Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Ketty Junisa Piandari Utami

NPM : C1C022119

KELAS : 4B

MATA KULIAH : Pengauditan 1

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr.Husaini, SE, M.Si., Ak., CA, CRP

 DEFINISI MATERIAL

Materialitas (materiality) adalah konsep yang merujuk pada signifikan suatu


transaksi, kesalahan, atau penyimpangan yang cukup besar hingga dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi para pengguna informasi keuangan. Materialitas digunakan oleh
auditor untuk menentukanbatas atas kesalahan yang masih dapat diterima dalam laporan
keuangan tanpa mempengaruhi keputusan pengguna informasi. Jadi, jika suatu item
dianggap material maka item tersebut harus dilaporkan dengan benar dalam laporan
keuangan. Jika tidak, bisa jadi akan mempengaruhi keputusan para pengguna informasi
tersebut. Konsep materialitas ini sangat subjektif dan bergantung pada pertimbangan
berbagai faktor, seperti ukuran dan sifat perusahaan lingkungan bisnis,dan persyaratan
hukum dan regulasi, saat menentukan apa yang dianggap material.

 RESUME TENTANG LAPORAN AUDITOR


Laporan merupakan hal yang sangat penting dalampenugasan audit dan assurance karena mengomunikasikantemuan-
temuan auditor.Para pemakai laporan keuanganmengandalkan laporan auditor untuk memberikankepastian atas laporan ke
uangan perusahaan.Laporan merupakan hal yang sangat penting dalampenugasan audit dan
assurance karena mengomunikasikantemuan-temuan auditor.
Para pemakai laporan keuanganmengandalkan laporan auditor untuk memberikankepastian atas laporan keuangan perusah
aan.

LAPORAN AUDIT STANDAR TANPA PENGECUALIAN UNTUK ENTITAS NONPUBLIK


Bagian dari Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian

1. Judul laporan. Standar auditing mensyaratkan bahwalaporan harus diberi judul yang mengandung kata independ
en.

2. Alamat laporan audit. Laporan ini umumnyaditujukan kepada perusahaan, para pemegang saham, atau dewan di
reksi perusahaan.

3. Paragraf pendahuluan. Paragraf pertama laporanmenunjukkan bahwa kantor akuntan publikbersangkutan telah
melaksanakan audit, yang membedakan laporan audit dari laporan kompilasiatau laporan review.

4. Tanggung jawab manajemen. Judul dan paragraf inimenyatakan bahwa laporan keuangan merupakantanggung j
awab manajemen. Tanggung jawab inimeliputi pemilihan prinsip-prinsip akuntansi yang tepat dan penyelenggaraan
pengendalian internal ataspelaporan keuangan yang mencukupi untuk penyajianlaporan keuangan yang bebas dari s
alah saji yang material akibat kecurangan atau kesalahan.

5. Tanggung jawab auditor. Bagian


pada tanggungjawab auditor berisi tiga paragraf. Paragraf pertamamenyatakan bahwa audit telah dilaksanakan sesu
aidengan standar auditing yang berlaku umum di A.S.

6. Paragraf pendapat. Paragraf terakhir dalam laporanaudit standar me- nyatakan kesimpulan auditor berdasarkan
hasil audit. Paragraf pendapatdinyatakan sebagai suatu pendapat saja bukansebagai pernyataan yang mutlak atau se
bagaijaminan.
7. Nama dan Alamat KAP.
Nama mengidentifikasikantor akuntan public (KAP) atau praktisi yang melaksanakan audit.

8. Tanggal laporan audit. Tanggal yang tepat untukdicantumkan pada laporan audit adalah ketika auditor menyeles
aikan prosedur audit di lokasi pemeriksaan.
Laporan audit standar tanpa pengecualian diterbitkan bilakondisi-kondisi berikut terpenuhi:

1. Semua laporan-neraca, laporan laba rugi, laporanperubahan ekuitas. pemegang saham, dan laporanarus kas-
sudah termasuk dalam laporan keuangan.

2. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan


auditor telah melaksanakan penugasan audit inidengan cara yang memungkinkannya untukmenyimpulkan bahwa a
udit telah dilaksanakan sesuaidengan standar auditing.

3. Laporan keuangan telah disajikan sesuai denganprinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum ataukerangka kerj
a akuntansi lainnya yang sesuai.
Hal itujuga berarti bahwa pengungkapan yang memadaitelah tercantum dalam catatan kaki dan bagian-
bagianlain dari laporan keuangan.

4. Tidak
terdapat situasi yang membuat auditor merasaperlu untuk menambahkan sebuah paragrafpenjelasan atau modifikasi
kata-kata dalam laporanaudit.

LAPORAN AUDIT STANDAR TANPA PENGECUALIAN DAN


LAPORAN TENTANG PENGENDALIAN INTERNAL ATAS
PELAPORAN KEUANGAN MENURUT STANDAR AUDITING PCAOB

Jika auditor
juga mengeluarkan laporan terpisah tentangpengendalian internal atas pelaporan keuangan, paragrafkeempat akan mengik
uti paragraf pendapat yang disebutlaporan audit tentang pengendalian internal.

• Paragraf pendahuluan, ruang lingkup,


dan pendapatmenguraikan ruang lingkup pekerjaan auditor sertapendapat tentang pengendalian internal ataspelapor
an keuangan, sementara paragraf pendahuluanmenyoroti tanggung jawab manajemen terhadap sertapenilaian terpis
ah tentang pengendalian internal ataspelaporan keuangan.

• Paragraf pendahuluan dan pendapat juga mengacupada kerangka kerja yang digunakan untukmengevaluasi penge
ndalian internal.

• Laporan itu menyertakan paragraf sesudah paragrafruang lingkup yang menetapkan pengendalianinternal atas pel
aporan keuangan.

• Laporan itu juga menyertakan paragraf tambahansebelum paragraf pendapat yang menyatakanketerbatasan yang
melekat dari pengendalian internal.

• Meskipun pendapat audit atas laporan keuanganmencakup banyak periode pelaporan, pendapatauditor tentang ef
ektivitas pengendalian internal adalah untuk akhir tahun fiskal terkini.

• Paragraf terakhir dari laporan itu menyertakan sebuahreferensi-silang ke laporan terpisah auditor tentanglaporan
keuangan.
LAPORAN AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN DENGAN PARAGRAF PENJELASAN ATAU
MODIFIKASI KAΤΑ-ΚΑΤΑ
Pada situasi tertentu, diterbitkanlaporan audit wajar tanpa pengecualian atas laporankeuangan, tetapi dengan kata-kata
yang berlainan darilaporan wajar standar tanpa pengecualian. Laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf pen
jelasan ataumodifikasi perkataan memenuhi kriteria audit
yang lengkap dengan hasil yang memuaskan dan laporankeuangan yang disajikan secara wajar, tetapi auditor merasa penti
ng atau wajib untuk memberikan informasitambahan.
Dalam laporan audit wajar denganpengecualian (qualified), tidak wajar (adverse), ataumenolak memberikan pendapat (dis
claimer), auditor tidakmelaksanakan audit
yang memuaskan, tidak yakin bahwalaporan keuangan disajikan secara wajar, atau tidakindependen.
Berikut ini adalah penyebab paling penting daripenambahan paragraf penjelasan atau modifikasi kata-kata
pada laporan wajar tanpa pengecualian standar baikmenurut standar auditing AICPA maupun PCAOB:
• Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP)
• Keraguan yang substansial mengenai going concern
• Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsipakuntansi yang dirumuskan
• Penekanan pada suatu hal atau masalah lain
• Laporan yang melibatkan auditor lain

PENYIMPANGAN DARI LAPORAN AUDIT WAJAR TANPA


PENGECUALIAN

Masing-masing kondisitersebut selanjutnya dibahas secara lebih mendalam dalambab ini.

1. Ruang Lingkup Audit Dibatasi (Pembatasan Ruang Lingkup) Apabila auditor tidak dapat mengumpulkanbukti a
udit
yang mencukupi untuk menyimpulkanapakah laporan keuangan telah disajikan sesuaidengan kerangka kerja pelapo
ran keuangan yang tepat, maka terjadi pembatasan ruang lingkup audit. Ada
dua penyebab utama pembatasan ruang lingkupaudit: pembatasan oleh klien dan pembatasan yang disebabkan oleh
situasi yang berada di luar kendaliklien atau auditor. Suatu contoh pembatasan oleh klien adalah penolakan manaje
men untukmengizinkan auditor mengonfirmasikan piutang yang
material atau pemeriksaan fisik persediaan. Suatucontoh pembatasan yang disebabkan oleh situasiyang berada di lu
ar kendali adalah apabila penugasanaudit belum disepakati hingga setelah akhir periodekeuangan klien.

2. Laporan Keuangan Disusun Tidak Sesuai DenganPrinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum
(Penyimpangan GAAP) Sebagai contoh, jika klienbersikeras menggunakan biaya pengganti(replacement
cost) untuk aset tetapnya atau menilaipersediaannya pada harga jual ketimbang biayahistoris sebagaimana diharuskan oleh
prinsip-prinsipakuntansi yang berlaku umum. maka diperlukanpenyimpangan dari laporan wajar tanpapengecualian. Apabi
la prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di A.S. atau International Financial Reporting Standards
(IFRS) diterapkan dalamkonteks ini, maka pertimbangan auditor atasmemadainya seluruh pengungkapan informatif, terma
suk catatan kaki, secara khusus sangat penting. Meskipun kebanyakan perusahaan A.S. menyusunlaporan keuangannya ses
uai dengan GAAP, beberapaentitas mungkin menggunakan kerangka kerjapelaporan keuangan lain, seperti IFRS

3. Auditor
Tidak Independen Independensi umumnyaditentukan oleh Peraturan 101 dari aturan Kode Perilaku Profesional.

Apabila salah satu dari ketiga kondisi itu memerlukanpenyimpangan dari laporan wajar tanpa pengecualianyang ada dan b
ernilai material, maka laporan selainlaporan wajar tanpa pengecualian harus diterbitkan. Tigajenis utama laporan audit
yang diterbitkan menurut ketigakondisi tersebut adalah pendapat wajar denganpengecualian (qualified
opinion), pendapat tidak wajaradverse opinion), serta menolak memberikan pendapat(disclaimer of opinion).

MATERIALITAS

Materialitas adalah pertimbangan penting dalammenentukan jenis laporan yang tepat untuk diterbitkandalam situasi tertent
u. Sebagai contoh, jika salah sajirelatif tidak material terhadap laporan keuangan suatuentitas selama periode berjalan, ma
ka tepat untukmenerbitkan pendapat wajar tanpa pengecualian. Contohumumnya adalah membebankan segera perlengkap
ankantor, bukannya membukukan sebagian yang belumdigunakan ke dalam persediaan karena jumlahnya tidaksignifikan.
Definisi umum dari materialitas yang diterapkan dalambidang akuntansi dan selanjutnya berlaku dalampelaporan audit ada
lah sebagai berikut:
Suatu salah saji dalam laporan keuangan dapat dianggapmaterial jika pengetahuan akan salah saji tersebut akanmempenga
ruhi keputusan para pemakai laporan tersebut.
Sifat Pos Keputusan seorang pemakai laporan mungkindipengaruhi juga oleh jenis salah saji. Berikut ini adalahhal-
hal yang dapat mempengaruhi keputusan para pemakai laporan,
dan demikian juga, pendapat auditor, dalam cara yang berbeda ketimbang pada kebanyakansalah saji.

1. Transaksi yang ilegal atau curang.


2. Suatu pos yang secara material dapat mempengaruhibeberapa periode di
masa depan, walaupun salah sajitersebut tidak material apabila hanya periode berjalanyang dipertimbangkan.
3. Suatu pos yang mempunyai pengaruh "psikis" (sebagai contoh, pos
yang mengubah kerugian yang kecil menjadi laba yang kecil, mempertahankan trenlaba yang meningkat, atau men
gusahakan labamelebihi harapan para analis).

4. Suatu pos mungkin penting dalam kaitannya dengankonsekuensi yang mungkin timbul dari kewajibankontraktu
al (sebagai contoh, pengaruh kegagalanmematuhi pembatasan utang dapat mengakibatkanpenarikan pinjaman yang
material).

PEMBAHASAN TENTANG KONDISI YANG MEMERLUKAN


PENYIMPANGAN

Ada dua kategori utama pembatasan ruang lingkup audit: pembatasan yang disebabkan
oleh klien dan yang disebabkan oleh kondisi kondisi yang berada di luar kendali klien
maupun auditor. Kedua jenis pembatasan ruang lingkup tersebut memiliki pengaruh yang
sama terhadap laporan auditor, tetapi interpretasi materialitasnya mungkin berbeda. Bila
ada pembatasan ruang lingkup audit, maka respons yang tepat adalah menerbitkan
pendapat wajar tanpa pengecualian, kualifikasi (pengecualian) ruang lingkup dan
pendapat audit, atau menolak memberikan pendapat, tergantung pada materialitasnya.

Apabila pembatasan ruang lingkup audit disebabkan oleh kondisi-kondisi yang berada di
luar kendali klien, maka ruang lingkup dan pendapat wajar dengan pengecualian mungkin
akan diterbitkan. Alasan bagi klien untuk memberlakukan pembatasan ruang lingkup
audit dapat berupa keinginan untuk menghemat fee audit dan, dalam kasus konfirmasi
piutang usaha, untuk mencegah kemungkinan terjadinya konflik antara klien dan
pelanggannya apabila jumlah yang dikonfirmasikan ternyata berbeda.

Pembatasan pada ruang lingkup pemeriksaan auditor memerlukan paragraf pengecualian


yang mendahului pendapat untuk menjelaskan pembatasannya.

Apabila jumlahnya sangat material sehingga yang harus diterbitkan adalah menolak
pemberikan pendapat bukannya pendapat wajar dengan pengecualian, paragraf pertama
(paragraf pendahuluan) dimodifikasi sedikit dengan kalimat "Kami telah ditugaskan
untuk mengaudit... Paragraf pertama dari tanggung jawab auditor dimodifikasi untuk
menunjukkan bahwa auditor tidak dapat memperoleh bukti yang cukup dan tepat demi
menyatakan pendapat audit.

Apabila klien gagal memasukkan informasi yang diperlukan untuk menyajikan secara
wajar laporan keuangan di dalam laporan tersebut atau dalam catatan kaki terkait, maka
merupakan tanggung jawab auditor untuk menyajikan informasi tersebut dalam laporan
audit dan menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar.

Laporan Peraturan 203 Menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai
dengan GAAP dapat menjadi tugas yang sulit. Peraturan 203 dalam Kode Perilaku
Profesional memperkenankan penyimpangan dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum apabila auditor yakin bahwa ketaatan pada prinsip tersebut akan menghasilkan
laporan keuangan yang menyesatkan, meskipun situasi ini jarang terjadi.

Jika auditor tidak dapat memenuhi persyaratan independensi yang dinyatakan dalam
Kode Perilaku Profesional, maka penolakan memberikan pendapat harus dilakukan
walaupun semua prosedur audit yang dianggap perlu dalam situasi tersebut telah
dilaksanakan.

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN AUDITOR UNTUK LAPORAN AUDIT

Para auditor menggunakan suatu proses yang tersusun dengan baik, . Pertama auditor
harus menilai apakah ada kondisi yang memerlukan penyimpangan dari laporan wajar
tanpa pengecualian standar. Jika ada kondisi tersebut, auditor kemudian harus menilai
materialitas kondisi tersebut dan menentukan jenis laporan audit yang tepat.

Para auditor mengidentifikasi kondisi kondisi tersebut ketika mereka melaksanakan audit
dan mencantumkan informasi tentang kondisi itu dalam file audit sebagai bahan diskusi
guna pelaporan audit.

Memutuskan Materialitas untuk Setiap Kondisi Apabila ada kondisi yang memerlukan
penyimpangan dari pendapat wajar tanpa pengecualian standar, auditor mengevaluasi
pengaruh potensialnya terhadap laporan keuangan.

Memutuskan Jenis Laporan Audit yang Tepat untuk Kondisi Tertentu


Berdasarkan Tingkat Materialitas Setelah membuat dua keputusan pertama. maka
mudah untuk memutuskan jenis pendapat yang tepat dengan menggunakan alat bantu
pembuat keputusan. Sebagai contoh, asumsikan auditor menyimpulkan bahwa ada
penyimpangan dari GAAP yang bersifat material, tetapi tidak sangat material.

Menuliskan Laporan Audit Sebagian besar kantor akuntan publik memiliki template
komputer yang berisi kata-kata yang tepat untuk situasi yang berbeda guna membantu
auditor menuliskan laporan audit.Para partner ini umumnya menulis atau mereview
seluruh laporan audit sebelum laporan laporan itu diterbitkan.

Situasi-situasi berikut merupakan contoh ketika diperlukan lebih dari satu modifikasi
dalam laporan :

 Auditor tidak independen serta mengetahui bahwa perusahaan tidak mengikuti


prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
 Tedapat pembatasan ruang lingkup audit dan ada keraguan yag substansial tentang
kemampuan perusahaan untuk terus bertahan (going concern)
 Terdapat keraguam yang substanial tentang kemampuan perusahaan untuk terus
bertaha (going concern), dan informasi mengenai penyebab ketidakpastian ini
tidak diungkapkan secara memadai pada catatan kaki
 Terdapat deviasi (penyimpangan) terhadap GAAP dalam penyusunan laporan
keuangan dan prinsip akutansi lainnya telah diterapkan atas dasar yang tidak
konsisten dengan tahun sebelumnya.

AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN STANDAR AUDITING

Auditor dapat ditugaskan untuk membuat laporan tentang laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan IFRS. Ketika membuat laporan tentang laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan IFRS, auditor mengacu pada standar tersebut dan bukan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum di A.S. sebagai berikut:
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi kenangan Carlos Incorporated pada tanggal
31 Desember 2013 dan 2012, serta hasil operasi, laba komprehensif, perubahan ekuitas,
dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan
International Financial Reporting Standards yang dikeluarkan oleh International
Accounting Standards Board.

International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) menerbitkan


International Standards on Auditing (ISA). Standar auditing di Amerika Serikat sekarang
memungkinkan auditor untuk melakukan audit atas laporan keuangan entitas A.S. sesuai
dengan standar auditing yang berlaku umum di Amerika Serikat dan juga ISA.

Anda mungkin juga menyukai