Anda di halaman 1dari 9

Laporan Audit

Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian untuk Entitas Nonpublik.

Struktur Laporan Audit:

1. Judul Laporan

Pada judul laporan audit, pada judul harus ada kata Indenpenden. Hal ini mengandung arti bahwa suatu
laporan tersebut tidak memihak pada pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Alamat Laporan Audit

Berisikan alamat yang diituju kepada perusahaan, pemegang saham, dan direksi

3. Paragraf Pendahuluan

Paragraf ini menunjukan bahwa kantor akuntan publik sudah melaksanakan audit.

4. Tanggung Jawab Manajemen

Menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajmen, untuk menghindari
kecurangan-kecurangan dan salah saji.

5. Tanggung Jawab Auditor

• Paragraf Pertama: menyatakan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing,
dan menyatakan bahwa suatu laporan telah bebas dari salah saji material

• Paragraf kedua menguraikan ruang lingklup audit dan bukti audit, yaitu pernyataan factual
tentang apa yang dilakukan audit.

• Paragraf ketiga menunjukkan bahwa bukti yang dikumpulkan sudah mendukung pendapat
auditor.

6. Paragraf Pendapat

Menyatakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit.

7. Nama dan Alamat KAP

Berisikan nama dan alamat kantor akuntan publik (KAP) dan praktisi yang melaksanakan audit. Kota dan
negara bagian lokasi jug perlu dicantumkan,

8. Tanggal Laporan Audit

Merupakan tanggal ketika auditor telah menyelesaikan prosedur audit di lokasi pemeriksaan.
Menunjukan tanggal terakhir mereview kejadian-kejadian yang telah terjadi setelah tanggal laporan
keuangan.

1
Laporan audit standar tanpa pengecualian diterbitkan bila kondisi-kondisi berikut terpenuhi:

l. Semua laporan- neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, pemegang saham, dan laporan
arus kas sudah termasuk dalam laporan keuangan.

2. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan auditor telah melaksanakan penugasan audit
ini dengan cara yang memungkinkan untuk menyimpulkan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai
dengan standar auditing.

3. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau
kerangka kerja akuntansi lainnya yang sesuai. Hal itu juga berarti bahwa pengungkapan yang memadai
telah tercantum dalam catatan kaki dan bagian-bagian lain dari laporan keuangan

4. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan sebuah paragraf
penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.

Ada 4 kategori laporan audit, yaitu:

1. Wajar tanpa pengecualian standar : laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraph
penjelasan atau modifikasi perkataan memenuhi criteria audit yang lengkap dengan hasil yang
memuaskan dan laporan keuangan secara wajar, tetapi auditor merasa penting atau wajib untuk
memberikan informasi tambahan.
2. Wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelasan atau modifikasi perkataan : suatu audit
yang lengkap telah dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan dan laporan keuangan yang telah
disajikan secara wajar, tetapi auditor yakin penting atau wajib untuk memberikan informasi
tambahan.
3. Wajar Dengan pengecualian : auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan laporan keuangan telah
disajikan dengan wajar, tetapi lingkup audit telah dibatasi secara material atau standar akuntansi
yang berlaku tidak diikuti pada saat menyiapkan laporan keuangan.
4. Tidak wajar atau menolak memberikan pendapat : auditor menyimpulkan laporan keuangan tidak
disajikan secara wajar (pendapat tidak wajar), sehingga ia tak dapat memberi pendapat mengenai
apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar (menolak member pendapat), atau auditor
tidak independen (menolak member pendapat)

LAPORAN AUDIT STANDAR TANPA PENGECUALIAN DAN LAPORAN TENTANG PENGENDALIAN


INTERNAL ATAS PELAPORAN KEUANGAN MENURUT STANDAR PCAOB

Laporan audit standar tanpa pengecualian untuk perusahaan public meliputi 3 paragraf :
Paragraph pertama adalah pendahuluan dan menunjukkan bahwa audit telah dilaksanakan serta
laporan keuangan telah diaudit. Paragraph pendahuluan juga menunjukkan laporan keuangan
merupakan tanggung jawab manajemen dan auditor.
Paragraph kedua adalah paragraf ruang lingkup dan menunjukkan bahwa audit dirancang untuk
member kepastian yang layak bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji material.
Paragraf ruang lingkup menyatakan bahwa audit telah dilakukan atas dasar pengujian

2
Paragraph ketiga merupakan paragraph pendapat. Auditor mengeluarkan laporan
terpisah tentang pengendalian internal atas pelaporan keuangan perusahaan.
Paragraph keempat merupakan paragraph pendapat auditor yang dituliskan dalam laporan audit
tentang pengendalian internal perusahaan.

Paragraph pendahuluan, ruang lingkup, dan pendapat menguraikan ruang lingkup


pekerjaan auditor serta pendapat tentang pengendalian internal atas pelaporan keuangan,
sementara paragraph pendahuluan menyoroti tanggung jawab manajemen terhadap serta
penilaian terpisah tentang pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

LAPORAN AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN DENGAN PARAGRAF PENJELASAN ATAU


MODIFIKASI KATA-KATA

Laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelasan atau modifikasi
perkataan memenuhi criteria audit yang lengkap dengan hasil yang memuaskan dan laporan
keuangan yang disajikan secara wajar, tetapi auditor merasa penting atau wajib untuk
memberikan informasi tambahan. Dalam laporan audit wajar dengan pengecualian (qualified),
tidak wajar (adverse), atau menolak memberikan pendapat (disclaimer), auditor tidak
melaksanakan audit yang memuaskan, tidak yakin bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar,
atau tidak independen.

Berikut ini adalah penyebab paling penting dari penambahan paragraph penjelasan atau modifikasi
kata-kata pada laporan wajar tanpa pengecualian standar baik menurut standar auditing AICPA
maupun PCAOB :
1. Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip-prinsip akuntansi yang umum (GAAP).
2. keraguan yang subtansial mengenai going concern
3. auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dirumuskan
4. penekanan pada suatu hal atau masalah lain
5. laporan yang melibatkan auditor lain

hanya laporan yang pembuatannya melibatkan auditor lain yang memerlukan modifikasi kata-
kata. Empat laporan yang pertama memerlukan suatu paragraph penjelasan. Pada setiap kasus,
paragraph laporan standar tetap disertakan tanpa modifikasi, dan paragraph penjelasan yang
terpisah akan diikuti dengan paragraph pendapat.

Konsistensi vs Komparabilitas auditor harus mampu membedakan antara perubahan yang


mempengaruhi konsistensi pelaporan dengan perubahan yang dapat mempengaruhi
komparabilitas tetapi tidak mempengaruhi konsistensi. Berikut ini adalah contoh-contoh
perubahan yang mempengaruhi konsistensi dan karenanya, memerlukan paragpap penjelasan jika
perubahan tersebut bersifat material :

1. perubahan prinsip akuntansi, seperti perubahan metode penilaian persediaan dari FIFO
menjadi LIFO.

3
2. Perubahan entitas pelaporan, seperti penambahan perusahaan baru dalam laporan keuangan
gabungan.
3. Koreksi kesalahan yang melibatkan prinsip-prinsip akuntansi, yaitu dengan merubah prinsip
akuntansi yang tidak berlaku umum menjadi prinsip akuntansi yang berlaku umum, termasuk
koreksi kesalahan yang diakibatkannya.

Perubahan yang mempengaruhi komparabilitas tetapi tidak mempengaruhi konsistensi


sehingga tidak perlu dimasukan dalam laporan audit. Adalah sebagai berikut :
1. Perubahan estimasi, seperti penerunan umur manfaat asset untuk tujuan penyusutan.
2. Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan prinsip akuntansi, seperti kesalahan matematis
tahun sebelumnya.
3. Variasi format dan penyajian informasi keuangan.
4. Perubahan yang terjadi akibat transaksi atau peristiwa yang sangat berbeda, seperti usaha
dalam riset dan pengembangan yang baru atau penjualan anak perusahaan.

Pos yang secara material mempengaruhi komparabilitas laporan keuangan memerlukan suatu
pengungkapan dalam catatan kaki. Laporan audit wajar dengan pengecualian menyangkut
pengungkapan yang tidak memadai mungkin diperlukan bila client menolak mengungkapkan
secara layak pos tersebut.

Standart auditing memperkenankan tetapi tidak mewajibkan untuk menolak memberikan


pendapat apabila ada keraguan yang subtansial tentang going concern. Criteria untuk
menerbitkan penolakan memberikan pendapat ketimbang menambahkan suatu paragraph
penjelasan tidak dinyatakan dalam standar, dan dalam praktik jenis pendapat ini jarang
diberikan.

Peraturan 203 dari kode prilaku professional AICPA menyatakan bahwa dalam situasi yang
tidak biasa, penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum mungkin tidak
memerlukan pendapat wajar dengan pengecualian dengan pendapat tidakk wajar. Akan tetapi,
untuk menjustifikasi pendapatan wajar tanpa pengecualian, auditor harus yakin dan harus
menyatakan serta menjelaskan, dalam satu atau beberapa paragraph terpisah pada laporan
audit, bahwa dengan menaati prinsip akuntansi dalam menimbulkan hasil yang menyesatkan
pada situasi tersebut.

Dalam situasi tertentu akuntan publik mungkin ingin menekankan beberapa masalah tertentu
berkaitan dengan laporan keuangan walaupun ia bermaksud mengekspresikan suatu pendapat
wajar tanpa Biasanya, informasi penjelas harus dicantumkan dalam suatu paragraf terpisah
pada laporan audit.

Kap utama memiliki 3 alternatif. Hanya yang kedua lah yang merupakan laporan wajar tanpa
pengecualian dengan modifikasi kata-kata

4
1. Tidak memberikan referensi dalam laporan audit
Pendekatan ini biasanya diikuti pada saat auditor lain mengaudit bagian yang tidak
material dari laporan keuangan. Audit lain tersebut sangat dikenal atau diawasi secara
tekat oleh auditor utama atau auditor utama telah melakukan review yang mendalam atas
pekerjaan auditor lain tersebut. Namun, auditor lain itu tetap bertanggung jawab atas
laporan dan auditnya sendiri jika terjadi tuntutan hokum atau tidakan dari SEC.
2. Memberikan Referensi Dalam Laporan (Laporan dengan modifikasi kata-kata)
Jenis laporan ini disebut juga sebagai laporan atau pendapat bersama. Laporan bersama
yang wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang tepat untuk diterbitkan apabila
proporsi laporan keuangan yang di audit oleh auditor lain bersifat material terhadap
keseluruhan laporan.
3. Mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian
Pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak atau memberikan pendapat,
bergantung pada materialitas, diperlukan jika auditor utama ingin memikul tanggung
jawab apapun atas pekerjaan auditor lain. Auditor utama dapat juga memutuskan bahwa
diperlukan kualifikasi bagi keseluruhan laporan jika auditor lain memberikan pendapat
wajar dengan pengecualian atas sebagian laporan keuangan yang telah di auditnya.

PENYIMPANGAN DARI LAPORAN AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN

Dalam studi laporan audit yang menyimpang dari laporan wajar tanpa pengecualian, terdapat 3
topik yang berkaitan erat satu sama lain : kondisi yang memerlukan penyimpangan dari pendapat
wajar tanpa pengecualian, jenis pendapat selain wajar tanpa pengecualian, dan materialitas.

1. Ruang Lingkup Audit Dibatasi (Pembatasan Ruang Lingkup)

Ada dua penyebab utama pembatasan ruang lingkup audit : pembatasan oleh klien dan pembatasan
yang disebabkan oleh situasi yang berada di luar kendali klien atau auditor.

Suatu contoh pembatasan oleh klien adalah penolakan manajemen untuk mengizinkan auditor
mengonfirmasikan piutang yang material atau pemeriksaan fisik persediaan.

Suatu contoh pembatasan yang disebabkan oleh situasi yang berada di luar kendali adalah apabila
penugasan audit belum disepakati hingga setelah akhir periode keuangan klien.

2. Laporan Keuangan Disusun Tidak Sesuai Dengan Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Berlaku
Umum ( Penyimpangan GAAP)

Sebagai contoh, jika klien bersikeras menggunakan biaya pengganti (replacement cost) untuk aset
tetapnya atau menilai persediaannya pada harga jual ketimbang biaya historis sebagaimana
diharuskan oleh prinsip-prinsip akuntansi yang belaku umum, maka diperlukan penyimpangan dari
laporan wajar tanpa pengecualian.

3. Auditor Tidak Independen

5
Independensi umumnya ditentukan oleh peraturan 101 dari aturan Kode Prilaku Profesional.

Apabila salah satu dari ketiga kondisi itu memerlukan penyimpangan dari laporan wajar tanpa
pengecualian yang ada dan bernilai material, maka laporan selain laporan wajar tanpa pengecualian
harus diterbitkan. Tiga jenis utama laporan audit yang diterbitkan menurut ketiga kondisi tersebut
adalah pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion), pendapat tidak wajar (adverse
opinion), serta menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion).

a) Pendapat Wajar dengan Pengecualian (qualified opinion)

Laporan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) dapat diterbitkan akibat pembatasan
ruang lingkup audit atau kelalaian untuk mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan
pendapat wajar dengan pengecualian dapat diterbitkan hanya apabila auditor menyimpulkan bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar.

Laporan wajar dengan pengecualian dapat berbentuk kualifikasi atau pengecualian atas ruang lingkup
dan pendapat audit maupun pengecualian atas pendapat saja. Pengecualian ruang lingkup dan
pendapat audit dapat diterbitkan hanya apabila auditor tidak mampu mengumpulkan semua bukti
audit yang disyaratkan oleh standar auditing.

Apabila auditor menerbitkan pendapat wajar deengan pengecualian, ia harus menggunakan istilah
kecuali untuk (except for) dalam paragraf pendapat. Sebagai implikasinya, auditor merasa puas bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan dengan benar “kecuali untuk” aspek tertentu dari
laporan keuangan.

b) Pendapat Tidak Wajar (adverse opinion)

Pendapat tidak wajar (adverse opinion) digunakan hanya apabila auditor yakin bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji yang material atau menyesatkan sehingga tidak
menyajikan secara wajar posisis keuangan atau hasil operasi dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP).

Laporan pendapat tidak wajar hanya dapat diterbitkan apabila auditor memiliki pengetahuan, setelah
melakukan investigasi yang mendalam, bahwa tidak ada kesesuaian dnegan GAAP/PSAK. Hal ini jarang
terjadi sehingga pendapat tidak wajar jarang sekali diterbitkan.

c) Menolak Memberikan Pendapat (disclaimer of opinion)

Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion) diterbitkan apabila auditor tidak dapat
meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar.

Kebutuhan untuk menolak memberikan pendapat akan timbul apabila terdapat pembatasan ruang
lingkup audit atau terdapat hubungan yang tidak independen menurut Kode Perilaku Profesional
antara auditor dan kliennya.

6
Materialitas

Materialitas adalah pertimbangan penting dalam menetukan jenis laporan yang tepat
untuk diterbitkan dalam situasi tertentu. Contoh umumnya adalah membebankan segera
perlengkapan kantor, bukannya membukukan sebagian yang belum digunakan ke dalam persediaan
karena jumlahnya tidak signifikan.

Definisi umum dari materialitas yang diterapkan dalam bidang akuntansi dan selanjutnya berlaku
dalam pelaporan audit adalah sebagai berikut : suatu salah saji dalam laporan keuangan dapat
dianggap material jika pengetahuan akan salah saji akan mempengaruhi keputusan para pemakai
laporan tersebut.

Dalam penerapan definisi ini, ada tiga tingkat materialitas digunakan untuk menentukan jenis
pendapat yang akan diterbitkan, yaitu :

1. Jumlahnya tidak material, apabila ada salah saji dalam laporan keuangan tetapi cenderung tidak
mempengaruhi keputusan pemakai laporan, hal tersebut dianggap sebagai tidak material. Karena,
pendapat wajar tanpa pengecualian layak diterbitkan.

Contohnya, jika manajemen mencatat asuransi dibayar di muka sebagai aset pada tahun sebelumnya
dan memutuskan untuk membebankan dalam tahun berjalan guna mengurangi biaya pemeliharaan
catatan. Ini berarti manajemen gagal memathu GAAP/PSAK, tetapi jika jumlahnya sedikit, maka salah
saji tersebut tidak material dan laporan audit wajar tanpa pengecualian standar tetap untuk
diterbitkan.

2. Jumlahnya Material tetapi tidak memperburuk laporan keuangan secara keseluruhan tingkat,
materialitas yang kedua terjadi apabila salah sai dalam laporan keuangan akan mempengaruhi
keputusan para pemakai laporan itu, tetapi laporan keuangan secara keseluruhan tetap disaikan
secara wajar sehingga masih berguna.

Contohnya, pengetahuan akan salah saji yang besar dalam aset tetap mungkin mempengaruhi
keinginan pemakai untuk meminjam uang kepada perusahaan jika aset itu adalah jaminannya.

3. Jumlahnya sangat material atau begitu pervasif sehingga kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan diragukan, tingkat materialitas tertinggi terjadi apabila pemakai mungkin akan membuat
keputusan yang tidak benar jika mereka mengandalkan laporan keuangan secara menyeluruh.

Contohnya, jika persediaan merupakan saldo terbesar dalam laporan keuangan, maka salah saji yang
besar mungkin akan begitu material sehingga laporan auditor harus menunjukan bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan tidak dapat dipandang sebagai telah disaikan secara wajar.

Dalam konsepnya, pengaruh materialitas terhadap jenis pendapat yang diterbitkan bersifat langsung.
Dalam aplikasinya, memutuskan materialitas aktual merupakan petimbangan yang sulit dalam situasi
tertentu.

7
Tidak ada pedoman yang sederhana dan didefinisikan dengan jelas yang memungkinkan auditor
memutuskan kapan suatu hal dianggap tidak material, material, dan sangat material.

materialitas juga tergantung pada apakah situasinya melibatkan kegagalan untuk mengikuti GAAP atau
pembatasan ruang lingkup audit

keputusan materialitas kondisi pembatasan ruang lingkup audit, laporan audit dapat berupa pendapat
wajar tanpa pengecualian, ruang lingkup dan pendapat wajar dengan pengecualian, atau menolak
memberikan pendapat tergantung pada materialitas pembatasan ruang lingkup audit tsb.

Salah saji yang diakibatkan kegagalan mengikuti gaap dapat diketahui, sementara salah saji yang
diakibatkan pembatasan ruang lingkup audit biasanya harus diukur secara subjektif dalam pengertian
salah saji yang potensial atau yang mungkin.

Pembahasan tentang kondisi yang memerlukan penyimpangan

Ada 2 kategori utama pembatasan ruang lingkup audit: pembatasan yang disebabkan
klien dan disebabkan oleh kondisi yang berada diluar kendali klien ataupun auditor. Keduanya memiliki
pengaruh yang sama terhadap laporan auditor, tetapi interpretasi materialitasnya mungkin berbeda.
Bila ada pembatasan ruang lingkup audit, maka respons yang tepat adalah menerbitkan pendapat
wajar tanpa pengecualian, kualifikasi (pengecualian) ruang lingkup dan pendapat audit, atau menolak
memberikan pendapat tergantung materialitasnya.

Untuk pembatasan yang disebabkan klien, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa
manajemen berusaha mencegah ditemukannya informasi yang salah saji. Dalam kasus ini standar
auditing menyarankan menolak memberikan pendapat bila materialitasnya diragukan. Apabila
pembatasan ruang lingkup audit disebabkan kondisi yang diluar kendali klien, maka ruang lingkup dan
pendapat wajar dengan pengecualian mungkin akan diterbitkan.

2 jenis pembatasan yang terkadang diberlakukan oleh klien pada ruang lingkup auditor berkaitan
dengan observasi fisik persediaan serta konfirmasi atas piutang usaha, tetapi jenis pembatasan lainnya
juga dapat terjadi. Alasan bagi klien untuk memberlakukan pembatasan ruang lingkup audit dapat
berupa keinginan untuk menghemat fee audit dan, dalam kasus konfirmasi piutang usaha, untuk
mencegah kemungkinan terjadinya konflik antara klien dan pelanggan apabila jumlah yang
dikonfirmasi ternyata berbeda.

Laporan Peraturan 203 Menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan GAAP
dapat menjadi tugas yang sulit. Peraturan 203 dalam Kode Perilaku Profesional memperkenankan
penyimpangan dari prinsip-prinsip akuntansi vang berlaku umum apabila auditor yakin bahwa
ketaatan pada prinsip tersebut akan menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan, meskipun
situasi ini jarang terjadi.

jika auditor tidak dapat memenuhi persyaratan independensi yang dinyatakan dalam Kode Perilaku
Profesional, maka penolakan memberikan pendapat harus dilakukan walaupun semua prosedur audit
yang dianggap perlu dalam situasi tersebut telah dilaksanakan.

8
Tidak adanya independensi akan mengesampingkan semua pembatasan ruang lingkup audit lainnya.
Karena itu, tidak ada alasan lain untuk menolak memberikan Pendapat yang harus disinggung lagi.
Tidak boleh ada perkataan tentang pelaksanaan prosedur audit apa pun dalam laporan. Akibatnya,
laporan audit ini merupakan laporan audit satu paragraf.

Proses pengambilan keputusan auditor untuk laporan audit

Para auditor menggunakan suatu proses yang tersusun dengan baik dalam memutuskan laporan audit
yang tepat pada serangkaian situasi tertentu. Pertama auditor harus menilai apakah ada kondisi yang
memerlukan penyimpangan dari laporan wajar tanpa pengecualian standar. Jika ada kondisi tersebut,
auditor kemudian harus menilai materialitas kondisi tersebut dan menentukan jenis laporan audit yang
tepat.

Memutuskan Jenis Laporan Audit yang Tepat untuk Kondisi Tertentu Berdasarkan Tingkat
Materialitas setelah membuat dua keputusan pertama, maka mudah untuk memutuskan jenis
pendapat yang tepat dengan menggunakan alat bantu pembuat keputusan.

Menuliskan Laporan Audit Sebagian besar kantor akuntan publik memiliki template komputer yang
berisi kata-kata yang tepat untuk situasi yang berbeda guna membantu auditor menuliskan laporan
audit. Selain itu, satu atau lebih partner dalam sebagian besar kantor akuntan publik juga memiliki
keahlian khusus dalam menulis laporan audit.

auditor sering kali menghadapi situasi yang melibatkan lebih dari satu kondisi yang membutuhkan
penyimpangan dari laporan wajar tanpa pengecualian atau modifikasi dari laporan wajar tanpa
pengecualian standar. Dalam situasi ini. auditor harus memodifikasi pendapatnya pada setiap kondisi
tersebut kecuali ada satu kondisi yang dapat menetralisir pengaruh kondisi lainnya.

Akuntansi internasional dan standar auditing

Meningkatnya globalisasi pasar modal dunia dan semakin luasnya operasi bisnis di beberapa negara
telah menimbulkan kebutuhan untuk menetapkan satu set standar akuntansi yang akan digunakan di
seluruh dunia. IFRS semakin diterima di seluruh dunia sebagai dasar akuntansi yang digunakan untuk
menyusun laporan keuangan di negara lain.

Auditor dapat ditugaskan untuk membuat laporan tentang laporan keuangan yang disusun sesuai IFRS.
Ketika membuat ini, auditor mengacu pada standar tsb dan bukan prinsip umum yang berlaku di A.A.
sebagai berikut:

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan Carlos Incorporated pada tangsal 31
Desember 2013 dan 2012, serta hasil operasi, laba komprehensif, perubahan ekuitas, dan arus
kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan International Financial
Reporting Standards yang dikeluarkan oleh Internatio:al Accounting Standards Board.

Anda mungkin juga menyukai