Anda di halaman 1dari 19

Pengauditan I Kelas B3

Pertemuan ke-IV

Selasa, 1 Maret 2022

Ringkasan Materi Kuliah (RMK)

Jenis – Jenis Laporan Auditor

Oleh:

Kelompok IV

1. Ida Ayu Ratih Weda Dwijayani (2007531155 / 20)


2. Ida Ayu Kade Indri Dwi Gita Putri (2007531255 / 36)
3. Ayu Cantika Amanda (2007531259 / 38)
Dosen Pengampu
Dra. Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati, Ak., M.Si., CA.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
A. Pengertian Laporan Auditor
Laporan auditor merupakan tahapan terakhir dari keseluruhan proses audit.
Laporan auditor ini sangat penting dalam penugasan audit dan asuransi karena laporan
ini mengkomunikasikan temuan dari auditor. Penggunaan laporan keuangan
mengandalkan pada laporan auditor untuk mendapatkan asuransi tentang laporan
keuangan entitas (perusahaan).
B. Jenis – Jenis Laporan Auditor
1. Laporan Audit Bentuk Baku
Laporan audit bentuk baku ini memuat suatu pernyataan auditor independen
bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Laporan ini dirancang untuk memisahkan secara jelas antara
tanggung jawab manajemen dengan auditor.

Unsur pokok laporan audit bentuk baku :

▪ Judul laporan yang berbunyi “Laporan Auditor”


▪ Pihak kepada siapa laporan audit ditujukan.
▪ Paragraf pengantar, menyangkut pernyataan yang menyangkut apa saja yang
telah diaudit dan pernyataan mengenai perbedaan tanggung jawab auditor dan
manajemen.
▪ Paragraf lingkup audit, menyangkut pernyataan auditor melaksanakan audit
sesuai standar auditing yang telah ditetapkan dan pernyataan rencana auditor
untuk melakukan audit agar tidak terjadi salah saji material. Pernyataan yang
telah auditor laksanakan mengenai pemeriksaan bukti-bukti mendukung
diungkapkan berdasar pengujian, penilaian prinsip akuntansi yang digunakan
manajemen, penilaian penyajian laporan keuangan keseluruhan. Pernyataan
yakin dari auditor bahwa audit yang dilaksanakan memberikan dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat.
▪ Paragraf pendapat, pernyataan mengenai laporan keuangan yang disebut dalam
paragraf lingkup audit disajikan secara wajar.
▪ Tanda tangan, nama, dan nomor register Negara auditor.
▪ Tanggal diselesaikannya pekerjaan audit.

1
Laporan audit bentuk baku diberikan dalam kondisi :

1) Semua laporan sudah dimasukkan dalam laporan keuangan.


2) Semua standar umum dan standar pekerjaan lapangan telah dilaksanakan
dengan bukti yang cukup.
3) Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi berterima
umum.

Adapun penyimpangan dari laporan audit bentuk baku ini adalah sebagai
berikut.

Terdapat 3 kondisi yang menyebabkan adanya penyimpangan laporan audit betuk


baku, yaitu:

1) Ruang Lingkup Audit Dibatasi ketika auditor tidak dapat mengumpulkan bukti
audit yangmemadai untuk menyimpulkan apakah laporan keuangan telah
disajikan sesuai denganGAAP/PSAK, maka terdapat suatu pembatasan atas
lingkup audit. Terdapat duapenyebab utama atas pembatasan lingkup audit ini
: pembatasan oleh klien danpembatasan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi
di luar kendali klien atau auditor.
2) Penyajian Laporan Keuangan tidak sesuai dengan Prinsip-prinsip Akutansi
yang belakuUmum (Penyimpangan dari GAAP/PSAK) Sebagai contoh, jika
seorang klien bersikerasuntuk menggunakan harga penggantian (replacement
cost) bagi aktiva tetapnya ataumenilai persediaannya berdasarkan harga jual
daripada harga historis, maka perludiberikan pendapat di luar pendapat wajar
tanpa syarat.
3) 3)Auditor tidak Independen independensi umumnya ditentukan berdasarkan
Aturan 101dari Aturan Kode Etik Profesiona

2
2. Laporan Audit Standar
Laporan standar merupakan laporan yang paling umum diterbitkan dan berisi
pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) yang dimana menetapkan
semua asersi manajemen atas pengendalian internal wajar dalam material. Kesimpulan
ini dapat diterapkan apabila auditor telah memeriksa tidak ada kelemahan material
dalam pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Persyaratan yang harus dipenuhi
untuk menerbitkan laporan audit ini, yaitu :
a) Standar auditing sudah terpenuhi dan auditor sudah berkedudukan independen.
b) Laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
c) Pernyataan yang dimuat dalam laporan keuangan mudah dipahami. Tidak terdapat
ketidakpastian yang luar biasa mengenai perkembangan perusahaan pada periode
berikutnya.

Dalam laporan audit dengan opini “wajar tanpa pengecualian” baru dapat
diterbitkan oleh Auditor ketika semua syarat dan kondisi terpenuhi sesuai kriteria yang
ditetapkan. Selain itu, juga tidak terdapat adanya kesalahan dalam penyajian informasi
dalam laporan keuangan yang berpengaruh secara signifikan. Laporan keuangan ini
dinilai oleh akuntan publik berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan mengakui bahwa mereka mendapatkan untung


pada tahun 2020 ini. Setelah dilakukan audit, ternyata akuntan publik menemukan
bahwa keuntungan tersebut didasarkan pada piutang yang belum dibayar. Temuan
tersebut, merupakan bentuk salah saji dalam laporan keuangan yang bersifat signifikan,
karena alasan tersebut maka Auditor tidak bisa menerbitkan pendapat “wajar tanpa
pengecualian”.

3. Laporan Audit Keuangan


Audit laporan keuangan merupakan jenis audit yang sering dilakukan oleh auditor
independen karena dapat meningkatkan kepercayaan bagi pemakai laporan keuangan
yang dihasilkan perusahaan. Auditor melakukan audit ini atas permintaan akan jasa
pengauditan oleh para pengguna laporan keuangan, hal ini tentu saja akan menciptakan

3
pasar bagi auditor independen. Para pemakai laporan keuangan meminta para
auditor melakukan audit atas laporan mereka atas dasar :
a) Adanya perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik antara
manajemen sebagai pembuat laporan keuangan dengan para pemakai laporan
keuangan.
b) Keinginan para pemakai laporan keuangan agar informasi yang ada di dalam
laporan tersebut sudah sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dan
terbukti kewajarannya.
c) Para pemakai laporan keuangan mengandalkan jasa auditor untuk memastikan
kualitas laporan keuangan yang bersangkutan apakah sudah relevan atau belum.
d) Karena keterbasan akses, para pemakai laporan keuangan mengandalkan
kemampuan auditor untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan
menekan risiko informasi.

Manfaat ekonomis dari audit laporan keuangan :

▪ Meningkatkan kredibilitas perusahaan


▪ Meningkatkan efesiensi dan kejujuran
▪ Meningkatkan efesiensi operasional perusahaan
▪ Mendorong efesiensi pasar modal

Keterbatasan dari audit laporan keuangan, meliputi :

1) Pembatasan biaya dan penarikan sampel akan membuat terbatasnya pengujian


serta ketidakakuratannya data pendukung yang menjadi sampel.
2) Keterbatasan waktu yang tidak memadai untuk auditor melakukan audit akan
memberikan keraguan bagi pemakai laporan keuangan terhadap keakuratan
data yang diaudit. Apabila auditor juga terlalu lama melakukan audit, maka
akan mempengaruhi jumlah bukti yang diperoleh tentang peristiwa dan
transaksi setelah tanggal neraca dan akan berdampak pada laporan keuangan.

4
Tahapan audit laporan keuangan :

1) Auditor melakukan pertimbangan penerimaan tugas apabila auditor belum


mengenal klien.
2) Auditor membuat perencanaan audit untuk melakukan audit dan
mengkoordinasikan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan audit.
3) Auditor mengadakan tes uji audit untuk mengumpulkan bukti mengenai
efektivitas pengendalian intern dan memberikan dasar bagi pemberian
pernyataan mengenai kewajaran laporan keuangan klien.
4) Auditor melaksanakan audit sesuai standar umum dan standar pekerjaan
lapangan.
5) Auditor melaporkan hasil auditnya berdasarkan temuan yang dia temukan

C. Unsur – Unsur Laporan Auditor dan Kriteria Wajar Laporan Auditor


1) Judul laporan : standar audit mewajibkan bahwa laporan auditor harus memiliki
sebuah judul yang mengindikasikan secara jelas bahwa laporan tersebut merupakan
laporan auditor independen.
2) Pihak yang dituju : laporan auditor harus ditujukan kepada pihak sebagaimana
yang diharuskan menurut ketentuan perikatan. Peraturan perundang – undangan
seringkali menentukan kepada siapa laporan auditor ditujukan dalam yurisdiksi
tersebut. Laporan auditor pada umumnya ditujukan kepada pihak – pihak yang
untuk mana laporan tersebut disusun, serngkali kepada pemegang saham atau pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola yang laporan keuangannya diaudit.
3) Paragraph pendahuluan : paragraph pendahulluan dalam laporan auditor berisi :
• Mengidentifikasi entitas yang laporan keuangannya diaudit
• Menyatakan bahwa laporan keuangan telah diaudit
• Mengidentifikasi judul setiap laporan keuangan yang menjadi bagian dari
laporan keuangan
• Merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan signifikan dan informasi
penjelasan lainnya
• Menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan yang
menjadi bagian dari laporan keuangan

5
4) Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan : bagian dari laporan
auditor ini menjelaskan tanggungjawab pihak – pihak dalam organisasi yang
bertanggungjawab atas penyusunan laporan keuangan.
5) Tanggungjawab auditor : bagian ini menyatakan bahwa tanggungjawab auditor
adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan audit
untuk mengontraskannya dengan tanggungjawab manajemen atas penyusunan
laporan keuangan.
6) Opini auditor : laporan auditor harus mencakup suatu bagian dengan judul
“Opini”.
Terdapat 2 jenis opini, yaitu : opini tanpa modifikasi / wajar tanpa pengecualian
(unqualified opinion) dan opini modifikasi.
• Opini tanpa modifikasi / wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Opini wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika auditor tidak
menemukan kesalahan yang material secara keseluruhan dari laporan keuangan
dan laporan keuangan dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
(SAK). Dengan kata lain, laporan keuangan akan mendapatkan opini wajar
tanpa pengecualian jika memenuhi kondisi seperti berikut:
a. Laporan keuangan lengkap
b. Bukti audit yang dibutuhkan lengkap (SA 330)
c. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan kerja
d. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
dan konsisten (SA 700)
e. Kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi adalah tidak material, baik secara
individual maupun secara kolektif (SA 450)
f. Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti mengenai perkembangan
di masa depan (going concern)

6
Contoh laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian
(Unqualified Opinion)
(laporan audit bentuk baku)

Opini wajar tanpa pengecualian dapat dimodifikasi menjadi opini wajar


tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (modified unqualified
opinion) ketika auditor harus menambah suatu paragraf penjelasan dalam
laporan auditnya. Keadaan yang membuat modifikasi ini, apabila terjadi
seperti:
a. Ada keraguan dari auditor atas konsep going concern perusahaan / entitas.

7
b. Kurang konsisten perusahaan dalam menerapkan prinsip atau standar
akuntansi yang digunakan.
c. Auditor ingin menekankan suatu hal.

• Opini modifikasi
1. Opini wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika:
a) Auditor setelah memperoleh bukti yang cukup dan tepat menyimpulkan
bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara
agregasi adalah material tetapi tidak pervasif terhadap laporan keuangan
b) Auditor tidak memperoleh bukti yang cukup dan tepat yang mendasari
opini audit, tetapi auditor menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan
penyajian yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan
keuangan, jika ada, dapat menjadi material tetapi tidak pervasive.

8
Contoh 1.1 Laporan audit dengan opini wajar dengan pengecualian
(qualified opinion), karena adanya pengungkapan yang tidak cukup

9
Contoh 1.2 Laporan audit dengan opini wajar dengan
pengecualian (qualified opinion), karena penggunaan prinsip
akuntansi yang mentimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

2. Opini tidak wajar (Adverse Opinion)


Audit harus menyatakan opini tidak wajar ketika auditor setelah melakukan
pemeriksaan memperoleh bukti yang cukup dan tepat kemudian
menyimpulkan bahwa ada kesalahan penyajian. Baik secara individual
maupun secara agregasi adalah material dan pervasif terhadap laporan

10
keuangan. Pervasif sendiri diartikan sebagai kesalahan yang akan
membawa dampak kemana-mana atau mendalam. Hal ini disebabkan oleh
beberapa kondisi :
1. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien
tidak menyajikan secara wajar atas laporan keuangan.
2. Laporan keuangan tidak disusun berdasar standar akuntansi keuangan.
3. Ruang lingkup auditor dibatasi sehingga bukti kompeten yang cukup
untuk mendukung pendapatnya tidak dapat dikumpulkan.
4. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor maka
informasi yang disajikan klien dalam laporan keuangan sama sekali
tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai
informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.

11
Contoh Laporan audit dengan opini tidak wajar (Adverse Opinion)

3. Opini tidak menyatakan pendapat (Disclaimer Opinion)


Opini tidak menyatakan pendapat diberikan auditor ketika auditor tidak
memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk mendasari opini audit, dan
auditor tidak menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian material
yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika

12
ada, dapat bersifat material dan pervasive. Hal ini disebabkan beberapa
kondisi :
1. Adanya pembatasan yang sifatnya luar biasa terhadap lingkungan
auditnya, kemudian karena auditor tidak independen dalam hubungan
dengan kliennya.
2. Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan
pendapat tidak wajar adalah pendapat tidak wajar ini diberikan dalam
keadaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran dalam laporan
keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan
pendapat (no opinion) karena ia tidak cukup memperoleh bukti
mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena ia tidak
independen dalam hubungannya dengan klien.

13
Contoh laporan auditor dengan opini tidak menyatakan pendapat
(Disclaimer Opinion), akibat ketidakberhasilan auditor untuk
memperoleh bukti yang cukup karena pembatasan ruang lingkup.

7) Tanggung jawab pelaporan lainnya : jika auditor menyatakan tanggungjawab


pelaporan lainnya dalam laporan auditor atas laporan keuangan yang merupakan
tambahan terhadap tanggungjawab auditor berdasarkan SA untuk melaporkan
laporan keuangan, maka tanggungjawab pelaporan lain itu harus dinyatakan dalam
suatu bagian terpisah dalam laporan auditor dan diberi judul “Pelaporan Lain atas
Ketentuan Hukum Regulasi”.
8) Tanda tangan Auditor : laporan auditor harus ditandatangani. Tanda tangan
auditor dilakukan dalam nama kantor akuntan public (KAP) dan nama rekan serta

14
mencantumkan nomor izin KAP dan nomor izin rekan yang menandatangani
laporan auditor.
9) Tanggal lapora audit : laporan auditor harus diberi tanggal tidak lebih awal dari
tanggal ketika auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang
mendasari opini auditor atas laporan keuangan termasuk bukti bahwa :
• Seluruh laporan yang membentuk laporan keuangan, termasuk catatan atas
laporan keuangan terkait, telah disusun.
• Pihak – pihak dengan wewenang yang diakui telah menyatakan bahwa mereka
te;ah mengambil tanggungjawab atas laporan keuangan tersebut.

D. Persyaratan Masing – Masing Auditor


Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kegiatan audit bertujuan untukmenilai layak
dipercaya atau tidaknya laporan pertanggung jawaban manajemen.Penilaian yang baik
adalah yang dilakukan secara obyektif oleh orang yang ahli (kompeten) dan cermat (due
care) dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menjamin obyektivitas penilaian, pelaku audit
(auditor) baik secara pribadi maupun institusi harus independen terhadap pihak yang
diaudit (auditi), dan untuk menjamin kompetensinya, seorang auditor harus memiliki
keahlian dibidang auditing dan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai
bidangyang diauditnya. Sedangkan kecermatan dalam melaksanakan tugas ditunjukkan
oleh perencanaan yang baik, pelaksanaan kegiatan sesuai standar dan kode etik, supervisi
yang diselenggarakan secara aktif terhadap tenaga yang digunakan dalam penugasan, dan
sebagainya.
a) Kompetensi
Kompeten artinya auditor harus memiliki keahlian di bidang auditing dan mempunyai
pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya.
▪ Kompetensi seorang auditor dibidang auditing ditunjukkan oleh latar belakang
pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya. Dari sisi pendidikan, idealnya
seorang auditor memiliki latar belakang pendidikan (pendidikan formal atau
pendidikan dan latihan sertifikasi) dibidang auditing. Sedangkan pengalaman,
lazimnya ditunjukkan oleh lamanya yang bersangkutan berkarir di bidang audit
atau intensitas/sering dan bervariasinya melakukan audit. Jika auditor menugaskan

15
orang yangkurang/belum berpengalaman, maka orang tersebut harus
disupervisi(dibimbing) oleh seniornya yang berpengalaman.
▪ Kompetensi auditor mengenai bidang yang diauditnya juga ditunjukkan oleh latar
belakang pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya.
▪ Auditor yang mengaudit laporan keuangan harus memiliki latar belakang
pendidikan dan memahami dengan baik proses penyusunan laporan keuangan dan
standar akuntansi yang berlaku. Demikian pula denganauditor yang melakukan
audit operasional dan ketaatan, dia harus memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai kegiatan operasional yang diauditnya, baik cara melaksanakannya,
maupun kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian. Jika auditor kurang
mampu atau tidak memiliki kemampuan tersebut, maka dia (auditor) wajib
menggunakan tenaga ahli yang sesuai.
b) Independensi
Independen artinya bebas dari pengaruh baik terhadap manajemen yang
bertanggung jawab atas penyusunan laporan maupun terhadap para penggunalaporan
tersebut. Hal ini dimaksudkan agar auditor tersebut bebas dari pengaruh subyektifitas
para pihak yang tekait, sehingga pelaksanaan danhasil auditnya dapat diselenggarakan
secara obyektif.Independensi yang dimaksud meliputi independensi dalam kenyataan
(infact) dan dalam penampilan (in appearance). Independensi dalam kenyataan lebih
cenderung ditunjukkan oleh sikap mental yang tidak terpengaruh olehpihak manapun.
Sedangkan independensi dalam penampilan ditunjukkanoleh keadaan tampak luar yang
dapat mempengaruhi pendapat orang lainterhadap independensi auditor.Contoh
penampilan yang dapat mempengaruhi pendapat orang terhadap independensi auditor,
apabila dia (auditor) sering tampak makan-makan ataubelanja bersama-sama dengan
dan dibayari oleh auditinya. Walaupun padahakekatnya (in fact) auditor tetap
memelihara independensinya, kedekatan dalam penampilan itu dapat merusak citra
independensinya dimata publik.Independensi tidak hanya dari sisi kelembagaan. Tetapi
juga dari sisi pekerjaan. Misalnya suatu Kantor Akuntan Publik menjadi konsultan pada
suatu perusahaan atau membantu perusahaan menyusunkan laporan keuangannya.
Terhadap perusahaan tersebut, Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan tidak boleh
memberikan jasa audit.

16
c) Kecermatan dalam melaksanakan tugas.
Dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus menggunakan keahliannya dengan
cermat (due professional care), direncanakan dengan baik, meng-gunakan pendekatan
yang sesuai, serta memberikan pendapat berdasarkanbukti yang cukup dan ditelaah
secara mendalam.Di samping itu, institusi audit harus melakukan pengendalian mutu
yang memadai; organisasinya ditata dengan baik, terhadap SDM yang digunakan
dilakukan pembinaan, diikut sertakan dalam pendididkan dan pelatihan yang
berkesinambungan, pelaksanaan kegiatannya disupervisi denganbaik, dan hasil
pekerjaannya direviu secara memadai.Kecermatan merupakan hal yang mutlak harus
diterapkan auditor dalam pelaksanaan tugasnya. Karena hasil audit yang dilakukan
akan berpengaruh pada sikap orang yang akan menyandarkan keputusannya pada hasil
audityang dilakukannya. Oleh karena itu, auditor harus mempertimbangkan bahwa
suatu saat dia harus mempertanggung jawabkan hasil auditnya,termasuk apabila dia
tidak dapat menemukan kesalahan yang sebenarnya telah terjadi dalam laporan yang
diauditnya, namun tidak berhasil meng-ungkapkannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Persyaratan Menjadi Auditor. http://desy.blog.com/2011/04/30/persyaratan-


menjadi-auditor/[Diakses pada tanggal 1 Maret 2015]

Anonym. 2012. Auditing. http://azizah79.blogspot.com/2012/04/auditing.html [Diakses pada


tanggal 1 Maret 2015]

https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-opini-audit-laporan-keuangan/#Apa_itu_Opini_Audit

http://fekool.blogspot.com/2015/04/auditing-kriteria-wajar-dalam-laporan.html?m=1

AL. Haryono Jusup, 2014, Auditing Pengauditan Berbasisi ISA Edisi II, STIE YKPN,
Yogyakarta

http://fekool.blogspot.com/2015/04/persyaratan-masing-masing-auditor.html?m=1

18

Anda mungkin juga menyukai