Anda di halaman 1dari 7

PENGAUDITAN II

“ PENYELESAIAN AUDIT ”
Dosen Pengampu : Dr. Drs. I Dewa Gede Dharma Suputra, M.Si., Ak.

OLEH :

PUTU INDY SURYA KINANTI 1807531122

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
PEMBAHASAN.............................................................................................................................1
1.1 MELAKSANAKAN PENGUJIAN TAMBAHAN UNTUK PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN. 1
1.2 REVIEW ATAS UTANG BERSYARAT DAN KOMITMEN.............................................1
1.3 MENELAAH PERISTIWA KEMUDIAN.............................................................................1
1.4 PENGUMPULAN BUKTI AKHIR........................................................................................2
1.5 MENGEVALUASI AKHIR...................................................................................................2
1.6 KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN DAN PIHAK YANG
BERTANGGUNGJAWAB ATAS TATA KELOLA.....................................................................3
1.7 SURAT DITUNJUKAN KEPADA MANAJEMEN..............................................................4
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................5
PEMBAHASAN

1.1 MELAKSANAKAN PENGUJIAN TAMBAHAN UNTUK PENYAJIAN DAN


PENGUNGKAPAN
Tujuan yang berhubungan dengan transaksi, tujuan yang berhubungan dengan saldo,
dan tujuan pengujian dan pengungkapan. Akan dibahas tiga tahap pertaman proses audit
menjelaskan bagaimana auditor merancang dan melaksanakan pengujian audit untuk
memperoleh bukti yang kuat untuk mendukung setiap kategori dari tujuan tujuan audit, auditor
melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yang berhubungan
penyajian dan pengungkapan, konsisten dengan bagaimana mereka melakukan pendekatan
untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yag berkaitan dengan transaksi saldo.
a. Melaksanakan prosedur untuk memahami pengendalian yang berkaitan dengan tujuan
penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko.
b. Melakukan uji pengendalian dan hubungan dengan pengungkapan ketika penilaian awal atas
risiko pengendalian berada di bawah maksimum.
c. Melaksanakan prosedur substantive untuk memperoleh assurance bahwa semua tujuan audit
dicapai untuk informasi dan jumlah yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan
keuangan.

1.2 REVIEW ATAS UTANG BERSYARAT DAN KOMITMEN


Utang bersyarat adalah kewajiban potensial kepada pihak luar di masa dating yang
jumlahnya belum diketahui yang merupakan akibat dari aktivitas yang terjadi sebelumnya.
Utang bersyarat yang material harus diungkapkan dalam catatan kaki laporan keuangan.
Terdapat tiga kondisi untuk keberadaan utang bersyarat, yaitu :
a. Terdapat potensi pembayaran kepada pihak luar atau pengurangan asset yang diakibatkan
oleh kondisi yang ada.
b. Terdapat ketidakpastian mengenai jumlah pembayaran atau penurunan aset di masa
mendatang.
c. Hasil akhirnya akan ditentukan oleh kejadian atau kejadian – kejadian di masa mendatang.

1.3 MENELAAH PERISTIWA KEMUDIAN


Telaah peristiwa kemudian atau kejadian setelah tanggal neraca harus dilakukan auditor
untuk menelaah transaksi dan kejadian yang muncul setelah tanggal neraca untuk menentukan
apakah terdapat transaksi atau kejadian yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan pada

1
laporan periode berjalan. Prosedur audit ini disyaratkan di PSA 46 (SA 560). Tanggung jawab
auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca biasanya terbatas pada periode awal, yaitu
pada tanggal neraca dan berakhir pada tanggal laporan auditor.
a. Jenis-Jenis Kejadian Setelah Tanggal Neraca. Ada dua kejadian yang harus
dipertimbangkan oleh manajemen dan dievaluasi oleh auditor yaitu :
1) Kejadian yang berdampak langsung pada Laporan Keuangan dan membutuhkan
penyesuaian.
2) Kejadian yang tidak berdampak langsung pada Laporan Keuangan, tetapi memerlukan
pengungkapan.
b. Pengujian Audit. Prosedur audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi
dalam dua kategori yaitu:
1) Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir
tahun.
2) Prosedur yang Dilakukan Khususnya untuk Menemukan Kejadian atau Transaksi yang
harus Diakui sebagai Kejadian setelah Tanggal Neraca.
c. Penetapan Tanggal Ganda. Biasanya auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal
neraca yang memengaruhi laporan keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan
lapangan selesai, tetapi sebelum laporan audit diterbitkan.

1.4 PENGUMPULAN BUKTI AKHIR


Auditor mempunyai sedikit tanggung jawab akumulasi akhir yang dapat diterapkan
untuk seluruh siklus lain disamping penelitian atas kewajiban kontijensi dan menelaah
peristiwa kemudian. Pengumpulan bukti akhir dapat dilakukan melalui 5 jenis berikut,
diantaranya:
a. Melakukan prosedur analitis akhir
b. Mengevaluasi asumsi kelangsungan usaha
c. Memperoleh surat representasi manajemen
d. Mempertimbangkan informasi yang menyertai laporan keuangan dasar
e. Membaca informasi lain dalam laporan tahunan

1.5 MENGEVALUASI AKHIR


Evaluasi akhir atas kecukupan bahan bukti adalah berupa penelaahan oleh auditor atas
seluruh audit untuk menentukan apakah seluruh aspek penting telah cukup diuji setelah
mempertimbangkan situasi penugasan. Langkah utama dalam proses ini adalah penelaahan
program audit untuk meyakinkan bahwa seluruh bagian telah secara akurat diselesaikan dan
didokumentasikan dan bahwa seluruh tujuan audit dipenuhi. Kelima aspek dalam evaluasi hasil,
yaitu:
a. Bukti yang tepat dan memadai. Untuk membuat evaluasi akhir apakah bukti sudah
diakumulasikan dengan tepat dan memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit
keseluruhan untuk menentukan apakah seluruh hal material dari transaksi, akun dan
pengungkapan sudah diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan seluruh kondisi
audit.
b. Bukti pendukung opini auditor. Bagian penting dari evaluasi apakah laporan keuangan
disajikan secara wajar adalah mengikhtisarkan salah saji yang ditemukan dalam audit.
c. Pengungkapan laporan keuangan. Sebelum menyelesesaikan audit, auditor harus
membuat evaluasi akhir apakah pengungkapan laporan keuangan sudah memenuhi seluruh
tujuan penyajian dan pengungkapan.
d. Telaah dokumentasi audit. Ada tiga alasan mengapa staf firma audit yang berpengalaman
harus menelaah dokumentasi audit pada saat penyelesaian audit:
1) Untuk mengevalusi kinerja karyawan yang belum berpengalaman.
2) Memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja.
3) Menghilangkan kerancuan yang sering muncul dalam penilaian auditor.
e. Telaah independen. Pada saat penyelesaian audit yang lebih besar, biasanya terdapat telaah
untuk laporan keuangan dan keseluruhan berkas audit oleh penelaah independen yang ridak
terlibat dalam audit, tetapi merupakan staf kantor akuntan yang juga melakukan audit.
f. Ringkasan evaluasi bukti. Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti pada saat
mengevaluasi risiko audit, berdasarkan akun dan siklus, dan kemudian membuat evaluasi
yang sama untuk laporan keuangan keseluruhan.

1.6 KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN DAN PIHAK YANG BERTANGGUNG


JAWAB ATAS TATA KELOLA
Setelah audit diselesaikan terdapat beberapa hal yang perlu disampaikan auditor
kepada komite audit dan pihak yang berkaitan dengan tata kelola, diantaranya:
a. Pembahasan Tentang Kecurangan dan Tindakan Ilegal. PSA 32 (SA 316) dan PSA 31
(SA 317) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan seluruh kecurangan dan tindakan
illegal kepada komite audit dan kelompok lain yang sejenis, meskipun tidak material.
b. Pembahasan Tentang Kurangnya Pengendalian Internal. Auditor harus menyampaikan
perihal kurangnya pengendalian internal dan kelemahan material dalam desain atas
pengoperasian pengendalian internal secara tertulis kepada pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola.
c. Pembahasan Hal Lainnya Kepada Komite Audit. PSA 48 (SA 380) mensyaratkan auditor
untuk menyampaikan informasi tambahan yang diperoleh selama audit kepada pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, biasanya adalah komite audit.
d. Surat Manajemen (Management Letter). Surat manajemen ditujukan untuk
menginformasikan kepada klien mengenai rekomendasi KAP (Kantor Akuntan Publik) guna
meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi biasanya berfokus pada efisiensi pengoperasian
perusahaan.

1.7 SURAT DITUJUKAN KEPADA MANAJEMEN


Setelah pengauditan selesai, auditor kadang – kadang merasa perlu untuk mengirim
surat ditunjukkan kepada manajemen. Tujuan dari pengiriman surat tersebut adalah untuk
member informasi kepada personil klien tentang rekomendasi yang diberikan akuntan public
untuk perbaikan suatu bidang tertentu dalam bisnis klien.
Banyak akuntan public membuat surat ditunjukkan kepada manajemen pada setiap
audit yang dilakukannya untuk menunjukkan kepada manajemen bahwa kantor akuntan public
memberi manfaat tambahan kepada entitas yang diauditnya diluar jasa audit. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan baik dengan manajemen dan menawarkan jasa –
jasa lain yang dapat dilakukan oleh kantor akuntan public, seperti misalnya jasa di bidang
perpajakan atau bantuan manajemen lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Al. Haryono Jusup. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi 2. Yogyakarta : Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu YKPN

Anda mungkin juga menyukai