Dosen Pengampu :
SRI DEWI WAHYUNDARU
DISUSUN OLEH :
LIDYA DESYNTA (31401800199)
LOTUS JATRA. A (31401800226)
NABILA NURUL. H (31401800235)
BAB 1
TEORI
Opini audit menurut kamus standar akuntansi adalah laporan yang diberikan seorang
akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang
disajikan perusahaan. Sedangkan menurut kamus istilah akuntansi opini audit merupakan
suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar yang menyatakan bahwa pemeriksaan
telah dilakukan sesuai dengan norma atau aturan pemeriksanaan akuntan disertai dengan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Opini audit diberikan oleh
auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas
opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya.
Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi
dengan lingkungannya. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit
sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan
keungan yang diauditnya. Arens dan Lobbecke (2003:36) mengemukakan bahwa laporan
keuangan audit adalah langkah terakhir dariseluruh proses audit. Dengan demikian auditor
dalam memberikan opini sudah didasarkan keyakinan profesionalnya.
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah
untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, danarus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor juga merupakan sarana bagi auditor untuk
menyatakan pendapatnya atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak
memberikan pendapat.
Opini auditor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia. Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian
diterbitkan oleh auditor jika kondisi berikut ini terpenuhi:
1) Semua laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas terdapat dalam laporan keuangan.
2) Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat dipenuhi oleh auditor.
3) Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah melaksanakan
perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tiga standar
pekerjaan lapangan.
4) Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia.
5) Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf penjelas
atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.
b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified Opinion with
Explanatory Language).
Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau bahasa
penjelas yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar
tanpa pengecualian atas laporan keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah
paragraf pendapat.
Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau
modifikasi kata-kata dalam laporan audit baku adalah:
1) Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum.
2) Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.
3) Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
4) Penekanan atas suatu hal
5) Laporan audit yang melibatkan auditor lain.
c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara
wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan. Pendapat
wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam keadaan :
1) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup
audit.
2) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk
tidak menyatakan pendapat tidak wajar,
d. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan auditee tidak
menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum.
e. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan audit
yang berlingkup memadai untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat atas
laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam kondisi tidak independen
dalam hubungannya dengan klien.
KESIMPULAN
Opini audit merupakan suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar yang
menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan norma atau aturan
pemeriksanaan akuntan disertai dengan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
yang diperiksa. Jenis-jenis opini audit:
a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified Opinion
with Explanatory Language).
c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
d. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
e. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
Jasa lain yang di sediakan KAP selain Audit laporan keuangan :
a. Jasa Audit Khusus
b. Jasa Atestasi.
c. Jasa Review Laporan Keuangan.
d. Jasa Kompilasi Laporan Keuangan.
e. Jasa Konsultasi
f. Jasa Perpajakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://sebioke.blogspot.co.id/2014/01/opini-atau-pendapat-auditor.html
http://keuanganlsm.com/laporan-auditing-standar-dengan-pendapat-wajar-tanpa-pengecualian/
https://sutanknowledgecenter.wordpress.com/2012/05/28/jenis-opini-auditor-pembahasan/
http://keuanganlsm.com/laporan-auditing-standar-dengan-pendapat-wajar-tanpa-pengecualian/
https://www.idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_EREP/2
01705/20180530232418-11936-0/ZBRA%20tahun%202017_1.pdf