PENGAUDITAN I
“JENIS - JENIS LAPORAN AUDITOR”
Disusun Oleh :
Laporan auditor adalah tahapan akhir dari keseluruhan proses audit. Laporan audit
merupakan laporan yang berisi opini audit yang dikeluarkan independensi setelah melakukan
pemeriksaan atas laporan keuangan yang terkait. Hal tersebut termasuk laporan keuangan, akun
manajemen, laporan manajemen atau laporan lain seperti laporan yang sesuai.
Laporan audit banyak digunakan oleh pemegang kepentingan termasuk manajemen
entitas, dewan direksi, pemegang saham, investor, badan pemerintahan, bank, dan banyak
lainnya. Investor menggunakan laporan audit dan laporan keuangan yang diaudit untuk menilai
kinerja keuangan dan posisi keuangan entitas untuk peluang investasi mereka
1
e. Paragraf pendapat, pernyataan mengenai laporan keuangan yang disebut dalam
paragraf lingkup audit disajikan secara wajar.
f. Tanda tangan, nama, dan nomor register negara auditor.
g. Tanggal diselesaikannya pekerjaan audit.
Adapun laporan audit bentuk baku diberikan dalam kondisi:
a. Semua laporan sudah dimasukkan dalam laporan keuangan.
b. Semua standar umum dan standar pekerjaan lapangan telah dilaksanakan dengan bukti
yang cukup.
c. Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi berterima umum.
2
b. Laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
c. Pernyataan yang dimuat dalam laporan keuangan mudah dipahami. Tidak
terdapat ketidakpastian yang luar biasa mengenai perkembangan perusahaan pada
periode berikutnya.
Dalam laporan audit dengan opini “wajar tanpa pengecualian” baru dapat diterbitkan
oleh Auditor ketika semua syarat dan kondisi terpenuhi sesuai kriteria yang ditetapkan.
Selain itu, juga tidak terdapat adanya kesalahan dalam penyajian informasi dalam laporan
keuangan yang berpengaruh secara signifikan. Laporan keuangan ini dinilai oleh akuntan
publik berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Contohnya, sebuah perusahaan mengakui bahwa mereka mendapatkan untung pada
tahun 2020 ini. Setelah dilakukan audit, ternyata akuntan publik menemukan bahwa
keuntungan tersebut didasarkan pada piutang yang belum dibayar. Temuan tersebut,
merupakan bentuk salah saji dalam laporan keuangan yang bersifat signifikan, karena
alasan tersebut maka Auditor tidak bisa menerbitkan pendapat “wajar tanpa pengecualian”.
3
Adapun manfaat ekonomis dari audit laporan keuangan, yakni:
a. Meningkatkan kredibilitas perusahaan.
b. Meningkatkan efesiensi dan kejujuran.
c. Meningkatkan efesiensi operasional perusahaan.
d. Mendorong efesiensi pasar modal.
4
yang baik, pelaksanaan kegiatan sesuai standar dan kode etik, supervisi yang diselenggarakan
secara aktif terhadap tenaga yang digunakan dalam penugasan, dan sebagainya.
a) Kompetensi
Kompeten berarti auditor harus memiliki keahlian di bidang auditing dan
mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya.
• Kompetensi seorang auditor dibidang auditing ditunjukkan oleh latar belakang
pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya. Dari sisi pendidikan, idealnya
seorang auditor memiliki latar belakang pendidikan (pendidikan formal atau
pendidikan dan latihan sertifikasi) dibidang auditing. Sedangkan pengalaman,
lazimnya ditunjukkan oleh lamanya yang bersangkutan berkarir di bidang audit
atau intensitas/sering dan bervariasinya melakukan audit. Jika auditor
menugaskan 16 orang yang kurang/belum berpengalaman, maka orang tersebut
harus disupervisi (dibimbing) oleh seniornya yang berpengalaman.
• Auditor yang mengaudit laporan keuangan harus memiliki latar belakang
pendidikan dan memahami dengan baik proses penyusunan laporan keuangan dan
standar akuntansi yang berlaku. Demikian pula dengan auditor yang melakukan
audit operasional dan ketaatan, serta harus memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai kegiatan operasional yang diauditnya, baik cara melaksanakannya,
maupun kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian. Jika auditor kurang
mampu atau tidak memiliki kemampuan tersebut, maka dia (auditor) wajib
menggunakan tenaga ahli yang sesuai.
b) Independensi
Independen berarti bebas dari pengaruh baik terhadap manajemen yang
bertanggung jawab atas penyusunan laporan maupun terhadap para pengguna
laporan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar auditor tersebut bebas dari pengaruh
subyektifitas para pihak yang tekait, sehingga pelaksanaan dan hasil auditnya dapat
diselenggarakan secara obyektif. Independensi yang dimaksud meliputi
independensi dalam kenyataan (infact) yang lebih cenderung ditunjukkan oleh
sikap mental yang tidak terpengaruh pihak manapun dan dalam penampilan (in
appearance) berkaitan dengan keadaan tampak luar yang dapat mempengaruhi
pendapat orang lain terhadap independensi auditor.
5
Contohnya apabila dia (auditor) sering tampak makan-makan atau belanja
bersama-sama dengan dan dibayari oleh auditinya. Pada hakekatnya (in fact)
auditor tetap memelihara independensinya, kedekatan dalam penampilan itu dapat
merusak citra independensinya dimata publik. Independensi tidak hanya dari sisi
kelembagan namun juga dari sisi pekerjaan. Contohnya suatu Kantor Akuntan
Publik menjadi konsultan pada suatu perusahaan atau membantu perusahaan
menyusunkan laporan keuangannya. Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan
tidak boleh memberikan jasa audit terhadap perusahaan tersebut.
c) Kecermatan
Kecermatan berarti auditor harus menggunakan keahliannya dengan cermat (due
professional care), direncanakan dengan baik, menggunakan pendekatan yang
sesuai, serta memberikan pendapat berdasarkan bukti yang cukup d an ditelaah
secara mendalam. Kecermatan merupakan hal yang mutlak harus diterapkan
auditor dalam pelaksanaan tugasnya. Oleh sebab itu, hasil audit yang dilakukan
akan berpengaruh pada sikap orang yang akan menyandarkan keputusannya pada
hasil audit yang dilakukannya. Sehingga, auditor harus mempertimbangkan bahwa
suatu saat dia harus mempertanggung jawabkan hasil auditnya, termasuk apabila
dia tidak dapat menemukan kesalahan yang sebenarnya telah terjadi dalam laporan
yang diauditnya, namun tidak berhasil mengungkapkannya.
6
perlu untuk menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasikan
kalimat dalam laporan audit.
Adapun contoh laporan audit dengan opini tanpa syarat (Unqualified Opinion)
b. Wajar tanpa Syarat dengan paragraf penjelasan atau dengan Modifikasi Kalimat
(Unqualified Opinion with Explanatory Language) ditambahkan apabila:
• Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
• Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan.
• Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
• Penekanan pada suatu masalah.
• Laporan yang melibatkan auditor lainnya.
7
Adapun contoh laporan auditor wajar tanpa syarat dengan paragraph penjelas atau
dengan modifikasi (Unqualified Opinion with Explanatory Language)
8
Adapun contoh laporan audit wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
karena adanya pengungkapan yang tidak cukup.
9
d. Tidak wajar (Adverse Opinion)
Pendapat ini merupakan kebalikan dari dari pendapat wajar tanpa pengecualian.
• Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak
menyajikan secara wajar atas laporan keuangan.
• Laporan keuangan tidak disusun menurut standar akuntansi keuangan.
• Ruang lingkup auditor dibatasi sehingga bukti kompeten yang cukup untuk
mendukung pendapatnya tidak dapat dikumpulkan.
10
• Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor maka informasi
yang disajikan klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat
dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan
untuk pengambilan keputusan.
11
• Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak
wajar adalah pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor
mengetahui adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan klien, sedangkan
auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (no opinion) karena ia tidak
cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau
karena ia tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
12
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa laporan auditor adalah
tahapan akhir dari keseluruhan proses audit. Laporan audit merupakan laporan yang berisi opini
audit yang dikeluarkan independensi setelah melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan
yang terkait. Dalam laporan auditor, pembagian jenis audit dilakukan untuk menentukan tujuan
dan sasaran yang akan dicapai. Adapun jenis-jenis laporan audit terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu
laporan audit bentuk baku, laporan audit standar serta laporan audit keuangan. Meskipun
terdapat keterbatasan audit dalam laporan keungan tetapi dengan adanya audit dalam laporan
keuangan tentu saja akan memberikan manfaat ekonomis bagi suatu perusahaan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Jusuf, A. H. (2011). Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN.
KOOL, F. (1970, January 1). Auditing - persyaratan masing-masing auditor. Fekool. Retrieved
October 9, 2023, from http://fekool.blogspot.com/2015/04/persyaratan-masing- masing-
auditor.html?m=1
KOOL, F. (1970, January 1). Auditing - Kriteria Wajar dalam laporan auditor. Fekool.
Retrieved October 9, 2023, from http://fekool.blogspot.com/2015/04/auditing- kriteria-
wajar-dalam-laporan.html?m=1
Pangestika, W. (2022, August 11). 5 jenis opini audit Laporan Keuangan, Apa Saja? Mekari
Jurnal. Retrieved October 10, 2023, from https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-opini-
audit-laporan-keuangan/#Apa_itu_Opini_Audit
Power, K. is. (1970, January 1). Auditing. AUDITING. Retrieved October 10, 2023, from
http://azizah79.blogspot.com/2012/04/auditing.html
14