Anda di halaman 1dari 15

RINGKASAN MATERI KULIAH

PENGAUDITAN I
“JENIS - JENIS LAPORAN AUDITOR”

Disusun Oleh :

I Putu Deni Sulaksana (2207531273)


I Gusti Ngurah Agung Wiradarma (2207531282)
I Made Budi Darmawan (2207531298)

Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengauditan I


Dr. I Ketut Budiartha, M.Si., CA., CPA.

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022/2023
PEMBAHASAN

Laporan auditor adalah tahapan akhir dari keseluruhan proses audit. Laporan audit
merupakan laporan yang berisi opini audit yang dikeluarkan independensi setelah melakukan
pemeriksaan atas laporan keuangan yang terkait. Hal tersebut termasuk laporan keuangan, akun
manajemen, laporan manajemen atau laporan lain seperti laporan yang sesuai.
Laporan audit banyak digunakan oleh pemegang kepentingan termasuk manajemen
entitas, dewan direksi, pemegang saham, investor, badan pemerintahan, bank, dan banyak
lainnya. Investor menggunakan laporan audit dan laporan keuangan yang diaudit untuk menilai
kinerja keuangan dan posisi keuangan entitas untuk peluang investasi mereka

1. Jenis-Jenis Laporan Auditor


Dalam laporan auditor, pembagian jenis audit dilakukan untuk menentukan tujuan dan
sasaran yang akan dicapai. Adapun jenis-jenis laporan auditor dapat dibedakan menjadi tiga,
yakni laporan auditor bentuk baku, laporan auditor standar, dan laporan auditor keuangan.

1.1 Laporan Audit Bentuk Baku


Laporan audit bentuk baku ini memuat suatu pernyataan auditor independen bahwa
laporan keuangan menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Laporan ini dirancang untuk memisahkan secara jelas antara tanggung jawab
manajemen dengan auditor.
Adapun unsur pokok laporan audit bentuk baku:
a. Judul laporan yang berbunyi “Laporan Auditor”
b. Pihak kepada siapa laporan audit ditujukan.
c. Paragraf pengantar, menyangkut pernyataan yang menyangkut apa saja yang telah
diaudit dan pernyataan mengenai perbedaan tanggung jawab auditor dan
manajemen.
d. Paragraf lingkup audit, menyangkut pernyataan auditor melaksanakan audit sesuai
standar auditing yang telah ditetapkan dan pernyataan rencana auditor untuk
melakukan audit agar tidak terjadi salah saji material. Pernyataan yang telah auditor
laksanakan mengenai pemeriksaan bukti-bukti mendukung diungkapkan berdasar
pengujian, penilaian prinsip akuntansi yang digunakan manajemen, penilaian
penyajian laporan keuangan keseluruhan. Pernyataan yakin dari auditor bahwa audit
yang dilaksanakan memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat.

1
e. Paragraf pendapat, pernyataan mengenai laporan keuangan yang disebut dalam
paragraf lingkup audit disajikan secara wajar.
f. Tanda tangan, nama, dan nomor register negara auditor.
g. Tanggal diselesaikannya pekerjaan audit.
Adapun laporan audit bentuk baku diberikan dalam kondisi:
a. Semua laporan sudah dimasukkan dalam laporan keuangan.
b. Semua standar umum dan standar pekerjaan lapangan telah dilaksanakan dengan bukti
yang cukup.
c. Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi berterima umum.

Adapun penyimpangan dari laporan audit bentuk baku, yakni:


Kondisi yang menyebabkan penyimpangan laporan audit dibagi menjadi 3 (tiga), yakni:
a. Ruang Lingkup Audit Dibatasi ketika auditor tidak dapat mengumpulkan bukti audit
yang memadai untuk menyimpulkan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai
dengan GAAP/PSAK, maka terdapat suatu pembatasan atas lingkup audit. Terdapat dua
penyebab utama atas pembatasan lingkup audit ini, yaitu pembatasan oleh klien dan
pembatasan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi di luar kendali klien atau auditor.
b. Penyajian Laporan Keuangan tidak sesuai dengan Prinsip-prinsip Akutansi yang belaku
Umum (Penyimpangan dari GAAP/PSAK). Contohnya, bila seorang klien bersikeras
untuk menggunakan harga penggantian (replacement cost) bagi aktiva tetapnya atau
menilai persediaannya berdasarkan harga jual daripada harga historis, maka perlu
diberikan pendapat di luar pendapat wajar tanpa syarat.
c. Auditor tidak Independen independensi umumnya ditentukan berdasarkan Aturan 101
dari Aturan Kode Etik Profesional.

1.2 Laporan Audit Standar


Laporan standar merupakan laporan yang paling umum diterbitkan dan berisi
pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) yang menetapkan semua asersi
manajemen atas pengendalian internal wajar dalam material. Kesimpulan ini dapat
diterapkan jika auditor telah memeriksa tidak ada kelemahan material dalam pengendalian
internal atas pelaporan keuangan. Persyaratan yang harus dipenuh i untuk menerbitkan
laporan audit ini, yakni:
a. Standar auditing sudah terpenuhi dan auditor sudah berkedudukan independen.

2
b. Laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
c. Pernyataan yang dimuat dalam laporan keuangan mudah dipahami. Tidak
terdapat ketidakpastian yang luar biasa mengenai perkembangan perusahaan pada
periode berikutnya.
Dalam laporan audit dengan opini “wajar tanpa pengecualian” baru dapat diterbitkan
oleh Auditor ketika semua syarat dan kondisi terpenuhi sesuai kriteria yang ditetapkan.
Selain itu, juga tidak terdapat adanya kesalahan dalam penyajian informasi dalam laporan
keuangan yang berpengaruh secara signifikan. Laporan keuangan ini dinilai oleh akuntan
publik berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Contohnya, sebuah perusahaan mengakui bahwa mereka mendapatkan untung pada
tahun 2020 ini. Setelah dilakukan audit, ternyata akuntan publik menemukan bahwa
keuntungan tersebut didasarkan pada piutang yang belum dibayar. Temuan tersebut,
merupakan bentuk salah saji dalam laporan keuangan yang bersifat signifikan, karena
alasan tersebut maka Auditor tidak bisa menerbitkan pendapat “wajar tanpa pengecualian”.

1.3 Laporan Audit Keuangan


Laporan audit keuangan merupakan jenis audit yang sering dilakukan oleh auditor
independen karena dapat meningkatkan kepercayaan bagi pemakai laporan keuangan yang
dihasilkan perusahaan. Auditor melakukan audit ini atas permintaan akan jasa pengauditan
oleh para pengguna laporan keuangan, hal ini tentu saja akan menciptakan pasar bagi
auditor independen. Para pemakai laporan keuangan meminta para auditor melakukan audit
atas laporan mereka, berdasarkan:
a. Adanya perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik antara manajemen
sebagai pembuat laporan keuangan dengan para pemakai laporan keuangan.
b. Keinginan para pemakai laporan keuangan agar informasi yang ada di dalam laporan
tersebut sudah sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dan terbukti
kewajarannya.
c. Para pemakai laporan keuangan mengandalkan jasa auditor untuk memastikan
kualitas laporan keuangan yang bersangkutan apakah sudah relevan atau belum.
d. Karena keterbasan akses, para pemakai laporan keuangan mengandalkan kemampuan
auditor untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan menekan risiko
informasi.

3
Adapun manfaat ekonomis dari audit laporan keuangan, yakni:
a. Meningkatkan kredibilitas perusahaan.
b. Meningkatkan efesiensi dan kejujuran.
c. Meningkatkan efesiensi operasional perusahaan.
d. Mendorong efesiensi pasar modal.

Adapun keterbatasan dari audit laporan keuangan, meliputi :


a. Pembatasan biaya dan penarikan sampel akan membuat terbatasnya pengujian serta
ketidakakuratannya data pendukung yang menjadi sampel.
b. Keterbatasan waktu yang tidak memadai untuk auditor melakukan audit akan
memberikan keraguan bagi pemakai laporan keuangan terhadap keakuratan data yang
diaudit. Apabila auditor juga terlalu lama melakukan audit, maka akan mempengaruhi
jumlah bukti yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal neraca
dan akan berdampak pada laporan keuangan.

Adapun tahapan audit laporan keuangan, yakni:


a. Auditor melakukan pertimbangan penerimaan tugas apabila auditor belum mengenal
klien.
b. Auditor membuat perencanaan audit untuk melakukan audit dan mengkoordinasikan
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan audit.
c. Auditor mengadakan tes uji audit untuk mengumpulkan bukti mengenai efektivitas
pengendalian intern dan memberikan dasar bagi pemberian pernyataan mengenai
kewajaran laporan keuangan klien.
d. Auditor melaksanakan audit sesuai standar umum dan standar pekerjaan lapangan.
e. Auditor melaporkan hasil auditnya berdasarkan temuan yang dia temukan.

2. Persyaratan Masing-Masing Laporan Auditor


Kegiatan audit bertujuan untuk menilai layak dipercaya atau tidaknya laporan
pertanggung jawaban manajemen suatu perusahaan. Untuk menjamin obyektivitas penilaian,
pelaku audit (auditor) baik secara pribadi maupun institusi harus independen terhadap pihak
yang diaudit (auditi), dan untuk menjamin kompetensinya, seorang auditor harus memiliki
keahlian dibidang auditing dan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang
diauditnya. Sedangkan kecermatan dalam melaksanakan tugas ditunjukkan oleh perencanaan

4
yang baik, pelaksanaan kegiatan sesuai standar dan kode etik, supervisi yang diselenggarakan
secara aktif terhadap tenaga yang digunakan dalam penugasan, dan sebagainya.
a) Kompetensi
Kompeten berarti auditor harus memiliki keahlian di bidang auditing dan
mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya.
• Kompetensi seorang auditor dibidang auditing ditunjukkan oleh latar belakang
pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya. Dari sisi pendidikan, idealnya
seorang auditor memiliki latar belakang pendidikan (pendidikan formal atau
pendidikan dan latihan sertifikasi) dibidang auditing. Sedangkan pengalaman,
lazimnya ditunjukkan oleh lamanya yang bersangkutan berkarir di bidang audit
atau intensitas/sering dan bervariasinya melakukan audit. Jika auditor
menugaskan 16 orang yang kurang/belum berpengalaman, maka orang tersebut
harus disupervisi (dibimbing) oleh seniornya yang berpengalaman.
• Auditor yang mengaudit laporan keuangan harus memiliki latar belakang
pendidikan dan memahami dengan baik proses penyusunan laporan keuangan dan
standar akuntansi yang berlaku. Demikian pula dengan auditor yang melakukan
audit operasional dan ketaatan, serta harus memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai kegiatan operasional yang diauditnya, baik cara melaksanakannya,
maupun kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian. Jika auditor kurang
mampu atau tidak memiliki kemampuan tersebut, maka dia (auditor) wajib
menggunakan tenaga ahli yang sesuai.

b) Independensi
Independen berarti bebas dari pengaruh baik terhadap manajemen yang
bertanggung jawab atas penyusunan laporan maupun terhadap para pengguna
laporan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar auditor tersebut bebas dari pengaruh
subyektifitas para pihak yang tekait, sehingga pelaksanaan dan hasil auditnya dapat
diselenggarakan secara obyektif. Independensi yang dimaksud meliputi
independensi dalam kenyataan (infact) yang lebih cenderung ditunjukkan oleh
sikap mental yang tidak terpengaruh pihak manapun dan dalam penampilan (in
appearance) berkaitan dengan keadaan tampak luar yang dapat mempengaruhi
pendapat orang lain terhadap independensi auditor.

5
Contohnya apabila dia (auditor) sering tampak makan-makan atau belanja
bersama-sama dengan dan dibayari oleh auditinya. Pada hakekatnya (in fact)
auditor tetap memelihara independensinya, kedekatan dalam penampilan itu dapat
merusak citra independensinya dimata publik. Independensi tidak hanya dari sisi
kelembagan namun juga dari sisi pekerjaan. Contohnya suatu Kantor Akuntan
Publik menjadi konsultan pada suatu perusahaan atau membantu perusahaan
menyusunkan laporan keuangannya. Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan
tidak boleh memberikan jasa audit terhadap perusahaan tersebut.

c) Kecermatan
Kecermatan berarti auditor harus menggunakan keahliannya dengan cermat (due
professional care), direncanakan dengan baik, menggunakan pendekatan yang
sesuai, serta memberikan pendapat berdasarkan bukti yang cukup d an ditelaah
secara mendalam. Kecermatan merupakan hal yang mutlak harus diterapkan
auditor dalam pelaksanaan tugasnya. Oleh sebab itu, hasil audit yang dilakukan
akan berpengaruh pada sikap orang yang akan menyandarkan keputusannya pada
hasil audit yang dilakukannya. Sehingga, auditor harus mempertimbangkan bahwa
suatu saat dia harus mempertanggung jawabkan hasil auditnya, termasuk apabila
dia tidak dapat menemukan kesalahan yang sebenarnya telah terjadi dalam laporan
yang diauditnya, namun tidak berhasil mengungkapkannya.

3. Kriteria Wajar Laporan Auditor


Kriteria Wajar dalam Laporan Auditor terdiri dari wajar tanpa syarat, wajar tanpa syarat
dengan paragraf penjelasan, wajar dengan pengecualian, tidak wajar dan tidak memberikan
pendapat (Darmawan: 2012).
a. Wajar Tanpa Syarat (Unqualified Opinion) diterbitkan bila:
Seluruh laporan keuangan neraca, laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus
kas telah lengkap, semua aspek dari ketiga standar umum telah dipatuhi dalam
penugasan audit tersebut. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul dan
auditor sudah melaksanakan penugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga
membuatnya mampu menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah
dipatuhi. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku secara umum. Maka tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa

6
perlu untuk menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasikan
kalimat dalam laporan audit.
Adapun contoh laporan audit dengan opini tanpa syarat (Unqualified Opinion)

b. Wajar tanpa Syarat dengan paragraf penjelasan atau dengan Modifikasi Kalimat
(Unqualified Opinion with Explanatory Language) ditambahkan apabila:
• Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
• Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan.
• Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
• Penekanan pada suatu masalah.
• Laporan yang melibatkan auditor lainnya.

7
Adapun contoh laporan auditor wajar tanpa syarat dengan paragraph penjelas atau
dengan modifikasi (Unqualified Opinion with Explanatory Language)

c. Wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion) diterbitkan bila:


• Pada saat auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan laporan keuangan
disajikan secara wajar.
• Jika auditor merasa yakin bahwa kondisi-kondisi yang dilaporkannya tersebut
bersifat material.
• Auditor merasa tidak mampu mengumpulkan semua bukti audit yang
diwajibkan dalam standar profesional akuntan publik.
• Pada saat lingkup audit sang auditor dibatasi baik oleh klien maupun oleh
kondisi yang ada, yang mencegah auditor untuk melaksanakan proses audit
secara lengkap.

8
Adapun contoh laporan audit wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
karena adanya pengungkapan yang tidak cukup.

Adapun contoh laporan audit wajar dengan pengecualian (qualified opinion)


karena penggunaan prinsip akuntansi yang menyimpang dari prinsip akuntansi
yang berlaku umum

9
d. Tidak wajar (Adverse Opinion)
Pendapat ini merupakan kebalikan dari dari pendapat wajar tanpa pengecualian.
• Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak
menyajikan secara wajar atas laporan keuangan.
• Laporan keuangan tidak disusun menurut standar akuntansi keuangan.
• Ruang lingkup auditor dibatasi sehingga bukti kompeten yang cukup untuk
mendukung pendapatnya tidak dapat dikumpulkan.

10
• Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor maka informasi
yang disajikan klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat
dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan
untuk pengambilan keputusan.

Adapun contoh laporan tidak wajar (adverse opinion)

e. Tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion) disebabkan beberapa kondisi:


• Adanya pembatasan yang sifatnya luar biasa terhadap lingkungan auditnya, lalu
karena auditor tidak independen dalam hubungan dengan kliennya.

11
• Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak
wajar adalah pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor
mengetahui adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan klien, sedangkan
auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (no opinion) karena ia tidak
cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau
karena ia tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

Adapun laporan auditor dengan opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer


opinion), akibat ketidakberhasilan auditor untuk memperoleh bukti yang cukup
karena pembatasan ruang lingkup.

12
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa laporan auditor adalah
tahapan akhir dari keseluruhan proses audit. Laporan audit merupakan laporan yang berisi opini
audit yang dikeluarkan independensi setelah melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan
yang terkait. Dalam laporan auditor, pembagian jenis audit dilakukan untuk menentukan tujuan
dan sasaran yang akan dicapai. Adapun jenis-jenis laporan audit terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu
laporan audit bentuk baku, laporan audit standar serta laporan audit keuangan. Meskipun
terdapat keterbatasan audit dalam laporan keungan tetapi dengan adanya audit dalam laporan
keuangan tentu saja akan memberikan manfaat ekonomis bagi suatu perusahaan.

Dalam persyaratannya sebagai auditor, guna menjamin objektivitas penilaian, seorang


auditor harus memiliki keahlian dibidang auditing mempunyai pengetahuan yang cukup
mengenai bidang yang diauditnya yang mencakup kompeten, independensi, dan kecermatan
seorang auditor. Pada laporan auditor terdapat beberapa kriteria-kriteria wajar yaitu wajar tanpa
syarat, wajar tanpa syarat dengan paragraf penjelasan, wajar dengan pengecualian, tidak wajar,
serta tidak memberikan pendapat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Jusuf, A. H. (2011). Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN.

KOOL, F. (1970, January 1). Auditing - persyaratan masing-masing auditor. Fekool. Retrieved
October 9, 2023, from http://fekool.blogspot.com/2015/04/persyaratan-masing- masing-
auditor.html?m=1

KOOL, F. (1970, January 1). Auditing - Kriteria Wajar dalam laporan auditor. Fekool.
Retrieved October 9, 2023, from http://fekool.blogspot.com/2015/04/auditing- kriteria-
wajar-dalam-laporan.html?m=1

Pangestika, W. (2022, August 11). 5 jenis opini audit Laporan Keuangan, Apa Saja? Mekari
Jurnal. Retrieved October 10, 2023, from https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-opini-
audit-laporan-keuangan/#Apa_itu_Opini_Audit

Power, K. is. (1970, January 1). Auditing. AUDITING. Retrieved October 10, 2023, from
http://azizah79.blogspot.com/2012/04/auditing.html

14

Anda mungkin juga menyukai