Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 6:

1. Priscillia Tan (200503113)


2. Regita Widyanti (200503117)
3. Vania Dinda Azura (200503128)

BAB 1
PROFESI AKUNTAN PUBLIK

1. Jasa Profesi Akuntan Publik


Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi masyarakat yaitu
jasa assurance dan jasa non assurance. Jasa assurance adalah jasa professional
independent yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Contohnya,
jasa pengujian berbagai produk oleh organisasi konsumen, jasa pemeringkatan televisi
(television rating), dan jasa pemeringkatan radio (radio rating). Jasa non assurance
adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak memberikan
suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan.
Contohnya, jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultansi.

2. Definisi Auditing
Secara umum, auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian
hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Ditinjau dari sudut profesi akuntan public, auditing adalah pemeriksaan (examination)
secara objektif atas laporan keungan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan
untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam
semua hal material, posisi keuangan dari hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.
3. Peran Profesi Akuntan Publik dalam Perekonomian Negara
Informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen kepada masyarakat dapat terjadi
kemungkinan kecurangan sehingga perlu profesi akuntan publik yang bertanggung jawab
menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga
masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk
memeutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.

4. Laporan Audit (Audit Report)


Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan
masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya
mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan dalam
suatu laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit buku. Laporan audit buku
terdiri dari tiga paragraf-paragraf pengantar (introductory paragraph), paragraf lingkup
(scope paragraph), dan paragraf pendapat (opinion paragraph).

5. Analisis Terhadap Laporan Audit


Dalam laporan terdapat 6 unsur penting: pihak yang dituju, paragraf pengantar, paragraf
lingkup, paragraf pendapat, nama auditor, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor
akuntan publik, dan tanda tangan, serta tanggal laporan audit. Berikut ini dijelaskan isi
tiga unsur penting laporan audit baku.
a. Paragraf Pengantar
Dalam paragraf pengantar terdapat tiga kalimat; kalimat pertama menjelaskan objek
yang menjadi sasaran auditing, sedangkan kalimat kedua dan ketiga menjelaskan
tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor.
b. Paragraf Lingkup
Paragraf lingkup berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi akuntan public dan beberapa
penjelasan tambahan tentang standar auditing tersebut, serta suatu pernyataan
keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing tersebut
memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan pendapat atas
laporan keuangan auditan.
c. Paragraf Pendapat
Paragraf pendapat digunakan oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya mengenai
laporan keuangan yang disebutkannya dalam parafraf pengantar. Dalam paragraf ini
auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan,
dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan
keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum.

6. Pendapat Laporan Audit


Ada empat tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor:
a. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion report)
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi
pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan
mengenai kewajiban dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam
penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima
umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.
b. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan
(unqualified opinion report with explanatory language)
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan
tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dalam hasil usaha perusahaan klien,
auditor dapat menerbitkan laporan audit baku.
c. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion report)
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan oleh auditor jika dalam auditnya
auditor menemukan lingkup audit yang dibatasi oleh klien, auditor tidak dapat
melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting
karena kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan klien maupun auditor, laporan
keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, serta
prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
d. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion report)
Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar tanpa pengecualian.
Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun
berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien.
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya,
sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
pendapatnya.
e. Laporan yang di dalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (disclaimer of opinion
report)
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan
audit ini disebut dengann laporan tanpa pendapat (no opinion report). Kondisi ini
terjadi karena pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit dan auditor
tidak independent dalam hubungannya dengan klien. Perbedaan umum pernyataan
tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar (adverse opinion) adalah
pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya
ketidakwajaran laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak
memberikan pendapat (no opinion) karena ia tidak cukup memperoleh bukti
mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena ia tidak independent
dalam hubungannya dengan klien.

7. Standar Umum
Standar umum berhubungan dengan persyaratan pribadi auditor, yaitu:
a. Keahlian dan pelatihan teknis auditor
Auditor harus telah menjalani pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup dalam
praktik akuntansi dan teknik auditing.
b. Independensi Auditor
Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh
pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya
kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya
pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan
menyatakan pendapatnya.
c. Penggunaan kemahiran professional auditor dengan cermat dan seksama
Standar ini menghendaki diadakannya pemeriksaan secara kritis pada setiap tingkat
pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan dan terhadap pertimbangan yang
dibuat oleh siapa saja yang membantu proses audit.

8. Tipe auditor
Orang atau kelompok orang yang melaksanakan audit dapat dikelompokkan menjadi tiga
golongan, yaitu:
a. Auditor Independen
Auditor independent adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada
masyarkat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat
oleh kliennya.
b. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah
yang tugas pokoknya melakukan audit atas penanggungjawaban keuangan yang
disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau
pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.
c. Auditor Intern
Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara
maupun swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik
atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan
efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang
dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

9. Tipe Audit
Audit umumnya digolongkan menjadi 3 golongan yaitu:
a. Audit laporan keuangan (Financial statement audit)
Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independent
terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
b. Audit kepatuhan (Compliance audit)
Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang diaudit
sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu.
c. Audit operasional (Operational audit)
Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau
bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan audit
operasional adalah untuk mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk
peningkatan, dan membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.

10. Hierarki Auditor dalam KAP


Umumnya hierarki auditor dalam perikatan audit di dalam KAP dibagi menjadi berikut
ini:
a. Partner (rekan)
Partner menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit yang bertugas untuk
menandatangani laporan audit dan management letter, dan bertanggung jawab
terhadap penagihan fee audit dari klien.
b. Manajer
Manajer bertindak sebagai pengawas audit bertugas untuk membantu auditor senior
dalam merencanakan program audit dan waktu asuit, mereview kertas kerja, laporan
audit dan management letter.
c. Auditor senior
Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit, bertanggung jawab untuk
mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, bertugas untuk
mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior
d. Auditor junior
Auditor junior melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja untuk
mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan.

11. Standar profesional akuntan publik


Ada lima macam standar profesional yang diterbitkan oleh dewan sebagai aturan mutu
pekerjaan akuntan public:
a. Standar auditing, merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis.
b. Standar atestasi, memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan public
yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas
laporan keuangan historis maupun tingkat keyakinan yang lebih rendah dalam jasa
nonaudit.
c. Standar jasa akuntansi dan review, memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi
bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.
d. Standar jasa konsultansi, memberikan panduan bagi akuntan public di dalam
penyediaan jasa konsultansi bagi masyarakat.
e. Standar pengendalian mutu, memberikan panduan bagi kantor akuntan publik di
dalam melaksanakan pengedalian mutu jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan
mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Ajuntan
Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik.

Anda mungkin juga menyukai