Anda di halaman 1dari 12

Nama : I KADEK YASA ASTAWA

NIM : 2007531073
No.Absen : 10
Kelas : Aplikasi Analisis Kuantitatif

TUGAS 10

Berikut merupakan data yang akan diuji :

No X1 (berpengaruh +) X2 (berpengaruh) X3 (berpengaruh -) Y


1 13 15 8 8
2 11 17 12 10
3 11 19 15 11
4 10 23 11 8
5 13 15 12 10
6 12 14 14 10
7 6 20 13 10
8 10 21 12 10
9 12 10 11 11
10 6 18 11 12
11 13 14 10 12
12 9 19 11 11
13 14 13 9 8
14 14 21 13 10
15 7 21 11 11
16 10 18 10 12
17 11 21 11 12
18 7 17 14 10
19 14 16 9 6
20 7 12 11 10
21 9 21 12 10
22 14 18 12 7
23 13 13 14 7
24 10 21 10 11
25 13 17 10 11
26 6 12 8 7
27 8 20 13 10
28 10 18 13 11
29 10 21 9 10
30 12 16 12 11
31 13 11 10 7
32 12 21 8 7
33 12 21 15 13
34 8 24 12 13
35 14 19 9 7
36 13 16 11 10
37 10 15 12 13
38 11 18 9 5
39 7 18 9 13
40 7 22 12 11
41 9 18 12 10
42 11 17 12 8
43 10 18 9 12
44 7 19 14 13
45 12 12 10 4
46 11 19 12 13
47 12 12 12 11
48 13 20 13 8
49 10 13 9 11
50 8 21 12 11
51 13 17 11 11
52 9 11 11 10
53 13 12 9 5
54 8 19 13 8
55 8 13 12 12
56 13 21 13 14
57 14 20 9 6
58 14 11 12 8
59 7 22 13 13
60 10 21 12 11
61 14 18 9 5
62 13 24 12 12
63 12 16 12 11
64 7 16 10 11
65 10 15 8 5
66 8 24 14 13
67 10 14 14 12
68 13 19 12 7
69 12 16 10 5
70 11 17 12 12
71 13 18 12 12
72 9 21 12 12
73 12 19 13 14
74 9 17 12 11
75 9 14 14 10
76 12 17 10 12
77 6 18 12 9
78 14 13 9 6
79 7 23 12 10
80 13 18 12 15
81 8 17 11 11
82 13 20 10 12
83 12 17 13 12
84 12 22 9 7
85 9 22 12 10
86 12 18 10 8
87 13 12 8 7
88 14 21 12 13
89 9 22 12 11
90 9 12 14 12
91 11 17 14 8
92 11 15 10 9
93 14 18 14 13
94 5 18 14 14
95 12 20 12 11
96 7 17 13 11
97 5 17 15 12
98 12 11 8 6
99 4 17 9 11
100 12 21 12 11
101 14 21 10 11
102 12 16 12 12
103 11 23 13 13
104 8 18 13 12
105 11 11 9 10
106 10 19 13 13
107 13 20 13 14
108 10 12 12 13
109 12 18 12 13
110 7 23 13 12
Ujilah data-data diatas menggunakan uji asumsi klasik dan analisis regresi multiples
(berganda)!

1. Uji Asumsi Klasik


A. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data
tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas yan digunakan adalah
uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, sehingga berikut adalah hasil uji
normalitasnya :
Kemudian, harus diketahui dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov yaitu :
1. Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar dari 0,05 maka data penelitian
berdistribusi normal.
2. Sebaliknya, jika nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari 0,05 maka data
penelitian tidak berdistribusi norma

Interpretasi :

Berdasarkan tabel output Kolmogorov-Smirnov SPSS tersebut, diketahui bahwa


nilai signifikansi Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05. Maka
sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas kolmogrov-
smirnov diatas, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

B. Uji Linieritas
Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan secara linear
antara variabel dependen terhadap setiap variabel independen yang hendak diuji.
Jika suatu model tidak memenuhi syarat linearitas maka model regresi linear tidak
bisa digunakan.
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dua variable mempunyai hubungan
yang linear secara signifikan atau tidak. Korelasi yang baik seharusnya terdapat
hubungan yang linear antara variable predictor atau independent (X) dengan
variable kriterium atau dependent (Y).
Namun, terlebih dahulu kita harus tau dasar pengambilan keputusan ketika
menggunakan uji Linieritas ini yaitu :
1. Jika nilai Deviation from Linearity Sig. > 0,05, maka ada hubungan yang
linear secara signifikan antara variable independent dengan variable dependent
2. Jika nilai Deviation from Lienarity Sig. < 0,05, maka tidak ada hubungan
yang linear secara signifikan antara variable independent dengan variable
dependent.

Berikut merupakan hasil output Uji Linieritasnya :

- Uji Linieritas Y dengan X1

Interpretasi : Dari hasil output menggunakan SPSS diatas, diperoleh nilai


Deviation from Linearity Sig. adalah sebesar 0,619 lebih besar dari 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear secara signifikan antara
variable X1 dengan variable Y.

- Uji Linieritas Y dengan X2


-
Interpretasi : Berdasarkan hasil output menggunakan SPSS diatas, tertera bahwa
nilai Deviation from Linearity Sig. adalah sebesar 0,868 lebih besar dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear secara signifikan
antara variable X2 dengan variable Y.

- Uji Linieritas Y dengan X3


-

Interpretasi : Berdasarkan hasil output menggunakan SPSS diatas, tertera bahwa


nilai Deviation from Linearity Sig. adalah sebesar 0,256 lebih besar dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear secara signifikan
antara variable X3 dengan variable Y.

C. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah di
dalam sebuah model regresi ada interkorelasi atau kolinearitas antar variabel
bebas.
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
(hubungan kuat) antar variable bebas atau variable independent. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable be bas atau tidak
terjadi gejala multikolinearitas.
Kemudian adapun dasar pengambilan keputusan dala uji Multikolinieritas ini
yaitu :
1. Pedoman keputusan berdasarkan nilai tolerance

- Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka artinya tidak terjadi
multikolinieritas dalam model regresi. 2.

- Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya terjadi
multikolinieritas dalam model regresi.
2. Pedoman keputusan berdasarkan nilai VIF (Variance Inflation Factor)

- Jika nilai VIF < 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas
dalam model regresi.

- Jika nilai VIF > 10,00 maka artinya terjadi multikolinieritas dalam
model regresi

Berikut adalah hasil output Uji Multikolinieritasnya :

Interpretasi :

Dilihat dari output menggunakan SPSS pada tabel “Coefficients” pada bagian
“Collinearity Statistics” diketahui nilai Tolerance untuk variable X1 adalah 0,936,
variable X2 adalah 0,922 dan variable X3 adalah 0,895. Ketiga variable ini lebih
besar dari 0,10. Sementara untuk nilai VIF variable X1 adalah 1,068, variable X2
adalah 1,085 dan variable X3 adalah 1,117 dan nilai ketiga variablenya < 10,00.
Sehingga berdasarkan dasar pengambilan keputusan dalam uji multikolinearitas
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolineritas dalam model
regresi.

D. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah bagian dark uji asumsi klasik dalam analisis regresi
yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance (variasi) dari nilai residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari nilai residual satu pengamatan ke pengamatan lain bersifat
tetap, maka disebut homoskedastisitas, namun jika variance dari will residual satu
pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut betereskedastisitas Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas.
Dalam pengujiannya, diminta menggunakan 2 yaitu dengan glejser dan dengan
gambar Scatterplots. Berikut adalah hasil output ujinya :
1. Uji Glejser
Adapun dasar pengambilan keputusan dalam menggunakan uji glejser adalah
sebagai berikut :
- Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar dari 0,05, maka kesimpulannya
adalah tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.
- Sebaliknya, jika nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari 0,05, maka
kesimpulannya adalah terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model
regresi.

Interpretasi :

Berdasarkan hasil output SPSS di atas diketahui nilai signifikansi (Sig.) untuk
variable X1 adalah 0,17, variable X2 adalah 0,662 dan variable X3 adalah
0,432. Sehingga karena nilai signifikansi salah satu variable di atas lebih kec il
dari 0,05 maka berdasarkan dasar pengambilan keputusan dalam uji glejser,
dapat disimpulkan bahwa terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model
regresi.
Maka untuk mengatasi gejala heteroskedastisititas dalam model regresi diatas,
digunakan alternative uji lain yaitu dengan uji heteroskedastisitas dengan
gambar scatterplot.
2. Uji Heteroskedastisitas dengan Gambar Scatterplots

Interpretasi :
Berdasarkan hasil output uji Scatterplots di atas dapat diketahui bahwa:
1. Titik-titik data penyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0
2. Titik-titik tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja
3. Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali
4. Penyebaran titik-titik data tidak berpola Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

E. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear terdapat
korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Dalam pengujiannya, diminta menggunakan 2 yaitu dengan Durbin Watson dan
dengan Run Test. Berikut adalah hasil output ujinya :

1. Durbin Watson
Adapun dasar pengambilan keputusan dalam menggunakan Durbin Watson
adalah sebagai berikut :
- Jika d (durbin watson) lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4 -dL)
maka hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat autokorelasi.
- Jika d (durbin watson) terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis
nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.
- Jika d (durbin watson) terletak antara dL dan dU atau diantara (4 -dU)
dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti

Interpretasi :
Berdasarkan tabel output “Model Summary” di atas, diketahui nilai Durbin -
Watson (d) adalah sebesar 1,912. Selanjutnya nilai ini akan dibandingkan
dengan nilai tabel Durbin Watson pada signifikansi 5% dengan rumus (k ; N).
Adapun jumlah variable independen adalah 3 atau “k” = 3, sementara jumlah
sampel atau “N” = 110 (100), maka (k ; N)=(3 ; 100). Kemudian pada
distribusi nilai tabel durbin Watson nilai dL sebesar 1,613 dan dU sebesar
1,736 Nilai Durbin-Watson (d) sebesar 1,912 lebih besar dari batas atas (dU)
yakni 1,736 dan kurang dari (4-dU) 4-1,736 = 2,264. Maka sebagaimana dasar
pengambilan keputusan dalam uji durbin Watson diatas, dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat masalah atau gejala autokorelasi
2. Uji Run Test
Adapun dasar pengambilan keputusan dalam menggunakan Run Test adalah
sebagai berikut :
- Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka terdapat gejala
autokorelasi
- Sebaliknya, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak
terdapat gejala autokorelasi.
Interpretasi :
Berdasarkan hasil output menggunakan SPSS diatas, diketahui nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) sebesar 0,125 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat gejala atau masalah autokorelasi.

2. Analisis Regresi Multiples (Berganda)

Analisis regresi linear berganda adalah Salah satu bentuk analisis regresi linier di mana
variabel bebasnya lebih dari satu. Analisis regresi adalah analisis yang dapat digunakan
untuk mengukur pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel tidak bebasnya.

A. Tabel Output SPSS Analisis Regresi Multiples (Berganda)

Tabel SPSS output “Variables Entered/Removed” diatas memberikan informasi


tentang variable penelitian serta metode yang digunakan dalam analisis regresi.
Adapun variable independent yang dipakai dalam analisis ini adalah variable X1,X2
dan X3. Sementara variable dependent adalah variable Y. Analisis regresi
menggunakan metode Enter. Tidak ada variable yang dibuang sehingga pada kolom
variables removed tidak ada angkanya atau kosong
Kemudia pada output SPSS di tabel “Model Summary” memberikan informasi
tentang nilai koefisien determinasi, yakni kontribusi atau sumbangan pengaruh
variable X1, X2 dan X3 secara simultan (bersama-sama) terhadap variable Y.

Selanjutnya adalah hasil output SPSS di tabel “ANOVA” memberikan informasi


tentang ada tidaknya pengaruh variable X1,X2 dan X3 secara simultan (bersama -
sama) terhadap variable Y.

Kemudian interpretasi terakhir dapat dilihat hasil output SPSS nya di tabel
“Coefficients” memberikan informasi tentang persamaan regresi dan ada tidaknya
pengaruh variable X1, X2 dan X3 secara parsial (sendiri-sendiri) terhadap variable Y

Anda mungkin juga menyukai