OLEH:
KELOMPOK 4
100
1) Rasio kuetnez
Ukuran umum yang memperlihatkan tingkat ketimpagan dapat
dilihat pada kolom “pangsa (%) kuintil” yaitu perbandingan antara 40
persen anggota dengan pendapatan terkecil dan 20 persen anggotan
dengan pendapatan terbesar. Rasio kutnezs sering dipakai sebagai
ukuran tingkat ketimpangan antara dua kelompok, seperti kempok
sangat miskin dan kelompok yang sangat kaya di suatu negara. Rasio
ketimpangan dalam tabel diatas adalah 14 dibagi 51 yaitu 0,28.
2) Kurva Lorenz
Kurva Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan
nasional di kalangan lapisan-lapisan penduduk. Kurva ini terletak di
dalam sebuah bujur sangkar yang sisi tegaknya melambangkan
persentase kumulatif pendapatan nasional, sedangkan sisi datarnya
mewakili persentase kumulatif penduduk. Kurvanya sendiri
ditempatkan pada diagonal utama bujur sangkar tersebut.
Nilai Gini
antara 0 dan 1, dimana nilai 0 menunjukkan tingkat pemerataan
sempurna, dan semakin besar nilai Gini maka semakin tidak sempurna
tingkat pemerataan pendapatan.
4) Kriteria Bank Dunia
Menurut Bank Dunia, ketimpangan distribusi pendapatan diukur
dengan menghitung persentase jumlah pendapatan masyarakat dari
kelompok yang berpendapatan rendah dibandingkan dengan total
pendapatan penduduk.
Perkembangan Distribusi Pendapatan
2. Distribusi Fungsional
Ukuran distribusi pendapatan fungsional dapat juga dikatakan
sebagai pangsa pasar pendapatan per faktor produksi (functional or factor
share distribution of income). Ukuran ini berfokus pada bagian dari
pendapatan nasional total yang diterima oleh masing-masing faktor
produksi (tanah, tenaga kerja, dan modal). Teori distribusi pendapatan
fungsional pada dasarnya mempersoalkan persentase penghasilan tenaga
kerja secara keseluruhan, bukan sebagai unit-unit usaha atau faktor
produksi yang terpisah secara individual, dan membandingkannya dengan
persentase pendapatan total yang dibagikan dalam bentuk sewa untuk
tanah, upah untuk pekerja, bunga untuk modal dan laba untuk
kewiraswastaan. Pendapatan dalam masyarakat yang didasarkan pada
kepemilikan faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi dua macam:
1. Pendapatan karena hasil kerja yang berupa upah atau gaji, di mana
tingkat produktifitas berpengaruh terhadap besarnya upah atau gaji.
2. Pendapatan dari sumber lain seperti sewa, laba, bunga, hadiah atau
warisan.
Relevansi teori fungsional menjadi kurang tepat karena tidak
memperhitung pentingnya peranan dan pengaruh kekuatan-kekuatan di
luar pasar yang menentukan harga faktor-faktor produksinya.
Perbedaan Distribusi Fungsional dengan Distribusi Pendapatan Ukuran
(Perorangan)
Distribusi Pendapatan Ukuran (Perorangan)
1. Ukuran ini secara langsung menghitung jumlah pendapatan yang
diterima oleh setiap individu atau rumah tangga.
2. Memperhatikan seberapa banyak pendapatan yang diterima seseorang
dan tidak peduli darimana sumbernya.
3. Lokasi sumber pendapatan (desa atau kota) maupun sektor atau
bidang kegiatan yang menjadi sumber pendapatan (pertanian,
manufaktur, perdagangan, jasa) juga diabaikan.
Distribusi Fungsional
1. Ukuran ini berfokus pada bagian dari pendapatan nasional total yang
diterima oleh masing-masing faktor produksi tanah, tenaga kerja, dan
modal.
2. Mempersoalkan persentase penghasilan tenaga kerja secara
keseluruhan.
3. Membandingkan persentase penghasilan tenaga kerja dengan
persentase pendapatan total yang dibagikan dalam bentuk sewa,
bunga, dan laba masing-masing merupakan perolehan dari tanah,
modal, uang, dan modal fisik.
Kurva Distribusi
1. Terdapat 21,32 juta orang (10,32 persen penduduk usia kerja) yang
terdampak Covid-19. Terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (1,82
juta orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 (0,70 juta
orang), sementara tidak bekerja karena Covid-19 (1,39 juta orang), dan
penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-
19 (17,41 juta orang).
2. Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2021 sebanyak 140,15 juta orang,
naik 1,93 juta orang dibanding Agustus 2020. Sejalan dengan kenaikan
jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga
naik sebesar 0,03 persen poin.
7. Jumlah pekerja komuter pada Agustus 2021 sebanyak 7,34 juta orang
atau naik sebesar 330 ribu orang disbanding Agustus 2020.