Anda di halaman 1dari 13

Tugas Soal Teori:

1. Jelaskan yang dimaksud dengan Audit dan Auditor ?


2. Apa tujuan dan manfaat dari Audit di suatu Perusahaan?.
3. Ada lima opini yang dapat diberikan oleh auditor berdasarkan
audit atas laporan keuangan kliennya, yaitu
a. Unqualified Opinion,
b. Unqualified Opinion With Explanatory Language,
c. Qualified Opinion,
d. Adverse Opinion dan
e. Disclaimer Opinion.
Jelaskan yang dimaksud di atas ?
4. Apa yang dimaksud dengan internal Audit dan External Audit?
5. Apa yang dimaksud dengan Financial Statement Audit dan
Management Audit.? Jelaslan dan sebutkan persamaan dan
perbedaannya?

1.
1. Unqualified Opinion (Pendapat wajar
tanpa pengecualian)
Opini ini diberikan oleh auditor setelah menyelesaikan proses audit sesuai
dengan standar auditing, dan tidak ditemukan adanya pembatasan dalam lingkup audit,
tidak ada pengecualian yang signifikan tentang kewajaran dalam penyusunan laporan
keuangan dan konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum.
Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah laporan
yang paling dibutuhkan oleh semua pihak, antara lain klien, pemakai informasi
keuangan maupun oleh auditor . Pendapat wajar mempunyai arti bebas dari keraguan
dan ketidak jujuran serta lengkapnya informasi. Pendapat ini juga tidak terbatas pada
jumlah rupiah dan pengungkapan yang tercantum dalam laporan keuangan, tetapi juga
berdasarkan ketepatan penggolongan informasi.
Kewajaran penyajian laporan keuangan tentang posisi keuangan dan hasil usaha
suatu organisasi, dan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika
memenuhi kondisi sebagai berikut :
a. Laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum
b. Adanya penjelasan jika terjadi perubahan penerapan
prinsip akuntansi berterima umum
c. Adanya penjelasan yang cukup mengenai informasi
dalam catatan-catatan yang mendukung dalam laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum.
Sedangkan kondisi-kondisi yang menyebabkan penyimpangan dari unqualified
opinion antara lain (Arrens dan Loebbecke, 1996) :
1. Dibatasinya lingkup audit
2. Laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum
3. Auditor tidak independen
4. Tidak ada konsistensi
5. Ketidak pastian yang material
6. Keraguan atas Going Concern
7. Setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum
8. Penekanan atas sesuatu yang spesifik tentang laporan keuangan yang diaudit
9. Laporan yang melibatkan auditor lain

2. Unqualified Opinion With Explanatory Language (Pendapat wajar tanpa pengecualian


dengan bahasa penjelas)
Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan oleh
auditor sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang
memerlukan penjelasan. Tetapi laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan. Apabila terdapat hal-hal yang memerlukan
penjelasan, auditor dapat menerbitkan laporan audit baku ditambah dengan bahasa
penjelasan. Paragraf penjelasan dicantumkan setelah paragraph pendapat.
Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelasan tambahan antara lain
sebagai berikut :
1. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.
2. Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh profesi atau pihak
yang berwenang.
3. Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidak pastian yang material
4. Auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya
5. Auditor menemukan adanya sesuatu perubahan material dalam penggunaan prinsip
dan metode akuntansi
Dalam keadaan tertentu, auditor mungkin mempunyai keinginan untuk
menekankan hal-hal tertentu tentang laporan keuangan, meskipun auditor bermaksud
untuk menyatakan pendapat wajar tanpa pebgecualian. Informasi penjelasan
tersebutharus dicantumkan dalam paragraph terpisah di laporan audit. Beberapa contoh
informasi penjelasan yang mungkin dinyatakan auditor dalam laporan auditnya sebagai
penekanan suatu hal, yaitu :
1. Adanya transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa
2. Peristiwa penting terjadi setelah tanggal neraca
3. Deskripsi masalah-masalah akuntansi yang berdampak terhadap daya banding
laporan keuangan tahun lalu
4. Ketidakpastian material yang diungkapkan dalam catatan kaki.

3. Qualified Opinion (Pendapat wajar dengan pengecualian)


Dengan pendapat ini, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar, dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas
sesuai dengan prinsip akntansi berterima umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang
dikecualikan.
Pendapat ini diberikan apabila :
a. Tidak ada bukti yang kompeten yang cukui, atau adanya pembatasan lingkup audit
yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
Yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa auditor tidak dapat menyatakan
pendapat wajar tanpa pengecualiaan
b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi
berterima umum dan berdampak material tetapi mempengaruhi laporan keuangan
secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak
memadai maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.
4. Adverse Opinion (Pendapat tidak wajar)
Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum. Auditor harus menjelaskan alas an yang mendukung pendapat tidak wajar dan
dampak utama dari hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar.
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika lingkup auditnya tidak dibatasi,
sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
pendapatnya. Jika pendapat ini diberikan, berarti informasi yang disajikan klien dalam
laporan keuangan tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai untuk
pengambilan keputusan oleh pemakai informasi keuangan.
5. Disclaimer of Opinion (Tidak memberikan pendapat)
Salah satu faktor yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat adalah
adanya pembatasan terhadap lingkup audit, baik oleh klien maupun karena kondisi
tertentu, sehingga auditor tidak memperoleh bukti yang cukup tentang kewajaran
laporan auditnya dan adanya hubungan istimewa antara auditor dengan kliennya.
Pernyataan auditor tidak memberikan pendapat ini dapat diberikan apabila
auditor yakin bahwa terdapat penyimpangan yang material dari prinsip akuntansi
berterima umum. Auditor harus menyatakan alasan mengapa auditnya tidak berdasarkan
standar yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang. Apabila auditor menyatakan
tidak memberikan pendapat atau pendapat tidak wajar atas laporan keuangan secara
keseluruhan, maka auditor boleh memberikan pendapat tidak penuh, yaitu pendapat atas
unsur tertentu dalam laporan keuangan. Jika pernyataan tidak memberikan pendapat
disebabkan oleh lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor tidak memadai auditor
memberikan pendapat, maka ada tiga hal yang dapat dilakukan auditor, yaitu :
1. Pada paragraf pengantar, auditor mengubah frasa dari “Kami telah mengaudit neraca
Perusahaan …….” Menjadi “Kami telah membuat perikatan untuk mengaudit neraca
Perusahaan …….”. Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa auditor tidak
melaksanakan audit yang disyaratkan dalam standar pekerjaan lapangan.
2. Pada paragraf lingkup audit tidak dicantumkan dalam laporan audit, karena
pembatasan terhadap lingkup audit mengakibatkan auditor tidak dapat menyatakan
bahwa audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan.
3. Dalam suatu pragraf dijelaskan tentang alasan yang menyebabkan auditor tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien.

Pendapat atau opini audit tanpa pengecualian kadang-kadang disebut sebagai


pendapat yang bersih (clean opinion) karena tidak ada keadaan yang memerlukan
pengecualian (kualifikasi) atau modifikasi atas pendapat auditor, dan pendapat ini,
merupakan pendapat audit yang paling umum, meskipun kadang-kadang ada situasi yang di
luar kendali klien atau auditor yang menghalangi diterbitkannya clean opinion. Pada
umumnya perusahaan akan melakukan beberapa perubahan pada catatan akuntansinya
untuk menghindari pengecualian atau modifikasi oleh auditor.
Tujuan audit bukan untuk mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan, tetapi
auditor mempunyi tanggung jawab untuk mengevaluasi apakah perusahaan mempunyai
kemungkinan untuk tetap bertahan (going concern). Beberapa faktor yang dapat
menimbulkan ketidakpastian mengenai kemampuan perusahaan untuk tetap bertahan antara
lain :
a. Kerugian operasi atau kekurangan modal kerja yang berulang dan signifikan.
b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya ketika jatuh tempo.
c. Terjadi bencana yang tak dijamin oleh asuransi misalnya gempa bumi, banjir, atau
masalah ketenagakerjaan yang tidak biasa.
d. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal serupa lainnya yang sudah terjadi dan
dapat membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi.

Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat keraguan yang besar tentang


kemampuan perusahaan untuk terus going concern, maka auditor bisa memberikan
pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan, tanpa memperhatikan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum mungkin tidak memerlukan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat
tidak wajar, tetapi untuk menjustifikasi pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor harus
yakin dan harus menyatakan serta menjelaskan dalam satu atau beberapa paragraf terpisah
pada laporan audit.

Penyimpangan dari Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian


Bagi auditor dan pembaca laporan audit sangat penting untuk memahami situasi
dimana laporan audit wajar tanpa pengecualian dianggap tidak tepat. Dalam laporan audit
yang menyimpang dari laporan wajar tanpa pengecualian, penyimpangan tersebut antara
lain :
a. Ruang Lingkup Audit Dibatasi (Pembatasan Ruang Lingkup). Jika auditor tidak dapat
mengumpulkan bukti audit yang mencukupi untuk menyimpulkan apakah laporan
keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, berarti
terjadi pembatasan atas ruang lingkup audit. Penyebab utama pembatasan ruang lingkup
audit karena adanya pembatasan ruang lingkup audit oleh klien dan pembatasan karena
situasi diluar kendali klien atau auditor.
b. Laporan Keuangan Tidak Sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku
Umum. Misalnya, jika klien menggunakan biaya pengganti (replacement cost) untuk
aktiva tetapnya atau menilai persediannya pada harga jual ketimbang biaya historis,
maka diperlukan penyimpangan dari laporan wajar tanpa pengecualian.
c. Auditor Tidak Independent.
Ada tiga jenis laporan audit yang bisa diterbitkan sesuai dengan ketiga kondisi
penyimpangan tersebut, yaitu :
1. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Laporan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) dapat
diberikan oleh auditor, karena adanya pembatasan ruang lingkup audit atau kelainan
untuk mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan pendapat wajar
dengan pengecualian dapat diterbitkan hanya apabila auditor menyimpulkan bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar. Pendapat wajar
dengan
pengecualian ini dianggap sebagai penyimpangan yang paling ringan dari laporan wajar
tanpa pengecualian. Laporan wajar dengan pengecualian dapat berbentuk kualifikasi
atau pengecualian atas ruang lingkup dan pendapat audit maupun pengecualian atas
pendapat audit saja.

2. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)


Laporan pendapat tidak wajar diterbitkan apabila auditor merasa yakin bahwa
kondisi yang dilaporkan tersebut bersifat sangat material. Oleh karena itu, pendapat
tidak wajar (adverse opinion) digunakan hanya jika auditor yakin bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji yang material atau menyesatkan
sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi dan arus kas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

3. menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion).


Laporan menolak memberikan pendapat harus diterbitkan jika auditor merasa
yakin bahwa kondisi yang dilaporkan tersebut bersifat sangat material. Menolak
memberikan pendapat (disclaimer of opinion) diterbitkan jika auditor tidak dapat
meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan
secara wajar. Laporan untuk menolak memberikan pendapat akan timbul jika ada
pembatasan ruang lingkup audit atau ada hubungan yang tidak independen antara
auditor dengan kliennya. Auditor juga memiliki alternatif untuk menolak memberikan
pendapat pada masalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern).

Menolak untuk memberi pendapat berbeda dengan pemberian pendapat tidak


wajar, karena menolak untuk memberi pendapat hanya dapat terjadi jika auditor kurang
memiliki pengetahuan atas penyajian laporan keuangan, sedangkan pemberian pendapat
tidak wajar, auditor harus memiliki pengetahuan bahwa laporan keuangan tidak
disajikan secara wajar. Tetapi keduanya hanya digunakan jika kondisinya sangat
material.
PENUTUP

Terdapat lima jenis pendapat atau opini audit atas laporan yang diauditnya, yaitu :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas
3. Pendapat wajar dengan pengecualian
4. Pendapat tidak wajar
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat
Pendapat atau opini audit wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion),
diberikan apabila laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Sedangkan pendapat atau opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
panjelas (Unqualified Opinion With Explanatory Language), diterbitkan apabila
penyusunan dan penyajian laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, tetapi ada kondisi yang perlu penjelasan khusus. Pendapat atau opini audit
yang lain adalah pendapat wajar dengan pengecualian atau Qualified Opinion. Pendapat
ini diberikan apabila ada pembatasan ruang lingkup audit atau adanya penyimpangan
dalam penyusunan laporan keuangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pendapat
tidak wajar atau Adverse Opinion diberikan apabila laporan keuangan yang disajikan tidak
wajar dan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang seharusnya. Dan yang terakhir adalah
tidak memberikan pendapat atau Disclaimer Opinion. Pernyataan auditor ini diberikan
karena auditor tidak memperoleh bukti yang cukup tentang kewajaran dari laporan
keuangan yang diauditnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arrens & Loebbecke, 1997, “Auditing, Pendekatan Terpadu”, Edisi Indonesia, buku Satu,
Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 20A02, “Auditing”, edisi 6, Salemba Empat, Jakarta

Zia We Tyas, “Jenis-jenis Pendapat Auditor (Opini Auditor)”, 20 Desember 2011

Opini Audit: Pengertian, Jenis dan Contohnya

12 Okt 2023 Ditulis oleh: Redaksi OCBC NISP



Link Copied

Opini audit adalah penilaian yang diberikan auditor terhadap laporan keuangan perusahaan.
Kenali 5 jenis opini audit, pengertian, dan contohnya.

Setiap perusahaan idealnya memiliki laporan keuangan dalam mengatur dan mengelola kas
perusahaan. Namun laporan keuangan tidak serta merta mudah dibaca oleh setiap orang. Agar
audit keuangan mampu diinterpretasi oleh banyak kalangan dan digunakan dengan ringkas
untuk berbagai kebutuhan, maka opini audit adalah dokumen yang bisa digunakan.

Selain memudahkan pembacaan laporan keuangan, opini audit adalah salah satu persyaratan
bisnis mendapat perizinan, bantuan usaha, piutang, dan bahkan pendaftaran go public. Ingin
tahu lebih jauh tentang pengertian opini audit, kriteria, dan jenis-jenisnya? Simak
pembahasannya dari OCBC NISP di bawah ini.

Pengertian Opini Audit

Opini audit adalah hasil terjemahan laporan keuangan agar bisa dipahami banyak orang
secara ringkas tanpa membacanya secara langsung. Pengertian opini audit menurut ISA yaitu
kesimpulan yang ditarik atas hasil laporan keuangan dengan rangkaian bukti pendukung dan
evaluasi.

Sedangkan pengertian opini audit menurut SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) yakni
opini dikeluarkan oleh seorang auditor setelah melakukan pemeriksaan laporan keuangan
berstandar akuntansi.

Berdasarkan berbagai pengertian opini audit di atas, disimpulkan bahwa opini audit adalah
hasil interpretasi auditor atas penilaian laporan keuangan suatu perusahaan dengan standar
ilmu akuntansi. Hasil interpretasi tersebut selanjutnya bisa dimanfaatkan untuk berbagai
kebutuhan, mulai dari pengajuan izin usaha sampai penawaran saham.

Jenis Opini Audit dan Contohnya

Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik, ada 5 jenis opini audit paling umum
dikeluarkan seorang auditor. Selengkapnya terkait jenis opini audit dan contohnya dapat
disimak di bawah ini.

1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Poin pertama jenis opini audit adalah wajar tanpa pengecualian atau unqualified opinion,
yaitu opini yang dikeluarkan karena laporan keuangan perusahaan telah tersusun dengan rapi
dan berdasarkan standar akuntansi berlaku, tidak peduli bagaimana laba/ruginya perusahaan
dalam laporan tersebut.

Adapun kriteria opini audit adalah saat terdapat kelengkapan bukti audit; laporan keuangan
terstruktur rapi dan utuh; tiga standar umum telah terpenuhi; penerapan prinsip akuntansi
dalam menyusun laporan keuangan; dan opini audit going concern.

Contoh opini audit wajar tanpa pengecualian adalah going concern. Opini audit going
concern adalah asumsi auditor atas laporan keuangan menunjukkan bahwa terdapat
ketidakpastian dan ketidakmampuan perusahaan mempertahankan keberlangsungan aktivitas
di masa depan.
Contoh opini audit going concern adalah saat terjadi penurunan kinerja keuangan dalam
kurun waktu lama, uang tunai negatif dari operasi, kerugian rasio keuangan, gagal bayar
kredit, dan kasus pengadilan.

2. Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Auditor diperbolehkan menyimpulkan hasil laporan keuangan secara wajar beserta


pengecualian tertentu. Sehingga jenis opini audit adalah opini wajar dengan pengecualian
atau qualified opinion.
Kondisi demikian dimaklumi dengan kriteria opini audit adalah ditemukannya bukti atas
simpulan kesalahan penyajian dan laporan keuangan tidak pervasif. Bila auditor tidak
mempunyai bukti memadai, auditor dapat mengeluarkan opini wajar dengan pengecualian
melalui simpulan terhadap hasil pengaruh kesalahan penyajian yang tidak ditemukan.

Dalam kasus tersebut, contoh opini audit adalah ketika di dalamnya terdapat kata “wajar” dan
“kecuali”, seperti kalimat berikut.
Menurut opini kami, kecuali perubahan metode penilaian kesediaan yang diuraikan dalam
paragraf sebelumnya, laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam seluruh
hal yang material dan posisi keuangan perusahaan.
3. Opini Wajar Tanpa Pengecualian Tambahan Paragraf Penjelasan (Modified Unqualified
Opinion)

Sementara itu, jenis berikutnya opini audit adalah wajar tanpa pengecualian dengan tambahan
paragraf penjelasan. Jenis opini audit satu ini menyatakan bahwa laporan keuangan tersusun
sesuai standar dan tidak mengandung kejanggalan. Akan tetapi, auditor memberi catatan
khusus berkaitan masa pengeluaran laporan keuangan tersebut, misalnya saat bencana alam,
terjadi korupsi internal, perusahaan dalam proses pailit, dan sebagainya.

4. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Opini audit tidak wajar adalah jenis opini audit dengan interpretasi bahwa hasil pemeriksaan
mengandung kesalahan penyajian dengan bukti cukup dan tepat. Kesalah tersebut
berpengaruh dalam hal lainnya. Akibatnya, opini tersebut dikatakan tidak wajar.

Contoh opini audit tidak wajar yaitu terdapat kesalahan penyajian nilai aktiva tetap
perusahaan dalam neraca keuangan karena dihitung berdasarkan penilaian kembali nilai
aktiva. Seharusnya nilai aktiva tetap diukur dari harga pembelian. Sehingga penyusutan
aktiva tetap dihitung dengan nilai tersebut.

5. Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer Of Opinion)

Jenis terakhir dari opini audit adalah saat auditor tidak mendapatkan bukti memadai dan
cukup dalam memberikan opini audit sehingga auditor tidak menemukan kesalahan dalam
laporan keuangan. Dalam kasus ini, contoh opini audit adalah pemberian penjelasan pada
hasil interpretasi bahwa terdapat pembatasan ruang lingkup audit yang dilakukan oleh
auditor.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Opini Audit

Opini audit tidak serta diterbitkan oleh auditor dalam sekali baca. Terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi opini audit adalah di bawah
ini.

1. Likuiditas

Pertama, faktor yang mempengaruhi opini audit adalah likuiditas, yaitu kemampuan
perusahaan dalam membayar seluruh kewajibannya. Dalam laporan keuangan akan tercantum
total kewajiban perusahaan seperti hutang, kemudian pengeluaran dana untuk melunasinya.

2. Leverage

Leverage merupakan jumlah utang produktif suatu perusahaan. Dalam laporan keuangan,
utang produktif dicatat dan dibandingkan dengan manfaat yang didapat perusahaan atas
keputusan berhutang produktif tersebut. Melalui data utang produktif, auditor akan
memutuskan apakah pinjaman tersebut mampu membawa perusahaan semakin
menguntungkan atau justru sebaliknya.
3. Profitabilitas

Keuntungan adalah faktor yang mempengaruhi opini audit paling penting. Suatu perusahaan
beroperasi untuk meraih laba semaksimal mungkin. Profitabilitas menjadi indikator penting
bagi auditor untuk memberikan simpulan akan keberhasilan perusahaan.

4. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan berpengaruh dalam penyusunan opini audit. Semakin besar kapasitas
perusahaan maka pengeluaran perusahaan juga tinggi. Sehingga pemasukan dan laba juga
harus meningkat.

5. Jenis Audit

Terakhir, faktor mempengaruhi opini audit adalah hasil jenis audit seperti audit lag dan
auditor client tenure. Audit report lag merupakan total waktu antara tanggal penutupan buku
tahunan (tanggal neraca) hingga tanggal laporan audit. Sedangkan auditor client tenure yaitu
jangka waktu kerja sama perusahaan dengan klien.

Tahapan Opini Audit

.Auditor menerbitkan opini audit dengan beberapa tahapan. Di bawah ini tahapan opini audit
adalah antara lain:

1. Merencanakan Pendekatan Sebuah Audit

Tahapan pertama dari opini audit adalah auditor merencanakan pendekatan sebuah audit.
Dalam prinsip akuntansi, terdapat banyak teori pendekatan audit keuangan. Auditor akan
memilih salah satunya berdasarkan kondisi keuangan perusahaan.

2. Menguji Sistem Kontrol dan Proses Transaksi

Sebelum jatuh pada sebuah kesimpulan, auditor akan melakukan pengujian hipotesis dengan
sistem kontrol dan proses transaksi. Hal ini dilakukan untuk melihat kevalidan sebuah
prediksi hasil.

3. Menerapkan Prosedur Analitik Pada Saldo Laporan Keuangan

Setelah proses pengujian berhasil, selanjutnya masuk pada tahap penerapannya. Auditor akan
menerapkan prosedur analitik pada saldo laporan keuangan. Tujuan tersebut untuk
melakukan evaluasi keuangan dengan menghubungkan data keuangan satu dengan lainnya.

4. Finalisasi dan Penerbitan Laporan Audit

Tahapan terakhir opini audit adalah finalisasi. Ketika seluruh data telah dianalisis dengan
kumpulan bukti-bukti, maka auditor akan melakukan finalisasi seperti penyusunan laporan,
pengecekan kembali, dan meneliti ulang. Apabila telah final, maka auditor berhak
menerbitkan laporan audit.

Anda mungkin juga menyukai