia harus memperhatikan kejadian-kejadian
setelah tanggal neraca baik yang secara langsung maupun tìdak langsung
mempengaruhi informasi yang dísajìkan dalam statement keuangan klien. Seorang
auditor harus memperhatikan adanya fakta-fakta baru ataupun kejadian baru yang
terjadi setelah tanggal neraca tetapi laporan audit belum diserahkan kepada klien.
Hal ini disebabkan fakta-fakta baru tersebut dapat menjadikan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan menjadi tidak relevan atau tidak mempunyai
bobot yang layak bahkan mungkin dapat dikategorikan menyimpang dari standar
pelaporan yang layak. Mengingat berbagai fakta baru tersebut dapat menyesatkan
pembaca laporan audit, dan tentu saja akan berakìbat terhadap pembentukan opini
auditor.

Berbagai prosedur telah dilaksanakan dalam proses audit. Namun, auditor


juga tidak bisa meninggalkan tanggung jawabnya terhadap proses pelaporan yang
menjadi tanggung jawabnya tersebut. Banyak faktor ataupun kondisi yang
memerluka perhatian auditor mengenai peristiwa- peristiwa yang dapat
mempengaruhi pendapat yang dirumuskan mula-mula. Hal ini disebabkan, adanya
berbagai kondisi yang tidak pasti selama proses audit dilakukan. Oleh karena itu,

21
dalam memformulasikan Pendapat Akuntan, berbagai peristiwa tersebut harus
dipertimbangkan masak- masak.

DAPTAR PUSTAKA
Boyton.Willian C, Johnsos. Raymond N, Kell. Walter G, Modern Auditing,
2003, Erlangga,Jakarta
http://julian-cholse.blogspot.com/2012/06/modern-auditing-penyelesaian-
audit_20.html https://docs.google.com/viewer?
a=v&q=cache:fCK4mgZ4l4EJ:elearning.gunadarma.ac.id/docm
odul/pemeriksaan_akuntansi_2/
bab_9_penyempurnaan_pekerjaan_audit_dan_tanggungjawa
b_postaudit.pdf+tanggung+jawab+sesudah+audit&hl=id&gl=id&
pid=bl&srcid=ADGEESgc
JkdYo85HopWmxkX7m27mK5jOW2AdMNXKTWJjbLc3tRr_q
2l29zHsAVjh3B_Nt6E_F
LG08c3e_BJSkIXn8BWWeHTlLehGIFZ4UbIKHszNmH5H2Py
40g0qKMxmjWd-S34o-
KnJ&sig=AHIEtbT-49TDg6tkt9PtfWWEAtIdRdSYfQ
http://dexsuar.blogspot.com/2013/07/memahami-
tahapan-proses-penyelesaian.html

22
23

Anda mungkin juga menyukai